Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN PROGRAM / KEGIATAN

ORIENTASI BAGI KARYAWAN BARU BAIK PIMPINAN PUSKESMAS, PENANGGUNG


JAWAB UPAYA PUSKESMAS, DAN PELAKSANA KEGIATAN

I. Pendahuluan
Orientasi adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para
karyawan baru yang memberi mereka informasi mengenai institusi, jabatan, dan
kelompok kerja (Mondy 2010). Orientasi adalah aktivitas – aktivitas yang menyangkut
pengenalan individu terhadap organisasi, penyediaan landasan bagi karyawan baru
agar mulai berfungsi secara efektif dan menyenangkan pada pekerjaan yang baru.
Orientasi meliputi pengenalan karyawan baru terhadap perusahaan, fungsi – fungsi,
tugas – tugas dan orang – orangnya.
Dalam rangka mendukung program-program Upaya Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas perlu diisi oleh tenaga-tenaga baru yang kompeten. Kegiatan orientasi
diperlukan bagi pelaksana yang baru ditugaskan agar dapat memahami tanggung
jawab mereka, keterkaitan dengan program yang lain, maupun keterkaitan dengan
keseluruhan tugas pokok dan fungsi puskesmas.
Dalam suatu organisasi/instansi adanya orientasi dan pelatihan mutlak
diperlukan untuk kinerja karyawan, menjadi fokus pelatihan utama yang dapat
ditingkatkan melalui program orientasi kerja bagi karyawan baru, pelatihan bahkan
pengembangan.

II. Latar Belakang


Fungsi operasional merupakan dasar dalam pelaksanaan manajemen
sumber daya manusia (SDM) yang efisien dan efektif untuk pencapaian tujuan
organisasi / perusahaan tersebut. Fungsi operasional tersebut terdiri dari orientasi,
pelatihan, dan pengembangan SDM. Sistem orientasi tersebut sangat dibutuhkan
sebagai wahana pembinaan ketenagakerjaan yang mampu beroperasi secara efektif
dan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai.
Ketika memulai suatu pekerjaan baru bagi seorang karyawan, hal pertama
yang akan muncul dalam pikirannya adalah pertanyaan – pertanyaan tentang
kesanggupan melakukan pekerjaan baru serta kecocokan dengan lingkungan
barunya. Hal ini tentunya dapat mengurangi kepuasan karyawan baru dan
kemampuan untuk belajar bekerja, jika tidak ada antipasti lebih awal. Pada dasarnya
kesan awal akan terasa begitu kuat dan wajar – wajar saja bagi karyawan baru,
karena karyawan baru masih memiliki sesuatu yang sedikit, seperti pengetahuan
dan pengalaman kerja, serta untuk melakukan penilaian diri (Mangkuprawira, 2013).
Merekrut dan memilih karyawan baru yang berpotensi tidak menjamin bahwa
mereka akan bekerja secara efektif. Salah satu penyebabnya adalah karyawan baru
tidak mengetahui apa yang harus dilakukan atau bagaimana melakukannya. Untuk
itu, langkah yang harus diambil oleh perusahaan adalah membuat karyawan baru
mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Langkah ini
dapat dilakukan dengan memberikan orientasi kepada karyawan-karyawan baru
(Gary, 2016).

III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Orientasi merupakan suatu hal yang penting dalam proses penerimaan
karyawan baru. Tanpa informasi dasar mengenai hal – hal seperti peraturan dan
kebijakan dalam perusahaan, karyawan baru dapat melakukan kesalahan dalam
menjalani pekerjaannya, dan tidak menutupi kemungkinan terjadi kesalahan
yang berbahaya (Gary, 2016). Oleh karena itu harus ada tujuan yang jelas dalam
pelaksanaan program orientasi.
a. Tujuan Umum: Tenaga kesehatan yang baru dapat memahami tugas dan
fungsinya dengan tepat sesuai dengan visi, misi dan tujuan puskesmas serta
dapat mencapai target capaian yang diharapkan.
b. Tujuan Khusus:
1) Tenaga kesehatan memahami tugas pokok dan fungsi puskesmas
2) Tenaga kesehatan memahami visi, misi, dan tujuan puskesmas
3) Tenaga kesehatan memahami tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab
sebagai Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Program/Upaya
Puskesmas, dan Pelaksana Program/Kegiatan.

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Pada uraian diatas bahwa orientasi merupakan suatu penyesuaian diri
karyawan terhadap perusahaan. Tujuannya jelas untuk membina karyawan baru
merasa cocok dengan lingkungan barunya. Selain itu karyawan baru perlu
dipersiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang
dibebankan kepada mereka dengan lebih baik.
Program orientasi berhubungan erat dengan sosialisasi, yaitu
menciptakan hubungan sosial pada karyawan baru. Sosialisasi merupakan proses
yang berlangsung melalui upaya agar seorang karyawan mulai mengerti dan
menerima nilai, norma, dan kepercayaan seperti yang terjadi di perusahaan. Proses
sosialisasi membantu memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan produktifitas
karyawannya. Suatu instansi akan sukses karena program orientasinya
berlangsung optimal, melalui peningkatan proses sosialisasi terhadap karyawan
baru. Sosialisasi akan membuat karyawan baru tersebut familiar dengan peran -
perannya, perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan karyawan lainnya
(Mangkuprawira, 2013).
Rincian kegiatan terdiri dari:
1. Pengarahan oleh Kepala Puskesmas
2. Pengarahan oleh masing – masing unit kerja/program di Puskesmas
3. Penjelasan tentang visi, misi, dan tujuan puskesmas
4. Peninjauan ke masing – masing unit kerja/program di puskesmas
5. Perkenalan dengan karyawan lama
6. Sosialisasi uraian tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab sebagai kepala
puskesmas, Penanggung jawab/Pelaksana Program/Kegiatan.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Persiapan (menyusun kegiatan rencana dan jadwal)
2. Pelaksanaan (dikoordinir oleh tata usaha)
3. Metode (ceramah, Tanya jawab, dan observasi unit kerja)
4. Alat dan bahan (ATK, buku – buku pedoman pelaksanaan program masing –
masing unit)

VI. Sasaran
1. Kegiatan bagi Kepala Puskesmas / Penanggung jawab Upaya / Pelaksana
Kegiatan yang baru terlaksana seratus persen.Peserta orientasi memahami
tugas pokok, dan fungsi Puskesmas
2. Peserta orientasi memahami uraian tugas penanggung jawab
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

ORIENTASI
Bln Jan Feb Mar April Mei Jun July Agust Sep Okt Nov Des
Minggu 1 √ √ √ X x x x x x x x X
Minggu 2 X X x X x x x x x x x x
Minggu 3 X X x X x x x x x x x X
Minggu 4 X X x X x x x x x x x x

VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


1. Evaluasi hasil orientasi dilakukan oleh koordinator program terkait.
Evaluasi dilakukan setelah program orientasi berakhir.
2. Pelaporan hasil orientasi dikumpulkan dan dilaporkan 1 minggu setelah
kegiatan orientasi berakhir.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Kegiatan orientasi dicatat oleh Notulen dan dbuat laporannya oleh tata usaha sebagai
bahan evaluasi kegiatan.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Kopo Penanggung Jawab Kegiatan
Kecamatan Kopo

Nama :........................ Nama...........................


NIP. ............................ NIP................................

Anda mungkin juga menyukai