Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zulpakar Surya ZA

NIM : 200303094
Mata Kuliah : Metode Tarjamah Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Muhajirul Fadhli, Lc., MA
Tugas : Analisis Terjemahan Q.S. Al-Ma’arij ayat 11 s.d. 20

Judul : Terjemahan Al-Qur’anulkarim Mushaf At-Taqwa


Penerbit : Al-Qur’an Al-Qosbah
Cetakan : Februari 2021
DESKRIPTIF ANALISIS
Tulisan ini ingin mengkaji bagaimana konteks penerjemahan Al -Quran yang
diterjemahkan oleh Kemenag, Mushaf At-Taqwa, Bandung dan juga penerjemahan yang ada
dalam kitab Tafsir Jalalain. Disamping itu, tulian ini juga ingin melihat metode apa yang
dipakai oleh masing-masing penerjemah dalam menerjemahkan Al-Qur‟an serta terjemahan
tersebut adalah terjemahan harfiah ataukah tafsiriah.

STRATEGI PENERJEMAHAN
Strategi penerjemahan adalah metode yang dipakai dalam menerjemahkan Al-Qur‟an.
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh seorang penerjemah dalam
menerjemahkannya. Adapun tahapan itu ialah,
1. Mengedepankan dan mengakhirkan, maksud dari strategi ini adalah seorang
penerjemah diharuskan untuk mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam
Bsa dan mengakhirkan kata Bsu yang dikedepankan dalam Bsa.
2. Membuang, maksud dari strategi ini adalah seorang penerjemah harus membuang kata
dalam Bsa yang disebut dalam Bsu.
3. Menambahkan, maksud dari strategi ini adalah seorang penerjemah diharuskan
menambah kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa.
4. Mengganti, maksud dari strategi ini adalah seorang penerjemah guna untuk mengganti
struktur kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa.

Menganalisis terjemahan Surah Al-Ma’arij ayat 11-20 membandingkan Al-Qur’an dan


Terjemahannya Mushaf At-Taqwa terbitan Al-Qur’an Al-Qosbah dengan Al-Qur’an dan
Terjemahannya Edisi Penyempurnaan Kemenag 2019 dan merujuk Kitab Tafsir Jalalain:

‫احبَتِه َواَ ِخ ْي ِه‬


ِ ‫ وص‬.1
َ َ
“istrinya, saudaranya” (Kemenag 2019)
“dan istrinya dan saudaranya” (Mushaf At-Taqwa)
“Dan istrinya dan saudaranya” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Menurut Hemat penulis, Metode yang digunakan dalam Mushaf At-Tqawa dan Jalalian
yaitu metode harfiah bi al-mistli dimana tidak ada perubahan bahasa yang signifikan dari
bahasa sumber yaitu (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Terjemahan kemenag tidak menggunakan
kata “dan” dalam penerjemahaannya dalam konteks substansi.

‫ص ْيـلَتِ ِه الَّتِ ْي تُـْ ِويْ ِه‬


ِ َ‫ وف‬.2
َ
“keluarga yang melindunginya (di dunia)” (Kemenag 2019)
“dan keluarganya yang melindunginya” (Mushaf At-Taqwa)
“dan kaum familinya yang melindunginya” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Pada ayat ini Al-quran kemenag diterjemahkan menggunakan metode harfiah bi ghairi
al-mitsl, dalam quran kemenag juga ada penambahan kata yaitu “di dunia” ,namun masih bisa
dipahami maksudnya. Dalam quran Qosbah Mushaf at-Taqwa, penerjemah menggunakan
metode harfiah bi al-mitsl,terjemahan ini dilakukan apa adanya,terikat dengan susunan dan
struktur bahasa asal yang diterjemahkan. Jika merujuk Tafsir Jalalain, dan terjemah tim Qosbah
hampir sama maksudnya,akan tetapi berbeda bahasa saja. Namun sejauh ini masih bisa
dipahami maksud konteks ayat tersebut. Terjemah At-Taqwa dan tafsir Jalalain sepakat
menggunakan penerjemahan yang sesusai Bsu.

‫ض َج ِم ْيـ ًعا ثُ َّم يُـ ْن ِج ْي ِه‬


ِ ‫ َوَم ْن فِى ْاْلَ ْر‬.3
“dan seluruh orang di bumi. Kemudian ,(dia mengharapkan) tebusan itu dapat
menyelamatkannya” (Kemenag 2019)
“dan orang-orang yang di bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat
menyelamatkannya” (Mushaf At-Taqwa)
“dan orang-orang diatas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan itu dapat
menyelamatkannya” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Metode yang digunakan dalam terjemahan diatas yaitu metode harfiah bi al-mistli
dimana tidak ada perubahan bahasa yang signifikan dari bahasa sumber yaitu (Bsu) ke bahasa
sasaran (Bsa).Terjemahan kemenag menambah kata “Seluruh orang di Bumi” menunjukkan
bahwa “banyaknya manusia di bumi”. Adapun Mushaf At-Taqwa dan Tafsir Jalalain
menggguakan bahasa penerjemahan seadanya sesuai dengan struktur yang ada pada ayat
tersebut.

ۗ
‫ َك ََّّل اِنَّـ َها لَ ٰظى‬.4
“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ia (neraka) itu adalah api yang bergejolak” (Kemenag 2019)
“sama sekali tidak ! Sungguh, neraka itu api yang bergejolak” (Mushaf At-Taqwa)
“Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka ini adalah api yang bergejolak” (Tafsir
Jalalain)
Analisis:
Metode yang digunakan dalam terjemahan diatas yaitu metode harfiah bi al-mistli
dimana tidak ada perubahan bahasa yang signifikan dari bahasa sumber yaitu (Bsu) ke bahasa
sasaran (Bsa). Keduanya sesuai dengan yang terdapat dalam Tafsir Jalalain. Namun Terjemah
Kemenag menyebutkan kata “neraka” dengan menambahkan kata “ia” guna dalam
memperjelas maraji’ damir yang ada dalam ayat tersebut

َّ ِ‫اع ًة ل‬
‫لش ٰوى‬ َ ‫ نَـ َّز‬.5
“yang mengelupaskan kulit kepala” (Kemenag 2019)
“yang mengelupaskan kulit kepala” (Mushaf At-Taqwa)
“yang mengelupaskan kulit kepala” (Tafsir Jalalain)

Analisis:
Metode yang digunakan dalam terjemahan diatas yaitu metode harfiah bi al-mistli
dimana tidak ada perubahan bahasa yang signifikan dari bahasa sumber yaitu (Bsu) ke bahasa
sasaran (Bsa).

‫ تَ ْدعُ ْوا َم ْن اَ ْدبَـ َر َوتَـ َوٰلى‬.6


“yang memanggil orang yang berpaling dan menjauh (dari agama)” (Kemenag 2019)
“yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama)” (Mushaf At-
Taqwa)
“yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Terjemahan kemenag menambah kata “berpaling dan menjauh” , Mushaf at-Taqwa
menggunakan kata “membelakangi dan berpaling” dan Tafsir Jalalain memaknai dengan
“membelakang dan berpaling”. Dapat dipahami bahwa Terjemah Kemenag dan At-Taqwa
menggunakan Metode Ziyadah kata “dari Agama. Namun, penerjemahan tersebut dapat tetap
dipahami substansialnya.

‫ َو َج َم َع فَاَ ْوعٰى‬.7
“serta mengumpulkan (harta benda), lalu menyimpannya” (Kemenag 2019)
“dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya” (Mushaf At-Taqwa)
“serta mengumpulkan lalu menyimpannya” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Menurut hemat penulis, Terjemah kemenag menggunakan metode harfiah bighairi al-
mitsl,metode ini sedikit lebih longgar keterkaitannya dengan susunan dan struktur bahasa asal
yang diterjemahkan.Dan ada penambahan kata yaitu”Serta” dan “harta benda”. Sama halnya
dengan Terjemah tim Qasbah menggunakan Stategi Ziyadah terkait dengan susunan dan
struktur bahasa asal yang diterjemahkan. Namun jika dirujuk kembali kepada kitab Tafsir
Jalalain, keduanya masih sesuai walaupun ada penambahan kata.

ِْ ‫ اِ َّن‬.8
‫اْلنْ َسا َن ُخلِ َق َهلُ ْو ًعا‬
“sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat keluh kesah lagi kikir” (Kemenag 2019)
“sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh” (Mushaf At-Taqwa)
“sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Berdasarkan observasi penulis, Metode yang digunakan dalam terjemahan diatas yaitu
metode harfiah bi ghairi al-mistli yaitu mengacu pada pengalihan atau pemindahan kata yang
ada dalam Bahasa Sumber (Bsu) dengan memaksakan aturan-aturan tata Bsu tersebut kedalam
Bahasa Sasaran (Bsa/Bahasa Indonesia). Terjemahan kemenag menambah kata “dengan sifat”,
Mushaf at-Taqwa dan Tafsir Jalalain memaknainya dengan “diciptakan dengan bersifat”.
Perbedaan selanjutnya adalah dalam pemaknaan kata ‫ هلوعا‬yaitu dengan arti suka mengeluh.
Sedangkan Mushaf At-Taqwa mengartikannya dengan Suka mengeluh. Terjemah ini menurut
hemat kami sesuai dengan Tafsir Jalalain.

َّ ‫ اِ َذا َم‬.9
َّ ُ‫سه‬
‫الش ُّر َج ُزْو ًعا‬
“apabila ditimpa keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah” (Kemenag 2019)
“apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah” (Mushaf At-Taqwa)
“apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah” (Tafsir Jalalain)
Analisis:
Alquran kemenag menggunakan metode terjemahan harfiah bighairi al mitsl. Metode
ini sedikit lebih longgar keterikatannya dengan susunan dan struktur bahasa asal yang
diterjemahkan. Pada terjemahan ini,adanya perubahan kata dari keburukan menjadi kesusahan.
Terjemah Kemenag menggunakan strategi Ziyadah dengan kata “keburukan dan kesusahan”.
Kembali kepada rujukan Tafsir Jalalain, kedua-duanya masih sesuai dengan apa yang terdapat
dalam kitab tafsir jalalain, walaupun adanya perbedaan bahasa,namun masih dipahami maksud
dan konteks ayat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai