Dosen Pengampu:
Ericson, S.T., M.Eng.Sc.
Oleh:
Kelompok 2
Yosua cristmanto F1D122121
Abrar ramadhan F1D122136
Ilham pratama F1D122138
Selin nasiba F1D122140
Rahmat afrizal F1D122146
KELAS E
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ericson, S.T., M.Eng.Sc.
sebagai dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar saintek yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN 2
2.1 Penggunaan teknologi robotic……........................................................... 3
2.2 Cara operasional robotic pada tambang bawah tanah …………….......... 4
.
Pekerjaan pionir tentang penggunaan robot otonom di tambang yang ditinggalkan
dipresentasikan oleh Ferguson et al. (2003). Robot Groundhog menjelajahi tambang
Florence di dekat Burgettstown dan tambang Mathies di dekat New Eagle (keduanya
berada di Pennsylvania, Amerika Serikat). Robot ini dilengkapi dengan pemindai
laser, sensor sink, perangkat komputasi di dalamnya, dan peralatan perekaman video.
Fokus proyek ini adalah pada pemetaan dan navigasi. Representasi 2D dari
lingkungan direkonstruksi menggunakan dua pemindai laser. Selain itu, peta 3D lokal
diekstraksi untuk perencanaan jalur. Robot ini menjelajahi tambang batu bara yang
ditinggalkan dengan panjang 40 m dan 308 m masing-masing. Dengan berat total 545
kg, robot Groundhog cukup besar dan kurang cocok untuk tambang tua dan sempit
yang dibangun tanpa peledakan.
Zlot dan Bosse (2014) menjelaskan pemetaan tambang bawah tanah yang besar dan
aktif. Sebuah truk pikap dilengkapi dengan beberapa pemindai laser digunakan untuk
menciptakan model virtual 3D dari tambang tembaga dan emas modern di New South
Wales. Sejauh 17 km dipindai dalam waktu 113 menit. Selain pemindai laser, IMU
dipasang untuk menghitung jalur platform sensor selama pergerakan. Dalam hal
perangkat lunak, Robot Operating System (ROS) digunakan sebagai middleware
untuk pencatatan data. Dalam langkah pasca-pemrosesan, model 3D dari tambang
dibuat yang mencakup cacat minor tetapi secara keseluruhan memberikan perkiraan
yang cukup baik dari geometri tambang. Transfer teknologi pemetaan ke robot
sebenarnya disebutkan sebagai pekerjaan masa depan dalam makalah tersebut.
Sebuah robot mobile yang disebut Gasbot, yang dirancang untuk mengukur periodik
permukaan bumi, dibangun oleh Bennetts et al. (2014). Proyek ini bertujuan untuk
mengotomatisasi pemantauan emisi metana di tempat pembuangan sampah dan lokasi
produksi biogas
2.2 Cara operasional robotic pada tambang bawah tanah
Sebuah pendekatan yang berbeda untuk memantau parameter lingkungan di
tambang bawah tanah adalah pengaturan jaringan sensor yang padat, yang sering kali
diimplementasikan menggunakan teknologi nirkabel. Sebuah jaringan sensor untuk
pemantauan konsentrasi metana di tambang batu bara dipresentasikan oleh Niu et al.
(2007). Pemantauan dengan tingkat kehalusan yang tinggi khususnya diperlukan di
tambang batu bara untuk mendeteksi situasi berbahaya pada tahap awal. Sebuah robot
mungkin tidak cukup dalam skenario seperti itu karena hanya dapat memantau
beberapa bagian secara teratur namun tidak terus-menerus. Namun, banyak lokasi
tambang yang tidak memerlukan pemantauan dengan tingkat kehalusan yang sedetail
itu. Oleh karena itu, pendirian jaringan sensor nirkabel dapat jauh lebih mahal
dibandingkan dengan menggunakan robot mobile otonom untuk pemantauan.
3.1 Kesimpulan
Pada penambangan tambang bawa tanah memiliki berupa teknologi robotic
Bernama MINING-ROX – MOBILE ROBOTS IN UNDERGROUND MINING
yang membantu penambangan jauh lebih cepat dan dalam aspek keselamatan pekerja
lebih minim dikarenakan memakai teknologi robotic yang mampu melakukan
mapping pada tambang bawah tanah dengan cara menggunakan robot yang di
lengkapi kamera serta sensor yang dapat menggambarkan dan memvisualisasikan
dalam bentuk 3d maupun 2d.
3.2 Saran
Pada kegiatan tambang bawah tanah dengan adanya teknologi robotic lebih
banyak dikembang kan dalam industry pertambangan di Indonesia , dengan harapan
penrmuan mineral langka yang terdapat pada bawa tanah mudah di temukan dan
meminimalisir waktu yang di butuhkan dalam penemuan mineral dan lebih
mempercepat distribusi serta kurang nya dampak yang membahayakan keselamtan
pekerja pada tambang bawah tanah
DAFTAR PUSTAKA
Bellamy, D and Pravica, L, 2011. Assessing the impact of driverless haul trucks in
Australian surface mining, Resources Policy, 36(2):149–158.
Bennetts, H V, Schaffernicht, E, Stoyanov, T, Lilienthal, A J and Trincavelli, M, 2014.
Robot assisted gas tomography – localizing methane leaks in outdoor environments, in
Proceedings International Conference on Robotics and Automation, pp 6362–6367
(Institute of Electrical and Electronics Engineers: New York).
Everaerts, J, 2008. The use of unmanned aerial vehicles (UAVs) for remote sensing
and mapping, The International Archives of the Photogrammetry, Remote
Sensing and Spatial Information Sciences, 37:1187–1192.
International Organization for Standardization (ISO), 2013. ISO 20653:2013 –
Road vehicles – Degrees of protection (IP code) – Protection of electrical
equipment against foreign objects, water and access, February 2013.
Stentz, A, Bares, J, Singh, S and Rowe, P, 1999. A robotic excavator for autonomous
truck loading, Autonomous Robots, 7(2):75–186.
Zlot, R and Bosse, M, 2014. Efficient large-scale three-dimensional mobile mapping
for underground mines, Journal of Field Robotics, 31(5):758–779