Anda di halaman 1dari 52

MAZMUR TANGGAPAN &

ALLELUYA
OLEH: MELKHIOR NABEN
Dalam Ibadat PL, Mazmur dinyanyikan dalam
bahasa Ibrani secara ritmis - sama seperti Mazmur
Tanggapan di buku MTA. Disebut “responsorial”
karena refren diulang sesudah pemazmur
membawakan ayat-ayat.
Sebenarnya mazmur adalah puisi dan dibawakan
SEJARAH MAZMUR secara metris / dengan aksen-aksen. Edisi KS
Perancis ”Bible de Jerusalem” menyajikan
terjemahan mazmur dalam bentuk ini. J.Gelineau
memakai naskah ini dalam mazmur seperti
“Tuhanlah Gembalaku” (MB 282), “Mohon Ampun”
(MB 371). Dalam terjemahan Alkitab Indonesia
struktur metris ini tidak nampak.
Cara pembawaan ritmis ini hilang waktu mazmur
diterjemahkan pada abad ke 3-2 sM dalam
bahasa Yunani (Septuaginta), dan sekitar tahun
400 Masehi dalam bahasa Latin (Vulgata), dan
waktu abad ke 20 dalam bahasa Indonesia
(Alkitab). Ayat-ayat tidak sama panjangnya. Maka
SEJARAH MAZMUR biasanya ayat didaraskan (resitatif). Namun
(PART 2) dengan demikian arti kata disama-ratakan.
Pembawaan menjadi monoton.
Cara pembawaan mazmur secara “antifonal”
(bergantian kelompok kiri-kanan) dipakai dalam
Ibadat Harian. Namun tujuan berbeda dengan
tujuan Mazmur Tanggapan.
Pembaharuan Liturgi oleh Konsili Vatikan II
berpangkal dari tradisi Liturgi abad VI. Mazmur
Tanggapan responsorial dengan partisipasi umat
dalam bahasa pribumi. Artinya lagu Graduale
yang dibawakan tanpa umat de facto masuk kotak
sebagai tidak liturgis.- tahun 1969 diterbitkan
buku bacaan misa (lectionarium) lengkap dengan
SEJARAH MAZMUR ayat-ayat mazmur terpilih sesuai dengan tema
(PART 3) Bacaan I yang kita pakai juga di Indonesia.
Di Indonesia baru mulai dirintis jalan untuk
membawakan Mazmur Tanggapan tahun 1980an.
dengan refren dan ayat yang dibawakan secara
resitatif dengan naskah mazmur dari buku Alkitab.
TUJUAN MAZMUR:
Me re n un gkan B a c a a n da n
Me n j a w ab B a c a a n I
Dulu „Graduale” (lagu Gregorian
khusus untuk soli) kemudian “Antarbacaan”
(lagu berbait untuk umat, namun isinya
umum).
Sekarang “Responsorial” =
pemazmur membawakan ayat mazmur
(pewartaan), dijawab oleh umat dengan
refren (jawaban).
Mazmur Tanggapan merupakan
seleksi 3-4 ayat ganda serta suatu refren
yang memuat kata-kata kunci untuk
merenungkan bacaan I. Mazmur Tanggapn
termasuk bagian resmi dan penting dalam
Liturgi Sabda. Maka tidak bijaksana bila
hanya dipakai 2 ayat saja.
Mazmur Tanggapan berbeda dengan mazmur yang dipakai
dalam Ibadat Harian / Offisi: Tujuan: sebagai sarana untuk
meninggalkan dirinya sendiri, masuk dalam sikap meditasi.
Caranya: monoton, antifonal = ayat-ayat mazmur
didaraskan secara bersahut menyahut antara 2 kelompok
tanpa penjiwaan.

MENGENAL KITAB
MAZMUR
Kitab Mazmur termasuk kelompok Kitab-kitab Kebijaksanaan, yang
ditempatkan setelah Kitab Ayub dan seblum Kitab Amsal. Kitab Mazmur
terdiri atas 150 buah syair keagamaan yang pada mulanya biasa dipakai
dalam ibadat Yahudi. Sebenarnya Kitab Mazmur dikenal sebagai
kumpulan dari kumpulan. Sebagai kumpulan doa, kitab Mazmur amat
kaya dengan ungkapan hati manusia sebagai umat beriman menghadapi
berbagai macam situasi dalam hidupnya

Di dalamnya kita temukan ungkapan perasaan umat beriman


dari yang lembut sampai ke perasaan emosional, ada keluhan
atau ratapan, pujian, ketakutan, kepercayaan, kesedihan dan
kegembiraan.
PENGANTAR INJIL
Me n ga j a k u m at u n t uk
m e n de n garkan in j il
Dulu lagu Gregorian khusus untuk soli. Sekarang “Responsorial” =
Alleluia dibawakan oleh pemazmur,diakon/imam
Alleluia diulang oleh umat
Ayat Pengantar Injil dibawakan oleh pemazmur/diakon/imam
Alleluia diulangi oleh umat

Catatan:
Dalam Alleluia musiknya (alleluia) lebih penting daripada ayat.
NAMA MAZMUR
Nama Mazmur berasal dari bahasa Ibrani, mizmor artinya nyanyian yang
diiringi dengan alat musik berdawai Kita menyebutnya mazmur karena
pengaruh bahasa Arab. Dalam bahasa Arab sendiri, nyanyian ibadat
yang serupa dengan mazmur disebut Zabur. Kitab Mazmur dalam KS
Yahudi disebut Sefer Tehillim (Kitab Puji-Pujian). Akar kata dari Tehillim
adalah kata Ibrani hll, yang artinya memuji. Dari akar kata hll muncul
ungkapan “halleluya” (pujilah Tuhan). Ungkapan ini kita temukan pada
awal atau akhir sejumlah mazmur (Mzm 104:35; 106:1, 48; 113:1, 9; 146-
150).
ETIMOLOGIS
Dalam KS bahasa Ibrani nama mizmor tidak dipakai sebagai judul kitab,
tetapi hanya disebut dalam judul sejumlah mazmur. Dalam bahasa
Inggris, Kitab Mazmur disebut: The Book of Psalms. Kata psalm berasal
dari bahasa Yunani dari kata psalmos yang artinya lagu puji-pujian. Istilah
psalmos berasal dari kata kerja psallo, artinya bernyanyi dengan iringan
alat musik berdawai (semacam harpa atau gitar). Dalam bahasa Latin
Kitab Mazmur disebut Liber Psalmorum. Dari telaah arti katanya, mazmur
merupakan sebuah doa yang dinyanyikan.
Siapakah Pengarang Mazmur?
Tradisi Yahudi dan Kristiani di masa lalu menyakini bahwa pengarang
Kitab Mazmur adalah Daud. Sebenarnya hanya 73 mazmur yang
menyebut nama Daud pada judulnya. Selain itu, ada 13 mazmur yang
dikaitkan dengan peristiwa yang dialami Daud (3, 7, 18, 34, 51-52, 54, 56-
57, 59-60, 63, 142). Adalah masuk akal apabila Daud dianggap sebagai
penulis mazmur karena ia mempunyai bakat musik (2Sam 1:19-27; 3:33-
34 dan punya minat pada liturgi (2Sam 6:5, 15:16). Namun begitu, dapat
dibuktikan dengan mudah bahwa Daud tidak menulis seluruh mazmur.
Mungkin hanya beberapa mazmur yang ditulis dan kita tidak tahu lagi
mazmur yang mana. Selain nama Daud ada nama tokoh-tokoh lain yang
disebut di awal sejumlah mazmur, yaitu, Asaf, bani Korah, Heman dan
Etan. Nama-nama yang disebut di sini rupanya orang-orang yang
berperan dalam liturgi di Bait Allah. Sejumlah mazmur rupanya berasal
dari kumpulan nyanyian milik mereka. Ada sejumlah mazmur yang
berasal dari zaman sesudah Daud. Misalnya mzm 137, oleh karena itu,
jelas bahwa tidak semua mazmur merupakan karya Daud. Tidak mudah
untuk menentukan kapan mazmur-mazmur ditulis. Para ahli KS
cenderung membagi periode penyusunan mazmur sebelum dan sesudah
jaman pembuangan di Babilonia. Yang jelas Kitab Mazmur sudah mulai
ditulis sejak jaman Daud dan berakhir sesudah jaman pembuangan.
Sekitar tahun 300 sM, semua mazmur telah ditulis.
MAZMUR
Wu j u d Doa K it a
Biasanya kalau kita berdoa spontan, kata-kata atau bahasa kita sangat
terbatas, karena gagasan kita juga terbatas; namun dengan mazmur
ternyata lain. Kata-kata dalam mazmur mampu mewakili ungkapan hati
dan doa pribadi, karena amat kaya dengan gagasan bagaimana manusia
seharusnya bersyukur, mohon, pasrah dan sebagainya di hadapan Allah.
Menurut sdri Bernie, yang sudah pernah mengalami suasana doa di Biara
Suster-suster Trapis Gedono. “Umat perlu diajak dan disadarkan, bahwa
mazmur yang didaraskan atau didoakan dapat memperkaya suasana
batin kita. Mendoakan mazmur berarti kita diperkaya oleh kebaikan Allah
yang turut berdoa dalam hati kita melalui bisikan Roh Kudus”.

Lebih dari itu, umat sebenarnya tidak perlu takut dengan bahasa Mazmur
yang terlalu tinggi atau terlalu asing, karena bagaimana pun juga isi
Mazmur tetap aktual bagi kita yang mendaraskan / berdoa pada Allah.
Tinggal bagaimana kita membiasakan diri bergaul dengan Mazmur dalam
kehidupan doa kita sehari-hari. Untuk itu dapat membantu bila kita hanya
memakai dulu Mazmur-mazmur tertentu, seleksi mazmur dalam MB dapat
membantu. Sebelum kita berbicara kepada Allah, sebenarnya kita
membutuhkan masukkan dari Allah bukan? Itulah gunanya Mazmur /
Kitab Suci.

Daftar Usulan Tema Mazmur
Daftar usulan tema-tema Mazmur di bawah ini diambil dari sebagian usulan yang ada di
buku “Mazmur dan Kidung” yang diterbitkan oleh Biara Suster-Suster Trapis OCSO –
Gedono, dan dapat dipakai sebagai doa pribadi atau bersama dalam saat-saat atau
sikap hati tertentu:
Dalam godaan: Mazmur 5, 12, 43, 72, 119, 122, 140.
Dalam kecemasan: Mazmur 5, 6, 9, 16, 38, 43, 59, 65, 69, 78, 79, 84, 85, 101, 119, 141.
Dalam kesesakan: Mazmur 3, 16, 17, 21, 25, 26, 27, 34, 39, 40, 53, 54, 55, 56, 58, 61,
63, 68, 69, 70, 73, 101, 119, 136, 139, 140, 141, 142, 143.
Dalam lembah dosa: Mazmur 24, 31, 37, 38, 39, 40, 50, 64, 68, 78, 84, 89, 105, 129,
142.
Dalam penyakit: Mazmur 6, 37, 40, 101, 114.
Damai: Mazmur 4, 28, 71, 84, 92, 98, 119, 121, 124, 125, 127, 132.
Di ujung keputus-asaan: Mazmur 12, 21, 30, 38, 43, 54, 68, 73, 76, 87, 141.
Kegembiraan: Mazmur 4, 15, 29, 31, 32, 36, 41, 42, 47, 50, 62, 66, 67, 69, 96, 103, 104,
117, 118, 121, 125, 130, 148, 149, 150.
Kelemahan manusia: Mazmur 9B, 36, 38, 48, 51, 61, 72, 89, 101, 102, 143, 145.
Kepercayaan: 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 22, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 36,
37, 38, 43, 45, 51, 52, 53, 54, 55, 58, 59, 60, 61, 70, 78, 79, 83, 87, 90, 93, 107, 111,
113B, 115, 117, 120, 122, 123, 124, 125, 126, 130, 139, 140, 141, 142, 143.
Kontemplasi dan Pujian: Mazmur 9, 18, 25, 29, 32, 33, 34, 47, 62, 66, 67, 70, 72, 73,
75, 88, 97, 98, 99, 100, 102, 103, 104, 107, 110, 134, 138, - dan ada beberapa mazmur
tema “sembah sujud” yang juga cocok untuk tema “kontemplasi dan pujian”.
Pengharapan: Mazmur 24, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 45, 51, 59, 60, 61, 63, 69, 70, 79,
118, 125, 127, 129, 130, 137, 145.
Rasa syukur: Mazmur 4, 17, 21, 22, 27, 39, 51, 53, 55, 74, 85, 106, 114, 123, 137, - dan
ada beberapa mazmur tema “kontemplasi dan pujian” yang cocok juga untuk tema “rasa
syukur”.
Sembah sujud: Mazmur 8, 28, 39, 43, 44, 46, 49, 50, 53, 56, 64, 65, 68, 91, 94, 95, 112,
113, 115, 116, 117, 118, 133, 135, 137, 140, 144, 145, 146, 148, 149, 150.

UNSUR PENTING DALAM
LITURGI SABDA
Melalui bacaan-bacaan pada Liturgi Sabda, Allah sendiri bersabda kepada umat-Nya.
Lewat Sabda-Nya Kristus sendiri hadir di tengah-tengah umat beriman. Sabda Allah itu
diresapkan oleh umat dalam keheningan dan nyanyian, dan diimani dalam Syahadat
(PUMR 55).
Mazmur Tanggapan merupakan unsur penopang permenungan atas Sabda Allah.
Karena itu Mazmur Tanggapan hendaknya sesuai dengan bacaan yang bersangkutan,
dan biasanya diambil dari Buku Bacaan Misa/Lectionarium (PUMR 61)
Karena merupakan suatu pewartaan maka pemazmur perlu menjaga:
1. agar ada kontak dengan umat;
2. agar artikulasinya jelas;
3. agar kata penting / kata kunci dalam tiap baris / setengah ayat menonjol dengan
diperlambat dan diperkeras;
4. agar kata-kata yang kurang penting dipercepat;
5. agar dimengerti dan dihayati apa yang diwartakan;
6. agar menjadi renungan, maka pada tempat astericus (*)/di akhir tiap baris hendaknya
diadakan istirahat.
MAZMUR TANGGAPAN
1. .Ayat-ayat mazmur tanggapan adalah suatu pewartaan, bukan doa
meditatif (seperti dalam ibadat harian). Sebagai bagian pokok dari
Liturgi Sabda, maka mazmur tanggapan selalu dibawakan dari
mimbar.
2. Terdapat bermacam-macam jenis mazmur:
a. Lagu Kidung (mz 8, 19, 20, 33, 46-48, 76, 84, 87, 93, 96-100, 103-106,
113, 114, 117, 122, 135, 136, 145-150). Bentuknya selalu sama: diawali
dengan ajakan untuk bersyukur pada Allah. Bagian pokok memamerkan
alasannya: mukjizat dalam alam, karya penciptaan, dalam sejarah
khususnya karya penyelamantan umat Allah. Diakhiri dengan ulangan
dari kalimat awal atau dengan suatu permohonan.
Mazmur kidung dapat dibagi dalam dua kelompok:
- lagu Sion (mz 46, 48, 76, 87) memuliakan kota suci abadi, tempat
kediaman Allah, sasaran ziarah.
- lagu Raja Yahwe (mz 47, 93, 96-98) memuliakan kerajaan Yahwe yang
universal.
b. Lagu Ratapan mulai dengan suatu seruan pada Allah untuk minta
pertolongan. Dalam bagian pokok orang berusaha untuk menggerakkan
Allah untuk ambil langkah, maka dipamerkan derita biasanya dalam
bentuk kiasan. Namun diungkapkan pula kepercayaan pada Allah. Sering
keluhan secara mendadak diakhiri (tanpa peralihan) dengan syukur.
Mazmur Ratapan dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Mazmur Ratapan umat / bersama (mz 12, 44, 60, 74, 79, 80, 83, 85,
106, 123, 129, 137). Alasannya adalah suatu malapetaka, gagalan,
derita bersama mis. hancurnya kota Yerusalem pada tahun 587 SM.
2. Mazmur Ratapan perorangan (mz 3, 5-7, 13, 17, 22, 25, 26, 28, 31,
35, 38, 42-43, 51, 59, 63, 64, 69-71, 77, 86, 102, 120, 130, 140-143).
Isi doa sangat berbeda-beda. Meski dirumuskan dengan "aku", namun
yang dimaksudkan ialah seluruh umat. Mazmur-mazmur ini
merupakan ungkapan iman pribadi.
c. Mazmur syukur (mz 18, 21, 30, 33, 34, 40, 65-68, 92, 116, 119, 124,
129, 138, 144).
Dapat dibedakan mazmur syukur perorangan dan bersama. Alasannya

ialah pembebasasan dari bahaya, syukur atas hasil panen, bantuan yang
diberikan Allah pada sang raja.
d. Bentuk campur. Batas antara kelompok mazmur tidak begitu tegas;

dalam satu mazmur terdapat beberapa tema. Selain itu terdapat mazmur
kebijaksanaan (mz 1, 112, 119, 127) Terdapat mazmur "ramalan" /
maksud yang tidak begitu jelas (mz 2, 50, 75, 81, 82, 85, 95, 110).
Mazmur raja berfokus pada Al-Masih.-

Bawakanlah ayat-ayatnya sebagai puisi / pewartaan sesuai dengan jenis

mazmur ybs.
CATATAN UNTUK PARA PEMAZMUR
1. Ayat-ayat mazmur tanggapan adalah suatu pewartaan,
bukan doa meditatif (seperti dalam ibadat harian).
Pewartaan terjadi tidak hanya melalui mulut, tetapi melalui
seluruh tubuh pemazmur.
2. Sebagai bagian pokok dari Liturgi Sabda, maka mazmur
tanggapan selalu dibawakan dari mimbar.
3. Hindarilah kesalahan pokok dengan menganggap semua
nada / suku kata sama panjangnya! Untuk itu perhatikanlah
penggalan di tengah baris (4) serta perubahan tempo untuk
membedakan kata pokok dan kata yang kurang penting (5).
4. Kalimat bahasa Indonesia terdiri dari kelompok-kelompok kata.
Bacalah syair ayat dulu untuk menemukan kelompok-kelompok kata
ybs. / penggalan di tengah baris: di situ nanti perlu diadakan perhentian
singkat.
5.Sebelum mulai bernyanyi, pandanglah para hadirin yang akan disapa
dalam pewartaan. Ulangilah kontak mata dengan umat secara berkala
selama ayat mazmur diwartakan.
6. Hindarilah kesan tergesa-gesa. Tunggu bunyi iringan organ dulu, baru
mulai bernyanyi. Indahkanlah istirahat pada akhir baris.
7. Bacalah Bacaan I agar dapat membawakan MT dengan penghayatan
yang tepat
8. Bacalah Bacaan I agar membawakan MTA dengan penghayatan yang
tepat.
Nyanyian pemazmur adalah suatu pewartaan yang diiringi oleh organis.
Maka perlu dijaga agar pemazmur: menonjol, janganlah tertutup oleh
iringan yang terlalu keras.
Janganlah pakai bas kaki untuk menigiringi pemazmur.
Sebaiknya tiap ayat / setengah ayat didahului oleh bunyi organ, baru
pemazmur masuk, agar terciptalah suasana tenang dan hening.
SEBAIKNYA PEMAZMUR MENGUASAI TEKNIK DASAR MENYANYI

1. Mempunyai materi suara yang cukup baik


a. Proyeksi suara / resonansi yang baik
b. suara kokoh – tidak goyang
c. Ambitus yang sesuai lagu mazmur pada umumnya
d. Teknik pernapasan diafgrama yang benar
e. Menguasai cara membaca notasi
f. Bisa menyanyikan interval dengan tepat
g. Menyanyikan kata-kata dengan jelas
LATIHAN-LATIHAN ATAU VOKALISIS

A. Proyeksi suara yang baik


B. Suara kokoh – tidak goyang

◦1 3 5 3 | j1j 3 j5j 3 1. +
◦ dong dong dong dong do do do do do
C. AMBITUS PENYANYI

Pemazmur sebaiknya mempunyai Sopran : c’ - a”


ambitus atau jangkauan suara Mezo Sopran : a - f”
minimal suara medium atau tengah Alto : f - d”
kira-kira dari a sampai f2, tidak Tenor : c - a’
Terlalu rendah atau terlalu tinggi. Bariton : A - f’
Lihat diagram Ambitus suara berikut : Bas : F - d’
D. TEKNIK PERNAPASAN DIAFRAGMA
1. Otot diafragma menopang kekuatan suara
2. Pernapasan yang benar membuat kita bisa menyanyikan frase dengan baik.
3. Pernapasan yang tidak tepat bisa menyebabkan pitch goyang (melorot)
Latihan untuk memperkuat diafragma ;
Do = Bes sampai G

j10 j30 j50 j30 | d1 . . . +


do, do, do, do, do
E & F. NOTASI DAN INTERVAL
Contoh latihan-latihannya:
(1). Do = Bes sampai Es
(2). La = b sampai e

1 3 5 a1 | 7 5 4 2 | 1 . .0 +
1. La la la la la la la la la
s6 1 3 6 | /5 j.4 j3j 2 j1j s7 | s6 . . 0 +
2. Do do do do do do do do do do do
JIKA SUDAH MENGUASAI TEKNIK MENYANYI

•Kita bisa menghayati mazmur dengan lebih baik


•Bacalah “Pedoman Umum dan Petunjuk Praktis” di buku mazmur halama ix
sampai xvi.
2. MAZMUR SEBAGAI “ART-SONG”

a. Syairnya puitis
b. Memuat permainan kata dan irama
c. Berisi gambaran, simbol, macam-macam perasaan manusia
d. Ringkasan sejarah keselamatan Allah bagi manusia
e. Melodi “resitatif” memerlukan teknik menyanyi yang baik
3. LANGKAH-LANGKAH MELATIH MAZMUR

1. Baca atau deklarasikan


2. Mencari tahu latar belakangnya
3. Perhatikan kalimat dan tempat bernapas
4. tandai kata-kata yang beraksen
5. latih melodi yang tepat, tidak terpeleset pada perubahan nada
6. Nyanyikan mazmur dengan lancar, mengalir, tidak patah-patah , tapi
◦ jelas artikulasinya
4. JENIS MAZMUR MENURUT SUASANA

1. Mazmur gembira hal. 74,


2. Mazmur netral
3. Mazmur suram/sedih 202
5A.MELATIH EKSPRESI WARNA SUARA

Menghasilkan Warna Suara Netral


1. Buka mulut ukuran sedang (2 jari)
2. Rahang dan lidah tidak kaku
3. Arahkan suara lurus ke depan
4. latih suara dengan huruf “o” atau “a”
5B. MELATIH EKSPRESI WARNA SUARA

Menghasilkan warna suara gembira


1. Buka mulut lebih lebar
2. posisi bibir mengarah ke “senyum”
3. Latih lagu dengan huruf “e” dan “a” yang jernih
4. Arahkan suara ke depan
6A. VOKALISI UNTUK PEMAZMUR

Do = Bes sampai Do = G

◦ 3 . 4 .| 5 . 4 .| 3 . 2 .| 3 . . 0 +
◦ a. LA LA LA LA LA LA LA
◦ b. NEY NEY NEY NEY NEY NEY NEY
◦ c. KU KU KU KU KU KU KU
6B. VOKALISI UNTUK PEMAZMUR

Do = Bes sampai Do = Es

◦ h1 3 h5 3 | h4 6 5 .| h5 a1 h5 3 | h4 2 1 . _
◦ a. Al - le - lu - ya, al - le - lu - ya
◦ b. Ma ma ma ma ma ma ma ma
6C. VOKALISI UNTUK PEMAZMUR

◦ Do = A sampai do = C

◦3 | 4 5 | 7 A1 | 7 A1 | z x x.x|x cA3’
A3
◦ Da me ni po tu la be da
◦ A3 | A1 7 | 5 7 | 5 4 | z3x x.x|x c3 _
◦ Po tu la be da me ni po.
CARA PEMBAWAAN
P ah am i dan S im a k s e c a ra b e rs a ma
Perhatikan ayat dicetak miring. Penekanan yang berbeda ditemui pada
bait lainnya. Ada yang berbentuk pujian, harapan, dan juga kebanggaan.
Ini tentu saja memberi warna yang berbeda pada saat dinyanyikan;
berikut dengan tempo dan dinamikanya. Untuk mengurangi terjadinya
kesalahan semacam ini, lebih baik organis dan pemazmur
menyempatkan diri untuk berlatih bersama kor, karena perlu kesamaan
persepsi akan pembawaan sebuah lagu, terutama lagu Mazmur yang
merupakan renungan dari ayat-ayat Injil.

Catatan :
“Dosa asal” dari pemazmur ialah salah faham bahwa tiap nada / suku kata sama
panjangnya dan sama pentingnya. Dengan demikian tidak mungkin ada penjiwaan;
mazmur menjadi suatu lagu wajib yang ingin diselesaikan dengan secepat mungkin.
Untuk membawakan mazmur tanggapan dengan baik pemazmur perlu tahu isi bacaan I
dan mencari hubungannya dengan kata kunci dalam ayat-ayat mazmur.
Daftar referensi
1. Bahan Penataran Dirigen Intensif dan KOGJJ 2007
2. Kedudukan Nyanyian Dalam Liturgi
3. Buku MTA
4. PUMR
5. Bahan Webinar
6. Diktat Musik Liturgi Bab 3 (mans.)
TEMA MAZMUR
Digol on gk an m e n u rut P e l b aga i T e m a
a) Ziarah (MTA hal.4, 274
b) Pujian kepada Allah (MTA hal.16,108, 123, 137, 14, 216, 241, 249
c) Permohonan, keluhan, ketakutan (MTA hal. 45, 54, 118,147, 149, 178, 196,
202, 204, 212, 236, 243, 247, 252, 277, 283, 326
d) Renungan sejarah keselamatan (MTA hal.61, 104, 110, 182,189, 210, 218,
226, 238, 260, 287, 293, 310, 322, 334, 358, 362, 369
e) Raja: pemimpin umat Allah (MTA hal.74, 85, 116,164, 220, 222, 256, 295
351,
f) Tobat (MTA hal.127, 204, 377
g) Ungkapan iman dan harapan (MTA hal. 36, 42, 81, 89, 102162, 182, 192, 198,
200, 254, 258, 270, 272, 279, 285, 291, 312, 314, 360, 365, 367
h) Kasih dari Allah serta kasih pada Allah (MTA hal.77. 121, 131, 135, 143,
156,168, 173,184, 289,
i) Kerinduan (MTA hal.67, 133, 139, 151, 160, 180, 319, 379

Anda mungkin juga menyukai