Perbaikan Lokmin..
Perbaikan Lokmin..
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan tent
ang “Loka karya Mini II di Ruangan Zam-Zam Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padan
g” dengan baik. Disusunnya loka karya ini berkat dukungan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini kami sampaikan ucapan terimakasih kepada :
Kelompok H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Praktik..............................................................................................9
1. Tujuan Umum...........................................................................................9
2. Tujuan Khusus..........................................................................................9
A. ANALISA SWOT........................................................................................34
B. DAFTAR MASALAH.................................................................................37
C. PRIORITAS MASALAH...........................................................................37
BAB V PEMBAHASA...............................................................................................43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................44
A. Kesimpulan.......................................................................................44
B. Saran.................................................................................................44
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Rumah sakit didirikan dan bergerak di bidang Kesehatan untuk melaya
009). Rumah sakit juga merupakan suatu organisasi yang padat dengan karya t
enaga profesional yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Seperti dokter, per
rsebut juga di dukung oleh pernyataan bahwa proporsi tenaga Kesehatan terba
nyak yaitu tenaga keperawatan sebanyak 33,3% dari total semua tenaga Keseh
a dan berhasil guna kepada klien. Alasan inilah manajemen keperawatan perlu
masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan globa
2023).
ntara lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan nursing low man
ager. Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing low manager
yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau ruan
ursalam, 2023).
orang kepala ruangan, 5 ketua tim, dan 11 perawat pelaksana. Ruangan Zam-Z
2
Keperawatan sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan dirumah sa
kit wajib memberikan layanan perawatan yang prima, efisien, efektif, dan pro
epada pasien serta memiliki tanggung jawab dan kewenangan untuk mengamb
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem asuhan kep
erawatan pasien di rumah sakit yang membuat asuhan pasien menjadi lebih a
man. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan a
kibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang sehar
usnya diambil. Organisasi kesehatan dunia dalam WHO for patient safety solu
tions with joint commission international juga telah menjelaskan bahwa sasara
n keselamatan pasien yang perlu tercapai pada sebuah rumah sakit (PERSI, 20
20) adalah : (1) ketepatan identifikasi pasien; (2) peningkatan komunikasi yan
g efektif; (3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; (4) kepastian
si terkait pelayanan kesehatan; dan (6) pengurangan risiko pasien jatuh. Untuk
3
Identifikasi pasien bertujuan untuk memperoleh pelayanan atau pengobatan a
gar tidak terjadi kekeliruan (Fatimah et al., 2018). Identifikasi pasien yang ben
ity in Health Care, 2022). Kesalahan yang diakibatkan oleh pasien yang tidak
ntifikasi pasien pada saat tindakan, prosedur tindakan dan terapeutik (Neri et a
l., 2018). Identitas pasien merupakan standar keselamatan pasien yang sangat
ar tidak terjadi kekeliruan (Fatimah et al., 2018). Identifikasi pasien yang bena
y in Health Care, 2022). Kesalahan yang diakibatkan oleh pasien yang tidak
ntifikasi pasien pada saat tindakan, prosedur tindakan dan terapeutik (Neri et a
l., 2018).
Orientasi adalah melihat - lihat atau meninjau supaya kenal atau tahu.
ang Rumah Sakit meliputi lingkungan Rumah Sakit, tenaga kesehatan, peratur
an, prosedur dan pasien lain. Dalam orientasi, perawat dan klien bekerja sama
4
untuk menganalisa situasi sehingga mereka dapat mengenali, memperjelas dan
siapkan diri dari keadaan cemas ke arah kondisi yang lebih konstruktif dalam
pasien dalam hal layanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Tujuan SOP a
rmance sebagai alat penilaian kinerja yang bersifat internal dan eksternal (Naz
via et al., 2019). Untuk meningkatkan kinerja rumah sakit yang efektif dan efi
sien, perlu adanya SOP yang bersifat teknis, administratif dan prosedural seba
gan kondisi rumah sakit setempat baik rumah sakit swasta maupun pemerintah
an layanan dan pelayanan kesehatan yang optimal. Masih banyak rumah sakit,
baik rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta dalam menyusun SOP be
lum maksimal (SOP Peneriman dan SOP Pengeluaran). SOP tersebut digunak
5
Pitman (2011) mendefinisikan supervisi sebagai suatu kegiatan yang di
gunakan untuk menfasilitasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang s
ui sarana pendukung yang ada. Supervisi menurut Rowe, dkk (2007) adalah k
dividu atau tim. Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku
jabatan dalam berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kep
ala seksi, kepala bidang perawatan atau pun wakil direktur keperawatanSistem
akan suatu bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang bertujuan pada
pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus
tugas.
6
menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak akan dapat mengidenti
fikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberi
kan. dalam aspek legal perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika suatu hari
nanti klien menuntut ketidak puasan akan pelayanan keperawatan (Yanti, 201
9).
kan kepada pasien. Profesi keperawatan merupakan profesi yang memiliki resi
yang dilakukan terhadap pasien harus didokumentasikan dengan baik dan jela
berikan catatan hukum perawatan yang diberikan kepada pasien dan bertindak
19-20 Juni di ruang rawat inap Zam-Zam RSI Ibnu Sina Padang dengan meto
: SPO Pemasangan infus, SPO Overan, SPO Injeksi Bolus, SPO Tukar Verban
SPO Pre dan Post Conference, SPO Penggantian cairan , SPO Pencegahan
Resiko Jatuh, SPO Monitor TTV, SPO Pemeriksaan Gula Darah dan SPO
7
Pemberian Oksigen. Maka dari 10 tindakan di ruangan Zamzam, 3 tindakan
ost conference di ruangan, dari hasil observasi di dapatkan pre conference dila
ksanakan tetapi tidak secara berurutan sesuai dengan urutan SPO sehingga me
encegahan pasien dengan resiko jatuh, berdasarkan dari hasil observasi ditemu
kan pasien yang bersiko jatuh tidak di pantau secara optimal dan tidak ada pe
mberian stiker, dan segitiga. Kuning. Dan berdasarkan hasil wawancara dari
PMKP didapatkan kejadian pasien jatuh di rumah sakit Islam Ibnu Sina
Padang pada tahun 2021-2023 yaitu sebanyak 9 kasus kejadian. Dari 9 kasus
bulan maret dan November 2021, dan pada bulan oktober, November 2022. T
indakan mengganti cairan infus dari hasil observasi tidak ditemukan adanya l
abel pada cairan infus, dimana pelabelan infus sangat penting dalam mengiden
tifikasi pasien sesuai dengan SOP Penggantian cairan infus di ruangan Zam-Z
ngan resiko jatuh dan tindakan mengganti cairan infus, di ruangan Zam-Zam
RSI Ibnu Sina Padang. Dengan permasalahan yang ditemukan di atas, maka m
8
n diruangan rawat inap Zam-Zam tertarik untuk mengangkat masalah – masal
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
ada di Ruangan Rawat Inap Zam-Zam Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang.
2. Tujuan Khusus
Ruangan Rawat Inap Zam-Zam Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang.
Sina Padang.
9
e) Melaksanakan Planning Of Action (POA) yang telah disusun bersama
Sina Padang.
10
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANGAN ZAMZAM
u ada pos satpam yang disambut langsung oleh jalan masuk dan keluar rumah
sakit. Masuk dari pintu parkir rumah sakit terdapat IGD dan ruang rontgen dis
ebelah kanan lantai 1, di lantai 2 ada ruang fisioterapi, labor, cacemik, umum,
dan mcu selanjutnya ada ruangan OK. Untuk ruang rawat inap biasa ada ruang
syafa yang terdiri dari 2 lantai yaitu 1 dan 2. Disebelah kiri IGD terdapat Masj
ndaftaran, MR, apotek, dan polikinik berada di lantai 1 dan 2. Didepan ruanga
n poli terdapat titik kumpul pertama lalu dan disebelah kiri terdapat kantor. Se
lain ruang rawat As-Syifa ada ruang rawat inap almarwah kemudian terdapat
Gedung apotik. Selanjutnya ada rungan inap marwah kemudian ada Gedung a
potek dan ada ruang VIP yaitu ruang Zam-Zam lantai 1 dan 2 untuk Kelas I, d
isamping itu ada ruang gizi. Selanjutnya ada Gedung GD, TPS B3 selanjutnya
ada ruang rawat Arraudah, Annisa, Multazam, dan ruang terakhir laundry.
11
1. Visi Rumah Sakit
unggulan
Tujuan :
Rumah sakit islam ibnu sina padang dapat memberikan pelayanan yang
5. Falsafah
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang merupakan sarana Dakwah Bilhal
12
6. Nilai-nilai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang
a. IKHLAS
b. BERAKHLAK
c. NUANSA ISLAMI
d. USWAH
e. SANTUN
f. INOVATIF
lebih baik.
g. NORMATIF
h. AMANAH
13
B. Kajian Situasi Di Ruang Zam-zam RSI Ibnu Sina Padang
1. Karakteristik ruangan
1) Fokus telaah
Bidang pelayanan
Bidang Pendidikan
14
2) Lingkup Garapan
a. Bidang Pelayanan
BPJS.
b. Metode Asuhan
c. Basis intervensi
d. Letak ruangan
e. Kapasitas ruangan
pasien yaitu :
15
Tabel 2. 1 Jumlah ruangan dan bed
1 Zam-Zam 1 – 7 VIP 7
2 Zam-Zam 8 – 14 Kelas 14
Total 21
setiap keluhannya ingin di dengar oleh dokter dan perawat. Jadi, baik
16
Berdasarkan informasi dari pasien didapatkan pasien dengan tipe
kesehatan.
c. Tingkat Ketergantungan
a. Manusia
17
Tenaga keperawatan diruang zam-zam berjumlah 17 orang termasuk
S1/Ners 7 orang.
NO PENDIDIKAN JUMLAH %
1. DIII 10 58,82%
2. NERS 7 41,18%
Total 17 100%
b. Non manusia
1) Metode
Ruangan.
18
2) Material
- Denah ruangan
R.PER
WT
Z Z Z
Pr Z Z Z
Z
as 10 14
8 11 12 13
at 9 A
T K
G
R
K
G G
R
PRA Z Z Z Z Z Z
SaA Z
Ta 1 2 30 4 5 6 7
KET:
- K : Konter perawat
- TG : Tangga
- RKR : Ruang.karu
- G : Gudang
- S : Ruang Saji
19
RSI Ibnu Sina Padang memiliki indikator mutu pelayanan Kesehatan
sakit diperlukan berbagai indikator, selain itu agar informasi yang ada
dapat bermakna harus ada nilai parameter yang akan dipakai sebagai nilai
Keterangan:
20
Dari data diatas dapat dilihat bahwa capaian indicator RSI Ibnu
sina padang terdapat mutu pelayanan belum sesuai dengan standar
indicator pelayanan.
Analisa Visi dan misi merupakan acuan dari tujuan suatu organisasi
21
Diagram 3.1 Distribusi frekuensi visi misi di ruangan zam-zam
RSI Ibnu Sina Padang
2. Fungsi pengorganisasian
Metode Data
22
Diagram 3.2 Distribusi frekuensi kuesioner struktur organsisasi di
ruangan Zam-zam RSI Ibnu Sina Padang
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat ruangan mengatakan struktur
organisasi diruang Zam-zam berjalan dengan baik sesuai tugas masing-masing, Berda
sarkan hasil kuesioner, didapatkan 100% perawat ruangan mengatakan belum
terpajang stuktur organisasi di ruangan.
3. Ketenagaan
Tabel 2. 6ketenagaan
Metode Data
23
belum sesuai dikarenakan lay out ruangan.
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan 43,8% data bahwa jumlah tenaga perawat di
ruangan dalam satu shift tidak sesuai dengan tingkat ketergantungan pasiennya.
24
Diagram 3.3 Distribusi frekuensi kuesioner kekurangan tenaga
keperawatan RSI Ibnu Sina Padang
4. Pengarahan
Tabel 2. 7 Pengarahan
Metode Data
25
Pre dan post conference juga membantu koordinasi
dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga
tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan
frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997)
Zam-Zam.
26
Diagram 4.1 Distribusi frekuensi pelaksanaan kegiatan pre dan post
conference di ruangan Zam-zam RSI Ibnu Sina Padang
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan 18,8% data bahwa tidak ada dilakukan
5. Pengawasan
Tabel 2. 8 Pengawasan
Metode Data
27
melakukan penggantian infus didapatkan 8 perawat
tidak melakukan identifikasi dengan benar.
Metode Data
28
pekerjaan perawat pelaksana.
Observasi Dari tanggal 21-23 juni 2023 belum tampak pelaksanaan pre
conference dan post conference sesuai SPO
Belum tampak katim membuat rencana kegiatan harian yang
terdokumentasi
ruangan atau ketua tim yang memimpin pre dan post conference
29
Diagram 5.2 Distribusi frekuensi ketua tim menutup pelaksanaan
asuhan keperawatan
Metode Data
30
memberikan edukasi pada pasien dan keluarga terhadap
pasien resiko jatuh tinggi
Analisa Stiker indikasi resiko adalah salah satu media yang bisa
diberikan sebagai penanda kondisi atau sebagai peringatan saat
petugas kesehatan melakukan pelayanan atau pengobatan. Warna
yang dimiliki juga mengacu pada aturan WHO, KARS hingga
JCI. Yaitu, merah untuk alergi, ungu untuk status resusitasi dan
kuning sebagai penanda resiko jatuh. (Maharani, 2022)
31
Diagram Distribusi frekuensi perawat perlu memasang stiker kuning dan
tidak perlu melakukan pemasangan stiker kuning dan segitiga resiko jatuh
tidak perlu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pasien
Metode Data
32
Observasi Pada tanggal 21 juni 2023 dari 17 pasien (10 pasien
yang terpasag infus ditemukan 2 pasien yang tidak
dilakukan pengidentifikasian
Pada tanggal 22 juni 2023 dari 16 pasien (14 pasien
yang terpasag infus ditemukan 2 pasien yang tidak
dilakukan pengidentifikasian
dari 13 pasien (11 pasien yang terpasag infus ditemukan
1 pasien yang tidak dilakukan pengidentifikasian
Dari tangggal 21-23 ditemukan dari 10 perawat yang
melakukan penggantian cairan infus 70% perawat tidak
melalukan pemasangan label terhadap cairan infus dan
melakukan identifikasi saat penggantian cairan
Analisa
Identifikasi Pasien merupakan sasaran keselamatan pasien
yang pertama.Kesalahan karena kekeliruan identifikasi
pasien terjadi di hampir semua aspek atau tahapan
diagnosis dan pengobatan sehingga diperlukan adanya
ketepatan identifikasi pasien. Identifikasi pasien dilakukan
pada saat sebelum melakukan tindakan keperawatan atau
prosedur lain, pemberian obat, transfuse atau produk
darah, pengambilan darah dan pengambilan specimen lain
untuk uji klinis. Cara identifikasi pasien yaitu dengan
tanggal lahir, nama pasien, nomor rekam medis dan gelang
berkode batang. Nomor kamar atau tempat tidur tidak
dapat digunakan untuk identifikasi. (Cintha, dkk 2016)
Pemberian label pada saat pemasangan infus sangat
penting karena termasuk salah satu cara untuk
mengingatkan perawat kapan harus melakukan pergantian
infus Kembali dan sebagai salah satu Upaya dalam
pencegahan infeksi.
33
Diagram Distribusi frekuensi perawat tidak mematikan infus saat
tidak memeriksa adanya udara diselang dan memastikan bilik drip terisi cairan
34
BAB III
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN
A. ANALISA SWOT
Tabel 3. 1 Analisa SWOT
Man Jumlah perawat di ruangan Pendidikan perawat sebagian Jumlah masyarakat yang UU perlindungan
zam-zam sebanyak 17 orang besar masih D.III (58,82%), mengikuti ansuransi konsumen
Masa kerja perawat rata-rata sedangkan S1 (41,18%) social semangkin Mangkin tingginya
lebih dari >5 tahun Belum adanya sosialisai meningkat tuntunan masyarakat
Adanya kesempatan pelaksanaan pre dan post Merupakan RS dengan terhadap kualitas
melajutkan pendidikan dengan conference dari menejer cakupan dan layanan pelayanan Kesehatan
biaya sendiri keperawatan yang lengkap dan canggih yang bermutu
Adanya program orientasi Indicator mutu dirumah sakit RS digunakan sebagai Belum optimalnya
dilakukan sebelum perawat belum sesuai standar nasional lahan praktek oleh kompetensi perawat
ditempatkan berbagai institusi dalam melaksanakan
Seluruh perawat sudah Pendidikan Kesehatan intervensi keperawatan
mengikuti Latihan yang berada diwilayah
keselamatan pasien Sumbar dan sekitarnya
35
Methode Terdapat SPO (Standar Berdasarkan hasil dari 17 Adanya kegiatan praktek Adanya RS swasta yang
Operasional Prosedur) kuesioner (12,5%) manajemen keperawatan berada disekitar RSI Ibnu
Tindakan keperawatan menyatakan kurang nya tenaga dari mahasiswa S1 sina padang dengan
Sudah memiliki struktur perawat dalam satu shif STIKes mercubaktijaya mencetuskan unggulan
organisasi RS dan struktur berdasarkan tingkat padang di RSI Ibnu Sina dengan akses mudah
ruangan ketergantungan pasien yang Padang dijangkau
Menggunakan metode ada. Adanya pelayanan praktek
penugasan metode TIM (43,8%) menyatakan bahwa mandiri dokter, perawat
Sudah ada jadwal dinas di dengan tingkat ketergantungan dan bidan.
ruangan pasien yang ada juga dapat Meningkatkan kesadaran
Tersedianya berbagai jenis meningkatkan beban kerja masyarakat tentang
pelayanan medis dan penunjang perawat. tanggung jawab dan
Fungsi kendali mutu (31,3%) menyatakan tanggung gugat
dilaksanakan oleh bidang kekurangan tenaga
keperawatan dan kepala keperawatan
ruangan
Material Gedung dan lahan milik sendiri
Belum lengkapnya fasilitas yang Mempertahankan serta Penggunaan pelayanan
Tersedia kebutuhan logistic menunjang pelaksanaan asuhan meningkatkan pelayanan teknologi yang semangkin
Memiliki rungan rawat inap keperawatan yang berbasis islami meningkat baik
yang cukup sebagai keunikan dalam kedokteran maupun
pelayanan keperawatan
Money Pola pengelolaan keuangan RS Belum ada subsidi pembiayaan Terdapat kebijakan Belun optimalnya system
dikelola oleh Yayasan dari RS uantuk studi lanjut pembiayaan Kesehatan mengawasan budgeting
Adanya jasa pelayanan bagi Belum adanya pemberian seperti BPJS dan asuransi dan penganggaran
seluruh karyawan di RS reward dan punishment bagi lainnya manajemen RS
karyawan
36
Machine Sudah terdapat SIM RS sebagai Belum adanya dokumentasi Adanya Kerjasama Menggunakan data base
dokumentasi data pasien asuhan Keperawatan setiap dengan dokter spesialis yang tergantung pada
Pelaporan PMKP dengan pasien menggunakan provider sehingga
menggunakan sisten komputerisasi dalam membutuhkan maintance
komputerisasi pelaksanaan dokumentasi yang tinggi
asuhan keperawatan
Measuament Akreditasi rumah sakit sudah Perawat mengatakan bahwa Merupakan rumah sakit Perubahan tentang
mencapai tingkat paripurna system akreditasi belum optimal bernuasa islami dengan pelaksanaan kebijakan
(bintang 5 ) akreditasi Snars 1.1 diterapkan secara konsisten oleh berbagai keunggulan Akreditasi
Lingkungan yang cukup ruangan Lokasi wilayah Sumatera
nyaman dan tenang Barat yang merupakan
daerah rawan bencana
37
B. DAFTAR MASALAH
Tabel 3. 2 Daftar masalah
NO MASALAH
.
C. PRIORITAS MASALAH
Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan
1. Magnitude (M)
2. Severity (S)
3. Manageable (Mn)
Bisa dipecahkan
5. Affordability (Af)
38
Aspek-aspek diatas dapat diukur dengan cara :
suatu masalah
5 = sangat penting
4 = penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
39
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
40
PLANNING OF ACTION (POA)
Tabel 3. 4 Planning of action
Masalah 1 : Belum Optimalnya pelaksanaan pre dan post conference di ruang Zam-zam
Kegiatan Waktu Sasaran Pgg Jawab Tempat Indikator
1. Pembuatan 30 juni Perawat - Ririn serpitri Ruang Zam- Tercapainya
video pre dan 2023 ruangan - Rifatul zam RSI Ibnu penerapan
post conferen zam -zam maqmudah Sina Padang pelaksanaan
yang - Rodrigo pre dan post
disebarkan arraya conference
melalui via - Aulia sesuai dengan
grup Wa rahmatul tindakan SPO
perawat fazri setiap shif
ruangan zam -
zam
2. Pembuatan
format
dokumentasi
kegitan pre dan
post conference
Masalah 2 : Belum optimalnya pencegahan pasien jatuh sesuai SOP di Ruangan zam-zam
41
cairan infus - Widya sesuai
yang disebarkan purnama dengan
melalui via sari SPO
grup Wa
perawat
ruangan zam -
zam
2. Pembuatan label
cairan infus
42
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
43
2. Belum optimalnya pencegahan pasien resiko jatuh sesuai SOP di
ruangan Zam-zam RSI Padang Ibnu Sina
44
Pada tahap persiapan ini kelompok menyesuaikan isi materi
lembar balik yang telah disetujui oleh Kepala ruangan, guna
mempermudah perawat di ruangan Zam-zam dalam memberikan
edukasi pencegahan resiko jatuh.
(SS VIDIO )
b. Pembuatan pelabelan infus
45
t. Label infus diletakkan di troli injeksi. Pada hari sabtu 03 Juni 2023
pukul 08.00 WIB. Pada tahap persiapan ini kelompok menyediakan
label infus dan memberi tahu tempat letak label infus.
46
dengan video yang kami rancang. Sehingga dapat memudah dan tentunya
membantu perawat dalam melaksanakan Tindakan keperawatan yang akan
dilakkan dan yang akan diberikan oleh perawat di ruangan zam-zam RSI I
bnu Sina Padang.
47
melaksanakan tindakan keperawatan yang mencegah pasien agar tidak
cedera ruangan zam-zam RSI Ibnu Sina Padang.
Masalah 3 :Belum Optimalnya Tindakan indetifikasi dan pelebalan Cairan
Infus di Ruangan Zam-zam RSI Ibnu Sina Padang.
a. Bedasarakan hasil observasi Tindakan identifikasi dan pelabelan cairan
infus saat penggantian cairan infus sebelumnya implementasi diruangan
zam -zam RSI Padang Ibnu Sina.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap perawat melalui lembar
observasi untuk Tindakan identifikasi dan pelabelan cairan infus pada
Tindakan penggantian cairan infus dimana tanggal 21-23 juni 2023
didapatkan dari 10 perawat 8 diantaranya tidak melakukan pengidentifikasian
dan pelabelan cairan infus saat penggantian cairan infus pada pasien.
b. Bedasarakan hasil observasi Tindakan identifikasi dan pelabelan cairan
infussaat penggantian cairan infus sesudah implementasi diruangan zam
-zam RSI Padang Ibnu Sina
Berdasarkan hasil observasi post implementasi mengenai Tindakan
indentifikasi dan pelabelan cairan infus dapatkan hasil dari 9 perawat
100% perawat sudah melakukan identifikasian sebelum pemberian cairan
dan pemberian label cairan infus pada saat mengganti cairan infus pada
pasien dan tentunya membantu perawat dalam melaksanakan Tindakan
keperawatan sesuai dengan SPO ruangan zam-zam RSI Ibnu Sina Padang.
BAB V
PEMBAHASAN
48
A. Pelaksanaan pre dan post conferen sesudah implementasi diruangan
zam -zam RSI Padang Ibnu Sina.
49
kuning di dapatkan hasil dari 9 perawat yaitu 100% perawat dapat
melakukan edukasi dan melakukan pemberian stiker kuning dan segitiga
kuning pada pasien resiko jatuh tinggi. Selama evaluasi tgl 3-5 Juli 2023
didapatkan 8 orang pasien yang beresiko jatuh tinggi, hasil observasi
100% pasien sdh di berikan stiker kuning, segitiga kuning dan diberikan
edukasi resiko tinggi kepada pasien dan keluarga memakai lembar balik.
Sehingga dapat membantu perawat dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yang mencegah pasien agar tidak cedera ruangan zam-zam
RSI Ibnu Sina Padang.
Insiden jatuh ini tidak hanya berdampak pada cedera, namun juga
meningkatkan lama rawatan, serta biaya rawatan pasien. Mengurangi
angka insiden jatuh pada pasien di rawat inap. Pencegahan risiko pasien
jatuh yaitu dengan penilaian awal risiko jatuh, Risk Assessment pasien
jatuh merupakan elemen pertama pada program pengurangan risiko jatuh,
suatu metode penilaian risiko untuk pasien jatuh yang dilakukan oleh
perawat. penilaian berkala setiap ada perubahan kondisi pasien, serta
melaksanakan langkah–langkah pencegahan pada pasien berisiko jatuh.
Implementasi di rawat inap berupa proses identifikasi dan penilaian pasien
dengan risiko jatuh serta memberikan tanda identitas khusus kepada pasien
tersebut, misalnya gelang kuning, memberikan penanda risiko,
merendahkan tempat tidur pasien, pemasangan pengaman tempat tidur
pasien serta informasi tertulis kepada pasien atau keluarga pasien .
Meskipun upaya pencegahan risiko pasien jatuh sudah dilakukan akan
tetapi masih ada beberapa rumah sakit yang mengalami insiden pasien
jatuh khususnya di rawat inap. (Maharani, 2022).
50
Berdasarkan hasil observasi post implementasi mengenai Tindakan
indentifikasi dan pelabelan cairan infus dapatkan hasil dari 9 perawat
100% perawat sudah melakukan identifikasian sebelum pemberian cairan
dan pemberian label cairan infus pada saat mengganti cairan infus pada
pasien dan tentunya membantu perawat dalam melaksanakan Tindakan
keperawatan sesuai dengan SPO ruangan zam-zam RSI Ibnu Sina Padang.
Identifikasi adalah menetapkan atau menyamakan identitas
seseorang dengan cara mengumpulkan data dan catatan dari individu yang
berkaitan. Kim, Yoo, & Seo (2018), menyebutkan bahwa kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien bisa di minimalkan dengan cara mengidentifikasi
pasien dengan cara memodifikasi tanda pengenal nama pasien dan nomor
kamar tidur atau pun bed pasien (Andriyanti et al., 2022).
Kesalahan identifikasi dapat disebabkan karena tiga hal, yaitu
kesalahan dalam pemasangan lebel, kesalahan penulisan, dan kesalahan
dalam konfirmasi identitas kepada pasien atau keluarga (Anggraeni,
Hakim, & Widjiati, 2014).
Kesalahan yang mengakibatkan pasien cedera dapat berupa
ketidaktepatan identifikasi pasien yang berakibat kesalahan atau
keterlambatan diagnosis, kegagalan dalam bertindak, kesalahan
pengobatan, dan kesalahan dosis atau metode dalam pemberian obat
(Darliana, 2016).
Pemberian label pada saat pemasangan cairan infus sangat
penting,karena hal tersebut termasuk salah satu cara untuk mengingat kan
kita mengenai:kapan kita harus melakukan penggantian infus lagi sebagai
salah satu upaya dalam pencegahan infeksi dapat membantu memonitor
ketepatan waktu dalam penggantian cairan infus kepada pasien.sehingga
kebutuhan pasien dapat termonitor dan benar2 sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan pasien Dapat membantu kita dalam efisiensi waktu.
51
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB sebelumnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Dari analisa SWOT, diidentifikasi 3 masalah pelayanan sebagai
berikut :
a. Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conferen
b. Belum optimalnya pencegahan resiko jatuh
c. Belum optimalnya identifikasi dan pelabelan cairan infus
2. Berdasarkan prioritas PSBN didapatkan prioritas masalah yaitu:
a. Belum optimalnya pelaksanaan pre dan post conferen
b. Belum optimalnya pencegahan resiko jatuh
c. Belum optimalnya identifikasi dan pelabelan cairan infus
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dalam hal ini dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut:
53
Perlunya mengingatkan dan memotivasi semua perawat di ruangan
untuk dapat melakukan dan menerapakan hal yang telah di pelajari.
54
DAFTAR PUSTAKA
Dan, P., Risiko, P., Terhadap, J., Keselamatan, I., & Di, P. (2022). Jurnal Pendid
ikan dan Konseling. 4, 2298–2307.
Desilawati, & Alini. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dalam
Mengidentifikasi Pasien Dengan Pelaksanaan Identifikasi Pasien Di
Ruang Rawat Inap Hospital Pekanbaru Aulia. 1.
Dewi, A. Donaldson, L., Ricciardi, W., Sheridan, S., & Tartaglia, R. (2021). Patien
t Safety in the World. In Textbook of Patient Safety and Clinical Risk
Management. https://doi.org/10.1007/978-3-030-59403-9_8
Firdaus, M., Tonis, M., Handoko, B., & Zaky, A. (2020). Kesehatan Pasien. A
Journal Of Community Service, 12-16.
55
Peraturan Menteri Kesehatan. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan. 3, 1–80.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI. (2017). PERATURAN
MENTERI KESEHATAN RI.
Sriningsih, N. N., Kep, S., Marlina, M. K. E., Sriningsih, N. N., Kep, S., Kep, M.,
Sakit, R., & Kabupaten, U. (2020). Pengetahuan Penerapan Keselamatan
Pasien ( Patient Safety ) Pada Petugas Kesehatan Menurut Joint Commi
ssion Internasional ( JCI ) dan world Health Organitation ( WHO ) melapo
rkan beberapa negara terdapat 70 % kejadian. 9(1). https://doi.org/10.370
48/kesehatan.v9i1.120
Usman, A., Rosdiana, & Misnawati, A. (2021). Faktor Risiko Kejadian Persalinan
Prematur Di Rumah Sakit Umum Polewali Tahun 2021. Jurnal Kesehatan,
9(1), 40–50.
Wigiarti, S. herni, Yetti, K., Mashudi, D., Sari, R. P., & Sutini, T. (2020). Jurnal
Keperawatan Komprehensif. Jurnal Keperawatan, 6 No.2.
56