Anda di halaman 1dari 14

GOOD GOVERNANCE DI RUMAH SAKIT

KELOMPOK 3

GITHA NURFARIDHA YAHYA (000910162021)


FADHILAH RUFAIDAH (001110162021)

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahuwa Ta’ala atas segala rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas review ini sebagai salah satu tugas

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia.

Dalam tugas ini penulis melakukan pembahasan mengenai “Good Governance di

Rumah Sakit”.

Kami sangat menyadari bahwa penulisan ini belum mencapai sebuah kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami dengan penuh harap beberapa saran dan kritik saudara saudari yang

dapat memperbaiki penulisan studi-studi kasus selanjutnya. Baik yang kami tulis sendiri atau

orang lain.

Akhir kata, semoga penulisan ini dapat memberikan sumbangsih bagi keilmuan baik

bagi diri sendiri, institusi terkait, dan masyarakat umum.

Makassar, 22 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
.................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
................................................................................................................................................ii
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
................................................................................................................................................1
I. PENDAHULUAN..................................................................................................................
.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
.................................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................
.................................................................................................................................2
II. PEMBAHASAN....................................................................................................................
.........................................................................................................................................3
2.1 Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance pada Rumah Sakit..........................
.................................................................................................................................3
2.2 Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Kinerja di Rumah Sakit...............
.................................................................................................................................5
2.3 Kendala Penerapan Good Governance pada Rumah Sakit ........................................
.................................................................................................................................6
III. PENUTUP...........................................................................................................................
.........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
....................................................................................................................................8

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Good governance adalah sistem yang dijalankan oleh orang-orang, tetapi


implementasinya sangat bergantung pada kejujuran dan komitmen. Good governance
adalah prinsip universal dan karena itu ditemukan di semua budaya. Good governance
sebagai suatu sistem mencirikan praktik tata kelola perusahaan yang baik di suatu negara.
Ia harus senantiasa menyesuaikan dengan tatanan hukum, realitas dan perkembangan
kemajuan, serta budaya bangsa itu sendiri oleh Wibowo dalam (N, 2016). Sedangkan
rumah sakit sendiri menurut (Henri, 2018) adalah lembaga pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat yang pelayanannya disediakan oleh dokter,
perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Era globalisasi membutuhkan sistem terbuka yang efisien dan mampu dalam
hubungan dengan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dengan layanan publik
dan swasta. Tidak kalah pentingnya, fasilitas rumah sakit harus memiliki manajemen
yang kompeten dalam hal struktur dan kualitas pelayanan. Rumah sakit merupakan
bagian penting dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada pelayanan
kesehatan masyarakat. Masalah pelayanan rumah sakit tidak terbatas pada masalah
kesehatan. Masalah di dalam rumah sakit juga menghambat pemberian layanan, dan
masalah staf menghambat pelaksanaan layanan yang setia (Suhardi, 2018).

Hal ini menjadi kendala bagi rumah sakit untuk maju. Permasalahan yang terkait
dengan lemahnya tata kelola dan sistem manajemen rumah sakit. Untuk mencapai
transparasi dan pengawasan terhadap sistem rumah sakit, perlu diterapkan Good
governance oleh pihak manajemen. Makalah ini bertujuan menganalisis praktik tata
kelola yang baik dalam kaitannya dengan penerapannya di rumah sakit.

1
1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Good governance pada rumah sakit?

2) Bagaimanan pengaruh penerapan Good governance terhadap kinerja di rumah sakit?

3) Apa saja kendala penerapan Good governance pada rumah sakit?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui bagaimana implementasi prinsip-prinsip Good governance pada


rumah sakit.

2) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Good governance terhadap kinerja di rumah


sakit,

3) Untuk mengetahui kendala penerapan Good governance pada rumah sakit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance pada Rumah Sakit

A. Prinsip Transparansi

Dalam penelitian (N, 2016) transparansi adalah penyediaan dan keterbukaan


informasi dalam proses pengambilan keputusan. Prinsip transparansi dalam rumah
sakit ini terlihat dalam hal memberikan visi, misi, kebijakan rumah sakit dan
informasi yang dibagikan oleh karyawan dan pemerintah. Visi dan misi rumah sakit
diketahui dan dijalankan dengan baik oleh seluruh karyawan. Dalam hal ini,
informasi laporan keuangan internal hanya tersedia untuk pihak-pihak tertentu seperti
pejabat, direktur, dan departemen keuangan.

Kebijakan perusahaan disampaikan secara lisan dan tertulis kepada karyawan


secara rahasia, dan sebulan sekali perusahaan mengadakan rapat besar untuk
mengkomunikasikan kebijakan tersebut. Perusahaan juga mengevaluasi pedoman
yang ditetapkan setiap hari. Mengenai website rumah sakit, informan mengatakan
memiliki website yang berisi tentang fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit dan
informasi tentang dokter, melaporkan pajak dan membayar SPT tahunan. Rumah
3
sakit juga tetap transparan dengan karyawannya, menerbitkan slip gaji kepada
mereka dan menawarkan poin layanan tambahan, terutama pada masalah penggajian.

B. Prinsip Akuntabilitas

Akuntabilitas menyangkut peran dan tanggung jawab setiap entitas dalam


organisasi dan rincian kinerjanya. Menurut prinsip akuntabilitas, pelaksanaan peran
dan tanggungjawab masing-masing organisasi di dalam rumah sakit dirasakan oleh
narasumber telah berhasil karena berjalan sesuai rencana. Pengajuan dan pernyataan
tanggungjawab harus dilakukan secara tertulis atau lisan. Adapun ruang lingkup
tanggung jawab, sangat jelas. Setiap anggota staf atau unit harus melaporkan
kegiatan kepada kepala unit tersbut. Kedua, kegiatan operasional rumah sakit
membagi shift kerja menjadi tiga shift: shift pagi, shift siang dan shift malam. Dalam
hal ini penilaian kinerja karyawan, perusahaan biasanya melakukan ini setiap tiga
bulan, satu hingga dua tahun.

C. Prinsip Responsibility

Responsibility atau tanggung jawab yang disampaikan (N, 2016) merupakan


bentuk kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
tanggung jawab sosial perusahaan untuk peduli terhadap masyaraka dan lingkungan.
Semua staf rumah sakit mematuhi aturan rumah sakit yang ada, tetapi beberapa
melanggarnya, menurut tiga sumber.

Mengenai upah minimum, dua dari tiga responden mengatakan ada jabatan
tertentu yang setara dengan upah minimum kabupaten. Seorang informan, di sisi lain,
mengatakan itu adalah upah minimum kabupaten. Rumah sakit ini juga memiliki
pertanggungan asuransi untuk seluruh pegawai yaitu BOJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Selain itu, perusahaan juga mematuhi undang-undang konsumen

4
sesuai peraturan Kementerian Kesehatan. Perusahaan juga menghasilkan limbah,
namun satu dari tiga responden mengatakan sangat sulit memenuhi standar yang
ditetapkan pemerintah, sehingga mereka bekerja sama dengan badan hukum untuk
mengelola limbah.

D. Prinsip Independency

Independency atau kemandirian dalam (N, 2016), yaitu perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing badan perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Rumah sakit secara tradisional
menjalankan perusahaan secara profesional. Hal ini diakui oleh narasumber. Jika
terjadi konflik di dalam perusahaan, semua pihak terlibat dalam mencari solusi dan
hal ini tidak menjadi hambatan bagi staf senior untuk mengambil keputusan.
Kemudian ada pegawai yang tidak bekerja sesuai job desk. Ini akan diakui oleh
personel sumber daya. Rumah sakit tidak melibatkan keluarga pemilik perusahaan
dalam mengambil keputusan.

Rumah sakit memiliki akuntan pajak yang bertanggung jawab atas pajak
perusahaan. Menurut dua dat=ri tiga sumber, perusahaan menggunakan jasa
konsultan pajak karena tidak memiliki karyawan yang bekerja di departemen
pajaknya. Setelah itu, perusahaan akan mengadakan RUPS setiap tahun.

E. Prinsip Fairnes

Dalam prinsip fairness atau keadilan menurut (N, 2016) perusahaan ahrus selalu
meperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas atau minoritas, konsumen dan
karyawan berdasarkan prinsip kewajaran dan kesetaraan. Rumah sakit menawarkan
kesempatan kepada setiap orang yang terlibat untuk memberikan saran dan pendapat
tentang perkembangan perusahaan lebih lanjut. Kemudian perusahaan juga

5
memperlakukan semua karyawan secara adil tanpa memandang perbedaan mereka.
Perushaan juga menyediakan layanan pelanggan untuk menangani keluhan pasien,
dan keluhan tersebut harus segera ditindaklanjuti pada hari yang sama.

Adapun sistem rekrutmen, rumah sakit biasanya memposting lowongan mereka


melalui situs web dan media sosial, tetapi menurut sumber, beberapa rumah sakit
telah mengajukan lowongan pekerjaan meskipun perusahaan belum memposting
lowongan. Dalam hal bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan yang
melakukan kesalahan, biasanya perusahaan memberikan arahan dan diinstruksikan
untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.

2.2 Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Kinerja di Rumah Sakit

Menurut (Colquitt et al., 2015) kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai dalam
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Pada prinsipnya, konsep kinerja dapat
diinterpretasikan dalam berbagai cara. Beberapa ahli melihatnya sebagai hasil dari proses
penyelesaian melakukan pekerjaan, meskipun orang lain melihatnya sebagai tindakan
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Harma et al., 2020).

Dalam penelitian (Harma et al., 2020) kinerja staf rumah sakit mengacu pada
kemampuan staf untuk melakukan semua tugas yang diberikan di rumah sakit. Tugas-
tugas ini biasanya didasarkan pada metrik keberhasilan dan SOP yang ditetapkan.
Akibatnya ditemukan bahwa karyawan rumah sakit akan mencapai tingkat kinerja
tertentu. Level bisa berbeda istilah. Kinerja pegawai dapat dikategorikan ke dalam
kelompok tingkat kinerja tinggi, sedang dan rendah. Bisa over targeted, on targeted, atau
grouped di bawah target. Berdasarkan hal tersebut, kinerja diartikan sebagai keseluruhan
kinerja pegawai.

Organisasi rumah sakit yang berdaya saing dan berkinerja tinggi, selain
meningkatkan kesejahteraan seluruh elemen organisasi rumah sakit, melalui penerapan
tata kelola perusahaan yang baik juga dapat menjadi salah satu tujuan utama dalam

6
pengelolaan organisasi rumah sakit. Sebuah organisasi yang berisi karyawan, dalam
penelitian (Stojanovic et al., 2016).

2.3 Kendala Penerapan Good Governance pada Rumah Sakit

Prinsip-prinsip good governance dalam pelaksanaan reformasi birokrasi terkait


dengan penyelenggara pelayanan publik dipenuhi untuk memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat dan mencegah berbagai celah pelaksanaan pemungutan pajak
ilegal dan praktik korupsi lainnya. Ombudsman Kalsel menegaskan bahwa kurangnya
transparansi penyelenggara layanan publik merupakan aset atau celah mendasar untuk
melakukan donasi korup dan ilegal kepada masyarakat yang membutuhkan layanan
publik sawah. Seperti yang dijelaskan oleh (Ningsih, et al., 2011) yang mengambil lima
prinsip good governance yaitu transparansi (transparency), kemandirian (independency),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), dan keadilan
(fairness) merupakan prinsip yang digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan
penyelenggaraan pelayanan publik khususnya di rumah sakit. Walaupun prinsip-prinsip
ini secara teoritis sangat mudah diterapkan, dalam praktiknya masih terbukti sangat sulit
untuk diterapkan. Sifat dan pemahaman konteks, konten dan teknologi layanan publik.

Dalam rangka mendorong pengembangan pelayanan publik dan pembentukan


karakter di bidang kesehatan, perlu memperhatikan kondisi aktual daerah, seperti
integritas moral, pemahaman dan penguasaan sarana dan prasarana teknologi informasi,
serta kondisi sosail budaya pada lingkungan rumah sakit serta peran dan koordinasi
masyarakat antar instansi/lembaga pelaksana, kebijakan dan perangkat pelaksanaan untuk
mengelola penyelenggaraan pelayanan publik yang ada baik di tingkat negara bagian
maupun kabupaten/kota. Analisis keterbatasan atau masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan dan penerapan pelayanan publik oleh rumah sakit dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah dalam penerapan setiap prinsip pelayanan publik (Woei, 2016).

BAB III
PENUTUP

7
Good governance rumah sakit yang baik menuntut dibangunnya dan
dijalankannya prinsip-prinsip good governance. Ada beberapa prinsip yang dibutuhkan
untuk membangun suatu budaya rumah sakit yang sehat, yaitu transparansi
(transparency), kemandirian (independency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), dan kewajaran (fairness). Kelima prinsip ini
kemudian dikenal sebagai prinsip-prinsip good governance. Prinsip-prinsip good
governance pada dasarnya memiliki tujuan memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
organisasi termasuk di dalamnya karyawan.

Organisasi rumah sakit yang berdaya saing dan berkinerja tinggi, selain
meningkatkan kesejahteraan seluruh elemen organisasi rumah sakit, melalui penerapan
tata kelola perusahaan yang baik juga dapat menjadi salah satu tujuan utama dalam
pengelolaan organisasi rumah sakit. Sebuah organisasi yang berisi karyawan dan dapat
mengelolanya beserta elemen lainnya hal ini mendukung bahwa adanya pengaruh
penerapan good governance terhadap kinerja di rumah sakit.

8
DAFTAR PUSTAKA

Colquitt, J.A., Lepine, J.A., & Wsson, M.J. (2015). Improving Performance and Commitment.
Organizational Behavior. www.mhhe.com

Erlina, Masrudi Muchtar, W. (2016). Peran Birokrasi Dalam Pengembangan Daerah Guna
Mewujudkan Good Governance di Kalimantan Selatan (Kajian Tentang Prinsip
Transparansi, Partisipasi dan Daya Tanggap pada Dinas Pendidikan dan Rumah Sakit
Umum Daerah). June, 1-148.

Harma, A., Ahri, R. A., & Ambas, J. (2020). Pengaruh Penerapan Good Governance terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
Original Research Open Access Journal of Muslim Community Health, 1(2), 74-95.
https://doi.org/10.52103/jmch.vli2.246

Henri. (2018). Implementasi Prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Rumah Sakit.
Agora, 4(2), 869-874. https://media.neliti.com/media/publications/55625-ID-none.pdf

Ningsih, N.A., Indar, & Razak, A. (2011). Analisis Hubungan Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dengan Kinerja Pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur. 1-
11.

Rahayu Sri, & Dewi Enita. (2015). Hubungan antara sistem reward dengan kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Sragen. Berita Ilmu Keperawatan
ISSN, 2 (2), 51-59. https://publikasiilmiah.ums.ac.ac.id/xmlui/handle/11617/2036

Stojanovic, I., Ateljevic, J., & Stevic, R.S. (2016). Good Governance As a Tool of Sustainable
Development. European Journal of Sustainable Development, 5(4), 558-573.
https://doi.org/10/1186/s13104-015-1505-1

Suhardi, S. (2018). Analysis of Implementation Good Corporate Governance on Motivation


and Performance of Resources People in the Putra Waspada Hospital. Journal for
Quality in Public Helath, 1(1), 37-44. https://doi.org/10.30994/jqp.vlil.4

9
Taghinezhad, F., Safavi, M., Raiesifar, A., & Yahyavi, S.H. (2015). Antecedents of
organizational citizenship behavior among Irian nurses: A multicenter study Nursing.
BMC Research Notes, 8(1), 1-8. https://doi.org/10.1186/s13104-015-1505-1

Watimena, M.A. (2020). Implementasi Good Coorporate Governance, Good Governance dan
Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Pegawai. PUBLIC POLICY (Jurnal
Aplikasi Kebijakan Publik & Bisnis), 1(2), 195-214.
https://doi.org/10.51135/publicpolicy.vl.i2.p195-214

Zekri, S. (2012). Good corprate governance: observations and recomendations for the MENA
zone. Journal of Business Studies Quarterly, 4 (2), 128-139.

10

Anda mungkin juga menyukai