Anda di halaman 1dari 5

REVIEW

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 2: 519-523


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Obesitas sebagai faktor risiko terjadinya


peningkatan kadar trigliserida dalam darah:
tinjauan pustaka
Published by Intisari Sains Medis

Baiq Rissa Khaerawati Salim1*, Desak Made Wihandani2, Ni Nyoman Ayu Dewi2

ABSTRACT
Obesity is considered a major factor in the emergence of endothelial lipoprotein lipases. This increase triggers
various diseases such as coronary heart disease, stroke the production of oxidants that have a negative effect
ischemia, and type 2 diabetes mellitus in developed on the endoplasmic reticulum and mitochondria.
and developing countries. Obesity is defined as an The free fatty acids released due to excessive fat
increase in body weight above 20% of normal limits accumulation also inhibit lipogenesis, resulting in
and is associated with abnormal serum lipoprotein an increase in triglyceride levels in the blood. This
levels. Obese people are more at risk for diseases such literature study aims to determine whether obesity is a
as Diabetes Mellitus type 2, stroke and other diseases. risk factor for increased blood triglyceride levels based
Excessive fat accumulation in obese people results in on the relevant literature.
increased amounts of free fatty acids hydrolyzed by

Keywords: Obesity, BMI, Triglycerides Level.


Cite This Article: Salim, B.R.K., Wihandani, D.M., Dewi, N.N.A. 2021. Obesitas sebagai faktor risiko terjadinya
peningkatan kadar trigliserida dalam darah: tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 12(2): 519-523. DOI: 10.15562/
ism.v12i2.1031

ABSTRAK
Obesitas dianggap sebagai faktor utama munculnya jumlah asam lemak bebas yang dihidrolisis oleh
berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung lipoprotein lipase endotel. Peningkatan ini memicu
1
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi koroner, stroke iskemik, dan diabetes mellitus tipe 2 yang produksi oksidan yang berefek negatif terhadap
Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, terjadi di negara maju maupun negara berkembang. retikulum endoplasma dan mitokondria. Asam lemak
Denpasar, Bali, Indonesia; Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan di bebas yang dilepaskan karena adanya penimbunan
2
Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, atas 20% dari batas normal dan berhubungan dengan lemak yang berlebihan juga menghambat terjadinya
Universitas Udayana, Bali, Indonesia;
kadar lipoprotein serum tidak normal. Orang obesitas lipogenesis sehingga mengakibatkan peningkatan
lebih berisiko untuk mengalami penyakit seperti kadar trigliserida dalam darah. Tinjauan pustaka ini
*Korespondensi: Diabetes Mellitus tipe 2, stroke dan penyakit lainnya. bertujuan untuk mengetahui apakah obesitas sebagai
Baiq Rissa Khaerawati Salim; Penumpukan lemak yang berlebihan yang terjadi faktor risiko peningkatan kadar trigliserida dalam
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi pada orang obesitas mengakibatkan meningkatnya darah berdasarkan pada studi literatur yang relevan.
Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,
Denpasar, Bali, Indonesia;
baiqrissakhaerawatisalim@gmail.com Kata kunci: Obesitas, IMT, Kadar Trigliserida.
Sitasi Artikel ini: Salim, B.R.K., Wihandani, D.M., Dewi, N.N.A. 2021. Obesitas sebagai faktor risiko terjadinya
peningkatan kadar trigliserida dalam darah: tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 12(2): 519-523. DOI: 10.15562/
Diterima: 22-04-2021 ism.v12i2.1031
Disetujui: 20-07-2021
Diterbitkan: 31-07-2021

PENDAHULUAN (DMT2) yang terjadi di negara maju serum tidak normal.1,2


maupun negara berkembang.1 Obesitas Peningkatan prevalensi dari insiden
Obesitas diketahui sebagai faktor utama diartikan sebagai peningkatan berat obesitas di negara maju dan berkembang
dari berbagai macam penyakit seperti badan di atas 20% dari batas normal dan sudah terjadi sejak 25 tahun terakhir.
Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke berhubungan dengan kadar lipoprotein Hasil studi yang dilakukan oleh Survei
iskemik, dan Diabetes Mellitus Tipe 2

Published
Open access:
by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 519-523 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1031
http://isainsmedis.id/ 519
REVIEW

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa
Indonesia menunjukkan bahwa pada Berdasarkan IMT menurut Asia Pasifik.14
tahun 1998 ditemukan 1,225 miliar Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) (kg/m2)
orang dewasa di dunia sudah mengalami Berat Badan Kurang <18,5
kelebihan berat badan dan obesitas.3,4 Normal 18,5 – 22,9
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa Berat Badan Lebih
pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,6 Berisiko 23 – 24,9
miliar orang dewasa mengalami kelebihan Obesitas Tingkat I 25 – 29,9
berat badan dan 400 juta sudah mengalami Obesitas Tingkat II ≥ 30
obesitas. Kemudian pada tahun 2013
menjadi 2,3 milyar dengan kelebihan berat
badan dan 700 juta mengalami obesitas.3,4 trigliserida dalam darah.9 Oleh karena PATOFISIOLOGI OBESITAS
World Health Organization (WHO) itu tinjauan pustaka ini bertujuan untuk
menjabarkan hubungan obesitas sebagai Secara umum obesitas dapat disebabkan
menyatakan bahwa Indeks Massa Tubuh oleh ketidakseimbangan kalori yang
(IMT) merupakan salah satu cara untuk faktor risiko terjadinya peningkatan kadar
trigliserida dalam darah melalui tinjauan diakibatkan asupan energi yang jauh
mengukur status gizi atau nutrisi pada melebihi kebutuhan tubuh. Obesitas
orang di atas usia 15 tahun.5 Nilai IMT kepustakaan.
terjadi karena adanya kelebihan energi
didapat dengan pembagian nilai berat yang disimpan dalam bentuk jaringan
tubuh dalam kilogram dengan nilai PENGERTIAN OBESITAS
lemak dalam tubuh.15 Adanya gangguan
tinggi badan kuadrat dalam meter. Hasil Obesitas adalah peningkatan berat badan keseimbangan energi ini dapat disebabkan
pengukuran IMT didapatkan pembagian melampaui batas kebutuhan fisik dan oleh faktor eksogen (obesitas primer)
status nutrisi menjadi underweight, skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh sebagai akibat nutrisional (90%) dan
normal, overweight, dan obesitas.5 Orang yang berlebihan.10 Obesitas merupakan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat
obesitas diketahui juga memiliki kadar kelebihan bobot badan 20% di atas adanya kelainan hormonal, sindrom atau
lipoprotein serum lebih tinggi daripada standar akibat ketidakseimbangan antara defek genetik tertentu (10%). Pengaturan
orang normal. Setiap lipoprotein terdiri konsumsi energi dan pengeluaran energi. keseimbangan energi diperankan oleh
dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan kelebihan penimbunan lemak di atas 20% hipotalamus melalui tiga proses fisiologis,
apoprotein. Trigliserida ini merupakan berat badan ideal akan menimbulkan yaitu: pengendalian rasa lapar dan
penyimpanan lipid utama dalam jaringan permasalahan kesehatan karena kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
adiposa dan pada keadaan obesitas terjadi kemungkinan terjadinya gangguan fungsi energi, dan regulasi sekresi hormon.15
ketidakseimbangan kadar trigliserida organ seperti DMT2.11,12 Proses dalam pengaturan penyimpanan
dalam darah.6 Obesitas merupakan kelainan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal
Trigliserida merupakan bentuk lipid kompleks pengaturan nafsu makan dan eferen (yang berpusat di hipotalamus)
utama di dalam jaringan adiposa, bentuk metabolisme energi yang dikendalikan setelah mendapatkan sinyal aferen dari
lipid ini akan terlepas setelah terjadi oleh faktor biologi spesifik. Faktor genetik perifer (jaringan adiposa, usus dan
hidrolisis oleh enzim lipase yang sensitif sangat berpengaruh bagi perkembangan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut
yang akan menjadi asam lemak bebas dan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas bersifat anabolik (meningkatkan rasa
gliserol.7 Peningkatan trigliserida dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan lapar serta menurunkan pengeluaran
disebabkan oleh kelebihan berat badan, dengan akumulasi lemak yang tidak energi) dan dapat pula bersifat katabolik
aktivitas fisik, usia, dan kelainan genetik.7 normal atau berlebihan di jaringan adiposa (anoreksia, meningkatkan pengeluaran
Berdasarkan uraian di atas, dapat sehingga dapat mengganggu kesehatan.10 energi).15
diketahui bahwa prevalensi obesitas Mengukur lemak tubuh secara Leptin akan diproduksi seimbang
semakin meningkat di Indonesia. langsung diketahui tidaklah mudah dengan tingginya simpanan energi dalam
Penumpukan lemak yang berlebihan sehingga parameter seperti perhitungan bentuk lemak bila terdapat kelebihan
pada orang obesitas mengakibatkan Body Mass Index (BMI) atau Indeks simpanan lemak.16 Leptin melalui
meningkatnya jumlah asam lemak Massa Tubuh (IMT) untuk menentukan sirkulasi darah mencapai hipotalamus,
bebas yang dihidrolisis oleh lipoprotein berat badan berlebih dan obesitas pada sedangkan α-Melanocyte Stimulating
lipase endotel.8 Peningkatan ini memicu orang dewasa dipergunakan.13 Pada Tabel Hormone (α-MSH) merupakan mediator
produksi oksidan yang berefek negatif 1, World Health Organization (WHO) alur hilirnya. Sintesis dan sekresi α-MSH
terhadap retikulum endoplasma dan mengeluarkan klasifikasi berat badan oleh nukleus arkuatus hipotalamus
mitokondria. Asam lemak bebas yang lebih dan obesitas pada orang dewasa dikendalikan secara positif oleh ikatan
dilepaskan karena adanya penimbunan menggunakan IMT dengan cara berat antara leptin dengan reseptornya di badan
lemak yang berlebihan juga menghambat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan saraf tersebut yang diikuti perubahan
terjadinya lipogenesis sehingga dalam meter kuadrat (kg/m2).14 Proopiomelanocortin (POMC) menjadi
mengakibatkan peningkatan kadar α-MSH.16 Selanjutnya, α-MSH menekan

520 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 519-523 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1031
REVIEW

PENILAIAN OBESITAS DENGAN yang disintesis dari karbohidrat untuk


PENGUKURAN INDEKS MASSA disimpan dalam sel lemak.22 Asam lemak
TUBUH (IMT) yang muncul secara alamiah mengandung
jumlah atom karbon yang genap. Asam
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan lemak ini kemudian dapat dijenuhkan
rumus matematis yang berkaitan (tanpa ikatan ganda) atau diubah menjadi
dengan lemak tubuh orang dewasa, bentuk tidak jenuh (dehidrogenasi dengan
yang dinyatakan sebagai berat badan jumlah ikatan ganda bervariasi).23
(dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat Proses penyimpanan trigliserida ini
tinggi badan (dalam meter) (kg/m2).13,14 dipengaruhi oleh enzim lipoprotein
Menurut WHO, nilai IMT dikategorikan lipase, yang diaktifkan oleh insulin
ke dalam empat kelompok yaitu kurus yang dihasilkan dari sel – sel beta pulau
<18.5, normal 18,5- 24,9, kegemukan 25- langerhans. Insulin akan memacu
29,9, dan obesitas ≥30.14. IMT juga dapat pengubahan semua kelebihan glukosa
dikategorikan secara dikotomi sebagai ini menjadi asam lemak, yang nantinya
obesitas ≥ 25 kg/m2 tidak obesitas < 25 kg/ asam lemak dibentuk sebagai trigliserida
m2.14 dalam bentuk lipoprotein densitas rendah,
Berat badan kurang dapat ditranspor dalam bentuk lipoprotein
meningkatkan risiko terhadap penyakit melalui darah, ke jaringan adiposa dan
infeksi, sedangkan berat badan lebih ditimbun menjadi lemak.24
akan meningkatkan risiko terhadap Trigliserida dipakai dalam tubuh
penyakit degeneratif.18 Oleh karena itu, dalam upaya untuk menyediakan energi
mempertahankan berat badan normal pada berbagai proses metabolik, suatu
memungkinkan seseorang dapat mencapai fungsi yang hampir sama dengan fungsi
usia harapan hidup yang lebih panjang. karbohidrat. Akan tetapi, beberapa
IMT tersebut terbagi atas tiga golongan, lipid, terutama kolesterol, fosfolipid, dan
Gambar 1. P a t o f i s i o l o g i yaitu kurus, normal, dan gemuk. Rumus
Neuroendrokinologi sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk
ini hanya cocok diterapkan pada usia 15- membentuk semua membran sel dan
Obesitas.17 70 tahun, berstruktur tulang belakang untuk melakukan fungsi-fungsi sel lain.23,24
normal, bukan atlet atau binaragawan, Pada tubuh manusia, lemak yang paling
pusat lapar dan melalui sirkulasi darah dan bukan juga wanita menyusui.18 sering terdapat dalam trigliserida adalah
ke perifer meningkatkan metabolisme Kelebihan IMT perlu diwaspadai karena (1) asam stearat, yang mempunyai rantai
dengan memacu lipolisis di jaringan biasanya pada orang obesitas akan karbon-18 yang sangat jenuh dengan
adiposa (Gambar 1).17 dijumpai beberapa penyakit degeneratif atom hidrogen, (2) asam oleat, yang
Pada kondisi simpanan lemak kurang seperti diabetes melitus, hipertensi, juga mempunyai rantai karbon-18 tetapi
setelah pembatasan asupan makanan hiperkolesterol dan kelainan metabolik mempunyai satu ikatan ganda di bagian
dan pembakaran lemak karena aktivitas, lainnya.19 IMT ditentukan dengan cara tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang
leptin turun sehingga kadar α-MSH di mengukur berat dan tinggi badan secara mempunyai 16 atom karbon dan sangat
hipotalamus berkurang. Keadaan ini terpisah kemudian nilai berat dan tinggi jenuh.25
akan merangsang neuron pusat lapar tersebut dibagikan untuk mendapatkan
di hipotalamus melepaskan Agouti- nilai IMT dalam satuan kg/m2.20 METABOLISME TRIGLISERIDA
related Protein (AgRP) yang sintesisnya
ditekan oleh leptin melalui ikatan dengan GAMBARAN UMUM Jalur metabolisme trigliserida dibagi
reseptornya.16,17 AgRP merangsang nafsu TRIGLISERIDA menjadi 2, yaitu jalur eksogen dan jalur
makan melalui mekanisme antagonis endogen. Pada jalur eksogen, trigliserida
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang berasal dari makanan dalam usus
α-MSH terhadap Melanocortin-4-Receptor yang terdapat dalam darah dan berbagai
(MC4-R). Selanjutnya, pengurangan dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron
organ tubuh. Trigliserida dibentuk dari ini akan diangkut dalam darah melalui
sintesis α-MSH dari POMC menekan gliserol dan lemak yang berasal dari
katabolisme lemak sampai simpanan duktus torasikus. Dalam jaringan lemak,
makanan dengan rangsangan insulin trigliserida dan kilomikron mengalami
lemak di adiposit terisi kembali sebagai atau kelebihan dari kalori akibat makan
hasil kombinasi efek tersebut dengan hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang
berlebihan. Kelebihan kalori akan diubah terdapat pada permukaan sel endotel.
perilaku makan.16,17 Bila simpanan lemak menjadi trigliserida dan disimpan sebagai
sudah cukup, mekanisme kontrol kembali Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk
lemak dibawah kulit.21 asam lemak dan kilomikron remnant
ke inhibisi nafsu makan dan peningkatan Trigliserida terdiri dari tiga molekul
penggunaan energi sehingga berat badan (Gambar 2). Asam lemak bebas akan
asam lemak teresterifikasi menjadi gliserol menembus endotel dan masuk ke dalam
dapat dipertahankan (Gambar 1).17 dimana zat ini merupakan lemak netral jaringan lemak atau sel otot untuk

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 519-523 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1031 521
REVIEW

dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti


diet tinggi karbohidrat, tingginya asupan
protein, peningkatan asupan lemak, diet
rendah serat, faktor genetik, usia, stress,
penyakit hati, dan hormon-hormon dalam
darah.27 Penumpukan lemak berlebihan
yang terjadi pada penderita obesitas
mengakibatkan meningkatnya jumlah
asam lemak bebas yang dihidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase endotelium.27
Peningkatan ini memicu produksi
oksidan yang berefek negatif terhadap
retikulum endoplasma dan mitokondria.
Free Fatty Acid (FFA) yang dilepaskan
karena adanya penimbunan lemak yang
berlebihan juga menghambat terjadinya
lipogenesis sehingga menghambat klirens
serum triasilgliserol dan mengakibatkan
peningkatan kadar trigliserida darah.27
Peningkatan trigliserida
(hipertrigliseridemia) merupakan faktor
risiko terjadinya penyakit jantung koroner,
stroke dan juga cenderung menyebabkan
gangguan tekanan darah dan risiko
terjadinya DMT2.26

SIMPULAN
Berdasarkan pada pemaparan di atas, hasil
analisis dan sintesis terhadap beberapa
literatur yang relevan telah memberikan
Gambar 2. Metabolisme Trigliserida pada Sel Hepatosit.24 bukti empiris bahwa terdapat hubungan
antara status obesitas pada individu
sebagai faktor resiko peningkatan
diubah menjadi trigliserida kembali atau terjadinya penyakit berbahaya seperti trigliserida dalam darah.
dioksidasi.24 DMT2, stroke dan penyakit berbahaya
Sedangkan pada jalur endogen lainnya. Untuk mengetahui tubuh ideal KONFLIK KEPENTINGAN
trigliserida yang disintesis oleh hati dan obesitas yaitu dengan menggunakan
diangkut secara endogen dalam bentuk IMT. IMT dapat digunakan untuk Tidak terdapat konflik kepentingan dalam
Very Low Density Lipoprotein (VLDL) menentukan seberapa besar seseorang pembuatan tinjauan kepustakaan ini.
kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dapat terkena risiko penyakit tertentu
dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang disebabkan karena berat badannya. ETIKA PENELITIAN
yang juga menghidrolisis kilomikron Semakin tinggi nilai IMT merupakan Tulisan tinjauan kepustakaan ini telah
menjadi partikel lipoprotein yang lebih faktor risiko utama terjadinya berbagai memenuhi kaidah etik dalam publikasi
kecil yaitu Intermediate Density Lipoprotein macam penyakit lainnya.26 ilmiah berdasarkan pada pedoman COPE
(IDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL). Obesitas diartikan sebagai dan ICMJE.
Low Density Lipoprotein merupakan peningkatan berat badan di atas 20%
lipoprotein yang mengandung kolesterol dari batas normal dan berhubungan PENDANAAN
paling banyak (Gambar 2).24 dengan kadar lipoprotein serum tidak
normal. Setiap lipoprotein terdiri atas Tidak ada.
OBESITAS SEBAGAI FAKTOR kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan
RISIKO TERJADINYA apoprotein.14,15 Trigliserida merupakan KONTRIBUSI PENULIS
PENINGKATAN TRIGLISERIDA penyimpan lipid utama dalam jaringan Seluruh penulis memiliki kontribusi
DALAM DARAH adiposa. Biasanya penderita obesitas yang sama dalam penyusunan tinjauan
kadar trigliserida dalam darah lebih kepustakaan ini baik dari penyusunan
Asupan makanan berlebihan merupakan
tinggi dibandingkan orang yang normal. kerangka konsep, pencarian literatur yang
salah satu faktor terjadinya obesitas.
Kadar trigliserida dalam darah dapat relevan, hingga analisis sintesis terhadap
Obesitas merupakan salah satu faktor

522 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 519-523 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1031
REVIEW

tinjauan kepustakaan ini. 10. Mitchell NS, Catenacci VA, Wyatt HR, Hill JO. Kardiorespirasi, Kekuatan dan Ketahanan Otot
Obesity: overview of an epidemic.  Psychiatr dan Fleksibilitas. Jurnal Kesehatan Andalas.
Clin North Am. 2011;34(4):717-732. 2015;4(1):142-150.
DAFTAR PUSTAKA 11. Artha IMJR, Bhargah A, Dharmawan NK, 20. Situmorang M. Penentuan Indeks Massa Tubuh
1. Chooi YC, Ding C, Magkos F. The epidemiology Pande UW, Triyana KA, Mahariski PA, et al. (IMT) melalui Pengukuran Berat dan Tinggi
of obesity. Metabolism. 2019;92:6-10. High level of individual lipid profile and lipid Badan Berbasis Mikrokontroler AT89S51
2. Fruh SM. Obesity: Risk factors, complications, ratio as a predictive marker of poor glycemic dan PC. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika.
and strategies for sustainable long-term control in type-2 diabetes mellitus. Vascular 2015;3(2):102-110.
weight management. J Am Assoc Nurse Pract. Health and Risk Management. 2019;15:149- 21. Cohen P, Spiegelman BM. Cell biology of fat
2017;29(S1):S3-S14. 157. storage. Mol Biol Cell. 2016;27(16):2523-2527.
3. Rachmi CN, Li M, Alison Baur L. Overweight 12. Mulyani WRW, Sanjiwani MID, Sandra, 22. Laufs U, Parhofer KG, Ginsberg HN, Hegele
and obesity in Indonesia: prevalence and risk Prabawa IPY, Lestari AAW, Wihandani DM, RA. Clinical review on triglycerides. Eur Heart
factors-a literature review.  Public Health. et al. Chaperone-Based Therapeutic Target J. 2020;41(1):99-109c.
2017;147:20-29. Innovation: Heat Shock Protein 70 (HSP70) for 23. Mei S, Ni HM, Manley S, Bockus A, Kassel
4. Purnamasari D. The Emergence of Non- Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes Metab Syndr KM, Luyendyk JP, et al. Differential roles
communicable Disease in Indonesia. Acta Med Obes. 2020;13:559–568. of unsaturated and saturated fatty acids on
Indones. 2018;50(4):273-274. 13. Gutin I. In BMI We Trust: Reframing the Body autophagy and apoptosis in hepatocytes. J
5. Marcellini F, Giuli C, Papa R, Tirabassi G, Faloia Mass Index as a Measure of Health. Soc Theory Pharmacol Exp Ther. 2011;339(2):487-98.
E, Boscaro M, et al. Obesity and body mass Health. 2018;16(3):256-271. 24. Alves-Bezerra M, Cohen DE. Triglyceride
index (BMI) in relation to life-style and psycho- 14. Seidell JC, Flegal KM. Assessing obesity: Metabolism in the Liver.  Compr Physiol.
social aspects. Arch Gerontol Geriatr. 2009;49 classification and epidemiology.  Br Med Bull. 2017;8(1):1-8.
Suppl 1:195-206. 1997;53(2):238-252. 25. Goldberg IJ. Triglyceride: one molecule at the
6. Klop B, Elte JW, Cabezas MC. Dyslipidemia 15. Gadde KM, Martin CK, Berthoud HR, center of health and disease.  Biochim Biophys
in obesity: mechanisms and potential Heymsfield SB. Obesity: Pathophysiology Acta. 2012;1821(5):719-720.
targets. Nutrients. 2013;5(4):1218-1240. and  Management.  J Am Coll Cardiol. 26. Hidayati DR, Yuliati, Pratiwi KR. Hubungan
7. Watuseke AE, Polii H, Wowor PM. Gambaran 2018;71(1):69-84. Asupan Lemak dengan Kadar Trigliserida dan
Kadar Trigliserida pada Pasien Usia Produktif di 16. Izquierdo AG, Crujeiras AB, Casanueva Indeks Massa Tubuh Sivitas Akademika UNY.
Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota FF, Carreira MC. Leptin, Obesity, and Jurnal Prodi Biologi. 2017;6(1):25-33.
Manado Periode November 2014 Desember Leptin Resistance: Where Are We 25 Years 27. Putri SR, Anggraini DI. Obesitas sebagai
2014. Jurnal e-Biomedik (eBm). 2016;4(2):1-5. Later?. Nutrients. 2019;11(11):2704. Faktor Risiko Peningkatan Kadar Trigliserida.
8. Feng R, Luo C, Li C, Du S, Okekunle AP, Li 17. Field BC. Neuroendocrinology of obesity.  Br Majority. 2015;4(9):78-82.
Y, et al. Free fatty acids profile among lean, Med Bull. 2014;109:73-82.
overweight and obese non-alcoholic fatty liver 18. Amiri S, Behnezhad S. Body mass index and
disease patients: a case - control study. Lipids risk of sick leave: A systematic review and meta-
Health Dis. 2017;16(1):165. analysis. Clin Obes. 2019;9(6):e12334.
9. Julius U. Influence of plasma free fatty 19. Lubis HM, Sulastri D, Afriwardi. Hubungan
acids on lipoprotein synthesis and diabetic Indeks Massa Tubuh dengan Ketahanan
dyslipidemia.  Exp Clin Endocrinol Diabetes.
2003;111(5):246-250.

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 519-523 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1031 523

Anda mungkin juga menyukai