1. PENDAHULUAN
Kerusakan bahan pangan telah dimulai sejak bahan pangan tersebut dipanen.
Penyebab utama kerusakan bahan pangan adalah (1) pertumbuhan
mikroorganisme;(2) Aktivitas Enzim dalam bahan pangan; (3) suhu ;(4) udara
khususnya pengawetan pangan pada dasarnya adalah tindakan untuk
memperkecil atau menghilangnya factor-factor perusak tersebut. Laju respirasi
yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek. Hal itu juga
merupakan petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya sebagai bahan
makanan.
Selain itu, suhu juga berperan dalam ketahanan umur simpan buah- buahan.
Pada suhu ruangan, biasanya mikroorganisme akan lebih cepat berkembang
sehingga buah-buahan menjadi cepat busuk. Sedangkan pada suhu yang lebih
rendah, metabolisme mikroorganisme akan melemah sehingga buah pun menjadi
lebih awet. Karena itu mutlak diperlukan suatu metode penyimpanan dan
pengemasan yang baik untuk memperpanjang rentang waktu proses kebusukan
buah tersebut agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Maka dari itu
untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan dilakukan penyimpanan
pangan.
Penyimpanan pangan adalah proses, cara atau kegiatan menyimpan pangan
baik di sarana produksi maupun distribusi. Penentuan pemilihan bahan makanan
segar, kering ataupun pangan olahan ditentukan oleh berbagai faktor yaitu tujuan
pemilihan, pengawetan dan mempertahankan mutu gizi, memudahkan penyiapan
dan pengolahan.
2. HASIL