Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PATROL
Jl. Lapangan Bola Desa Patrol, Kec.Patrol Telp.(0234) 610125 Indramayu 45258
e-mail : pkmpatrol49@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


ORIENTASI BAGI KEPALA PUSKESMAS, PENANGGUNG JAWAB PROGRAM,
PELAKSANA KEGIATAN DAN PEGAWAI BARU UPTD PUSKESMAS PATROL

A. PENDAHULUAN

Fungsi operasional merupakan dasar dalam pelaksanaan menajemen sumber daya


manusia (SDM) yang efesien dan efektif untuk mencapai tujuan suatu organisasi instansi
tersebut. Fungsi operasional tersebut terdiri dari orientasi pelatihan sebagai wahana dan
pembangunan SDM. Sistem orientasi tersebut sangat dibutuhkan pembinaan
ketenagakerjaan yang mampu beroperasi secara efektif dan menghasilkan tenaga kerja
yang siap pakai.
1. Visi : Menjadikan Puskesmas Patrol sebagai pusat pelayanan kesehatan yang
berkualitas prima menuju kecamatan sehat
2. Misi :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan masyarakat.
3) Meningkatkan profesionalisme karyawan
3. Tata Nilai
Bersahabat : Beri Salam Hangat Bantu Dengan Tulus

B. LATAR BELAKANG

Ketika memulai suatu pekerjaan baru bagi seorang karyawan hal pertama yang akan
muncul dalam pikirannya adalah pertanyaan pertanyaan tentang kesanggupan melakukan
pekerjaan baru serta kecocokan dengan lingkungan barunya. Hal ini tentunya dapat
mengurangi kepuasan karyawan baru, dan kemampuan untuk belajar bekerja, jika tidak
ada antipasi lebih awal.Pada dasarnya kesan awal akan terasa begitu kuat dan wajar wajar
saja bagi karyawan baru, karena karyawan baru masih memiliki sesuatu yang sedikit di
banding karyawan lama seperti, pengetahuan dan pengalaman kerja serta untuk
melakukan penilaian diri.
Orientasi adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para pelaksana program
baru yang akan mendapatkan informasi mengenai instansi, jabatan, dan kelompok kerja.
Orientasi terdiri dari dua jenis yaitu induksi dan sosialisasi. Induksi sendiri adalah tahap
awal dalam pelaksana program baru mempelajari apa yang akan dilakukan, dimana
meminta bantuan, ada peraturan dan sebagainya. Sosialisasi adalah proses yang
berjangka lebih panjang dimana karyawan baru mempelajari norma-norma sistem nilai,dan
pola perilaku yang di isyaratkan oleh organisasi dan kelompok. Orientasi dilaksanakan
karena semua pegawai baru, membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.
Orientasi pagawai baru adalah proses pengenalan dan penyesuaian pegawai baru
terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dan kondisi lingkungan pekerjaan yang akan
dihadapi.
Manfaat orientasi mengurangi kecemasan,perasaan diasingkan dan kebimbangan
pegawai, dalam waktu singkat dapat merasa bagian dari organisasi serta mempercepat
sosialisasi

C. TUJUAN
1. Umum
- Pegawai baru atau pegawai yang pindah tugas dapat memahami visi misi,tata nilai
aturan dan administarsi Kepegawaian,serta dapat mengenal lingkungan
Puskesmas Patrol.

2. Khusus

1
- Pegawai baru atau pegawai yang pindah tugas memahami uraian tugas dan
wewenangnya.
- Pegawai baru atau pegawai yang pindah tugas memahami standar Prosedur
Oprasional
- Pegawai baru atau pegawai yang pindah tugas memahami tugas pokok dan
fungsinya.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pengarahan oleh kepala Puskesmas
2. Pengarahan oleh masing masing unit kerja di Puskesmas
3. Peninjauan ke masing masing unit kerja di Puskesmas
4. Perkenalan dengan karyawan lama
5. Membuat uraian tugas

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pegawai baru dan pindahan (Mutasi)

NO Materi Waktu Narasumber


Orientasi Umum
1 Visi dan Misi UPTD Puskesmas Patrol Hari Kepala Puskesmas
pertama
Budaya dan tata nilai UPTD Hari Kepala Puskesmas
Puskesmas Patrol pertama

2 Struktur organisasi Hari Ka. TU


kedua
3 Pengenalan lingkungan/pengenalan lap Hari Ka. TU
angan ketiga
Orientasi Khusus Waktu Narasumber
4 Uraian tugas dan wewenang sesuai pro Hari ke Ka. TU
gram empat
Orientasi tempat/pengenalan lapangan Hari ke Penanggung jawab /
empat koordinator program
5 SOP (Standar Operasional Prosedur) Hari ke Penanggung jawab /
lima koordinator program
6 Penugasan dan pendelegasian Hari ke Penanggung jawab /
enam koordinator program
Buku kegiatan Hari ke Penanggung jawab /
enam koordinator program

2. Pemegang Program

Materi
NO Waktu Narasumber
Orientasi Umum
Orientasi Khusus Waktu Narasumber
1 Uraian tugas dan wewenang sesuai pro 1 hari Ka. TU
gram hari,
pertama
Orientasi tempat/pengenalan lapangan 1 hari, Penanggung jawab /
hari koordinator program
pertama
2 SOP (Standar Operasioanal Prosedur) 1 hari, Penanggung jawab /
hari koordinator program
kedua
3 Penugasan dan pendelegasian 1 hari, Penanggung jawab /
hari koordinator program
ketiga
Buku kegiatan 1 hari, Penanggung jawab /
hari koordinator program
ketiga

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

2
1. Persiapan (menyusun kegiatan rencana dan jadwal)
2. Pelaksanaan (dikoordinir oleh tata usaha)
3. Metode (ceramah tanya jawab dan observasi unit kerja)
4. Alat dan bahan ( ATK, buku buku pedoman pelaksanaan program masing masing unit)

F. SASARAN
1. Petugas kesehatan yang baru diangkat atau pindah, dan menduduki jabatan baru
2. Pengelola program yang baru yang ada dipuskesmas

G. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh ka TU terhadap ketepatan pelaksanaan kegiatan
apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan
kegiatan.

H. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Kegiatan orientasi dicatat oleh notulen dan dibuat laporannya oleh tata usaha sebagai
bahan untuk evaluasi kegiatan

Mengetahui, Indramayu, ………………………..


Kepala Puskesmas Patrol Pelaksana Tekhnis Program Orientasi

DAWUT KERTO UTOMO, SKM H. NURWAENI, SKM


NIP. 19740710 199303 1 001 NIP. 19790607B200801 1 020

3
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PATROL
Jl. Lapangan Bola Desa Patrol, Kec.Patrol Telp.(0234) 610125 Indramayu 45258
e-mail : pkmpatrol49@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


UPAYA GIZI KEGIATAN SOSIALISASI STUNTING
UPTD PUSKESMAS PATROL
TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting
terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59
bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting
kronis) diukur dari standar pertumbuhan dari WHO.
1. Visi : Menjadikan Puskesmas Patrol sehat yang BERMARTABAT (Bersih,
Religius,Maju, Adil makmur dan Hebat).
2. Misi :
“Panca Mulia”
1) Puskesmas Cepat Tanggap (P-ceta).
2) Dokter Masuk Rumah (DOKMARU).
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, cepat, tepat dan bermutu.
4) Mengembangkan sumber daya manusia sesuai kompetesi.
5) Meningkatkan kinerja program berdasar standar pelayanan minimal.
3. Tujuan Puskesmas Patrol adalah mewujudkan masyarakat yang :
1) Memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi masyarakat pada
permasalahan kesehatan.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang langsung
bisa
dirasakan oleh masyarakat.
3) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
4) Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan sikap sumber daya manusia
sehingga lebih berkualitas dalam pelayanan kesehatan.
5) Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok
dan masyarakat.
4. Tata Nilai Puskesmas Patrol adalah “MELATI” kepanjangan dari : “Melayani Sepenuh
Hati”.
5. Motto Puskesmas Patrol adalah “BERSAHABAT”
1) BERi
2) SAlam
3) HAngat
4) BAntu dengan
5) Tulus

II. LATAR BELAKANG


Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah giziyang dihadapi.
Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Tingginya angka prevalensi
stunting pada tahun 2022 provinsi Jawa Barat yakni sebesar 20,2 %, sedangkan prevalensi
stunting Kabupaten Indramayu sebesar 21,1%. Masih adanya kasus stunting di wilayah
puskesmas Patrol dirasa sangatlah penting untuk dilakukan sosialisasi stunting kepada Ibu-ibu
hamil, Ibu-ibu balita, Rematri SMP/TSANAWIYAH, SMA/SMK/ALIYAH dan Kader Posyandu.

4
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Masyarakat mengerti dan paham tentang stunting
B. Tujuan Khusus
1. Agar masyarakat mengerti apa itu stunting
2. Agar masyarakat mengerti dan paham tentang factor- factor penyebab
terjadinya stunting
3. Agar masyarakat mengerti dan paham tentang dampak terjadinya stunting
4. Agar masyarakat memahami cara penanggulangan stunting

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan Pokok
Sosialisasi Stunting
B. Rincian Kegiatan
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Persiapan Mempersiapkan Materi, ATK, sarana
dan prasarana yang di gunakan.

2 Pelaksanaan Sosialisasi stunting dilakukan dengan


metode ceramah dan tanya jawab.

3 Monitoring Monitoring dilakukan pada saat


pelaksanaan sosialisasi stunting.

4 Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah


pelaksananaan sosialisasi stunting

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Sosialisasi stunting dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab.

VI. SASARAN
Sasaran Sosialisasi Stunting adalah Ibu Hamil, Ibu Balita, Rematri SMP/sederajat dan
SMA/sederajat dan Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Patrol.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Sasaran Kegiatan B u l a n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Ibu Hamil X X X X X X X
2. Ibu Balita X X X X X X X
3. Rematri SMP/ Sederajat X X
4 Rematri SMA/Sederajat X X

5 Kader Posyandu 8 desa X

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi Pelaksanaan dan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan di evaluasi hambatan, kendala dan pemecahan masalah untuk
menentukan kegiatan selanjutnya

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil kegiatan dicatat dan dilaporkan kepada kepala Puskesmas
2. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

5
Kegiatan di evaluasi setelah semua kegiatan selesai dilaksanakan

Mengetahui Tenaga
Kepala UPTD Puskesmas Patrol Pelaksana Gizi

dr. Hj Siti Rokayah, MM Erna Nurjanah, AMG


NIP. 19660924 200212 2 001 NIP. 19780324 200902 2 001

6
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PATROL
Jl. Lapangan Bola Desa Patrol, Kec.Patrol Telp.(0234) 610125 Indramayu 45258
e-mail : pkmpatrol49@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA STUNTING
KEGIATAN PENANGGULANGAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP), ANEMIA GIZI BESI,
GANGGUAN AKIBAT KURANG YODIUM (GAKY), KURANG VITAMIN ADAN
KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO LAINNYA TAHUN 2023

I. Pendahuluan
Upaya perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu amanant undang-undang
kesehatan nomor 36 tahun 2009. Upaya perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu
gizi perseorangan dan masyarakat yang dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak
dalam kandungan sampai lanjut usia, dengan prioritas pada kelompok rawan yaitu bayi, dan
balita, remaja perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang
Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan Sasaran Pokok Pembangunan Sub Bidang
Kesehatan dan Gizi Masyarakat yang bertujuan meningkatnya status gizi masyarakat
dengan target indikator pada tahun 2019 antara lain: 1) Anak Balita kekurangan gizi
(Underweight) sebesar 17 %, 2) Anak Balita wasting (Kurus) sebesar 9,5 %, 3) Anak baduta
(di bawah 2 tahun) stunting (pendek dan sangat pendek) sebesar 28 %.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan energi
kronis pada 1000 hari kehidupan pertama. Anak Stunting di definisikan dengan tinggi badan
yang tidak sesuai dengan standar pertumbuhan anak.
Stunting sangat berdampak pada kesehatan, dampak yang terjadi adalah kondisi
gagal tumbuh (berat badan lahir rendah, pendek, kecil, kurus), hambatan perkembangan
(kognitif dan motorik), gangguan metabolik pada saat dewasa (resiko penyakit tidak menular
seperti, diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung).
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek
utama yaitu : Sanitasi (air Bersih, Jamban, dan cuci tangan), Pola Asuh (ASI, MPASI,
Imunisasi, Pemantauan Tumbuh Kembang), Pola Makan (sesuai gizi seimbang dengan
makanan beraneka ragam karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air)
1. Visi : Menjadikan Puskesmas Patrol sehat yang BERMARTABAT (Bersih, Religius,Maj
u, Adil makmur dan Hebat).
2. Misi :
“Panca Mulia”
1) Puskesmas Cepat Tanggap (P-ceta).
2) Dokter Masuk Rumah (DOKMARU).
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, cepat, tepat dan bermutu.
4) Mengembangkan sumber daya manusia sesuai kompetesi.
5) Meningkatkan kinerja program berdasar standar pelayanan minimal.
3. Tujuan Puskesmas Patrol adalah mewujudkan masyarakat yang :
1) Memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi masyarakat pada
permasalahan kesehatan.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang langsung
bisa
dirasakan oleh masyarakat.
3) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
4) Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan sikap sumber daya manusia
sehingga lebih berkualitas dalam pelayanan kesehatan.

7
5) Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kel
ompok
dan masyarakat.
4. Tata Nilai Puskesmas Patrol adalah “MELATI” kepanjangan dari : “Melayani Sepenuh
Hati”.
5. Motto Puskesmas Patrol adalah “BERSAHABAT”
1) BERi
2) SAlam
3) HAngat
4) BAntu dengan
5) Tulus

II. Tujuan
Pemberian makanan tambahan balita stunting adalah untuk meningkat asupan
makanan tinggi kalori dan protein guna mengejar tumbuh balita stunting mencapai
tinggi badan yang normal.
III. Kegiatan
Pemberian PMT Balita Stunting dilakukan setelah mendapat laporan dari hasil
penimbangan dan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita di posyandu dan
di fasilitas kesehatan lainnya. Kriteria yang mendapatkan bantuan PMT balita
Stunting adalah adalah balita dengan status gizi berat badan menurut umur kategori
kurus dan tinggi badan menurut umur pendek atau sangat pendek. Sehingga hasil
akhir akhir dari PMT balita stunting ini diharapkan ada kenaikan berat badan dan
tinggi badan anak.
IV. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan PMT balita stunting dilaksanakan pada tahun anggaran 2022
V. Proses (Process)
Kriteria Balita yang mendapatkan bantuan PMT Stunting adalah:
1. Balita berumur 11 Bln – 21 Bln
2. Status gizi : TB/U = Pendek / Pendek Sekali dan BB/TB = Kurus PMT Balita
Stunting dengan rincian sebagai berikut:
Susu Bubuk : 80 gr per hari
Telur Ayam : 2 butir per hari
Kacang Hijau : 75 gr per hari
Gula pasir : 10 gr per hari
Dengan total biaya perhari adalah Rp. 25,000.-
VI. Penutup
Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran
secara umum dari kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Balita Stunting dan menjadi
pedoman pelaksanaan pada Tahun 2023 di Kecamatan Patrol .

Indramayu,02Januari 2023
Tenaga Pelaksana Gizi

ERNA NURJANAH, AMG


NIP. 19780324 200902 2 001

8
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PATROL
Jl. Lapangan Bola Desa Patrol, Kec.Patrol Telp.(0234) 610125 Indramayu 45258
e-mail : pkmpatrol49@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMERIKSAAN PTM DI POSBINDU
UPTD PUSKESMAS PATROL

I. PENDAHULUAN

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36
juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta
(80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian
akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta
kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada
negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis
secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus
hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit,
terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007,
kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung
Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per
1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang
tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan
mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan
PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi
faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM
menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko,
selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah
komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,.Salah satu strategi
pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta
masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam
pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut
dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM.
1. Visi : Menjadikan Puskesmas Patrol sehat yang BERMARTABAT (Bersih, Religius,Maj
u, Adil makmur dan Hebat).
2. Misi :
“Panca Mulia”
1) Puskesmas Cepat Tanggap (P-ceta).
2) Dokter Masuk Rumah (DOKMARU).
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, cepat, tepat dan bermutu.
4) Mengembangkan sumber daya manusia sesuai kompetesi.
5) Meningkatkan kinerja program berdasar standar pelayanan minimal.
3. Tujuan Puskesmas Patrol adalah mewujudkan masyarakat yang :
1) Memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi masyarakat pada
permasalahan kesehatan.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang langsung
bisa
dirasakan oleh masyarakat.
3) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
4) Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan sikap sumber daya manusia

9
sehingga lebih berkualitas dalam pelayanan kesehatan.
5) Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kel
ompok
dan masyarakat.
4. Tata Nilai Puskesmas Patrol adalah “MELATI” kepanjangan dari : “Melayani Sepenuh
Hati”.
5. Motto Puskesmas Patrol adalah “BERSAHABAT”
1) BERi
2) SAlam
3) HAngat
4) BAntu dengan
5) Tulus

II. LATAR BELAKANG

Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap
mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat
dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang
lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit,
melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan
suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para
pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.

III. TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan Umum :
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta
masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik

2. Tujuan khusus :
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini

C. KEGIATAN POKOK

1. Pemeriksaan Tekanan Darah


2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
3. Pengukuran Lingkar perut
4. Pemeriksaan Gula darah dan Cholesterol

RINCIAN KEGIATAN
1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah
2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan
dan Berat Badan.
3. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah
4. Deteksi dini kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim pada pengungjung wanita 30 –
59 tahun.

IV. SASARAN

Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia ≥ 15 tahun yang memiliki atau tidak
memiliki faktor risiko.

V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


 Tanggal di sesuaikan setiap bulannya di Posbindu
 Minggu pertama hari rabu setiap bulannya diposbindu
 Tanggal setiap bulannya di posbindu

VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

10
 Pelaksanaan Posbindu PTM
Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara,
pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut. Wawancara dilakukan
untuk menelusuri faktor risiko perilaku seperti merokok, konsumsi sayur
dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress. Pengukuran
berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, dan tekanan darah.
Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu, kolesterol total, trigliserida,
pemeriksaan klinik payudara, arus puncak ekspirasi, lesi pra kanker (Inspeksi Visual asam
asetat /IVA positif), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin urin. Berdasarkan hasil
wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan secara
terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara
mengendalikan faktor risiko PTM melalui penyuluhan/ dialog interaktif secara massal dan
atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko, sesuai
dengan kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan
kesehatan paripurna.
Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan kesehatan berkelajutan (Continuum of
Care) dari masyarakat hingga kefasilitas pelayanan kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke
masyarakat untuk pemantauannya.
Kegiatan posbindu PTM dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kesepakatan bersama. Pelaksanaan Posbindu PTM secara sederhana dapat
diuraikan
sebagai berikut :

Proses Kegiatan Posbindu PTM


Pemeriksaan (satu persatu)
 Registrasi ,Pemberian nomor urut / kode yang sama serta pencatatan ulang hasil
pengisian Buku monitoring FR PTM ke Buku Pencatatan oleh Petugas Pelaksana
Posbindu PTM
 Wawancara oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM
 Pengukuran TB,BB, IMT Lingkar perut, Analisa Lemak Tubuh
 Pemeriksaan Tekanan darah, Gula darah, Kolesterol total danTrigliserida,APE, lain-lain
 Identifikasi faktor risiko PTM, Konseling/Edukasi, serta tindak lanjut ainnya.

Sebelum dan setelah kegiatan Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan bersama,
seperti senam bersama, penyuluhan kesehatan tentang IVA dan CBE, upaya berhenti
merokok, gizi seimbang, dll.

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN POSBINDU PTM

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara manual
dan/atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM oleh Petugas Pelaksana Posbindu
PTM maupun oleh Petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas mengambil data hasil pencatatan
posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana posbindu PTM. Hasil
pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan, sekaligus melaporkan ke instansi
terkait secara berjenjang. Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan posbindu PTM merupakan
sumber data yang penting untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan posbindu
PTM.. Laporan hasil kegiatan bulanan/ triwulan/ tahunan yang berisi laporan tingkat
perkembangan.
Posbindu PTM, proporsi faktor risiko PTM, cakupan kegiatan Posbindu di tingkat
Puskesmas, kab /kota, provinsi dan nasional. Melalui kegiatan surveilans faktor risiko PTM
berbasis posbindu PTM, dilakukan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap faktor
risiko PTM secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada peserta, penyelengara program maupun pihak yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan posbindu PTM untuk dilakukan intervensi dalam rangka
pengembangan kegiatan, pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM.

11
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PATROL
Jl. Lapangan Bola Desa Patrol, Kec.Patrol Telp.(0234) 610125 Indramayu 45258
e-mail : pkmpatrol49@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
UPTD PUSKESMAS PATROL

A. PENDAHULUAN
Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit jantung,
diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK), dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 10
besar penyebab kematian tertinggi diindonesia, 6 diantaranya adalah karena PTM.
Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi (15,4%), disusul tuberkulosis paru
(7,5%), hipertensi (6,8%), cedera (6,5%), perinatal (6,0%), DM (5,7%), tumor (5,7%),
penyakit hati (5,2%), penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit saluran nafas bawah
(5,1%).
Di Puskesmas Kecamatan Patrol, Penyakit terbanyak didominasi oleh PTM. Dari
hasil surveilance PTM puskesmas di wilayah kecamatan Patrol tahun 2015, didapat
Hipertensi dan Diabetes Mellitus menduduki urutan teratas. Program PTM ini
dilaksanakan untuk mendukung misi Puskesmas Kecamatan Patrol yaitu :
1. Visi : Menjadikan Puskesmas Patrol sehat yang BERMARTABAT (Bersih, Religius,Maju
Adil makmur dan Hebat).
2. Misi :
“Panca Mulia”
1) Puskesmas Cepat Tanggap (P-ceta).
2) Dokter Masuk Rumah (DOKMARU).
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, cepat, tepat dan bermutu.
4) Mengembangkan sumber daya manusia sesuai kompetesi.
5) Meningkatkan kinerja program berdasar standar pelayanan minimal.
3. Tujuan Puskesmas Patrol adalah mewujudkan masyarakat yang :
1) Memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi masyarakat pada
permasalahan kesehatan.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang langsung b
isa
dirasakan oleh masyarakat.
3) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
4) Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan sikap sumber daya manusia
sehingga lebih berkualitas dalam pelayanan kesehatan.
5) Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kel
ompok
dan masyarakat.
4. Tata Nilai Puskesmas Patrol adalah “MELATI” kepanjangan dari : “Melayani Sepenuh
Hati”.
5. Motto Puskesmas Patrol adalah “BERSAHABAT”
1) BERi
2) SAlam
3) HAngat
4) BAntu dengan
5) Tulus

B. LATAR BELAKANG
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan
masyarakat. Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan dan
demografi. Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada
faktor-faktor yang menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit
bersumber makanan seperti penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan

12
kemiskinan dan kondisi kehidupan yang buruk. Dalam perkembangan selanjutnya,
disadari bahwa kondisi kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat.
Sekitar tahun 80-an mulai disadari bahwa pendidikan kesehatan saja tidak cukup
berdaya untuk mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan harus disertai pula
dengan upaya peningkatan kesehatan. Kesadaran akan hal ini menimbulkan munculnya
paradigma baru kesehatan masyarakat, yang mengubah pendidikan kesehatan menjadi
promosi kesehatan. Kesadaran akan hal ini menimbulkan munculnya paradigma baru
kesehatan masyarakat, yang mengubah pendidikan kesehatan menjadi promosi
kesehatan.
Aktifitas promosi kesehatan menurut piagam Ottawa adalah advokasi,
pemberdayaan dan mediasi. Selain itu, juga dirumuskan 5 komponen utama promosi
kesehatan, yaitu :
1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung
3. Memperkuat gerakan masyarakat
4. Membangun keterampilan individu
5. Reorientasi pelayanan kesehatan
Berdasarkan piagam ottawa tersebut, dirumuskan strategi dasar promosi kesehatan,
yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana, dan advokasi (WHO, 2009).

C. TUJUAN
Tujuan pelaksanaan program promosi kesehatan antara lain :
1. Tersosialisasinya program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat yang
berbudaya hidup bersih dan sehat serta terwujudnya masyarakat kecamatan Patrol
yang sehat dan mandiri dalam kesehatan.
2. Tujuan khusus
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat
- Memperbaiki perilaku/ sikap masyarakat
- Meningkatkan status kesehatan masyarakat

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pembinaan kelurahan siaga
- Pertemuan RW
- SMD (Survey Mawas Diri)
- MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
2. Pembinaan PHBS
3. Penyuluhan Kesehatan dan program prioritas
4. Penyuluhan HIV/AIDS (Aku Bangga Aku Tahu)
5. Penyuluhan kesehatan didalam dan luar gedung
6. Membuat kelengkapan media promosi kesehatan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pembinaan Kelurahan Siaga Aktif
Diawali dengan pertemuan tingkat RW untuk mensosialisasikan kelurahan siaga aktif
supaya masyarakat memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan secara mandiri. Kemudian dilakukan SMD (survey mawas diri) untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Masalah yang
ditemukan pada SMD kemudian di bicarakan dalam MMD (Musyawarah Masyarakat
Desa) bersama lintas sektor dan masyarakat untuk mencari solusi yang dapat
dilakukan dan membuat rencana tindak lanjut.
2. Pembinaan PHBS.
Melakukan Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan PHBS serta peran aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
3. Penyuluhan program prioritas
Melakukan pertemuan dan penyuluhan pada kader dan masyarakat tentang masalah
kesehatan yang menjadi prioritas maupun tentang program prioritas
4. Penyuluhan HIV/ AIDS (Aku Bangga Aku Tahu)
Melakukan penyuluhan tentang bahaya HIV AIDS kepada masyarakat sekolah, SMP
dan SMA
5. Penyuluhan kesehatan di dalam dan luar gedung
Melakukan penyuluhan kesehatan dengan sasaran pasien, kader, masyarakat
umum, masyarakat sekolah yang dilakukan baik didalam gedung maupun di luar
gedung
6. Membuat kelengkapan media promosi kesehatan
Dilakukan dengan membuat spanduk, poster, banner, stiker, leaflat, dsb.

13
F. SASARAN
1. Pembinaan kelurahan Siaga Aktif : Pengurus RT/RW/kader, tokoh masyarakat,
lintas sektor
2. Pembinaan PHBS : Masyarakat sekolah, Masyarakat Umum (rumah Tangga)
3. Penyuluhan program prioritas : Kader, Masyarakat umum
4. Penyuluhan HIV/ AIDS : Siswa/i SMP dan SMA
5. Penyuluhan kesehatan di dalam dan luar gedung : Masyarakat umum, kader
6. Membuat kelengkapan media promosi : ditujukan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat luas

G. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Kecamatan sebagai pembina wilayah kecamatan Patrol
2. Kelurahan sebagai pembina di kelurahan di wilayah kecamatan Patrol
3. Kepala sekolah sebagai pembina sekolah
4. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) sebagai pembina dan pelaksana di Puskesmas
Kecamatan Patrol
5. Promosi Kesehatan sebagai pelaksana kegiatan
6. Kader kesehatan sebagai pelaksana kegiatan

H. JADWAL PELAKSANAAN

No Kegiatan/ Bulan
. Tahapan kegiatan Ja Fe Ju Ju Ags Sep No De
n b Mar Apr Mei n l t t Okt v s
1 Pembinaan
Kelurahan Siaga
Aktif
Pertemuan Tk. RW v
SMD v
MMD v
2 Pembinaan PHBS
Sosialisasi PHBS v v
Sekolah
Pembinaan PHBS v
Rumah Tangga
3 Penyuluhan v
Kesehatan/Progra
m Prioritas
4 Penyuluhan
Kesehatan
di dalam gedung v v v v v v v v v v v v
di luar gedung v v v
5 Penyuluhan HIV v v
AIDS (ABAT)
6 Membuat v
kelengkapan
media promkes

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Kegiatan dilaporkan dalam SPJ dan laporan Tahunan, sehingga pencapaian SPM dalam
1 tahun dapat tercapai.

14
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PATROL
Jl. Lapangan Bola Desa Patrol, Kec.Patrol Telp.(0234) 610125 Indramayu 45258
e-mail : pkmpatrol49@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENANGGULANGAN TB PARU
UPTAD PUSKESMAS PATROL

A. PENDAHULUAN

Tuberkulosis adalah penyaki tmenular langsung yang disebabkan oleh kuman TB

(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapa tjuga

mengenai organ tubuh lainya .TB disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi timbul

akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang telah terbukt

imemiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB.Sekali batuk dapat

dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-1.000.000

kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat

bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab

.Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah

kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman

terhadap Obat Anti Tuberkulosis.

Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan pasien tidak

patuh dalam menelan obat.Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai

Pengawas Menelan Obat sangatlah penting.Diharapkan

dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan

menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan kesembuhan. out/default.Peran PMO

adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan

dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat,

mengisi kartu kontrol, serta memberikan penyuluhan.PMO diperlukan untuk menjamin

keteraturan pengobatan sehingga Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup

15
out/default, dan tidak gagal.Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami

TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT.Pengobatan TB MDR membutuhkan

waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar.Untuk mencegah terjadinya kegagalan

pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan Obat yang dilakukan

oleh PMO.

B. LATAR BELAKANG

Dalam pemberantasan penyakit TB Paru di Puskesmas Gondang melakukan langkah –

langkah sebagai acuan pemegang program:

1. Penjaringan pasien yang batuk lebih dari 3 minggu dengan koordinasi BP agar

diperiksa dahaknya atau 10 % dari kunjungan diperiksa dahaknya.

2. Pemeriksaan dahak dengan sisten SPS ( Sewaktu,Pagi,Sewaktu)

3. Pengiriman dahak ke Puskesmas PRM.

4. Pengobatan dengan FDC.

5. Pelacakan pasien TB mangkir minum obat.

6. Penyuluhan di masyarakat dengan cara perorangan ataupun kelompok.

1. Tujuan umum

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutus

rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat

kecamatan Gondang.

2. Tujuan khusus.

a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif

yang ditemukan.

b. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat mencapai 85%

dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.

c. Mengurangi pasien TB Mangkir.

C . KEGIATAN

1. Penyuluhan tentang TB Paru di masyarakat melalui kelompok masyarakat maupun

perorangan berkoordinasi dengan promkes.

2. Memberikan leaflet maupun pemasangan poster TB Paru pada tempat – tempat layanan

kesehatan .

3. Kunjungan rumah pada pasien TB yang mangkir minum obat.

16
4. Koordinasi dengan petugas BP untuk mengirimkan BTA pasien dengan gejala batuk 3

minggu atau dengan gejala lainnya.

PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pasien baru dicatat pada regester TB 01,TB 03.

2. Pelaporan tiap Tribulan .

JADWAL KEGIATAN

NO JENIS KEGIATAN Waktu Sasaran

1 Kunjungan pasien Bila pasien mangkir minum Pasien mangkir

mangkir OAT minum OAT lebih

dari 2 minggu

2 Kunjungan kontak Bila pasien baru BTA positif Keluarga pasien

BTA positif dengan BTA positif

3 Pengiriman slide ke 1 minggu sekali PKM Lengkong

PRM

4 Penyuluhan kelompok Perorangan/

kelompok

17
HASIL CAPAIAN KEGIATAN PUSKESMAS TANJUNGANOM TAHUN 2015
NO JENIS HASIL CAPAIAN RENCANA RTL JADWAL BIAYA
KEGIATAN
1 Penjaringan Target 676 suspek 1. Mengoptimalkan pustu,polindes dengan menjaring Setiap hari

suspek yang diperiksa dan mengirimkan pasien batuk lebih dari 3 minggu

ke puskesmas untuk diperiksa dahaknya

2. Promosi atau penyuluhan kesehatan di masyarakat

atau kelompok masyarakat.

2 Penemuan kasus Proporsi suspek yang 1. Menjalin kerjasama dengan BP untuk penjaringan a. Setiap hari Global Fund

TB paru (CDR) diperiksa 256 suspek semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar

diperiksa dahaknya

2. Pemeriksaan dahak 10% dari semua kunjungan BP

agar diperiksa dahaknya.

b. Sesuai jadwal

posyandu lansia.

3 Proporsi Penderita BTA positif 3. Menjalin kerjasama dengan BP untuk penjaringan Setiap hari Global Fund

penderita BTA 15 orang dari 256 semua pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar

18
positif diantara yang diperiksa diperiksa dahaknya

suspek 4. Pemeriksaan dahak 10% dari semua kunjungan BP

agar diperiksa dahaknya.

4 Rongent positif 18 Menjalin kerjasama dengan BP untuk penjaringan semua Setiap hari

pasien yang batuk lebih dari 3 minggu agar diperiksa

dahaknya

5 Sembuh 10

6 Pengobatan 6

lengkap

7 Droup 1

out/defaulth

8 TB MDR 1 Pendampingan dalam minum obat dan penyuluhan 3 Bulan sekali BOK

kesehatan.

9 TB Mangkir BOK

19
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pencapaian CDR di puskesmas Gondang baru mencapai 256 suspek yang
seharusnya 676 suspek baru mencapai 38%.
2. Proporsi BTA Positif diantara suspek 15 yang seharusnya 256 baru mencapai
5,9%.
3. Masih adanya pasien yang DO dikarenakan pasien bosan dengan minum obat
dalam jangka waktu yang lama.
4. Masin adanya pasien TB Mangkir sehingga diperlukan pengawasan dan
penyuluhan kesehatan.
B. Saran
1. Penjaringan suspek terlalu ketat sehingga BTA Positif baru 5,9%.
2. Kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan lebih digalakan lagi di masyarakat.
Pelatihan bagi petugas TB maupun petugas laboratorium.

20

Anda mungkin juga menyukai