Anda di halaman 1dari 39

MINI PROJECT INTERNSIP

PENGARUH PENYULUHAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DAN TABLET


TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA IBU
HAMIL DI PUSKESMAS GERUNGGANG

Disusun oleh :
dr. Devianda

Pembimbing:
dr. Fitriana

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
UPTD PUSKESMAS GERUNGGANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Mini Project :

“PENGARUH PENYULUHAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DAN TABLET


TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PADA IBU
HAMIL DI PUSKESMAS GERUNGGANG”

Pembimbing,
dr. Fitriana

Oleh:
dr. Devianda

Telah diterima dan disetujui sebagaisalah satu syarat dalam mengikuti program internsip
dokter Indonesia di UPTD Puskesmas GERUNGGANG Periode 28 November 2022 s.d.
27 Mei 2023.

Pangkalpinang, Februari 2023

dr. Fitriana

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul ” Pengaruh
Penyuluhan Anemia Pada Kehamilan dan Tablet Tambah Darah (TTD) di Puskesmas
GERUNGGANG”. Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
program internsip dokter Indonesia di UPTD Puskesmas GERUNGGANG Periode 28
november 2022 s.d 27 Mei 2023.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Fitriana selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan selama penulisan dan penyusunan laporan kasus ini, Ibu
Erna, S.KM selaku Kepala Puskesmas GERUNGGANG, bidan, perawat dan pegawai
Puskesmas GERUNGGANG, serta ibu hamil Puskesmas GERUNGGANG. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Pangkalpinang, Februari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................i


Halaman
Pengesahan ...........................................................................................................ii Kata
Pengantar ...................................................................................................................iii
Daftar
Isi .............................................................................................................................iv BAB
I Pendahuluan .............................................................................................................1 BAB
II Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 3
BAB III Metodologi Penelitian .........................................................................................
13 BAB IV Hasil Dan
Pembahasan ........................................................................................ 19 BAB V
Kesimpulan Dan Saran ......................................................................................... 23 Daftar
Pustaka ....................................................................................................................25
Lampiran ............................................................................................................................2
6

iv
iv
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Anemia dalam kehamilan menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat
terutama di negara berkembang. Selama kehamilan kebutuhan zat besi lebih banyak
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan unit fetoplasenta, untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah ibu, dan untuk mengkompensasi kehilangan zat besi saat melahirkan. 1
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anemia berdampak sekitar 1,5 miliar orang
di seluruh dunia, prevalensinya sangat tinggi di Afrika, Asia, India, Amerika Latin, Eropa
Timur, dan Cina.2 Prevalensi anemia pada kehamilan > 20% di lebih dari 80 % negara di
dunia sehingga bisa dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama.
Diperkirakan prevalensi global anemia pada kehamilan sekitar 41,8%. Di Indonesia
hampir separuh ibu hamil mengalami anemia atau kekurangan darah. Menurut Kemenkes
RI (2018), sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong tinggi yaitu 305 per 100.000
kelahiran pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2020). Terjadi penurunan angka kematian ibu
selama periode 2015-2019 dari 111,16 menjadi 76,9 per 100.000 kelahiran hidup. 3 Pada
tahun 2020 AKI di Bangka Belitung mengalami penurunan menjadi 99,96 dari 137,33
pada tahun 2019. AKI Kota Pangkal Pinang 141,24 lebih tinggi dari AKI Provinsi
Bangka Belitung di tahun 2020. Adapun penyebab kematian ibu di kota Pangkal Pinang
adalah perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan. 4
Program penanggulangan anemia yang dilakukan pemerintah secara nasional
pada ibu hamil dengan memberikan 90 Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil
selama periode kehamilannya. Cakupan ibu hamil mendapat 90 TTD di Provinsi Bangka
Belitung pada tahun 2019 sebesar 92,49 persen, menurun bila dibandingkan dengan
cakupan tahun 2018 yaitu 94,30 persen. Kota Pangkal Pinang persentase pemberian 90
TTD juga mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2019 sebesar 92,93 persen sementara
tahun 2018 sebesar 93,90.4
Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku Kesehatan adalah
dengan pengetahuan. Pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang anemia dan cara
mencegah anemia maka akan membentuk perilaku kesehatan yang baik sehingga
diharapakan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko terjadinya anemia kehamilan.

1
2

Perilaku kesehatan yang demikian dapat berpengaruh terhadap penurunan kejadian


anemia pada ibu hamil.
Berasarkan latar belakang di atas, maka tujuan secara umum penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh penyuluhan anemia pada ibu hamil terhadap tingkat pengetahuan
pada ibu hamil di Puskesmas GERUNGGANG.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penyuluhan anemia pada kehamilan terhadap tingkat
pengetahuan pada ibu hamil di Puskesmas GERUNGGANG

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas GERUNGGANG
tentang anemia dalam kehamilan dan pencegahannya.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil di Puskesmas GERUNGGANG
tentang anemia dalam kehamilan dan pencegahaanya.
3. Mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan anemia dalam kehamilan dan
pencegahannya di Puskesmas GERUNGGANG.

1.3 Manfaat
1. Untuk Responden
Meningkatkan wawasan ibu hamil terkait dengan penyakit anemia dalam
kehamilan dan pencegahannya.
2. Untuk Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi UKM Puskesmas tentang gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang anemia pada kehamilan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memperkaya ilmu dan memambah wawasan pembaca mengenai
gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan
2.1.1 Definisi Penyuluhan
Penyuluhan adalah salah satu upaya untuk terbentuknya perubahan perilaku di
masyarakat agar mereka lebih tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi
tercapainya perbaikan kualitas.
Penyuluhan kesehatan adalah salah satu pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan serta terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.5

2.1.2 Fungsi Penyuluhan


Penyuluhan kesehatan berdampak pada perilaku sebagai hasil jangka menengah
(intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Peningkatan indikator kesehatan
masyarakat sebagai keluaran (outcome) penyuluhan kesehatan akibat adanya perilaku
kesehatan.
Penyuluhan kesehatan lebih menekankan pada aspek kognitif (pengetahuan dan
permasalahan sasaran), upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat,
sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh
kesehatan sesuai dengan program yang telah direncanakan. 6

2.2 Anemia
2.2.1 Definisi Anemia
Anemia adalah keadaan di mana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau
konsentrasi hemoglobin (Hb), turun di bawah nilai batas yang ditetapkan, akibatnya
pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh berkurang. 7 Hemoglobin adalah komponen dalam
sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida,
menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Metabolisme tubuh terjadi karena
adanya suplai oksigen ke jaringan tubuh. Kekurangan oksigen dalam jaringan otak
menyebabkan gejala seperti kurangnya konsentrasi dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi. Anemia disebabkan oleh

3
4

banyak faktor, sehingga harus dicari penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan


sesuai dengan penyebabnya.

2.2.2 Anemia pada Kehamilan


Tiga kelompok dengan prevalensi anemia tertinggi yaitu anak usia <5 tahun
(47%), ibu hamil (42%), dan wanita usia subur (30%). Penyebab anemia paling banyak
adalah kekurangan zat besi.2 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan anemia
selama kehamilan sebagai keadaan dimana konsentrasi hemoglobin <11 g/dl. Anemia
pada kehamilan selanjutnya dikelompokan sebagai ringan/sedang (Hb 7-10,9 g/dl) dan
berat (Hb < 7 g/dl). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (1990) mendefinisikan
anemia sebagai hemoglobin <11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan <10,5 g/dl
pada trimester kedua. Hal ini bedasarkan pada kadar hemoglobin yang menurun selama
kehamilan, disproporsi ekspansi volume antara plasma dan eritrosit. Disproporsi
meningkat selama trimester kedua.8

2.2.3 Penyebab Anemia


Penyebab anemia seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan
protein. Secara langsung penyebab anemia karena produksi/kualitas sel darah merah yang
kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun. 9 Penyebab anemia :
1. Defisiensi zat besi
Asupan zat gizi ibu hamil rendah baik hewani dan nabati yang merupakan pangan
sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai
komponen dari sel darah merah.
2. Perdarahan
Perdarahan sering disebabkan trauma atau luka, menstruasi yang lama dan
berlebihan yang mengakibatkan kadar hemoglobin menurun.
3. Hemolitik
Penderita malaria kronis bisa terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan
zat besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa. Thalasemia, kelainan
darah karena genetik yang menyebabkan anemia karena sel darah merah cepat pecah.
5

Di Indonesia, anemia paling banyak terjadi karena kekurangan zat besi sebagai
akibat dari kurangnya asupan makanan sumber zat besi khususnya sumber pangan hewani
(besi heme). Sumber utama zat besi adalah pangan hewani (besi heme), seperti: hati,
daging (sapi dan kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan ikan. Zat besi dalam
sumber pangan hewani (besi heme) diserap tubuh antara 20-30%, lebih besar dari heme
dari pangan nabati.9

2.2.4 Faktor Risiko Anemia pada Kehamilan


Adapun faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil, yaitu :
1. Umur Ibu
Alat reproduksi wanita siap untuk hamil bergantung pada umur ibu, umur yang
terbaik pada usia 20-35 tahun. Umur ibu hamil lebih dari 35 tahun, fungsi fisiologis
organ tubuh sudah tidak optimal, karena sudah masuk masa awal degeneratif. Oleh
karenanya, hamil pada usia 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko yang dapat
menyebabkan anemia juga dapat berdampak pada keguguran (abortus), bayi lahir
dengan berat badan yang rendah (BBLR), dan persalinan yang tidak lancar
(komplikasi persalinan).10
2. Tingkat Pendidikan
Perubahan sikap dan perilaku, serta pemahaman seseorang bergantung pada
tingkat pendidikan. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penentu status gizi,
dan mortalitas ibu, bayi, dan anak.10
3. Frekuensi Hamil
Frekuensi kehamilan seseorang juga menjadi faktor risiko seseorang mengalami
anemia, semakin tinggi frekuensi kehamilan maka semakin banyak seorang ibu
mengalami kehilangan zat besi, sehingga perlu diperhatikan frekuensi kehamilan
serta jarak kehamilannya. Hal itu disebabkan cadangan besi akan berkurang selama
kehamilan.10
4. Kurang Energi Kronik
Kehamilan terdapat perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan volume
cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat gizi dalam
sirkulasi darah, yang sebabkan penurunan gizi mikro. Kekurangan energi kronik pada
ibu hamil dapat berdampak anemia ibu hamil, serta BBLR dan stunting pada bayi. 10
6

5. Jarak Kehamilan
Salah satu faktor risiko yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita
adalah jarak kehamilan pendek. Jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun. Hal itu
sangat penting untuk diperhatikan sehingga tubuh ibu siap untuk menerima janin
kembali. Jarak kehamilan yang kurang dari 24 bulan memungkinkan kondisi ibu
belum pulih, sehingga zat besi yang ada didalam tubuhnya terbagi untuk pemulihan
tubuh dan kebutuhan selama kehamilan berikutnya.10

2.2.5 Gejala Anemia


Gejala pada penderita anemia adalah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai),
disertai sakit kepala dan pusing, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat lelah
serta sulit konsentrasi. Gejala dan tanda klinis anemia defisiensi besi pada kehamilan
biasanya tidak spesifik, kecuali anemia berat. Seseorang penderita anemia bisa juga
anemia tapi tidak merasakan gejala apapun (asimptom). Pasien mungkin mengeluh pucat,
lemah, sakit kepala, palpitasi, pusing, dyspnoea dan iritabilitas. Anemia defisiensi besi
juga dapat mengganggu pengaturan suhu, sehingga menyebabkan wanita hamil merasa
lebih dingin dari biasanya.1

2.2.6 Dampak Anemia


Dampak anemia pada ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan : 2
1. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah), dan gangguan tumbuh kembang anak seperti stunting
dan gangguan neurokognitif.
2. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam keselamatan ibu
dan bayinya.
3. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut menderita
anemia pada bayi dan usia dini.
4. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal, bayi, dan ibu.
7

2.2.7 Diagnosis Anemia pada Kehamilan


Penegakan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis ditemukan keluhan,
seperti 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai), sering pusing, mata berkunang- kunang,
dan mual-muntah yang lebih hebat pada kehamilan. Pada pemeriksaan fisik bisa
ditemukan konjugtiva anemis. Namun, untuk menegakkan diagnosis yang terpenting
adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Temuan laboratorium klasik anemia
defisiensi besi meliputi penurunan kadar hemoglobin (Hb), konsentrasi besi serum,
saturasi transferin serum, dan kadar feritin serum, dan peningkatan kapasitas pengikatan
besi total. Konsentrasi feritin serum <30gr/dl bersama-sama dengan konsentrasi
Hb<11gr/dl selama trimester pertama dan ketiga, Hb<10,5gr/dl selama trimester kedua
dapat menegakkan diagnosis anemia saat hamil.2

2.2.8 Pencegahan Anemia


Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan dengan asupan zat
besi yang memadai ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin.
Pencegahan anemia melalui hal di bawah ini : 9
1. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan zat besi bisa melalui sumber pangan hewani
maupun nabati (besi non-heme), walaupun penyerapannya lebih rendah
dibanding dengan hewani. Contoh makanan yang kaya sumber zat besi dari
hewani, yaitu hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran
berwarna hijau tua dan kacang-kacangan. Vitamin C dapat meningkatkan
penyerapan zat besi. Contoh yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu.
Penghambat penyerapan zat besi, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan adalah proses menambahkan satu atau lebih zat gizi
kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan tersebut.
Penambahan zat gizi biasa dilakukan pada industri pangan. Orang dapat
mengetahui suatu zat pangan telah difortifikasi zat besi disarankan membaca
label kemasan. Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia antara lain tepung
terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa snack.
8

3. Suplementasi zat besi


Pemberian suplementasi zat besi ketika zat besi dari makanan tidak mencukupi
kebutuhan terhadap zat besi. Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama
jangka waktu tertentu dapat meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan
perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh.
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan wanita usia
subur merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi asupan
zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan
meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh.
Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan :
1. Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat mengikat
zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak dapat diserap.
2. Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat penyerapan zat besi.
Susu hewani umumnya mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi sehingga
dapat menurunkan penyerapan zat besi di mukosa usus.
3. Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga
penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin terhambat jika
menggunakan obat maag yang mengandung kalsium.
Konsumsi TTD kadang menimbulkan efek samping seperti, nyeri/perih di ulu
hati, mual dan muntah dan tinja berwarna hitam. Namun gejala tersebut tidak berbahaya.
Langkah untuk mengurangi gejala di atas adalah dengan meminum TTD setelah makan
(perut tidak kosong) atau malam sebelum tidur. Bagi remaja putri dan wanita usia subur
yang mempunyai gangguan lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter. 9

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil “tahu” seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya yang meliputi penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dipengaruhi
oleh penginderaan yang menghasilkan pengetahuan.6

2.3.2 Tingkat Pengetahuan


Dalam Notoatmodjo (2010) menurut Bloom (1987), terdapat enam tingkatan
pengetahuan, yaitu:
9

1. Tahu (Know)
Tahu adalah dapat mengingat kembali (recall) ingatan yang telah ada sebelumnya
yang didapat setelah mengamati sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari. Hal ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah kemampuan untuk dapat mendeskripsikan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Seseorang dikatakan sudah memahami bila dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, memberi alasan dan sebagainya tentang materi tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk mendayagunakan materi yang telah dipelajari
pada kondisi nyata.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan,
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang ada. Seseorang
dikatakan sudah dapat menganalisis apabila orang tersebut telah mampu
membedakan atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan)
mengenai pengetahuan atas objek tersebut.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah kemampuan seseorang untuk meringkas atau merangkaikan
secara logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimilikinya, atau
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau
memberikan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.6

2.3.3 Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :6
10

1. Cara tradisional atau non ilmiah


1) Trial and Error
Penggunaan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba kemungkinan yang lain
sampai berhasil.
2) Kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan bisa melalui pemimpin masyarakat baik formal maupun
informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan sebagainya.
3) Pengalaman pribadi
Pengalaman menjadi sumber pengetahuan. Kebenaran pengetahuan dapat
ditemukan dengan mengulang kembali pengetahuan yang pernah didapat
dalam memecahkan masalah di masa lalu.
4) Jalan pikiran
Penalaran yang digunakan manusia dalam memperoleh pengetahuan. Jalan
piker menjadi salah satu cara manusia menemukan kebenaran pengetahuan
dengan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-
pertanyaan.
2. Cara modern atau cara ilmiah
Cara modern memperoleh pengetahuan pada saat ini telah sistematis, logis, dan
ilmiah yang disebut metode ilmiah. Metode berfikir induktif adalah cara
memperoleh kesimpulan dengan mengadakan observasi langsung, membuat
catatan terhadap semua fakta dari objek yang diamati.

2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
sebagai berikut :6
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dan mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Bila tingkat pendidikan seseorang tinggi, semakin mudah orang tersebut
menerima informasi.
2. Informasi atau media massa
Informasi adalah salah satu cara untuk mengumpulkan, meyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi
11

dengan tujuan tertentu. Dengan memperoleh informasi baik dari pendidikan


formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan.
3. Pekerjaan
Pengalaman yang didapat saat bekerja dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan lebih
mudah di dapat bagi orang yang bekerja di sektor formal.
4. Sosial, budaya, dan ekonomi
Masyarakat dalam menerapkan kebiasaan dan tradisi dalam kehidupan sehari-
harinya tidak melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status
ekonomi juga menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
5. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar seseorang, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan turut andil mempengaruhi proses
masuknya pengetahuan.
6. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu cara untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh. Pengalaman yang
di dapat dari bekerja yang dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan
keterampilan profesional, serta mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja.
7. Usia
Usia berdampak pada daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Pada usia
madya, individu akan lebih aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta
lebih banyak mempersiapkan diri demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua.
12

2.3.5 Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan melalui wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang akan diukur dari responden atau subjek penelitian. Kedalaman
pengetahuan yang ingin diukur atau diketahui menyesuaikan dengan tingkatan
pengetahuan responden.6

2.4 Kerangka Konsep

Penyuluhan Anemia dalam Kehamilan dan


Tablet Tambah Darah di Kelas Ibu Hamil yang
diselenggarakan Puskesmas Air Itam

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Pendidikan


Anemia dalam Kehamilan dan Tablet Tambah Pekerjaan
Darah Pendapatan
Usia

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian


13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Kegiatan penyuluhan tentang anemia pada kehamilan dan tablet tambah darah, serta
pengambilan data primer dilakukan pada tanggal 15 September 2022. Penelitian
dilakukan di Puskesmas GERUNGGANG.

3.2 Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen, terdapat beberapa bentuk desain antara lain pre-
eksperimental design, true eksperimental design, factorial design, dan quasi
eksperimental design. Adapun desain yang dipilih adalah quasi eksperimental design atau
eksperimen kuasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data
primer, yakni data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu hasil pengisian
kuisioner pretest dan posttest mengenai pengetahuan Ibu Hamil terhadap anemia pada
kehamilan dan tablet tambah darah. Intervensi dilakukan dengan cara pemaparan materi,
diskusi secara langsung oleh penyaji materi (dokter internsip) dengan peserta (Ibu Hamil
di Puskesmas GERUNGGANG). Setelah diskusi tanya jawab, peserta mengerjakan
posttest untuk mengetahui apakah ada pengaruh intervensi pada subjek penelitian.
Berikut merupakan kuisioner pretest dan posttest mengenai anemia pada kehamilan dan
tablet tambah darah :

13
14

PRETES/POSTTEST MATERI ANEMIA


1. Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau
konsentrasi hemoglobin (Hb), turun didalam sirkulasi darah
a. Benar
b. Salah
2. Anemia pada kehamilan mayoritas adalah anemia karena kekurangan zat besi
a. Benar
b. Salah
3. Anemia pada tidak berpengaruh kepada kondisi ibu dan janin
a. Benar
b. Salah
4. Anemia dalam kehamilan adalah kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10,5 sampai
11 gr/dl
a. Benar
b. Salah
5. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan kekurangan asam folat
a. Benar
b. Salah
6. Meminum teh dapat mengahambat penyerapan zat besi kedalam tubuh
a. Benar
b. Salah
7. Pada masa kehamilan kebutuhan akan zat besi pada ibu meningkat
a. Benar
b. Salah
8. Gejala anemia di tandai dengan 5L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai)
a. Benar
b. Salah
9. Bagian kelopak mata, bibir dan jari tampak pucat merupakan tanda gejala anemia
a. Benar
b. Salah
10. Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah bukan tanda gejala anemia atau
kurang darah
a. Benar
b. Salah
11. Hb 9,5 gr/dl merupakan anemia ringan
a. Benar
b. Salah
12. Hb 6 gr/dl merupakan anemia berat
a. Benar
b. Salah
13. Tablet tambah darah dianjurkan diminum 1 kali sehari
a. Benar
b. Salah
15

14. Anemia defisiensi besi dapat terjadi karena kurangnya asupan zat besi dalam
makanan yang kita makan
a. Benar
b. Salah
15. Kadar zat besi yang diperlukan pada ibu hamil adalah 60 mg setiap harinya
a. Benar
b. Salah
16. Tablet tambah darah boleh di minum dengan teh karena tidak mengurangi
penyerapan zat besi
a. Benar
b. Salah
17. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran
a. Benar
b. Salah
18. Anemia tidak bisa menyebabkan perdarahan saat persalinan
a. Benar
b. Salah
19. Anemia menyebabkan kematian pada janin
a. Benar
b. Salah
20. Anemia tidak bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin
a. Benar
b. Salah

Jumlah keseluruhan skor pada jawaban tersebut selanjutnya diketegorikan menjadi 3,


yaitu

1. Baik : 85-100
2. Cukup : 65-80
3. Kurang : 0-60
16

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I sampai III.
Sedangkan populasi terjangkaunya adalah ibu hamil trimester I sampai trimester III yang
mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas GERUNGGANG. Sampel penelitian pada
kegiatan mini project ini adalah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas
GERUNGGANG yang bersedia mengikuti rangkaian kegiatan penyuluhan. Pemilihan
subjek penelitian dengan metode purpose sampling. Jumlah subjek penelitian dengan
metode eksperimen sederhana dapat berjumlah 10-20 orang.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eklusi


1. Kriteria Inklusi
1) Ibu Hamil trimester I-III
2) Bersedia menjadi sampel penelitian
3) Tidak tuna rungu
4) Tidak tuna netra
5) Bersedia mengikuti kegiatan penyuluhan
2. Kriteria Eksklusi
1) Tidak bersedia menjadi sampel penelitian
2) Sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang anemia pada kehamilan
17

3.5 Alur Penelitian

Peserta Kelas Ibu Hamil


Puskesmas Air Itam

Informed Consent

Bersedia Tidak Bersedia

Kriteria Inklusi dan Eklusi

Pretest

Pemaparan Materi

Postest

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 2. Diagram Alur Pelaksanaan Kegiatan


18

3.6 Analasis Data


Analisis data dilakukan dengan program SPSS for Windows versi 29 setelah semua
data terkumpul dan diolah melalui tahap coding, entry, cleaning, dan editing. Terdapat
dua tahap analisis data yaitu uji normalitas dan uji perbedaan. Pada tahap pertama,
dilakukan uji normalitas data, yaitu dengan uji Saphiro Wilk karena jumlah sampel <50.
Setelah dilakukan uji normalitas data, dilakukan uji untuk mengetahui perbedaan antara
nilai peserta sebelum dan sesudah penyuluhan. Jika uji normalitas data menunjukkan
distribusi data normal, maka dilakukan uji beda paired t test karena hipotesis adalah
komparatif 2 kelompok berpasangan (pretest dan posttest). Jika distribusi data tidak
normal maka dilakukan uji Wilcoxon sebagai penggantinya. Hasil uji paired t test atau
Wilcoxon dianggap signifikan jika p < 0.05
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 September 2022 di Puskesmas


GERUNGGANG dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 20 orang yaitu peserta kelas
ibu hamil yang bersedia pengikuti penyuluhan. Kemudian dilakukan pembagian kuisioner
pretest untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil mengenai anemia pada kehamilan dan
tablet tambah darah sebelum diberikan materi. Selanjutnya dilanjutkan presentasi oleh
fasilitator didepan seluruh peserta dan terakhir dilakukan pengisian kuisioner kembali
posttest setelah dilakukan penyuluhan untuk mengetahui tingkat pengetahuan para
peserta.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik Jumlah (Presentase) Total (Presentase)
Usia
- ≤20tahun 2 (10%)
- 21- 25 tahun 9 (45%)
20 (100%)
- 26 - 30 tahun 6 (30%)
- 31 – 35 tahun 2 (10%)
- ≥35 tahun 1 (5%)
Pendidikan
- Tamat SD 1 (5%)
- Tamat SMP 5 (25%) 20 (100%)
- Tamat SMA 9 (45%)
- Tamat S1 5 (25%)
Pekerjaan
- Ibu Rumah Tangga 16 (80%)
- Karyawati 2 (10%) 20 (100%)
- Pedagang 1 (5%)
- Honorer 1 (5%)

19
20

Pendapatan
- <1.500.000 4 (20%)
- 1.500.000 – 2.500.000 7 (35%) 20 (100%)
- 2.500.000 – 3.500.000 6 (30%)
- >3.500.000 3 (15%)
Subjek penelitian pada kegiatan ini adalah peserta kelas ibu hamil Puskesmas
GERUNGGANG yang bersedia mengikuti rangkaian kegiatan penelitian yang berjumlah
20 orang, didapatkan gambaran karakteristik responden yang meliputi usia, pekerjaan,
pendidikan terakhir dan pendapatan rata-rata keluarga responden.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan bahwa rata-rata usia responden
adalah usia 27 tahun. Usia responden yang termuda adalah 17 tahun, sedangkan usia
responden yang tertua adalah 39 tahun. Kebanyakan responden 9 (45%) responden
merupakan ibu hamil yang termasuk dalam kelompok usia 21-25 tahun.
Pendidikan terakhir responden terbanyak adalah tamat SMA (45%), sementara
untuk tamat SD (5%), tamat SMP (25%), tamat S1 (25%). Responden banyak yang tidak
berkerja hanya sebagai ibu rumah tangga (80%). Ada 4 responden yang masih aktif
bekerja 2 (10%) sebagai karyawati, 1 (5%) sebagai pedagang, dan 1 (5%) sebagai
honorer.
Terdapat 20% responden yang pendapatan rata-rata keluarga per bulannya adalah
kurang dari Rp. 1.500.000, 35% responden pendapatan rata-rata keluarga per bulannya
adalah antara Rp. 1.500.000 sampai dengan Rp. 2.500.000 per bulan, 30% responden
yang per bulannya memiliki pendapatan rata-rata Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.000 dan 15%
responden dengan pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000.

4.1.2 Gambaran Variabel Penelitian


Kurang Cukup Baik Total
Pengetahuan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Ibu Hamil
(Presentase) (Presentase) (Presentase) (Presentase)
Pretest 2 (10%) 15 (75%) 3 (15%) 20 (100%)
Postest 1 (5%) 2 (10%) 17 (85%) 20 (100%)
21

Pengetahuan Ibu Hamil


18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Pretest Postest

Kurang Cukup Baik

Gambar 3. Grafik Pengetahuan Ibu Hamil Pretest dan Postest

Parameter keberhasilan dari penyuluhan ini akan dilihat dari signifikansi


perubahan tingkat pengetahuan hasil pretest dan posttest. Pretest dilakukan sebelum
pemberian penyuluhan dan posttest dilakukan setelah pemberian penyuluhan.
Bedasarkan grafik di atas (gambar 3) tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
anemia dalam kehamilan dan tablet tambah darah sebelum penyuluhan (pretest) 2 ibu
hamil kurang, 15 ibu hamil cukup, dan 3 ibu hamil baik. Setelah diberikan penyuluhan
(postest) tingkat pengetahuan ibu hamil, 1 ibu hamil kurang, 2 ibu hamil cukup, dan ada
17 ibu hamil baik.
Data tingkat pengetahuan di analisis uji perbedaan hasil pretest dan posttest.
Seluruh data sampel dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilk karena jumlah data
kurang dari sama dengan 50 sampel, dari hasil uji normalitas data didapatkan p <0,05,
sehingga distribusi data tidak normal. Selanjutnya analisis data dengan menggunakan uji
Wilcoxon, didapatkan hasil p<0,001. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna
tingkat pengetahuan subjek penelitian sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang
anemia dalam kehamilan dan tablet tambah darah (p<0,05).

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebelum penyuluhan, ada 2
peserta memiliki pengetahuan kurang, 15 peserta memiliki pengetahuan cukup dan 3
peserta berpengetahuan baik. Hal ini dapat disebabkan karena minimnya sosialisasi atau
22

pemaparan materi mengenai anemia dalam kehamilan dan Tablet Tambah Darah. Setelah
dilakukan penyuluhan, didapatkan hasil peningkatan pengetahuan yang signifikan, yaitu
17 peserta memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sementara 2 peserta tingkat
pengetahuan cukup, dan 1 peserta yang tingkat pengetahuannya masih kurang.
Peningkatan pengetahuan ini, karena adanya suatu informasi baru yang disampaikan
kepada peserta melalui penyuluhan, yang selanjutnya informasi ini merupakan pengganti
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau penyempurnaan dari pengetahuan
yang dimiliki peserta. Dari hasil penyuluhan ini, peserta memiliki beberapa hal berkaitan
dengan pengetahuan diantaranya yaitu tahu (know) yang artinya mengingat suatu materi
atau ilmu yang berkaitan dengan anemia pada remaja dan pencegahannya. Dalam hal ini
peserta mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Selanjutnya memahami (comprehension) merupakan
kemampuan peserta menjelaskan secara benar tentang bagaimana cara mencegah anemia
yaitu dengan mempraktikkan cara konsumsi tablet besi yang baik dan benar. Peningkatan
pengetahuan dapat terjadi apabila materi yang disampaikan mudah dimengerti oleh
peserta. Dalam penyuluhan ini metode yang digunakan adalah metode seminar oleh
narasumber, yang kemudian dilanjutkan tanya jawab dan diskusi dengan peserta.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pretest peserta penyuluhan anemia dalam kehamilan dan Tablet
Tambah Darah didapatkan 10% peserta memiliki pengetahuan kurang, 75%
peserta berpengetahuan cukup dan 15% peserta memiliki pengetahuan yang baik.
2. Hasil posttest penyuluhan anemia dalam kehamilan dan Tablet Tambah Darah
ada 5% peserta memiliki pengetahuan kurang, 10% peserta berpengetahuan
cukup dan 85% peserta memiliki pengetahuan yang baik.
3. Dilakukan analisis data dengan SPSS, hasil uji perbedaan nilai pretes dan postes
dengan uji Wilcoxon, karena data tidak terdistribusi normal (p<0,05),
menunjukkan p<0,05. Hal ini menunjukkan adanya signifikansi peningkatan
pengetahuan peserta setelah dilakukan penyuluhan mengenai anemia dalam
kehamilan dan Tablet Tambah Darah.
4. Adanya penyuluhan mengenai anemia dalam kehamilan dan Tablet Tambah
Darah diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta kesadaran
diri pada ibu hamil untuk senantiasa menjaga pola makan guna memenuhi gizi
seimbang selama masa kehamilan dan rajin mengkonsumsi tablet Fe untuk
mencegah terjadinya anemia pada kehamilan, serta memberikan dampak positif
yang lebih yaitu dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil di Puskesmas
GERUNGGANG.

5.2 Saran
1. Untuk Puskesmas
Dapat dilakukan penyuluhan secara berkala agar pengetahuan ibu hamil
mengenai anemia dalam kehamilan lebih tersebar di antara masyarakat, sehingga
kedepannya bisa menurunkan angka prevalensi anemia dalam kehamilan .
Penyuluhan ini dapat dilakukan secara rutin di puskesmas, dapat pula disertakan
dalam program rutin seperti kelas ibu hamil.
2. Untuk Masyarakat
Diharapkan ibu hamil dapat aktif mengikuti penyuluhan anemia dalam
kehamilan, mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet saat kehamilan,
dan menghindari konsumsi teh dan kopi saat makan yang dapat menghambat

23
24

penyerapan zat besi, sehingga bisa terhindar dari anemia saat hamil, dan bahaya
kehamilan serta persalinan dapat dihindari.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya, khusunsya tentang kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Garzon, S. et al. Iron deficiency anemia in pregnancy: Novel approaches for an


old problem. Oman Med. J. 35, 1–9 (2020).
2. Api, O., Breyman, C., Çetiner, M., Demir, C. & Ecder, T. Diagnosis and
treatment of iron deficiency anemia during pregnancy and the postpartum period:
Iron deficiency anemia working group consensus report. Turk Jinekoloji ve
Obstet. Dern. Derg. 12, 173–181 (2015).
3. Prabowo, Y. Buku Saku Kesehatan Tahun 2020. (2021).
4. Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung. Profil Kesehatan Provinsi Bangka
Belitung 2020. Pangkal Pinang : Dinkes Provinsi Bangka Belitung. (2020).
5. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. (2014)
6. Notoatmojo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. (Rineka Cipta, 2010).
7. Osman, M. O. et al. Risk factors for anemia among pregnant women attending
the antenatal care unit in selected jigjiga public health facilities, somali region,
east ethiopia 2019: Unmatched case–control study. J. Multidiscip. Healthc. 13,
769–777 (2020).
8. Huch, R. Anaemia during pregnancy. Med. Hyg. (Geneve). 57, 1502–1505
(1999).
9. Achadi, Endang., et al. Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah
Darah. 46 (2015).
10. Tanziha, I., Utama, L. J. & Rosmiati, R. Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil Di
Indonesia. J. Gizi dan Pangan 11, 143–152 (2016).
11. Pavord, S. et al. UK guidelines on the management of iron deficiency in
pregnancy British Committee for Standards in Haematology. Writing group.
(2011).

25
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN “PENGARUH PENYULUHAN ANEMIA PADA
KEHAMILAN DAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN PADA IBU HAMIL DI PKM GERUNGGANG”
Petunjuk Umum Pengisian
1. Isilah identitas Anda secara lengkap pada tempat yang sudah disediakan.
2. Baca setiap peranyaan dengan seksama
3. Pilih salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat
4. Demi kelancaran penelitian ini, dimohon untukmenjawab semua pertanyaan yang
tersedia dan jangan sampai ada yang terlewatkan.

5. Terima kasih atas kedesiaan Anda untuk mengisi kuesioner ini.


Identitas Responden
1. Nama : ......................................................................
2. Tempat dan tanggal lahir : .....................................................
3. Usia : ......................................................................
4. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak sekolah e. Tamat SMA
b. Tidak tamat SD f. Tamat S1
c. Tamat SD g. Tamat S2
d. Tamat SMP
5. Pekerjaan
a. Ibu rumah tangga e. Petani
b. Karyawati f. PNS
c. Pedagang g. Lain-lain................................
d. Buruh
6. Pendapatan rata-rata keluarga (suami & Ibu) per bulan:
a. < Rp. 1.500.000
b. Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000
c. Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.000

26
d. > Rp. 3.500.000
PRETES/POSTTEST MATERI ANEMIA
1. Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau
konsentrasi hemoglobin (Hb), turun didalam sirkulasi darah
c. Benar
d. Salah
2. Anemia pada kehamilan mayoritas adalah anemia karena kekurangan zat besi
a. Benar
b. Salah
3. Anemia pada tidak berpengaruh kepada kondisi ibu dan janin
a. Benar
b. Salah
4. Anemia dalam kehamilan adalah kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10,5 sampai
11 gr/dl
a. Benar
b. Salah
5. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan kekurangan asam folat
a. Benar
b. Salah
6. Meminum teh dapat mengahambat penyerapan zat besi kedalam tubuh
a. Benar
b. Salah
7. Pada masa kehamilan kebutuhan akan zat besi pada ibu meningkat
a. Benar
b. Salah
8. Gejala anemia di tandai dengan 5L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai)
a. Benar
b. Salah
9. Bagian kelopak mata, bibir dan jari tampak pucat merupakan tanda gejala anemia
a. Benar
b. Salah
10. Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah bukan tanda gejala anemia atau
kurang darah
a. Benar
b. Salah
11. Hb 9,5 gr/dl merupakan anemia ringan
a. Benar
b. Salah
12. Hb 6 gr/dl merupakan anemia berat
a. Benar
b. Salah
13. Tablet tambah darah dianjurkan diminum 1 kali sehari
a. Benar
b. Salah
14. Anemia defisiensi besi dapat terjadi karena kurangnya asupan zat besi dalam
makanan yang kita makan

27
a. Benar
b. Salah
15. Kadar zat besi yang diperlukan pada ibu hamil adalah 60 mg setiap harinya
a. Benar
b. Salah
16. Tablet tambah darah boleh di minum dengan teh karena tidak mengurangi
penyerapan zat besi
a. Benar
b. Salah
17. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran
a. Benar
b. Salah
18. Anemia tidak bisa menyebabkan perdarahan saat persalinan
a. Benar
b. Salah
19. Anemia menyebabkan kematian pada janin
a. Benar
b. Salah
20. Anemia tidak bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin
a. Benar
b. Salah

28
Lampiran 2. Materi Penyuluhan

29
30
31
Lampiran 3. Dokumentasi Pelaskanaan

32
Lampiran 4. Hasil Analisis Program Statistik

1. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximu Mean Std. Deviation
m
Pretest 20 20 95 71.25 18.770
Postest 20 35 100 84.75 12.924
Valid N 20

2. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig
Pretest .389 20 <0.001 .688 20 <0.001
Postest .499 20 <0.001 .447 20 <.0001
a. Lilliefors Significance Correction

3. Uji Wilcoxon
Tingkat Pengetahuan
Negative Ranks Positive Ranks Tie P
Variabel s
N Mean Sum N Mean Sum N
Rank of Rank of
Ranks Ranks
Pretest-Posttest 0a 0.00 0.00 15b 8.00 120.00 5c <0.001

a. Pretest < posttest


b. Pretest > posttest
c. Pretest = posttest

33

Anda mungkin juga menyukai