Kelompok 7
KELAS A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022/2023
KULTUM
Surat Az-Zukhruf : 9
ض لَيَقُ ْولُ َّن َخلَقَ ُه َّن ْالعَ ِزي ُْز ْالعَ ِليْم ِ سا َ ْلت َ ُه ْم َّم ْن َخلَقَ السَّمٰ ٰو
َ ت َو ْاْلَ ْر َ ُولَ ِٕى ْن
َ ُۙۙ
٩
Terjemahan:
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”
Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa, Maha
Mengetahui.”
Ayat ini menjelaskan pertanyaan orang-orang musyrikakaumnya yang apabila mereka bertanya
kepada Nabi Muhammad SAW, siapakahayang menjadikanaalamasemestaasepertialangit,
bumi dan lainnya, merekaadengan tandasamenjawab,abahwaasemuanya itu diciptakanaoleh
Allah,aTuhan yang Maha Kuasa, MahaaMengetahui segalanya, sebagaimana dikatakan bahwa
tidak ada yang tersembunyi bagi Allah SWT.aFirmanaAllah: Allah maha mengetahuiaseluruh
kejadian yang ada di bumi ini. Maka dari itu ayat tersebut berhubungan dengan topik
“Karakteristik Morfologis dan Sintaksis Bentuk Pasif pada Teks Terjemahan Al-Quran
(TTA)”. Dimana sebagai muslim hendaknya mengetahui maksud dari Al Quran dengan baik
sebagaimana yang kita ketahui sebagian tidak memahami bahasa arab maka dari itu perlunya
terjemahan Al Quran yang baik dan benar.
PENDAHULUAN
Bahasa dipandang oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajarannya melalui perantara
malaikat dalam bentuk wahyu. Walohtae, dkk (2020) menerangkan bahwa Al Quran sebagai
petunjuk jalan yang lurus menjadi salah satu cara agar kehidupan menjadi damai dan tentram.
2
Anwar (2023) menjelaskan bahwa Al Quran yang ditulis dengan menggunakan bahasa Arab
tidak semua muslim memahami makna yang terkandung di dalamnya. Ahmadi (2015)
menjelaskan terjemahan Al Quran pemahamannya yang sebatas asumsi dari beberapa ulama
besar. Penyampaian informasi maupun teguran disampaikanNya kepada manusia. Al-Quran
sebagai petunjuk umat islam memberikan ajaran yang benar maka dari itu sebagai bentuk
hubungan dari berbagai bahasa maka dibuatlah suatu terjemahan agar umat muslim dapat
mengetahui makna yang dikandung tanpa harus belajar bahasa Arab. Markhamah & Basri
(2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa bentuk sintaksis pada teks terjemahan Al
Quran bahkan menjadi model pembelajaran yang terbukti efektif pada mahasiswa.
Makalah ini menerangkan karakteristik bentuk morfologis dan sintaksis bentuk pasif di
dalam teks terjemahan Al-Quran. Menurut Darjowidjojo (dalam Markhamah dan
Sabardila, 2018: 159-160) bentuk pasif yang lazim dibentuk dengan mengubah objek
langsung dan objek tidak langsung menjadi subjek kalimat pasif apabila aturan aturan
pengimbuhan tertentu dipatuhi. Karakteristik yang akan dibahas dalam makalah ini berupa
karakteristik bentuk morfologis yang merupakan suatu kajian yang berkaitan bidang morfologi
dan sintaksis. Gabungan dari kedua bidang yaitu bidang morfologi dan sintaksis dapat disebut
3
sebagai Morfosintaksis (morphosyntax). Morfosintaksis menjelaskan mengenai struktur
bahasa bentuk morfologi dan sintaksis yang tidak dapat dipisahkan.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk pasif sebagai pengisi predikat pada terjemahan Al-Quran surat Yunus?
2. Bagaimana bentuk pasif sebagai pengisi frase nominal pada terjemahan Al-Quran surat
Yunus?
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia. Penulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui bentuk pasif sebagai pengisi predikat pada terjemahan Al-Quran surat Yunus.
2. Mengetahui bentuk pasif sebagai pengisi frase nominal pada terjemahan Al-Quran surat
Yunus.
1. Bentuk pasif sebagai pengisi predikat pada terjemahan al-qur’an surat Yunus
a. Pasif bentuk di-V dengan berbagai variasi
1) Pasif Bentuk di-V
(24) “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia adalah ibarat air
yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah karenanya macam-
macam tanaman bumi yang (dapat) dimakan oleh manusia dan hewan
ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, terhias,
dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik
hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau
siang. Lalu, Kami jadikan (tanaman)-nya seperti tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu kepada kaum yang
berpikir”.
4
Dalam ayat tersebut, terdapat bentuk pasif di-V yaitu pada kata
“dimakan”. Verba “dimakan” diikuti frasa nomina yaitu oleh manusia dan
hewan ternak. Selain itu bentuk pasif di-V juga ditemukan pada kata “disabit”.
5
Dalam ayat tersebut, pasif bentuk ter-nya adalah "terdapat". Ini adalah
bentuk pasif dari kata kerja "mendapat". Dalam konteks ini, subjek tidak secara
aktif menempatkan penyakit dalam dadanya, melainkan penyakit tersebut
ditempatkan di dalam dadanya secara pasif atau terjadi padanya. Jadi, frasa "yang
terdapat dalam dada" menunjukkan bahwa penyakit tersebut hadir atau
ditempatkan di dalam dadanya tanpa melalui tindakan aktif dari subjek.
6
Pada ayat tersebut terdapat bentuk pasif persona III + pokok kata kerja
yaitu “apa yang telah mereka kumpulkan”. Pada data “kumpulkan” adanya
sufiks -kan tidak dapat dihilangkan. Apabila sufiks -kan dihilangkan, maka
konstruksi yang bersangkutan menjadi tidak gramatikal misalnya, seperti
dibawah ini.
(47a) “....Itu lebih baik daripada apa yang telah mereka kumpul”.
2. Bentuk Pasif sebagai Pengisi Frase Nominal pada Terjemahan Al-Quran Surat Yunus
a. Pasif Bentuk di-V dengan berbagai variasi
1) Pasif Bentuk di-V
(24) “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia adalah ibarat
air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah karenanya
macam-macam tanaman bumi yang (dapat) dimakan oleh manusia
dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, terhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami
pada waktu malam atau siang. Lalu, Kami jadikan (tanaman)-nya
seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah
tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan secara terperinci
ayat-ayat itu kepada kaum yang berpikir”.
Pada ayat 24 terdapat adanya bentuk pasif di-V yaitu pada kata
dimakan, dan disabit. Verba dimakan sebagai pengisi frase nominal dari
kalimat sebelumnya yaitu tanaman bumi. Selanjutnya bentuk pasif pada
kata disabit merupakan pengisi frase nominal juga dari kalimat sebelumnya
yakni pada kata tanamannya.
8
dihilangkan, maka konstruksi yang bersangkutan menjadi tidak gramatikal
atau tidak berterima seperti di bawah ini.
(104A) “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, jika kamu
masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, aku tidak menyembah
(apa atau siapa) yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku
menyembah Allah yang akan memati kamu dan aku diperintah
supaya aku termasuk orang-orang mukmin”.
9
a. Prefiks di- menyatakan suatu tindakan pasif
(21) “Dan apabila Kami memberikan suatu rahmat kepada manusia
setelah mereka ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala
tipu daya (menentang) ayat-ayat Kami. Katakanlah, "Allah lebih
cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)." Sesungguhnya malaikat-
malaikat Kami mencatat tipu dayamu”.
Pada ayat 21 terdapat bentuk pasif di-v yaitu pada kata ditimpa. Pada
kata ini, memiliki makna yang sudah ditimpa/diberi bencana oleh Allah.
Verba ditimpa pada ayat di atas merupat salah satu bentuk pasif di-v.
b. Konfiks di-kan mengandung arti kausatif
(47) “Dan setiap umat (mempunyai) rasul. Maka apabila rasul
mereka telah datang, diberlakukanlah hukum bagi mereka dengan
adil dan (sedikit pun) tidak dizalimi”.
Pada data di atas terdapat verba diberlakukan. Pada konfiks di-kan
pada kata itu mengandung arti kausatif yaitu menyebabkan terjadinya suatu
proses, dalam kata diberlakukanlah yang berarti proses bertindak.
c. Prefiks ter- menyatakan aspek perfektif
(72) “Maka jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak
meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain
hanyalah dari Allah dan aku diperintah agar aku termasuk
golongan orang-orang muslim (berserah diri)”.
Data di atas terdapat prefiks ter- yaitu termasuk. Prefiks ini
menyatakan aspek prefektif yaitu sudah masuk dan sudah dimasukan.
d. Sufiks -kan menyatakan kausatif
(73) “Kemudian, mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami
selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan
Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu”.
Padaaayat ke 73 surat Yunus terdapat beberapa bentuk pasif yaitu
pada kata selamatkan, jadikan, tenggelamkan, dan mendustakan. Sufiks
selamatkan memiliki makna kausatif menyelamatkan sesuatu. Sedangkan
pada verba jadikan memiliki makna kausatif yaitu menyatakan proses, lalu
pada verba tenggelamkan memiliki makna kata kerja yaitu
menenggelamkan/tenggelam. Dan yang terakhir adalah mendustakan
miliki makna kausatif berupa kebohongan.
KESIMPULAN
10
yaitu: (1) bentuk pasif sebagai pengisi predikat, dan (2) bentuk pasif sebagai pengisi frase
nominal. Yang kedua, pada terjemahan surat Yunus memiliki makna bentuk pasif pada
terjemahan ayat Al-Quran surat tersebut. Di antaranya adalah : (1) ditemukan adanya prefiks
di- menyatakan tindakan pasif, (2) kemudian, prefiks ter- yaitu aspek perfektif, (3)kPrefiks ter-
berupa keadaan, (4) konfiks di-kan yang termasuk arti kausatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Z. (2023). Pendekatan Sintaksis (Nahwu) dan Morfologi (Sharaf) dalam penafsiran al-
Qur'an: Kajian terhadap surat al-Baqarah ayat 1-20 dalam Tafsir Ma’ani Al-Qur’an
Karya Imam al-Akhfas (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Farhan, A. (2015). Kitab Qasas al-Anbiya pada bab Ihtijaj Adam dan Musa Karya Ibnu Katsir:
analisis morfosintaksis terjemahan M. Abdul Ghaffar EM. 1- 47.
Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., & Lazuardi, J. (2022). Bahasa sebagai alat komunikasi
dalam kehidupan manusia. Kampret Journal, 1(2), 1-10.
Markhamah & Atiqa, S. (2018). Analisis Kesalahan dan Karakteristik Bentuk Pasif. University
Press (MUP).
Markhamah, A. N., & Basri, M. M. (2014). Efektivitas Model Materi Ajar Sintaksis Berbasis
Teks Terjemahan Alquran dan Persepsi Mahasiswa terhadap Model Itu. Makalah
disajikan pada Seminar Internasional PIBSI, 11-12.
Ruhmadi, A., & Al Farisi, M. Z. (2023). Analisis Kesalahan Morfologi Penerjemahan Arab–
Indonesia pada ChatGPT. Aphorisme: Journal of Arabic Language, Literature, and
Education, 4(1), 55-75.
Walohtae, S., Markhamah, M., & Sabardila, A. (2020). isi Ayat dan Peran Sintaksis Satuan
Lingual yang Menggunakan Kata Petunjuk pada Teks Terjemahan Aquran (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
11
KARYA MAHASISWA
Dinamika Harapan
12
13