Anda di halaman 1dari 4

PELAYANAN IV A

No. Dokumen : SOP/B/V/KIA-KB/01


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Suatu cara melakukan tes kanker leher Rahim dengan menggunakan
teknik sederhana,biaya rendah, tingkat sensitivitas tinggi, dan
memberikan hasil yang segera pada ibu.
2. Tujuan Untuk mendeteksi secara dini adanya lesi pra kanker serviks.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kandangan tentang Pengelolaan
dan Pelaksanaan UKM Puskesmas
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

1 dari 4
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
a. Meja ginekologi
b. Lampu Sorot
c. Speculum/cocor bebek
d. Sarung tangan periksa
e. Spatula ayre
f. Kapas lidi untuk swab

2. Bahan :
a. Larutan, cairan asam asetat (3-5%)
b. Larutan clorin 0,5%
6. Prosedur/Langkah- 1. Periksa kemaluan bagian luar kemudian periksa mulut uretra
langkah apakah ada keputihan. Lakukan palapasi Skene’s and Bartholin’s
glands. Katakan pada ibu bahwa speculum akan di masukkan dan
ibu mungkin merasakan beberapa tekanan
2. Masukkan speculum sepenuhnya atau sampai terasa ada
penolakan. Kemudian perlahan-lahan membuka bila / cocor untuk
melihat serviks. Atur speculum sehingga seluruh serviks dapat
terlihat.
3. Bila serviks di lihat seluruhnya, kunci cocor speculum dalam
posisi terbuka sehingga akan tetap di tempat saat melihat serviks.
Dengan melakukan hal tersebut provider paling tidak mempunyai
satu tangan yang bebas.
4. Pindahkan sumber cahaya agar serviks dapat terlihat dengan jelas
5. Amati serviks dan periksa apakah ada infeksi (cervicitis) seperti
cairan putih kerih ; ektopi, tumor / kista, nanah atau lesi.
6. Gunakan kapas lidi untuk membersihkan cairan yang keluar, darah
atau mukosa dari serviks. Buang kapas lidi ke dalam wadah tahan
bocor atau kantong plastik.
7. Identifikasi cervical as dan SSK dan area sekitarnya.
8. Basahkan kapas lidi ke dalam larutan asam asetat kemudian
Oleskan pada serviks. Buang kapas lidi yang telah di pakai.
9. Setelah serviks telah dioleskan dengan larutan asam asetat, tunggu

2 dari 4
minimal 1 menit agar dapat diserap dan sampai muncul reaksi
acetowhite.
10. Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah serviks mudah berdarah.
Cari apakah ada plak putih yang menebal atau ephitel acetowhite.
11. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap serviks dengan
kapas lidi bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris
yang terjadi pada saatpemeriksaan dan yang mengganggu
pandangan. Buang kapas lidi yang di pakai.
12. Bila pemeriksaan visual pada servik telah selesai, gunakan kapas
lidi yang baru untuk menghilangkan asam asetat yang tersisa pada
serviks dan vagina. Buang kapas lidi yang telah dipakai.
13. Lepaskan speculum secara halus. Jika hasil tes IVA negative,
letakkan speculum ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
untuk dekontaminasi. Jika hasil tes IVA positif dan, setelah
konseling, pasien menginginkan pengobatan segera, letakkan
speculum pada nampan atau wadah agar dapat digunakan pada
saat krioterapi.
14. Lakukan pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan rectovaginal
(jika pelu). Periksa kelembutan gerakan serviks; ukuran,
bentukdan posisi uterus; kehamilan atau abnormalitas dan
pembesaran uterus atau kepeksan (tenderness) adneksa.

Langkah-langkah pasca IVA :

1. Bersihkan lampu dengan lap yang dibasahi larutan klorin 0,5 %


atau alcohol untuk menghindari kontaminasi silang antar pasien.

2. Celupkan kedua sarung tangan yang masih dipakai ke dalam


larutan klorin 0,5 %. Jika telah melakukan pemeriksaan
rektovagina, sarung tangan harus di buang.

3. Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air kemudian


keringkan dengan kain bersih dan kering atau di anginkan.

4. Jika hasil tes IVA negative, minta ibu untuk mundur dan bantu ibu

3 dari 4
untuk duduk. Minta ibu agar berpakaian.

5. Catat hasil tes IVA dan temuan-temuan lain seperti bukti adanya
infeksi; ektropion; tumor yang tampak kasar; atau kista nabotian;
ulkus atau “strawberry serviks”. Jika terjadi perubahan acetowhite
yang merupakan ciri dari serviks yang berpenyakit, catatlah
pemeriksaan serviks sebagai abnormal.

6. Gambarkan sebuah “peta” serviks dan area yang berpenyakit pada


formulir catatan.

7. Diskusikan hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama si ibu.


Jika hasil tes IVA negative, kataka kapan ibu harus kembali unuk
melakukan tes IVA berikutnya.

8. Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, katakana pada si
ibu langkah selanjutnya yang dianjurkan.
Klasifikasi IVA Temuan Klinis
Hasil Tes-positif Plak putih yang tebal atau epitel
acetowhite, biasanya dekat SCJ.
(Squamo columnar junction)
Hasil Tes-negatif Permukaan polos dan halus, berwarna
merah jambu:
ektoprin,polip,servisitis,inflamasi,kista
nabotin.
Kanker Massa mirip kembang kol atau ulkus.
7. Unit Terkait 1. KIA

8. Dokumen terkait 1. Buku Register

2. Laporan Bulanan

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai