Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“PERMASLAHAN KEMISKINAN DI DAERAH KABUPATEN


LOMBOK BARAT”

Dosen Pengampu : Baiq Salkiah S.Pd., M.Si

Disusun Oleh Kelompok :


Lita Purnawati
Lidya Rahmawati
Yesi Maharani
Muhammad Ali Usman Assakir
Muhammad Arditya
Ahmad Solohin
Lutfi Rizki
Aulia Ningsih
Nalayana
Haliza Rahmayanti
Ira Safitri
Silva Ulani
Muhammad Maulana Fikri

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur p a r a penulis panjatkan atas kehadiran Allah Swt. Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya para penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
sehingga bisa di presentasikan. Makalah yang berjudul “Permasalahan Kemiskinan Di Daerah
Kabupaten Lombok Barat” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dan
menyumbangkan ilmunya dalam penyusunan makalah ini. Semoga ilmu yang diberikan oleh
para penulis dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi ladang pahala bagi berbagai pihak.
Aamiin ya rabbal alaamin.

Mataram, Januari, 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Metode Penelitian ........................................................................................................................... 1
C. Prosedur Wawancara Dalam Penelitian ................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
E. Tujuan ................................................................................................................................................ 2
F. Manfaat .............................................................................................................................................. 3
BAB II ....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
A. Penjelasan PDRB dan IPM .......................................................................................................... 4
B. Penindaklanjutan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Untuk Meminimalisir
Indeks Kemiskinan ................................................................................................................................ 7
C. Hubungan Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Indeks Kemiskinan .............. 10
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
A.Kesimpulan ....................................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan permasalahan di Negara-negara Berkembang, dimana
kemiskinan dapat mẹnghambat pertumbuhan ekonomi negara. Kemiskinan adalah ketidak
mampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak. Di
Negara-negara bekembang, kemiskinan merupakan masalah serius yang akan di hadapi
pemerintah, Kemiskinan Relatif yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kebijakan
pembanguna yang dapat mengakibatkan ketimpangan pendapatan. Sehingga pemeritah
harus bekerja keras dalam menetapkan kebijakan yang sesuai dalam menangani kemiskinan.
Permasalahan ekonomi di negara berkembang menjadi isu penting yang harus diselsaikan.
(Lim o (Simanjuntak, 2012)
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki permasalahan
pembangunan ekonomi yaitu kemiskinan dimana pemerintah memiliki peran penting dalam
menentaskan kemiskinan di Indonesia, beralihnya era orde lama pada kepemimpinan
presiden suharto pada tahun 1998 ke era reformasi yang menuntut otonomi daerah yang
lebih besar, dengan adanya otonomi daerah dimana pemerintah pusat memberikan
wewenang kepada pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan sehingga dapat membatu
meringankan kerja pemerintah pusat dalam menangani masalah kemiskinan disetiap daerah
yang ada di Indonesia, kemiskinan di provinsi Nusa tenggara barat termasuk kedalam
provinsi yang tingkat kemiskinannya cukup tinggi di Indonesia.
Yang membuata peneliti ini menarik untuk diteliti adalah masih tingginya kemiskinan
dimana Provinsi nusa tenggara barat berada di peringkat 8 tingkat kemiskinan di Indonesia,
sesuai dengan yang telah dijelaskan latar belakang diatas untuk mengetahuin pengaruh
variabel produk domestic regional bruto indeks pembangunan manusia dan jumlah
penduduk terhadap kemiskinan. Diharapkan Pemrintah Kabupaten Lombok Barat, Provinsi
nusa tenggara barat dapat mengoptimalkan komponen komponen variabel diatas melalui
kemampuan yang dimiliki sehingga pelaksanaan desentralisasi menekan kemiskinan melalui
otonomi daerah dapat terlaksana dengan baik.
B. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan dua metode penelitian untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan kemiskinan yang ada di Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu;
1. Metode penelitian kuantitatif yang berdasarkan data indeks angka.

1
2. Metode penelitian kualitatif yang pengumpulan datanya dengan metode wawancara,
dokumentasi dan dengan analisis data taksonomi, yaitu metode observasi pada
beberapa sampel dan dokumentasi.
C. Prosedur Wawancara Dalam Penelitian
Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan metode wawancara
untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Berikut ini merupakan pedoman
wawancara yang disifatkan general karena adanya keterkaitan di antara variabel sehingga
beberapa indikator juga ditunjukan kepada responden atau informan yang berbeda.
Adapun beberapa pedoman pertanyaan dalam wawancara itu adalah sebagai berikut:

No Pertanyaan Wawancara Topik Pertanyaan Informan


1 Apakah itu PDRB di Indeks Kemiskinan Pegawai Kantor
Lombok barat? Dinas Pemerintah
Lombok Barat
2 Bagaimana penindak ============= =============
lanjuatannya?
3 Berapakah data kemiskinan ============= =============
secara dokumen?

D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disebutkan di atas para penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah yang menjadi topik pada makalah ini yaitu;
1. Apakah Produk Dometik Regional Bruto (PDRB), Indeks {daftar}
Pembangunan Manusia , dan jumlah penduduk berpengaruh parsial terhadap
kemiskinan di daerah Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB ?
2. Berapakah persen angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Barat?
3. Apakah penindaklanjutan dari pemerintah Lombok Barat untuk meminimalisir
angka kemiskinan?
4. Apa kaitan dari ilmu pendidikan kewarganegaraan dengan indeks kemiskinan?
E. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB, IPM, dan jumlah penduduk terhadap
kemiskinan secara parsial {secara keseluruhan atau umum}.
2. Untuk mengetahui Produk Dometik Regional Bruto (PDRB), Indeks

2
Pembangunan Manusia, dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap
kemiskinan di daerah Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB ?
3. Untuk mengetahui berapa persen angka kemiskinan di Kabupaten Lombok
Barat.
4. Untuk mengetahui penindaklanjutan dari pemerintah Lombok Barat untuk
meminimalisir angka kemiskinan.
5. Untuk mengetahui kaitan dari ilmu pendidikan kewarganegaraan dengan
indeks kemiskinan.
F. Manfaat
Dalam penulisan makalah ini para penulis memaparkan beberapa manfaatnya yaitu:
1. Bagi masyarakat, Menjadi informasi sehingga mampu menambah wawasan
masyarakat mengenai kemiskinan yang terjadi di Nusa Tenggara Barat
erlebih di Lombok Barat.
2. Bagi penulis selanjutnya, sebagai informasi yang berkaitan dengan
penelitian ini dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. Dan bagi
pemerintah daerah, sebagai pertimbangan dalam pengambil kebijakan untuk
mengontrol kemiskinan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjelasan PDRB dan IPM


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto
{keuntungan, pendapatan} seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah
domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode
tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non‐
residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan
produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga
konstan. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun
berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan
harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Mengapa
Tahun Dasar PDRB Perlu Diubah? Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang
terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian
nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas
antara China‐ASEAN (CAFTA perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional
dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu
diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi
pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari
tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi
rekomendasi Perserikatan Bangsa‐Bangsa (PBB yang tertuang dalam 8 System of
National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables
(SUT). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Barat 2015 3
Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten untuk menjaga konsistensi hasil
penghitungan.
Indek pembangunan manusia (IPM) adalah Indicator digunakan untuk melihat
keberhasilan pembangunan manusia.Indikator tersebut dapat berpengaruh pada
produktivitas kerja masyarakat, jika IPM rendah maka produktifitas kerja masyarakat juga
akan rendah. .Indek pembangunan manusia (IPM) adalah Indicator digunakan untuk melihat
keberhasilan pembangunan manusia.Indikator tersebut dapat berpengaruh pada
produktivitas kerja masyarakat, jika IPM rendah maka produktifitas kerja masyarakat juga
akan rendah.

4
a. Data PDBR, IPM, dan Indeks Kemiskinan Daerah Kabupaten Lombok Barat

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Kemiskinan di Indonesia
mencapai 9,41% dari jumlah penduduk per Maret 2019 atau mencapai25,14 juta jiwa, apabila
dibandingkan per Maret 2018 dimana berada di angka 9,82% atau 25,95 juta jiwa,
kemiskinan mengalami penurunan sebesar 41 baisis poin (BPS) atau 810 ribu jiwa.
Sedangkan Indonesia memiliki 34 Provinsi. Ada 10 provinsi dengan angka kemiskinan di
atas angka Nasional, sementara Provinsi Nusa Tenggara Barat persentasi kemiskinan di
angaka 14,56% berada di urutan ke 8 per maret 2019. Angka kemiskinan mengalami
penurunan dari tahun 2018 sebesar 14,63% BPS (2020). Ini merupakan hal yang baik karena
pada tahun 2018 Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami musibah gempa bumi.
Kemiskinan tahunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nasional mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 diatas. Penurunan
kemiskina tersebut mengindikasikan hal positif diaman kemiskinan mengalami penurunan
yang stabil dari waktu ke waktu. Menurut Mubyarto (2004) kemiskinan digambarkan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok atau kebutuhan hidup
minium yaitu sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Tingginya kemiskina
tahunan di Provinsi NTB disebabkan oleh jumlah penduduk dan kuwalitas sumber daya
manusia yang masih rendah, terbatasnya lapangan kerja, penguasaan keterampilan
dasar/pengatar kerja masih rendah, terbatasnya sarana dan prasarana ekonomi masyarakat,
mencermati hal tersebut pemerinta NTB harus bekerja keran agar dapat menekan angka
kemiskian yang masih tinggi tersebut
10000
0
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000 2015 2016 2017 2018 2019
Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa
Dompu Bima Sumbawa Barat Lombok
utaraKota Mataram Kota Bima
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), Data Diolah 2021
Gambar 1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahunan di
Provinsi Nusa tenggara barat (Milyar rupiah), 2015-2019
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nusa tenggara baratdan Nasional

5
relatif meningkat secara umum. Hal ini dapat dilihan dimana PDRB mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Menurut Kuncoro, menurunnya PDRB suatu daerah berdasarkan pada
kualitas dan pada konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat pendapatan penduduk sangat
terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan pokoknya ke barang
paling murah dengan jumlah barang yang berkurang. Masih kecilnya PDRB di NTB di
sebabkan masih rendanya daya konsumsi rumah tangga, rendahnya kuwalita konsumsi
rumah tangga di NTB juga disebabkan rendanya pendapatanrumah tangga.

90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019

Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa


Dompu Bima Sumbawa Barat Lombok utara
Kota Mataram Kota Bima Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), Data Diolah 2021

Gambar 1.3. Indeks Pembanguna Manusia (IPM) Tahunan di Provinsi Nusa


tenggara barat dan Nasional (Persen), 2015-2019
Indeks pembangunan manusia di daerah Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) dan Nasional relatip meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan tren
positip bagi IPM di Provinsi NTB dan Nasional. Menurut Todaro (2003) mengatakan bahwa
pembangunan manusia merupakan tujuan pembangunan itu sendiri. Yangmana pembangunan
manusia memainkan tujuan peranan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara
dalam menyerap teknolugi modern untuk membangun kapasitas agar tercipta pertumbuhan
serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam menekan kemiskinan. Dilihat dari
katagori IPM kabupaten/ kota di Provinsi NTB kebanyaka kabupaten yang masuk ke dalam
kategori 0.555–0.699 (sedang).
Jumlah penduduk tahunan di Daerah Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) mengalami kenaikan setiap tahunnya, jumlah penduduk yang

6
meningkat dapat mempengaruhi kemiskina . Menurut Nelson dan Leibstein (dikutip dari
Sadono Sukirno, 1983) terdapat pengaruh langsung antara pertambahan penduduk terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat. Nelson dan Leibstein menunjukan bahwa pertumbuhan
penduduk yang pesat di negara berkembang menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat
tidak mengalami perbaikan yang berarti dan dalam jangka panjang akan mengalami
penurunan kesejahteraan serta meningkatkan jumlah penduduk miskin.
B. Penindaklanjutan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Untuk Meminimalisir Indeks
Kemiskinan
Pemikiran mengenai kemiskinan berubah sejalan dengan berjalannya waktu, tetapi
pada dasarnya berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Britha
Mikelsen, 2003). Kemiskinan menunjukkan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan
karena dikehendaki oleh orang miskin tersebut, melainkan karena tidak bisa dihindari dengan
kekuatan yang dimilikinya (Soegijanto Soegijoko, 1997).

Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi
struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi
timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga
peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan
struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan
kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan kultural (budaya)
disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga menjebak seseorang
dalam kemiskinan. Penyebab timbulnya kemiskinan berasal dari dalam dan dari luar
penduduk miskin. Penyebab dari dalam diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia
dan sikap individu tersebut. Sedangkan penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya
alam, tatanan sosial dan kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan pembangunan,
kesempatan kerja yang terbatas dan persaingan yang menyebabkan terpinggirnya penduduk
miskin. Jenis kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan pola waktunya yaitu:

1. persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun yang
diantaranya merupakan daerah kritis sumber daya alam atau terisolasi;

2. cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara
keseluruhan.

3. seasonal poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti sering dijumpai kasus-kasus


nelayan dan petani tanaman pangan.

7
4. accidental poverty, yaitu kemiskinan karena bencana alam atau dampak dari suatu
kebijakan.

Kemiskinan juga dapat dibedakan melalui perbandingan dengan suatu ukuran tertentu
atau dengan anggota/kelompok masyarakat lainnya. Ukuran kemiskinan absolut dengan
menggunakan garis kemiskinan atau kondisi kondisi tertentu yang mencerminkan situasi
kemiskinan. Sedangkan ukuran kemiskinan relatif dengan membandingkan dengan jumlah
keseluruhan kelompok.

Penindaklanjutan yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir indeks


kemiskinant: dan Pemerintah resmi mengumumkan Bantuan Sosial (Bansos) yang akan
dicairkan mulai Januari 2023. Bahkan Pemerintah menyiapkan dana Rp470 triliun untuk
bantuan sosial pada 2023 mendatang. Setidaknya ada 5 bansos yang akan diberikan
pemerintah. Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam Outlook
Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (21/12/2022). Beberapa bansos yang telah disalurkan
pada 2022, akan tetap dilanjutkan sebagai program bansos di 2023 seperti Program Keluarga
Harapan (PKH) dan Bantuan Program Indonesia Pintar. Bantuan Sosial (Bansos) akan
kembali disalurkan mulai Januari 2023. Satu di antaranya adalah Program Keluarga Harapan
(PKH) dan empat Bansos lainnya.

Pemerintah menargetkan Bansos Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat


menengah ke bawah. Bantuan Sosial dalam rangka perlindungan sosial ini akan terus
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang memang layak untuk mendapatkan
bantuan tersebut.

Semetara untuk bansos berikut ini masih akan terus diberikan kepada para penerima
manfaat yang dinyatakan layak untuk mendapatkan bantuan sosial tersebut.Bagi masyarakat
yang memiliki NIK sudah padan di dukcapil dan namanya masih terdaftar di dalam Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), masih punya kesempatan untuk menerima manfaat
Bantuan Sosial di tahun 2023.

Berikut Lima Bantuan Sosial yang Positif Akan Kembali Dicairkan di Tahun 2023 :

1) Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)

8
Bantuan Keluarga Harapan (PKH), di mana bantuan PKH di tahun 2022 ini target
penerimanya sebanyak 10 juta keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia. Di tahun
2023 mendatang, kuota penerima manfaatnya masih sama yaitu 10 juta keluarga penerima
manfaat.

Namun, di penghujung tahun 2022 ini proses verifikasi kelayakan BNBA ini masih terus
dilakukan oleh pemerintah daerah. Oleh sebab itu, masih ada peluang bagi penerima bantuan
PKH yang tidak layak mendapatkan bantuan. Kemungkinan karena faktor meninggal, tidak
ditemukan, sudah termasuk orang yang kaya atau sejahtera ASN TNI ataupun Polri, pegawai
BUMN, BUMD, dan sebab lainnya. Hal tersebut bisa menjadi potensi tidak dinyatakan layak
mendapat bansos oleh pemerintah daerah, sehingga kuota 10 juta keluarga penerima manfaat
tersebut ada kekosongan.

Jadi, ada kemungkinan warga yang namanya terdaftar di dalam data DTKS
berpeluang mengisi kekosongan tersebut.

2) Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT)

Bantuan kedua yang positif akan dicairkan pada tahun 2023 mendatang adalah
Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) atau sembako. Di mana target penerimanya sejumlah
18,8 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dan nominal bantuannya sebesar Rp200.000
ribu. Namun, di tahun 2022 ini mekanisme penyalurannya bervariatif. Ada yang disalurkan
melalui PT. Pos Indonesia secara tunai dan ada yang melalui kartu KKS atau bank penyalur.
Pencairan melalui bank dalam bentuk saldo E-wallet dan para KPM wajib membelanjakan ke
agen ataupun ke warung. Untuk bantuan BPNT ini akan mulai dicairkan di awal tahun 2023
tepatnya di bulan Januari.

3) Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP)

Bantuan ketiga yang akan kembali dicairkan di tahun 2023 yaitu bantuan Program
Indonesia Pintar (PIP). Jadi untuk bantuan PIP sendiri alokasinya sebanyak 17,9 juta siswa
penerima mulai dari jenjang pendidikan SD sederajar hingga SMA sederajat. Di tahun 2022
ini proses penyalurannya di bagi menjadi tiga termin. Untuk termin yang terakhir ini, di
cairkan mulai dari bulan Oktober, November dan Desember. Untuk bantuan PIP untuk
pendidikan SD dan SMP menggunakan bank penyalur bank BRI. Kemudian untuk jenjang

9
SMA dan SMK menggunakan bank penyalur yaitu bank BNI. Besaran bantuannya untuk
jenjang SD sebesar Rp450.000. Untuk SMP sederajat sebesar Rp750.000, dan untuk jenjang
SMA dan SMK sederajat sebesar Rp1.000.000 juta rupiah.

4) Bantuan PIP Kementrian Agama

Bantuan PIP kementrian agama ini untuk sekolah yang dibawah naungan kementrian
agama seperti, MI, MTS, dan Madrasah Aliyah. Bantuan PIP untuk Kemenag ini dianggarkan
untuk tahun 2022 ini adalah sebesar dua juta siswa. Untuk besaran bantuannya masih sama.
Yaitu untuk jenjang pendidikan MI, yaitu Rp450.000, MTS Rp750.000 dan Madrasah Aliyah
sebesar satu juta rupiah.

5) Bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Bantuan yang masih tetap dicairkan di tahun 2023 yaitu bantuan Kartu Indonesia
Sehat atau PBI. Penerima Bantuan Iuran BPJS, kesehatan yang gratis dbayar iurannya oleh
pemerintah. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Untuk tahun 2022, kuota
bantuan BPI sebanyak 96,8 juta orang di seluruh Indonesia. Tentu bantuan KIS ini
manfaatnya sangat luar biasa karena apabila penerima ini sakit, yang mengharuskan operasi
apabila tanpa menggunakan KIS BPI ini biayanya sangat banyak. Jadi, operasi dari penerima
bantuan BPI ini akan ditanggung oleh pemerintah alias gratis.

C. Hubungan Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Indeks Kemiskinan


Kemiskinan memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ilmu Pendidikan
Kewarganegaraan , karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang melalui
penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan
pentingnya harkat dan martabat manusia.
Dengan pendidikan, kualitas sumber daya manusia dapat di tingkatkan, dan hanya
dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi orang dapat menjadi pekerja yang
berkualitas dan mendapatkan pekerjaan yang berkualitas. Karena jika masyarakat dapat
menggunakan ilmu yang didapat dari pendidikan untuk mengisi lowongan pekerjaan, ilmu
tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka memiliki ilmu yang bermanfaat
dan dapat mencari pekerjaan dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Kita bisa belajar dari berbagai sumber dan tempat karena di setiap tempat yang kita
kunjungi pasti terdapat pengalaman yang dapat diambil untuk dijadikan sebuah pembelajaran
pada masa yang akan datang. Pendidikan dapat diperoleh tidak hanya dari lembaga formal,

10
tetapi juga dari lembaga informal, di mana lembaga tersebut dapat membekali seseorang
dengan keterampilan yang dapat dikuasai. Jika kita sudah memiliki keterampilan yang bisa
kita kuasai, maka keterampilan ini pasti akan berguna di tempat kerja. Dengan menguasai
keterampilan yang sudah dikuasai, maka akan lebih mudah untuk mencari pekerjaan yang
sesuai dengan minat, bakat, dan keterampilan. Oleh karena itu, dapat mengurangi kemiskinan
di Indonesia.
Demikian lah beberapa hubungan antara Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan dengan
indeks kemiskinan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemikiran mengenai kemiskinan berubah sejalan dengan berjalannya waktu, tetapi
pada dasarnya berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Britha
Mikelsen, 2003). Kemiskinan menunjukkan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan
karena dikehendaki oleh orang miskin tersebut, melainkan karena tidak bisa dihindari
dengan kekuatan yang dimilikinya. Dan Kemiskinan juga merupakan permasalahan di
Negara-negara Berkembang, dimana kemiskinan dapat mẹnghambat pertumbuhan ekonomi
negara. Kemiskinan adalah ketidak mampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar
minimal untuk hidup layak. Di Negara-negara bekembang, kemiskinan merupakan masalah
serius yang akan di hadapi pemerintah, Kemiskinan Relatif yaitu kemiskinan yang
disebabkan oleh kebijakan pembanguna yang dapat mengakibatkan ketimpangan
pendapatan. Sehingga pemeritah harus bekerja keras dalam menetapkan kebijakan yang
sesuai dalam menangani kemiskinan. Permasalahan ekonomi di negara berkembang menjadi
isu penting yang harus diselsaikan.
Dengan demikian Pemerintah Daerah Lombok Barat menindak lanjuti masalah
kemiskinan ini dengan berbagai bantuan sosial yang disalurkan untuk meminimalisir indeks
kemiskinan yang ada di Daerah Kabupaten Lombok Barat baik dengan bantuan tunai atau
non tunai.
B. Saran
Para penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
bisa menjadikan makalah ini sebagai refrensi untuk penulisan makalah kedepannya. Penulis
berharap pada makalah-makalah selanjutnya, dapat menambahkan materi dan pembahasan
yang terdapat pada makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamid Da Voodi dan Heng Fu Zou, 1998. Fiscal Decentralization and Economic
Growth Journal of Urban Economic.

LPEM FE UI, 2001. Dampak Penerimaan Dana Perimbangan dari Bagi Hasil
Sumber Daya Alam dan Dana Alokasi Umum bagi perekonomian daerah.

Mahi, B Raksaka, 2005. Peran Pendapatan Asli Daerah di Era Otonomi Daerah. Jurnal
Ekonomi Vol. 6 No. 1 Juli 2005.

Riyanto dan Hermanto Siregar, 2005. Dampak Dana Perimbangan terhadap


perekonomian daerah dan pemerataan antar wilayah. Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol. I No. 1
Agustus 2005.
Pepusky, Thomas B, 2009. Decentralization and Economic Performance in
Indonesian. Working Paper.
Simanjuntak, R, 2008. Desentralisasi Fiskal dan Manajemen Makro Ekonomi serta
urgensi suatu Grand Design in Indonesia. Pidato pengukuhan Guru Besar tetap Fak. Ekonomi
Universitas Indonesia.
Swasono Fauziah, 2007. Fiscal Decentralization and Economic Growth: Evidence
from Indonesia. Penerbit: Economies and Finance Vol 5, 2007.

Waluyo, Joko, 2007. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi


dan ketimpangan pendapatan antar daerah di Indonesia. Wisma Makara-Kampus UI Depok.

13

Anda mungkin juga menyukai