KOMUNIKASI EFEKTIF ( Situation Background Assesment Recomendation )
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
UPT PUSKESMAS MOJOAGUNG Jl. Raya Miagan No. 327 Mojoagung 2018 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keselamatan pasien telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat perhatian bagi sistem pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan kesehatan. Standart akreditasi rumah sakit tahun 2011, salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien adalah peningkatan komunikasi yang efekfit dan sebagai Sasaran Keselamatan Pasien yang kedua II (SKP II). Poin dalam SKP II adalah rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar para pemberi layanan. Barker ( 1871 ) membagi rerata waktu dalam sehari yang dipergunakan untuk proses komunikasi sebagai berikut mendengar (42%) bicara (32) membaca (15%) dan menulis (11%). Hal ini menunjukkan dalam proses komuniksi mendengar itu merupakan aktivitas yang banyak dilakukan selama proses komunikasi berlangsung. Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam keselamatan pasien. Hal ini dapat disimak suatu penelitian yang dilakukan oleh JCAHO tahun 2003 mencatat bahwa dengan root cause analisis pada komunikasi yang kurang baik 60% dari 2034 menyebabkan kesalahan medis (medical error) dimana 75% menyebabkan kematian dan sebanyak 915 pasien meninggal karena kesalahan komunikasi. Komunikasi masih sebagai penyebab kejadian sentinel pada suatu kategori analisis akar masalah pada kejadian sentinetal. Terdapar 5 penyebab utama yakni : komunikasi, assesment pasien, kepatuhan terhadap terapi, Kepatuhan terhadap terapi, keamanan lingkungan kepemipinan ( Woods M.S, 2006 ). B. TUJUAN a. TUJUAN UMUM Tujuan umum dari komunikasi yang efektif adalah membangun komunikasi yang efektif bagi seluruh pegawai puskesmas Mojoagung b. TUJUAN KHUSUS 1. Meningkatkan keselamatan pasien Puskesmas Mojoagung 2. Mencegah atau mengurangi kesalahan dalam berkomunikasi 3. Mewujudkan komunikasi yang mudah dipahami oleh resepien / penerima pesan 4. Membangun komunikasi yang efektif ,tepat waktu, akurat, lengkap dan jelas
C. MANFAAT DAN HAMBATAN KOMUNIKASI
Manfaat yang didapat dari komunikasi efektif adalah : 1. Mencegah atau mengurangi kesalahan dalam memberikan pelayanan 2. Meningkatkan ketepatan pelaporan dan terapi/ tindakan yang diberikan kepada pasien 3. Meningkatkan keselamatan pasien Hambatan dalam komunikasi antara lain : 1. Hambatan fisik ,komunikasi melintasi ruangan dengan cara berteriak teriak atau komunikasi dengan beda lokasi antara pembicara dengan pendengar 2. Hambatan persepsi, beda dalam menggunakan istilah kata 3. Hambatan emosi, perasaan tidak senang dalam berkomunikasi 4. Hambatan budaya, budaya dapat menghambat komunikasi 5. Hambatan bahasa, bahasa kata yang dipergunakan dalam komunikasi mengandung bahasa yang kurang dimengerti oleh pendengar
D. DAMPAK DARI SALAH DALAM KOMUNIKASI
1. Kejadian tidak diharapkan, hal ini disebabkan karena salah dalam mengambil tindakan Contoh : pemberian KCL yang seharusnya diberikan secara IV bolus padahal yang seharusnya KCL yang diberikan KCL IV drip 2. Menimbulkan konflik antara penyampai berita dengan penerima berita. Hal ini dapat mempengaruhi mutu pelayanan yang diberikan oleh puskesmas.
E. UNSUR UNSUR KOMUNIKASI LISAN DAN MELALUI TELEPON
Unsur –unsur yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi lisan secara langsung dan melalui telepon adalah: 1. Mencatat perintah atau hasil pemeriksaan secara lengkap ( write back ) 2. Membacakan kembali( read back ) perintah atau hasil Pemeriksaan 3. Mengkonfirmasi ulang ( repeat back ) bahwa apa yang dituliskan dan dibacakan ulang adalah akurat E.1. Mencatat Secara Lengkap ( Write Back ) Tenaga kesehatan yang menerima instruksi secara lengkap verbal (telepon/ lisan/ melaporkan hasil test yang kritis ) dari dokter atau dari tenaga kesehatan yang lain. Menulis/mencatat secara lengkap ( write back ) pesan dari pengirim dicatatan intregasi dalam rekam medis pasien : Tanggal dan jam pesan dikirim Instruksi dari dokter Dosis obat yang akan diberikan dan waktu pemberiannya harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran / hasil test kritis yang dilaporkan Jenis tindakan/ prosedur yang harus dilakukan/ dipersiapkan E.2. Membaca Kembali ( Read Back ) Setiap setelah selesai menuliskan instruksi dokter / hasil laporan, petugas kesehatan membacakan kembali ( read back ) apa yang telah ditulis tersebut, sehingga terdengar jelas oleh pengirim pesan Misal nya : instruksi dokter Via telepon Inj cefo 2x1 , drip dalam RL 100 cc 20 tpm maka perawat menuliskan dan membacakan ulang : Inj cefo 2x1, drip dalam RL 100 cc 20 tpm E.3. Mengkonfirmasi Ulang ( Repeat Back ) Sebelum komunikasi secara lisan atau melalui telepon di akhiri dan setelah pesan dituliskan secara lengkap, maka petugas kesehatan mengkonfirmasi ulang instruksi dokter dan data pasien secara singkat dan jelas yang meliputi : Mengkonfirmasi kembali (repeat back) ke pengirim pesan untuk konfirmasi kebenaran pesan yang dituliskan termasuk : 1. Nama lengkap pasien, usia pasien, ruang perawatan dan diagnosa 2. Instruksi dokter/laporan dari petugas kesehatan 3. Tulis nama dokter /petugas kesehatan yang memberikan pesan 4. Tulis nama dan tanda tangan petugas yang menerima pesan Dokter atau petugas kesehatan mengirim pesan akan menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1x 24 jam
Unsur komunikasi lisan dan melalui telepon tersebut dilakukan pada
saat dokter memberikan instruksi verbal dan pada saat menerima telepon yang melaporkan hasil lab kritis Pelaporan hasil lab kritis ( critical test result ) dapat diartikan sebagai berikut : 1. Proses penyampaian test kritis / hasil test kritis kepada dokter yang merawat pasien 2. Nilai atau hasil kritis ( critical values / result ) adalah pemeriksaan diagnostik/penunjang yang memerlukan penanganan segera 3. Proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke dokter penanggung jawab pasien dalam waktu kurang dari 1 jam 4. Pelaporan hasil kritis disampaikan dari unit laboratorium, radiologi, perawatan yang melakukan perekaman EKG ke unit rawat inap, rawat jalan dan IGD 5. Petugas yang melaporkan hasil kritis harus tercatat tanggal dan waktu menelepon, nama lengkap petugas kesehatan yang dihubungi dan nama lengkap yang menelepon CONTOH KOMUNIKASI SBAR Contoh SBAR pasien dalam keadaan kritis S Saya ………………(nama petugas penelepon dokter ) Saya menelpon tentang ……….( nama pasien, lokasi pasien, dirawat diruang ) Masalah pasien tentang ………….( masalah yang akan dilaporkan ) melaporkan hasil pemeriksaan………. B Saya telah melakukan pemeriksaan pasien dan terjadi perubahan status pasien ( sebutkan perubahan yang terjadi pada pasien) Kesadaran menurun, suhu semula 36 sekarang menjadi 40 pernafasan semula 20 tpm sekarang menjdi 24x/menit, sebutkan obat obatan yang telah diberikan………….. A Masalah yang ditemukan pada pasien dikaitkan dengan apa yang menjadi masalah pada pasien : Problem kemungkinan karena apa………….. Sudah dilakukan tindakan apa…………….. R Saya menganjurkan ……………..(Apa rekomendasi yang diberikan oleh dokter penanggung jawab) Petugas (melaporkan mencatat, dan membaca ulang tentang rekomendasi dari dokter penanggung jawab ) BAB II PENGERTIAN DARI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa inggris di akronimkan
sebagai TALK .TALK merupakan akrinim dari T (talk to each other) yakni berbicara satu orang dengan orang lainnya, A ( act together to care for our residents, pasients, and families) secara bersama memberikan pelayanan antar petugas, residen, pasien dan keluarganya, L (listen to each other) yakni satu dengan lainnya saling mendengarkan dan K (know and undestand each other) yakni tahu dan mengerti satu dengan lainnya. Komunikasi melibatkan pembicara ( orang yang memberi informasi ) proses penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar ( orang yang menerima informasi) ( Zumbrum ,2006 ) Tibodeau (2003) menyampaikan 6 hal untuk meningkatkan komunikasi efektif yakni : 1. Pesan disampaikan tepat waktu ,pesan berubah secara konstan dan bila terjadi keterlambatan dalam menyampaikan pesan menyebabkan informasi ketinggalan zaman 2. Pesan hendaknya disampaikan dengan lengkap sehingga pendengar dapat mengerti yang ingin disampaikan 3. Informasi disampaikan dengan jelas 4. Informasi harus akurat dan inti permasalahan,tidak membingungkan penerima (pendengar) 5. Pesan diverifikasi oleh penyampai berita Menurut Zumrun (2006) untuk menjadi seorang pendengar yang baik menganjurkan : 1. Jangan memotong pembicaraan 2. Jangan lompat langsung ke kesimpulan 3. Jangan mengadili pembicara 4. Catat yang menarik bagi pendengar 5. Ajukan pertanyaan dengan kata yang baik BAB III PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif dapat terjadi menggunakan suatu format baku agar
komunikasi terstandart dan berlangsung secara efekfiv dan efisien. Baku yang digunakan oleh JAHCO adalah format SBAR. a. Pengertian SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) Komunikasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang adekuat merupakan sumber kesalahan yang serius pada pusat pelayanan kesehatan. Analisis akar masalah ditemukan sebagai sumber kesalahan yang terjadi secara umum disebabkan dari kedua macan komunikasi ini. Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi antar petugas pemberi pelayanan karena faktor hirarki, gender, suku, perbedaan gaya komunikasi antar disiplin ilmu dan gaya komunikasi individual. SBAR merupakan kerangka komunikasi yang mempermudahkan mengatasi hambatan dalam komunikasi. SBAR merupakan bentuk struktur mendasari komunikasi antara pemberi informasi dengan penerima informasi. SBAR mudah di ingat yang praktis untuk komunikasi atau percakapan. SBAR tersusun sebagai berikut : S : Situation B : Background A : Assessment R : Recommendation Tujuan dan keuntungan mengunakan komunikasi SBAR : 1. Meningkatkan keselamatan pasien 2. Memberikan standart untuk penyebaran atau pemberi informasi 3. Meningkatkan kekuatan atau kejelasan dari para pemberi pelayanan kesehatan dalam mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau untuk menyelesaikan informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan akurat 4. Meningkatkan efektivitas kerja 5. Dapat diergunakan pada daerah spesifik COPD b. Penggunaan SBAR SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal, tertulis menyusun surat,dari berbagai keadaan perawatan pasien antara lain : 1. Pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap 2. Komunikasi pada kasus atau kondisi urgent dan non urgent 3. Komunikasi dengan pasien, perorangan atau lewat telepon 4. Keadaan khusus antara dokter dengan perawat 5. Mendiskusikan dengan konsultan profesional lain misalnya terapis,fisioterapi 6. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga ( operan ) 7. Serah terima dari petugas ambulans kepada staf rumah sakit c. Unsur dari SBAR 1. Situation ( situasi ) Mengawali suatu komunikasi diperlukan pengenalan antara penyampaian berita dan penerima berita. Dalam hal ini identitas petugas dan unit pelayanan kesehatan diinformasikan. Selain itu juga perlu disampaikan kepada penerima informasi yang petugas ajak berkomunikasi. Dalam situasi seperti ini perlu petugas menjelaskan permasalahan yang dihadapinya misalnya pasien serta kekhawatiran bila tidak dilakukan tindakan. Dalam hal menginformasikan pasien disebutkan identitas pasien. 2. Background ( basis masalah ) Berilah informasi riwayat medis pasien atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan. Untuk pasien perlu dijelaskan ataudi garis bawahi riwayat medis yang bermakna. Bila permasalahan dibidang lain misalnya sampel atau darah salah atau ada permasalahan obat maka poin penting dari permasalahan tersebut ditonjolkan. 3. Assesment Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang menjadi masalah pada pasien. Berilah kesan pasien secara klinis serta hal yang terkait dengan hal tersebut. Jelaskan pula tindakan yang sudah diberikan kepada pasien untuk mengatasi permasalahan sambil menunggu rekomendasi yang diterima petugas. 4. Recommendation Jelaskan kepada petugas yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana cara melaksanakan serta tentukan waktu pelaksanaannya serta tindak lanjutnya. Terakhir rekomendasi yang diberikan petugas apakah sudah sesuai dengan harapan pada saat akhir pembicaraan dengan klinik atau petugas tersebut.