Anda di halaman 1dari 28

MEDIA PEMBELAJARAN DAN TIK

CIRI-CIRI, JENIS DAN FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

OLEH :

NAMA : 1. DESI ELNA SARI (16033046)


2. ELSI TRISMA (16033048)
PRODI : Pendidikan Fisika B

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Desnita, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Ciri-Ciri, Jenis Dan Fungsi Media Pembelajaran dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan TIK.

Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan juga kepada dosen Dra.
Desnita, M.Si.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi kami.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya kami
mengucapkan banyak terima kasih.

28 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Daftar Isi......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

A. Ciri-Ciri Media Pembelajaran............................................................ 3


B. Jenis-Jenis Media Pembelajaran......................................................... 6
C. Fungsi Media Pembelajaran............................................................... 13

BAB III PENUTUP........................................................................................ 23

A. Kesimpulan......................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 25
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  

Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam


pembelajaran ke arah paradigma kontruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa
pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan
tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau
pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau
pembelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain,
kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul,
selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber
belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer,
perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).

Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target


belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi
belajar siswa dan kreatifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalu
berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan
menggunakan berbagai cara, salah satunya penggunaan media pembelajaran. Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan
keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat


membantuk efektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu, sehingga yang menjadi target dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang sangat penting dan
tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran
itu sendiri. Oleh karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, fungsi, jenis, dan
karakteristik beberapa jenis media pembelajaran, untuk mendapatkan gambaran dan
pemahaman sebelum menggunakan atau mungkin memproduksi media pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah

1. Bagaimana Ciri-Ciri Dari Media Pembelajaran?


2. Apa Sajakah Jenis-Jenis Media Pembelajaran?
3. Bagaimana fungsi dari media pembelajaran?

C.    Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Ciri-Ciri Dari Media Pembelajaran.


2. Untuk Mengetahui Apa Sajakah Jenis-Jenis Dari Media Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Dari Media Pembelajaran.
                                                                   BAB II

PEMBAHASAN

A. CIRI-CIRI MEDIA PEMBELAJARAN

Setiap media pembelajaran memmiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau


dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi
ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai.
Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan
seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran
sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. karakteristik media
merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.

Gerlach dan Ely mengemukakan  tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk


penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru
tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media
pembelajaran tersebut adalah:

1. Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media untuk merekam,


menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti
fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah
diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah
dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek ayang
telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau datu abad)
dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur
laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi
berapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam
untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan
maupun secara kelompok.

2. Ciri manipulative (manipulative property)

Ciri manipulatif adalah kamampuan media untuk mentransformasi suatu


obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai
contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-
kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan
teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat
diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari
kejadian/peristiwa tersebut. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong
kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi
tersebut. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada
saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat
galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari
media. Demikian pula, sautu aksi gerakan dapat direkam dengan kamera untuk foto.
Pada rrekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur.
Media (rekaman video/audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan
bagian-bagian penting dari ceramah, pidato, atau urutan sautu kejadian dengan
memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri
manipulatif meemerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi
kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-
bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan
membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sifat mereka
kearah yang tidak diinginkan.

Manipulasi kejadian atau objek dengan jala mengedit hasil rekaman dapat
menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum, pengolahan gandung
menjadi tepung , dan penggunaan tepung utnuk membuat roti dapat dipersingkat
waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mampu menyajikan
informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan proses dari
penaanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.

3. Ciri distributif (distributive property)

Ciri distributif ini menggambarkan kemampuan media mentransportasikan


obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan
kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian tersebut. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya
terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu
wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket
komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi
seberapa kali pun dan siap dihunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang di sautu tempat. Konsistensi informasi yang telah
direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

Berdasarkan uraian sebelumnya, ternyata bahwa karakteristik media,


klasifikasi media, dan pemilihan  media merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Banyak ahli, seperti Bretz,
Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan  Kemp, telah  melakukan
pengelompokan atau membuat taksonomi mengenai media pembelajaran. Dari
sekian pengelompokan tersebut, secara garis besar media pembelajaran dapat
diklasifikasikan atas: media grafis, media audio, media proyeksi diam (hanya
menonjolkan visual saja dan disertai rekaman audio), dan media permainan-
simulasi. Arsyad (2002) mengklasifikasikan media pembelajaran  menjadi empat
kelompok berdasarkan teknologi, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil
teknologi audio-visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media
hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-masing kelompok media
tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda satu dengan yang lainnya.

Ciri-ciri umum media pembelajaran secara umum adalah:


a.       Media pembelajaran identik dengan alat peraga langsung dan tidak langsung.
b.      Media pembelajaran digunakan dlm proses komunikasi instruksional.
c.       Media pembelajaran merupakan alat yg efektif dalam instruksional.
d.      Media pembelajaran memiliki muatan normatif bagi kepentingan pendidikan.
e.       Media pembelajaran erat kaitannya dgn metode mengajar khususnya maupun
komponen-komponen sistem instruksional lainnya.
f.       Sumber belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut fungsinya hanya se bagai alat
bantu saja.
g.      Dikatakan media jika ia merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar &
ada pembagian tanggung jawab antara guru & sumber lain.
h.      Dengan demikian perbedaan antara media dan alat peraga terletak pada fungsinya
bukan pada substansinya.

B.     JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan
dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, maka media
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media
dengar (audio/sam’iyah), dan media pandang dengar (sam’iyabashariyah/ audiovisual).

Adapun penjelasan tentang jenis-jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media Pandang (visual/ bashoriyah).

Media pandang berkaitan dengan indera penglihatan. Media pengajaran yang berupa
alat bantu pandang(visual aids) secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berguna dalam
hubungannya dengan motivasi, ingatan dan pengertian. Media visual memegang peranan
yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media ini dapat memperlancar
pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, media
visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Media pandang(visual) dibagi menjadi dua yaitu media pandang non proyeksi dan
media pandang berproyeksi. Media non proyeksi merupakan media yang sering digunakan
dalam proses belajar mengajar, baik yang berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi
dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sinar listrik atau proyektor. Sedangkan media
berproyeksi yaitu Media pandang proyeksi merupakan salah satu kelompok media
pengajaran yang dalam operasionalisasinya memerlukan proyeksi atau penyorotan dengan
cahaya, sehingga bisa dipandang atau dilihat oleh pengguna media tersebut.

Ada beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non –
proyeksi, antara lain:

a) Papan tulis

Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang paling murah
dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat dipakai untuk
membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga dapat
dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperukan. Daya guna
dan daya pakai papan tulis sangat tergantung pada kreativitas guru.

b) Papan flanel

Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan kain
flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar, skema,
kartu kata, dan semacamnya. Papan flanel biasanya dipasang di dinding atau
digantung di antara dua buah kayu di bagian atas dan bawah.
c) Papan tali

Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan tulis biasa
atau pada papan tripleks. Tali yang baik adalah kawat kecil. Tali-tali tersebut
dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi kanan dan kiri papan
tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak tali yang satu dengan tali
yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan digantug pada tali.
Kartu-kartu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat
disangkutkan pada tali, digeser dan dilepas kembali.

d) Papan magnetis

Pada dasarnya penggunaan papan magnetis tidak berbeda dengan papan


flanel, perbedaannya terletak pada sistem melekatnya barang-barang. Pada papan
magnetis melekatnya disebabkan daya tarik magnetis, permukaan papan magnetis
umumnya putih, sehingga dapat dipakai untuk menulis.

e) Wall chart

Media ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya
digantungkan pada dinding kelas. Media ini juga dapat digantungkan pada papan
tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosa kata dan penyusunan
kalimat.

f) Flash chart

Media ini berupa kartu-kartu berukuran 15×20 cm sebanyak 30 sampai 40


buah. Bahan-bahan kartu ini terbuat dari kertas manila. Setiap kartu diisi dengan
gambar berbentuk stick figure, yakni gambar yang berupa garis-garis sederhana,
tetapi sudah menggambarkan pesan yang jelas. Gambar ini tidak disertai dengan
tulisan apapun. Media ini cocok untuk melatih keterampilan berbicara secara
spontan dengan menggunakan pola-pola kalimat tertentu.
Media pandang berproyeksi merupakan media yang bersifat elektronik yang
diproyeksikan yang terdiri hardware dan software. Penggunaan media ini
memerlukan aliran listrik untuk dapat menggerakkan pemakaiannya. Adapun yang
termasuk media ini antara lain:

a. Overhead Projector (OHP)

OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan suat obyek


transparan ke permukaan layar sehingga menghasilkan gambar yang cukup besar.
Proyektor OHP merupakan hardware. OHP merupakan media yang apabila diisi
dengan software yang berupa program dan transparasi. Transparasi adalah bahan
bening bersifat tembus cahaya yang terbuat dari bahan polivinyl acetate atau
cellofilm.

b. Slide

Slide merupakan gambar transparan yang diproyeksikan oleh cahaya melalui


proyektor. Ukuran slide biasanya 2×2 atau 2×3 cm. Slide memiliki dua bentuk,
yaitu pertama, bentuk tradisional yang lepas satu persatu, dan kedua bentuk baru
yang dibungkus dalam tempat khusus lalu dimasukkan kedalam proyektor dan
secara otomatis berputar seperti film biasa. Slide bisu merupakan slide yang tidak
bersuara, sedangkan sound slide merupakan slide yang disertai suara. Slide tersebut
menggunakan sinar lampu berkekuatan tertentu yang diproyeksikan melalui lensa
ke permukaan lensa.

c. Film Strips

Media ini hampir sama dengan slide, letak perbedaannya pada slide,
gambar-gambar yang diperoleh dari hasil pemrotetan tersebut merupakan satuan-
satuan lepas, sedangkan pada film strip, gambar-gambar tersebut merupakan
rangkaian dalam satu rol. film strip juga bisa ditampilkan dengan suara maupun
tanpa suara. Suara yang dimasukkan dalam film merupakan penjelas isi. Selain
suara penjelas isi film juga bisa berbentuk buku pedoman atau narasi tulis.
d. Film Bisu

Media ini memproyeksikan rangkaian gambar-gambar positif secara kontinu


dengan kecepatan putar tertentu, sehingga mengakibatkan seolah-olah gambar
tersebut kelihatan bergerak. Media ini tidak memiliki karakteristik suara, maka pada
waktu mempresentasikannya guru boleh menambahnya dengan komentar untuk
keperluan tertentu, film ini juga bisa dibiarkan tanpa komentar guru. Media ini
dapat digunakan untuk melatih keterampilan ekspresi lisan maupun tulis.

e. Film Loop

Film Koo lebih pendek dari dari pada film bisu. Biasanya hanya
mempresentasikan suat adegan tertentu atau suat gerakan tertentu saja. Umumnya
film Koo ini tidak memiliki karakteristik suara, tetapi ada juga yang dilengkapi
dengan suara, sehingga memiliki karakteristik gambar, gerak dan suara.

2. Media Dengar( Audio)

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan


dituangkan ke dalam lambang lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa
lisan) maupun non verbal. Media audio dapat menarik dan memotivasi siswa untuk
mempelajari materi dengan lebih banyak.

Adapun media dengar atau sam’iyah antara lain sebagai berikut:

a). Radio

Media ini berupa program siaran radio yang disalurkan dari pemancar,
kemudian diterima oleh alat penerima radio untuk didengar oleh penerima
informasi. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian
dan peristiwa-peristiwa penting. Bentuk siaran radio dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu: a) program dalam bentuk pidato, b) program dalam bentuk dialog
atau tanya jawab, c) program dalam bentuk drama atau sandiwara. Media ini dapat
digunakan untuk mengajarkan ketrampilan menyimak.

b). Tape recorder

Tape recorder merupakan perangkat keras yang membutuhkan perangkat


lunak yang berupa program dalam pita rekaman, alat ini

c). laboratorium bahasa

Laboratorium bahasa adalah media untuk melatih siswa menndengarkan dan


berbicara dalam bahasa asing, misalnya bahasa arab dan inggris dengan jalan
menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium
bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang telah
tersedia. Siswa mendengarkan suara guru atau suara radio cassette melalui
headphone.

3. Media Pandang Dengar (Audio- Visual)

Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang
(sam’iyah bashoriyah atau audio visual), karena dengan media ini terjadi proses saling
membantu antara indera dengar dengan indera pandang yang termasuk jenis media ini
adalah televisi, VCD, komputer, dan laboratorium bahasa.

     Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu
hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikena dewasa
ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada
secara natural sampai kepada media yang harus diracang sendiri oleh guru.

    Berdasar sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Menggolongkan


media berdasarkan  tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):

 1.      Media audio


 2.      Media cetak
 3.      Media visual diam
 4.      Media visual gerak
 5.      Media audio semi gerak
 6.      Media visual semi gerak
 7.      Media audio visual diam
 8.      Media audio visual gerak

Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1.      Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon


2.      Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      Audio-cetak: kaset yang dilengkapi bahan tulisan
4.      Proyeksi visual diam: Overhead transparasi (OHT), film bingkai (slide)
5.      Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6.      Visual gerak: film bisu
7.      Audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8.      Objek fisik: Benda nyata, model, spesimen
9.      Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran
10. Komputer: CAI
C.    FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

1. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat


“sumberbelajar” ini tersirat makna keaktifan, yaitu sebagai penyalur, penyampai,
penghubung dan lain lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi
utamannya di samping adanya fungsi-fungsi lain  yang akan kita bahas di dalam makalah
ini. Sehingga untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru
terutama sebagai sumber belajar. Misalnya ketika guru menyuruh siswanya untuk membaca
buku pelajaran. Hal ini, buku menggantikan guru sebagai sumber belajar siswa. Dengan
membaca buku, siswa memperoleh ilmu serta informasi yang tertulis di sana.

Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul “Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber


Belajar” (1992:1-2) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakekatnya merupakan
komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar
dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan
memudahkan proses belajar mengajar.

Kemudahan tersebut tentunya akan membuat proses transfer ilmu semakin cepat
dan tepat. Misalnya ketika guru kelas 1 SD mengajarkan penjumlahan dalam matematika.
Bagi siswa yang baru memulai mengenal penjumlahan tentu akan sulit untuk
mengoperasikannya melalui angka-angka. Mengingat kemampuan berpikir abstrak anak
saat itu belum berkembang, alangkah baiknya jika guru menggunakan benda seperti pulpen,
lidi, kelereng. Dengan demikian, siswa bisa melihat dan memahami secara visual proses
pengoperasian bilangan tersebut.

2. Fungsi Semantik

Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata


yang makna atau maksudnya benar-benar di pahami oleh anak didik. Bahasa meliputi
lambang (simbol) dari isi yakni pikiran atau perasaan yang keduannya telah menjadi
totalitas pesan yang tidak dapat di pisahkan. Unsur-unsur dasar dari bahasa itu adalah
”kata”. Jadi, gambar harimau di pakai sebagai simbol keberanian. Kata akan bermakna bila
telah di rujukan kepada sejumlah objek tertentu.

Manusialah yang memberi makna kepada kata pada konteks pendidikan dan
pembelajaran. Gurulah yang menjadi makna pada setiap kata yang di sampaikannya. Bila
simbol-sombil kata variabel tersebut hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi
akan menjadi masalah yang sederhana. Sehingga guru tidak terlalu sulit untuk menjelaskan.

3. Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif ini di dasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yaitu


kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, merekontruksi, dan mentransportasi
suatu peristiwa atau objek. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua
kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan
inderawi.

Kemampuan media pembelajaran yang mengatasi ruang dan waktu, yaitu:

a. Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit di hadirkan
dalam bentuk aslinya.

Contoh:

Ketika guru ingin mengambarkan keadaan bencana alam seperti gunung meletus, tidak
mungkin guru menghadirkan keadaan tersebut ke dalam ruang kelas atau bahkan mengajak
siswanya pergi ke gunung dan melihat secara langsung peristiwa tersebut. Namun, lewat
media foto dan video yang ditampilkan, siswa sudah bisa melihat secara nyata keadaan
bencana alam tersebut.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat.

Contoh:

Ketika dalam pelajaran IPA mengenai proses pertumbuhan tanaman, tentu untuk
menunjukkan hal tersebut pasti membutuhkan waktu yang lama. Dengan bantuan media
seperti buku maupun video, guru dapat lebih cepat dalam menunjukkan proses
pertumbuhannya.

c. Kemampuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.

Contoh:

Ketika dalam pelajaran sejarah, guru tidak cukup hanya menceritakan peristiwa di masa
lampau. Untuk menghadirkan kembali peristiwa dalam sejarah, guru dapat menunjukkan
foto-foto ataupun memutar film dokumenter. Sehingga siswa seakan-akan diajak
bertamasya ke masa lampau.

Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu:

a. Membantu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu kecil, seperti
molekul, atom, dan sel.

Contoh:

Penggunaan mikroskop atau Lup bisa membantu siswa mengamati dengan jelas benda yang
ukuran kecil atau bahkan sangat kecil.

b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.
Contoh

Seperti proses metemorfosis pada kupu-kupu, proses perubahan ulat untuk berubah menjadi
kupu-kupu tentu membutuhkan waktu yang lama. Dengan video tentang metamorphosis
atau menunjukkan gambar proses metamorphosis, tentu siswa tidak perlu menunggu
berhari-hari untuk melihat peristiwa tersebut.

c. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara.

Contoh:

Seperti cara membaca al quran sesuai dengan kaidah tajwid. Siswa bisa membaca sambil
mendengarkan bacaan al quran dari kaset. Hal ini tentunya harus dilakukan sampai dapat
membaca al quran dengan baik dan benar.

d.Membantu siswa memahami objek yang terlalu kompleks,

Contoh:

Guru menggunakan peta untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan,


misalnya seperti: pemukiman, sawah, ladang, pegunungan, sungai, batas wilayah, dll.

4. Fungsi Psikologis

a. Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap


materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus yang berfungsi
membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya sel penghambat ini, para siswa
dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan
membuat rangsangan yang lainnya dengan demikian, media belajar yang tepat guna adalah
media belajar yang menarik dan memfokuskan siswa. Dalam psikologi komunikasi,
fenomena ini terjadi ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang
rangsangan yang lainnya disebut perhatian selektif (selectiv attention). Contoh saat
pembelajaran IPA tentu terasa sangat membosankan jika hanya sekedar menyampaikannya
secara teori.

b. Fungsi afektif

Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkatan penerimaan atau
penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan
kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, dan sikap
penghargaan, nilai-nilai, atau perangkat emosi dan kecenderungan kecenderuangan batin.
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan dan penerimaan siswa
terhadap stimulus tertentu. Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan, dengan
adannya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban
pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran yang di ikutinnya. Hal
lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yaitu partisipasi siswa dalam
keseluruhan proses pemebelajaran siswa secara suka rela. Hal ini merupakan relaksasi
siswa terhadap rangsangan yang di terimannya. Apabila siswa tersebut di lakukan dengan
terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan jiwannya melakukan penilaian dan
penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang di perolehnnya. Pada tingkat
tertentu nilai nilai atau norma-norma itu akan di terimannya dan di yakininnya. Kemudian
terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang
menjadi sistem batin yang konsisten yang di sebut dengan karakteristik.

c. Fungsi kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan


menggunakan bentuk-bentuk yang mewakili objek-objek yang di hadapi, baik objek berupa
orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu di dihadirkan dalam diri seseorang
melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuanya merupakan
sesuatu yang bersifat mental. Belajar melalui kegiatan seperti darmawisata, siswa mampu
menceritakan pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat-
tempat yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak di bawa pulang, dirinya sendiri juga
tidak hadir di tempat darma wisata itu saat ia bercerita pada temannya tersebut. Tetapi
semua pengalaman tercatat di dalam benaknya. Dalam bentuk gagasan-gagasan dan
tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang di
sampaikan kepada temannya yang mendengarkan ceritannya. Dengan demikian
pengalaman selama berkunjung ke tempat darma wisata di wakilkan dalam betuk gagasan
atau tanggapan yang kedua dalam bentuk mental. Jelaslah kirannya, media pembelajaran itu
telah andil dalam mengembangkan kognitif siswa. Semakin banyak ia di hadapkan dengan
objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin
kaya dan luas pikiran kognitifnya.

d. Fungsi imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinatif siswa.


Imajinatif dalam kamus lengkap psikologi adalah proses menciptakan objek atau peristiwa
tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinatif ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-
objek baru sebagai rencana di masa mendatang, atau dapat pula mengambil bentuk fantasi
(khayal). Misalnya guru memberikan gambar tentang peristiwa tanah longsor. Tentu secara
otomatis anak akan berpikir dan berimajinasi kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi.

e. Fungsi motivasi

Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong melakukan


kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian motivasi
merupakan usaha dari pihak luar adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan,
menggerakkan siswannya untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru
dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnnya dan dengan
cara memberikan dan menimbulkan harapan. Harapan akan tercapainnya hasrat dan tujuan
dapat menjadi motivasi yang di timbukan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian
harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa, bahkan yang dianggap lemah sekalipun
dalam memahami dan menerima isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media
pembelajaran yang tepat guna.

5. Fungsi Sosio Kultural

Fungsi media pembelajaran dilihat dari sosio kultural, yaitu mengatasi hambatan
sosio kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk
memahami para siswa yang memiliki jumlah yang cukup banyak (paling tidak dalam satu
kelas berjumlah 40 orang). Masing masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda
apalagi dihubungkan dengan adaptasi, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain lain.
Sedangkan dari pihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan dilakukan secara sama
untuk setiap siswa. Tentunya guru akan menghadapi kesulitan terlebih guru harus
mengatasinya sendiri. Apalagi bila latar belakang dirinnya (guru) baik adat, budaya,
lingkungan, dan pengalaman yang berbeda dari para siswannya. Hal ini dapat di atasi
dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam
memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan
persepsi yang sama.

Fungsi Media Pembelajaran dalam dunia pendidikan ada beberapa unsur yang
memiliki ikatan yang tidak dapat dihilangkan yaitu metode pembelajaran  dan media
pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya media
pembelajaran. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Levis & Lens yaitu:

1.      Fungsi Atensi

Media pembelajaran tersebut menarik dan mampu mengarahkan perhatian siswa mampu
berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan media tersebut. Media yang banyak
digunakan untuk menarik atensi murid dengan menggunakan media gambar yang dapat
ditampilkan dengan mesin proyektor dan sebagainya.

2.      fungsi Afektif

Menggunggah semangat belajar siswa dapat menggunakan media khususnya gambar. Dari
media ini emosi siswa akan muncul dan daya serap akan semakin baik. Perpaduan antara
teks dan gambar dapat menumbuhkan ketertarikan untuk mempelajari.
3.      Fungsi kognitif

Media dapsat memudahkan siswa untuk merekam kembali ke otak mererka apa yang telah
mereka dapat melalaui beberapa gambar atau visual. Dan dalam memahami hidup teks
materi siswa akan lebih mudah, di mengerti dengan menggunakan gambar dari pada
penggunaan teks yang banyak. Untuk itu media pembelajaran memudahkan untuk siswa
memahami dan mengingat informasi yang di terima.

4.      Fungsi Kompesantoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa


media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa
yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :

1. Memotivasi minat atau tindakan,


2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan


teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan
merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab,
melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan
memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka


penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.
Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar
atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari
siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau
terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam
media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara
lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat
menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus
dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang
siswa.

Fungsi Media Pembelajaran Secara Umum

Selain fungsi media pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli
pendidikan diatas, dibawah ini beberapa fungsi lain dari penggunaan media dalam proses
pembelajaran :

 Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki


peserta didik
 Dapat melampaui batasan ruang kelas, melalui penggunaan ruang yang tepat, maka
semua objek dapat disajikan kepada peserta didik
 Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.
 Mendorong motivasi belajar.
 Dapat dipergunakan sebagai suatu hal yang memungkinkan adanya interaksi antara
siswa dengan lingkungan yang ada disekitarnya.
 Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
 Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat
dan minatnya.
 Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat
membekas dan tidak mudah lupa)
 Mampu mengeluarkan atau menghasilkan keseragaman pengamatan yang dilakuan
peserta didik.
 Media dapat diterapkan sebagai upaya menanamkan konsep dasar yang konkrit,
benar, dan juga realistis pada proses belajar.
 Membangkitkan keinginan dan juga semangat yang baru bagi peserta didik dan
tenaga pendidik (guru)
 Mampu membangkitkan motivasi dan merangsang seorang anak (peserta didik) agar
belajar lebih maksimal.
 Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
 Menambah variasi dalam penyajian materi.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Gerlach dan Ely mengemukakan  tiga karakteristik / ciri-ciri media berdasarkan


petunjuk penggunaan media pembelajaran adalah:
1. Ciri fiksatif (fixative property)
Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.

2. Ciri manipulative (manipulative property)


Ciri manipulatif adalah kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek,
kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.

3. Ciri distributif (distributive property)


Ciri distributif ini menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek
atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada
sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian tersebut.

Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan
dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, maka media
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media
dengar (audio/sam’iyah), dan media pandang dengar (sam’iyabashariyah/ audiovisual).

Fungsi media pembelajaran lebih difokuskan pada dua hal, yakni :


Analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan di dasarkan pada penggunaannya.
1.      analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran,
yakni:
1)      media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.
2)      fungsi semantic dan
3)      fungsi manipulative.
2.   analisis fungsi yag didasarkan pada penggunaannya ( anak didik dapat dibagi menjadi
dua fungsi, yaitu:
4)      fungsi psikologis dan
5)      fungsi socio cultural.

Fungsi Media Pembelajaran dalam dunia pendidikan ada beberapa unsur yang
memiliki ikatan yang tidak dapat dihilangkan yaitu metode pembelajaran  dan media
pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya media
pembelajaran. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Levis & Lens yaitu:

1.      Fungsi Atensi


Media pembelajaran tersebut menarik dan mampu mengarahkan perhatian siswa mampu
berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan media tersebut.

2.      fungsi Afektif


Menggunggah semangat belajar siswa dapat menggunakan media khususnya gambar. Dari
media ini emosi siswa akan muncul dan daya serap akan semakin baik.

3.      Fungsi Kognitif


Media dapsat memudahkan siswa untuk merekam kembali ke otak mererka apa yang telah
mereka dapat melalaui beberapa gambar atau visual.

4.      Fungsi Kompesantoris


Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen Pembimbing serta teman-teman sekalian yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran, edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Intermasa

Fathurrohman, P dan Sutikno, M,S. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama.
Bandung

M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect

Munadi, Wahyudi. 2003. Media Pembelajaran.  Jakarta: Gama persada.

Nanda Rizal, W,P. 2012. Pengembangan media pembelajaran Berbasis animasi komputer.
Skripsi.Ikip PGRI Madiun

Sadiman, Arif S., dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2005. Strategi Belajar Mengajar edisi revisi.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/fungsi-media-pembelajaran. html. di unduh


pada tanggal 28 februari 2019

http://www.asikbelajar.com/2013/06/peran-media-pembelajaran.html. di unduh pada


tanggal 28 februari 2019

http://www.informasi-pendidikan.com/2014/08/klasifikasi-media-pembelajaran.html. di
unduh pada taggal 28 februari 2019

http://belajarpsikologi.com/klasifikasi-media-pembelajaran/. Di unduh pada tanggal 28


februari 2019

http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-media-dan-jenis-media.html

Anda mungkin juga menyukai