Anda di halaman 1dari 3

Tujuan :

1. Melakukan penetapan kadar parasetamol dari tablet parasetamol denganmetode analisis


HPLC

2. Melakukan validasi data dari metode analisis yang digunakan pada penetapan kadar

Prinsip :

Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya,


dalam terjadi pemisahan komponen-komponen cairan karena perbedaan kekuatan interaksi
antara solute-solute terhadap fase diam, sehingga interaksi yang kurang kuat antara solute
dengan fase diam akan keluar terlebih dahulu, dan sebaliknya. Setiap campuran yang keluar
akan terdeteksi dengan detector dan direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah
peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen
dalam campuran. (Gandjar & Rohman, 2007)

Daster hplc

Parasetamol (C8H9NO2) atau asetaminofen berupa serbuk hablur, putih,tidak berbau,


rasa sedikit pahit. Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidaklebih dari 101,0 %
C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Kelarutannya larutdalam air mendidih dan dalam
natrium hidroksida 1 N serta mudah larut dalametanol. BM parasetamol adalah 151,16.
Parasetamol memiliki khasiat sebagaianalgetikum dan antipiretikum (Depkes RI, 1995).

Gambar 1. Rumus Struktur Paracetamol

(Sumber : Moffat et al., 2005)

Paracetamol memiliki sifat fisika serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Paracetamol larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N; mudah larut dalam etanol.
Paracetamol memiliki jarak lebur antara 168° dan 172°, pH antara 3,8-6,1 (Depkes RI, 1995).

High performance liquid chromatography (HPLC) atau yang sering disebut


kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) adalah jenis kromatografi yang penggunaannya
paling luas. Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan dan pemurnian senyawa obat
serta untuk analisis kuantitatif senyawa obat dalam sediaan farmasetika. Disamping itu,
HPLC juga digunakan untuk identifikasikualitatif senyawa obat berdasarkan pada parameter
waktu retensi senyawa obatstandar serta senyawa obat dalam sampel (Gandjar dan Rohman,
2012).

Kegunaan HPLC antara lain:

- Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis

- Analisis ketidakmurnian (impurities)

- Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non volatile)

- Penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion

- Isolasi dan pemurnian senyawa

- Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama

- Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah yang sekelumit (traceelement), dalam jumlah


banyak, dan dalam skala proses industri. (Gandjar dan Rohman, 2007)

HPLC paling sering digunakan untuk : menetapkan kadar senyawa – senyawa tertentu
seperti asam – asam amino, asam – asam nukleat dan protein – protein dalam cairan
fisiologis; menentukan kadar senyawa – senyawa aktif obat, produk hasil samping proses
sintesis, atau prosduk-produk degradasi dalam sediaan farmasi; memonitor sampel – sampel
yang berasal dari lingkungan: memurnikan senyawa dalam suatu campuran memisahkan
polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran control kualitas
dan mengikuti jalannya reaksi sintetis. (Gandjar & Rohman, 2007)

Instrumen HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokoknya yaitu : (1)
wadah fase gerak, (2) system penghargaan fase gerak, alat untuk memasukan sampel (4)
kolom, (5) detector (6) wadah penampung buangan fase gerak, (7) tabung penghubung, dan
(8) suatu computer atau integrator atau perekam. (Gandjar & Rohman, 2007)

DAFUS NYA

Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan
Kromatografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, 551, 713. Jakarta.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Moffat, A.C., dkk. (2005). Clarke’s Analys Of Drug And Poisons. Thirth edition London :
Pharmaceutical press. Electronic version

Anda mungkin juga menyukai