298
05 Dzulhijjah 1444 H
23 Juni 2023 M
01
Merekalah dhuyûfulLâh. Tamu-tamu Allah. Mereka berhak
mendapatkan kedudukan mulia di sisi-Nya, sebagaimana
sabda Rasulullah saw.:
ﺎﻫ ْﻢ ِ
ُ َ َﺳﺄَﻟُْﻮﻩُ ﻓَﺄ َْﻋﻄ،َُﺟﺎﺑـُ ْﻮﻩ
َ ﺎﻫ ْﻢ ﻓَﺄ
ُ َد َﻋ،ﺎج َواﻟْﻌُ ﱠﻤ ُﺎر َوﻓْ ُﺪ ﷲ
ُ اﳊُ ﱠﺠ
Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Allah telah me-
manggil mereka. Mereka pun memenuhi panggilan-Nya. Mereka
memohon kepada Allah. Allah pun mengabulkan permohonan
mereka (HR Ibnu Majah).
02
َو َﺷ ِﻬ َﺪ،ُ ﻓَِﺈ ْن َﱂْ ﻧـََﺮﻩ،ﻚ ﻟُِﺮْؤﻳَﺘِ ِﻪ
َ وﺳﻠﱠ َﻢ أَ ْن ﻧـَﻨْ ُﺴ ِ اﻪﻠﻟِ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ
َ اﻪﻠﻟُ َﻋﻠَْﻴﻪ َ ﻮل ﱠ ُ َﻋ ِﻬ َﺪ إِﻟَﻴْـﻨَﺎ َر ُﺳ
ﺎﻫ َﺪا َﻋ ْﺪ ٍل ﻧَ َﺴﻜْﻨَﺎ ﺑِ َﺸ َﻬ َﺎدﻬﺗِِ َﻤﺎ
ِ َﺷ
Kami telah diperintahkan oleh Rasulullah saw. untuk menger-
jakan manasik (ibadah haji) karena melihat hilal. Jika kami tidak
melihat hilal, lalu ada dua orang saksi yang adil melihatnya, ma-
ka kami pun akan mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian
mereka berdua (HR Abu Dawud dan ad-Daraquthni).
Hari Terbaik
Inilah satu dari dua hari yang disebutkan oleh Nabi saw.
sebagai hari terbaik dibandingkan dengan semua hari raya
umat lain di penjuru dunia. Setelah hijrah ke Madinah Rasu-
lullah saw. menyaksikan orang-orang Yahudi merayakan hari
raya mereka, Nairuz dan Mihrajan. Hari raya itu diikuti oleh
orang-orang Madinah, termasuk kalangan Anshar. Kemudian
Nabi saw. bersabda:
ﲔ َﺧ ْﲑاً ِﻣﻨْـ ُﻬ َﻤﺎ ﺎن ﺗَـﻠْ َﻌﺒُﻮ َن ﻓِﻴ ِﻬ َﻤﺎ ﻓَِﺈ ﱠن ﱠ
ِ ْ اﻪﻠﻟَ ﻗَ ْﺪ أَﺑْ َﺪﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻳَـ ْﻮَﻣ ِ ﻗَ ِﺪﻣﺖ َﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ وﻟَ ُﻜﻢ ﻳـﻮﻣ
َ َْ ْ َ ْ ْ ُ ْ
ﱠﺤ ِﺮ ِ
ْ ﻳَـ ْﻮَم اﻟْﻔﻄْ ِﺮ َوﻳَـ ْﻮَم اﻟﻨ
Aku datang kepada kalian, sementara kalian mempunyai dua
hari raya pada masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-
main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik
bagi kalian, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Hari Raya
Kurban) (HR an-Nasa’i dan Ahmad).
03
Sikap Nabi saw. ini menjadi pertanda bagi orang-orang
beriman bahwa umat Muslim adalah umat dengan agama dan
syariah yang berbeda dengan umat lain. Beda dalam periba-
datan, hari raya, juga dalam tatanan aturan kehidupan. Kaum
Muslim telah diberi agama yang luhur yang berada di atas
agama-agama lain. Tidak ada satu pun agama, ajaran atau
ideologi yang dapat menandingi kemuliaan Islam. Sabda Nabi
saw.:
اْ ِﻹ ْﺳﻼَمُ ﻳَـ ْﻌﻠُ ْﻮ َوﻻَ ﻳـُ ْﻌﻠَﻰ
Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya
(HR ad-Daruquthni).
04
Keteladanan dalam Ketaatan
Ketika membicarakan ketaatan, maka kisah keteladanan
ayah dan anak, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alayhimâ as-
salâm, patut untuk selalu diulang. Kedua utusan Allah ini
mengajari kita ketaatan tanpa ragu, ketaatan tanpa kata nanti
dulu.
Ibrahim as. diuji oleh Allah untuk mengorbankan buah hati
sekaligus buah cintanya yang telah lama dinanti, putranya
sendiri. Adapun Nabi Ismail as. diuji oleh Allah untuk mengor-
bankan hidupnya agar ayahnya bisa melaksanakan perintah-
Nya. Allah SWT berfirman:
ﻚ ﻓَﺎﻧْﻈُْﺮ َﻣﺎذَا ﺗَـَﺮى ِّﲏ إِِّﱐ أ ََرى ِﰲ اﻟْ َﻤﻨَ ِﺎم أ
َ َُﱐ أَ ْذ َﲝ ﻓَـﻠَ ﱠﻤﺎ ﺑَـﻠَ َﻎ َﻣ َﻌﻪُ اﻟ ﱠﺴ ْﻌ َﻲ ﻗَ َﺎل َ�ﺑَُ ﱠ
Tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Anakku, sungguh aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu. Karena itu
pikirkanlah apa pendapatmu.” (TQS ash-Shaffat [37]: 102).
05
Di sisi lain, Ismail as. juga meyakini sepenuh hati bahwa
ketaatan kepada Allah SWT di atas segalanya sekalipun harus
mengorbankan jiwa dan raganya. Karena itu Ismail as. pun me-
ngukuhkan keteguhan jiwa ayahandanya dengan mengata-
kan:
ِ اﻪﻠﻟ ِﻣﻦ اﻟ ﱠ ِ ِ ِ
َ ﺼﺎﺑ ِﺮ
ﻳﻦ َ َُ� أَﺑَﺖ اﻓْـ َﻌ ْﻞ َﻣﺎ ﺗـُ ْﺆَﻣ ُﺮ َﺳﺘَﺠ ُﺪِﱐ إ ْن َﺷﺎءَ ﱠ
“Ayah, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya
Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang
sabar.” (TQS ash-Shaffat [37]: 102).
06
yang sama? Tuhan yang menyerukan perintah berkurban dan
berhaji?
Lebih memilukan lagi, semangat dan upaya untuk melaksa-
nakan ketaatan kepada Allah secara kâffah dengan melaksa-
nakan syariah Islam justru dihadang dan dihinakan dengan
sebutan utopia, kearab-araban sampai tudingan radikalisme.
Padahal Allah SWT telah berfirman:
ﺆﻣﻨُﻮ َن َﺣ ﱠ ٰﱴ ُﳛَ ِّﻜ ُﻤ ْﻮ َك ﻓِ َﻴﻤﺎ َﺷ َﺠَﺮ ﺑَـﻴْـﻨَـ ُﻬﻢ ﰒُﱠ ﻻَ َِﳚ ُﺪواْ ِﰲ أَﻧ ُﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﺣَﺮ ًﺟﺎ ِ ﻚ ﻻَ ﻳ
ُ َ ِّﻓَﻼَ َوَرﺑ
ﺖ َوﻳُ َﺴﻠِّ ُﻤﻮاْ ﺗَ ْﺴﻠِْﻴ ًﻤﺎ ِ
َ َّﳑﱠﺎ ﻗ
َ ﻀْﻴ
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasakan suatu keberatan pun dalam hati mereka atas
keputusan yang engkau berikan, dan mereka menerima (kepu-
tusan itu) dengan sepenuhnya (TQS an-Nisa’ [4]: 65).
07
ۖ
َﻧﺰَل ٱ ﱠﻪﻠﻟُ َوﻻَ ﺗَـﺘﱠﺒِ ْﻊ أ َْﻫ َﻮاءَ ُﻫ ْﻢ َﻋ ﱠﻤﺎ َﺟﺎءَ َك ِﻣ َﻦ ٱﳊَ ِّﻖ ِ
َ ﻓَﭑ ْﺣ ُﻜ ْﻢ ﺑَـﻴْـﻨَـ ُﻬ ْﻢ ﲟَﺎ أ
Putuskanlah hukum di antara mereka menurut apa yang telah
Allah turunkan dan janganlah engkau mengikuti keinginan
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu (TQS al-Maidah [5]: 48).
08
perang) dalam keadaan panas terik ini." Katakanlah, "Api Nera-
ka Jahanam itu jauh lebih panas lagi jika saja mereka tahu.”
(TQS at-Taubah [9]: 81).
HIKMAH:
ِ ٍ ِ َوِﻣ َﻦ ٱﻟﻨ
َ َﺻﺎﺑَﻪُۥ َﺧ ْﲑٌ ٱﻃْ َﻤﺄَ ﱠن ﺑِﻪۦ ۖ َوإِ ْن أ
َُﺻﺎﺑَـْﺘﻪ َ ﱠﺎس َﻣﻦ ﻳَـ ْﻌﺒُ ُﺪ ٱ ﱠﻪﻠﻟَ َﻋﻠَ ٰﻰ َﺣ ْﺮف ۖ ﻓَِﺈ ْن أ
ِ ِ َﻓِﺘْـﻨَﺔٌ ٱﻧ َﻘﻠَﺐ ﻋﻠَﻰ وﺟ ِﻬ ِﻪۦ ﺧ ِﺴﺮ ٱﻟ ﱡﺪﻧْـﻴﺎ وٱﻷ
ﲔ َ اﺧَﺮةَ ۚ ٰذَﻟ
ُ ِﻚ ُﻫ َﻮ ٱ ْﳋُ ْﺴَﺮا ُن ٱﻟْ ُﻤﺒ َ َ َ َ َْ ٰ َ َ
Di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan
berada di tepi. Jika ia memperoleh kebajikan, ia tetap dalam
keadaan itu. Jika ia ditimpa oleh suatu bencana, ia berbalik ke
belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian
adalah kerugian yang nyata. (TQS al-Hajj [22]: 11). []
09