Elsi-Desi Makalah Media Pembelajaran
Elsi-Desi Makalah Media Pembelajaran
OLEH :
JURUSAN FISIKA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Ciri-Ciri, Jenis Dan Fungsi Media Pembelajaran dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan TIK.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan juga kepada dosen Dra.
Desnita, M.Si.
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi kami.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya kami
mengucapkan banyak terima kasih.
28 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Kesimpulan......................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek ayang
telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau datu abad)
dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur
laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi
berapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam
untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan
maupun secara kelompok.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jala mengedit hasil rekaman dapat
menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum, pengolahan gandung
menjadi tepung , dan penggunaan tepung utnuk membuat roti dapat dipersingkat
waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mampu menyajikan
informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan proses dari
penaanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi
seberapa kali pun dan siap dihunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang di sautu tempat. Konsistensi informasi yang telah
direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan
dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, maka media
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media
dengar (audio/sam’iyah), dan media pandang dengar (sam’iyabashariyah/ audiovisual).
Media pandang berkaitan dengan indera penglihatan. Media pengajaran yang berupa
alat bantu pandang(visual aids) secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berguna dalam
hubungannya dengan motivasi, ingatan dan pengertian. Media visual memegang peranan
yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media ini dapat memperlancar
pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, media
visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Media pandang(visual) dibagi menjadi dua yaitu media pandang non proyeksi dan
media pandang berproyeksi. Media non proyeksi merupakan media yang sering digunakan
dalam proses belajar mengajar, baik yang berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi
dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sinar listrik atau proyektor. Sedangkan media
berproyeksi yaitu Media pandang proyeksi merupakan salah satu kelompok media
pengajaran yang dalam operasionalisasinya memerlukan proyeksi atau penyorotan dengan
cahaya, sehingga bisa dipandang atau dilihat oleh pengguna media tersebut.
Ada beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non –
proyeksi, antara lain:
a) Papan tulis
Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang paling murah
dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat dipakai untuk
membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga dapat
dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperukan. Daya guna
dan daya pakai papan tulis sangat tergantung pada kreativitas guru.
b) Papan flanel
Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan kain
flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar, skema,
kartu kata, dan semacamnya. Papan flanel biasanya dipasang di dinding atau
digantung di antara dua buah kayu di bagian atas dan bawah.
c) Papan tali
Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan tulis biasa
atau pada papan tripleks. Tali yang baik adalah kawat kecil. Tali-tali tersebut
dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi kanan dan kiri papan
tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak tali yang satu dengan tali
yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan digantug pada tali.
Kartu-kartu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat
disangkutkan pada tali, digeser dan dilepas kembali.
d) Papan magnetis
e) Wall chart
Media ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya
digantungkan pada dinding kelas. Media ini juga dapat digantungkan pada papan
tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosa kata dan penyusunan
kalimat.
f) Flash chart
b. Slide
c. Film Strips
Media ini hampir sama dengan slide, letak perbedaannya pada slide,
gambar-gambar yang diperoleh dari hasil pemrotetan tersebut merupakan satuan-
satuan lepas, sedangkan pada film strip, gambar-gambar tersebut merupakan
rangkaian dalam satu rol. film strip juga bisa ditampilkan dengan suara maupun
tanpa suara. Suara yang dimasukkan dalam film merupakan penjelas isi. Selain
suara penjelas isi film juga bisa berbentuk buku pedoman atau narasi tulis.
d. Film Bisu
e. Film Loop
Film Koo lebih pendek dari dari pada film bisu. Biasanya hanya
mempresentasikan suat adegan tertentu atau suat gerakan tertentu saja. Umumnya
film Koo ini tidak memiliki karakteristik suara, tetapi ada juga yang dilengkapi
dengan suara, sehingga memiliki karakteristik gambar, gerak dan suara.
a). Radio
Media ini berupa program siaran radio yang disalurkan dari pemancar,
kemudian diterima oleh alat penerima radio untuk didengar oleh penerima
informasi. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian
dan peristiwa-peristiwa penting. Bentuk siaran radio dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu: a) program dalam bentuk pidato, b) program dalam bentuk dialog
atau tanya jawab, c) program dalam bentuk drama atau sandiwara. Media ini dapat
digunakan untuk mengajarkan ketrampilan menyimak.
Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang
(sam’iyah bashoriyah atau audio visual), karena dengan media ini terjadi proses saling
membantu antara indera dengar dengan indera pandang yang termasuk jenis media ini
adalah televisi, VCD, komputer, dan laboratorium bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu
hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikena dewasa
ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada
secara natural sampai kepada media yang harus diracang sendiri oleh guru.
Kemudahan tersebut tentunya akan membuat proses transfer ilmu semakin cepat
dan tepat. Misalnya ketika guru kelas 1 SD mengajarkan penjumlahan dalam matematika.
Bagi siswa yang baru memulai mengenal penjumlahan tentu akan sulit untuk
mengoperasikannya melalui angka-angka. Mengingat kemampuan berpikir abstrak anak
saat itu belum berkembang, alangkah baiknya jika guru menggunakan benda seperti pulpen,
lidi, kelereng. Dengan demikian, siswa bisa melihat dan memahami secara visual proses
pengoperasian bilangan tersebut.
2. Fungsi Semantik
Manusialah yang memberi makna kepada kata pada konteks pendidikan dan
pembelajaran. Gurulah yang menjadi makna pada setiap kata yang di sampaikannya. Bila
simbol-sombil kata variabel tersebut hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi
akan menjadi masalah yang sederhana. Sehingga guru tidak terlalu sulit untuk menjelaskan.
3. Fungsi Manipulatif
a. Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit di hadirkan
dalam bentuk aslinya.
Contoh:
Ketika guru ingin mengambarkan keadaan bencana alam seperti gunung meletus, tidak
mungkin guru menghadirkan keadaan tersebut ke dalam ruang kelas atau bahkan mengajak
siswanya pergi ke gunung dan melihat secara langsung peristiwa tersebut. Namun, lewat
media foto dan video yang ditampilkan, siswa sudah bisa melihat secara nyata keadaan
bencana alam tersebut.
b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat.
Contoh:
Ketika dalam pelajaran IPA mengenai proses pertumbuhan tanaman, tentu untuk
menunjukkan hal tersebut pasti membutuhkan waktu yang lama. Dengan bantuan media
seperti buku maupun video, guru dapat lebih cepat dalam menunjukkan proses
pertumbuhannya.
c. Kemampuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
Contoh:
Ketika dalam pelajaran sejarah, guru tidak cukup hanya menceritakan peristiwa di masa
lampau. Untuk menghadirkan kembali peristiwa dalam sejarah, guru dapat menunjukkan
foto-foto ataupun memutar film dokumenter. Sehingga siswa seakan-akan diajak
bertamasya ke masa lampau.
a. Membantu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu kecil, seperti
molekul, atom, dan sel.
Contoh:
Penggunaan mikroskop atau Lup bisa membantu siswa mengamati dengan jelas benda yang
ukuran kecil atau bahkan sangat kecil.
b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.
Contoh
Seperti proses metemorfosis pada kupu-kupu, proses perubahan ulat untuk berubah menjadi
kupu-kupu tentu membutuhkan waktu yang lama. Dengan video tentang metamorphosis
atau menunjukkan gambar proses metamorphosis, tentu siswa tidak perlu menunggu
berhari-hari untuk melihat peristiwa tersebut.
Contoh:
Seperti cara membaca al quran sesuai dengan kaidah tajwid. Siswa bisa membaca sambil
mendengarkan bacaan al quran dari kaset. Hal ini tentunya harus dilakukan sampai dapat
membaca al quran dengan baik dan benar.
Contoh:
4. Fungsi Psikologis
a. Fungsi Atensi
b. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkatan penerimaan atau
penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan
kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, dan sikap
penghargaan, nilai-nilai, atau perangkat emosi dan kecenderungan kecenderuangan batin.
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan dan penerimaan siswa
terhadap stimulus tertentu. Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan, dengan
adannya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban
pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran yang di ikutinnya. Hal
lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yaitu partisipasi siswa dalam
keseluruhan proses pemebelajaran siswa secara suka rela. Hal ini merupakan relaksasi
siswa terhadap rangsangan yang di terimannya. Apabila siswa tersebut di lakukan dengan
terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan jiwannya melakukan penilaian dan
penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang di perolehnnya. Pada tingkat
tertentu nilai nilai atau norma-norma itu akan di terimannya dan di yakininnya. Kemudian
terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang
menjadi sistem batin yang konsisten yang di sebut dengan karakteristik.
c. Fungsi kognitif
d. Fungsi imajinatif
e. Fungsi motivasi
Fungsi media pembelajaran dilihat dari sosio kultural, yaitu mengatasi hambatan
sosio kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk
memahami para siswa yang memiliki jumlah yang cukup banyak (paling tidak dalam satu
kelas berjumlah 40 orang). Masing masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda
apalagi dihubungkan dengan adaptasi, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain lain.
Sedangkan dari pihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan dilakukan secara sama
untuk setiap siswa. Tentunya guru akan menghadapi kesulitan terlebih guru harus
mengatasinya sendiri. Apalagi bila latar belakang dirinnya (guru) baik adat, budaya,
lingkungan, dan pengalaman yang berbeda dari para siswannya. Hal ini dapat di atasi
dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam
memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan
persepsi yang sama.
Fungsi Media Pembelajaran dalam dunia pendidikan ada beberapa unsur yang
memiliki ikatan yang tidak dapat dihilangkan yaitu metode pembelajaran dan media
pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya media
pembelajaran. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Levis & Lens yaitu:
Media pembelajaran tersebut menarik dan mampu mengarahkan perhatian siswa mampu
berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan media tersebut. Media yang banyak
digunakan untuk menarik atensi murid dengan menggunakan media gambar yang dapat
ditampilkan dengan mesin proyektor dan sebagainya.
Menggunggah semangat belajar siswa dapat menggunakan media khususnya gambar. Dari
media ini emosi siswa akan muncul dan daya serap akan semakin baik. Perpaduan antara
teks dan gambar dapat menumbuhkan ketertarikan untuk mempelajari.
3. Fungsi kognitif
Media dapsat memudahkan siswa untuk merekam kembali ke otak mererka apa yang telah
mereka dapat melalaui beberapa gambar atau visual. Dan dalam memahami hidup teks
materi siswa akan lebih mudah, di mengerti dengan menggunakan gambar dari pada
penggunaan teks yang banyak. Untuk itu media pembelajaran memudahkan untuk siswa
memahami dan mengingat informasi yang di terima.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam
media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara
lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat
menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus
dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang
siswa.
Selain fungsi media pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli
pendidikan diatas, dibawah ini beberapa fungsi lain dari penggunaan media dalam proses
pembelajaran :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan
dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, maka media
diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media
dengar (audio/sam’iyah), dan media pandang dengar (sam’iyabashariyah/ audiovisual).
Fungsi Media Pembelajaran dalam dunia pendidikan ada beberapa unsur yang
memiliki ikatan yang tidak dapat dihilangkan yaitu metode pembelajaran dan media
pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya media
pembelajaran. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Levis & Lens yaitu:
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen Pembimbing serta teman-teman sekalian yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran, edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Fathurrohman, P dan Sutikno, M,S. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama.
Bandung
M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect
Nanda Rizal, W,P. 2012. Pengembangan media pembelajaran Berbasis animasi komputer.
Skripsi.Ikip PGRI Madiun
Sadiman, Arif S., dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2005. Strategi Belajar Mengajar edisi revisi.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/08/klasifikasi-media-pembelajaran.html. di
unduh pada taggal 28 februari 2019
http://www.pengertianahli.com/2014/07/pengertian-media-dan-jenis-media.html