Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Sumber belajar merupakan komponen yang membantu dalam


proses belajar mengajar, sumber belajar juga adalah sebagai daya yang
dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik
secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara
keseluruhan.
Berdasarkan klasifikasi sumber belajar dapat dibedakan menjadi 6
jenis yaitu sumber belajar melalui Pesan, Manusia, Bahan, Peralatan,
Teknik/Metode, dan Lingkungan. Implementasi dan pemanfaatan semua
sumber belajar dapat dipilih berdasarkan kompetensi, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi dasar.
Pada makalah ini, kami akan menjelaskan tentang sumber belajar
melalui manusia (People), yang merupakan salah satu 6 sumber belajar
yang telah dikemukakan, adapun yang di bahasa pada makalah ini adalah
pengertian dari sumber belajar, pengertian dari manusia, klasifikasi.
1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
BAB I PENDAHULIAN...........................................................................
A. Latar Belakang Masalah.............................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................
BAB II ANALISIS....................................................................................
A. Sumber Belajar...........................................................................
1. Pengertian.............................................................................
2. Klasifikasi ..............................................................................
3. Jenis .....................................................................................
4. Komponen.............................................................................
B. Manusia (People)........................................................................
1. Pengertian.............................................................................
2. Klasifikasi...............................................................................
3. Jenis .....................................................................................
C. Manusia Sebagai Sumber Belajar..............................................
1. Orangtua................................................................................
2. Guru/Dosen...........................................................................
3. Masyarakat (Social)...............................................................
4. Tutor .....................................................................................
5. Pembicara/Narasumber........................................................
D. Urgensi Manusia Pada Sumber Belajar.....................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran...........................................................................................
2

BAB I
PENDAHULIAN

A. Latar Belakang Masalah


Rohani dalam Musfiqon menyebutkan bahwa Sumber Belajar
(Learning Resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri
siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar.
Kemudia Edgar Gale juga mengatakan bahwa sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat, yakni seluas
kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat
menimbulkan peristiwa belajar.1
Rohani dalam Musfiqon menyebutkan bahwa Sumber Belajar
(Learning Resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri
siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar. 2
Dengan memasukan sumber belajar secara terencana, maka suatu
kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efesien, dalam usaha
mencapai tujuan instruksional3. Sebab sumber belajar sebagai komponen
penting dalam proses belajar mengajar bahkan dalam Islam telah
dijelaskan tentang pentingnya mencari sumber belajar.

ۙ ‫اخ َت لَ ُف وا فِ ِيه‬ ِ ِ
ْ ‫اب ِإ اَّل ل تُ َب نِّي َ هَلُ ُم الَّ ذ ي‬
ِ َ ‫و م ا َأ ْن ز لْ نَ ا ع لَ ي‬
َ َ‫ك الْ ك ت‬ ْ َ َ ََ
َ ُ‫َو ُه ًد ى َو َر مْح َ ةً لِ َق ْو ٍم يُ ْؤ ِم ن‬
‫ون‬
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa
yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.4

1
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Karya, 2012), hal. 129
2
Ibid
3
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RASAIL Mdia Group, 2008), hal.96
4
Al-Quran Terjemahan. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah, 2015.
surat An-Nahl ayat 64
3

Berdasarkan Klasifikasi jenis sumber belajar dapat dibedakan


menjadi 6 yaitu sumber belajar melalui Pesan (Message), manusia
(People), bahan (Material), Peralatan (Device), Teknik/Metode
(Technique) dan Lingkungan (Setting). Manusia merupakan salah satu
jenis sumber belajar yang paling utama yang merupakan key informan
dalam proses pembelajaran, berdasarkan latar belakang yang
dikemukakan di atas kami membuat makalah pada tugas mata kuliah
Pengembangan Sumber Belajar PAI dengan judul “Sumber Belajar
Melalui Manusia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang mesalah yang telah di ungkapkan di atas
maka penulis akan menganalisis permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan sumber belajar melalui manusia yang dituangkan dalam
rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengertian, Klasifikasi, jenis, dan komponen sumber belajar?
2. Apa pengertian dan Klasifikasi manusia?
3. Siapa saja manusia yang menjadi sumber belajar?
4. Bagaimana Urgensi manusia sebagai sumber belajar?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian, jenis, komponen dan manfaat
sumber belajar?
2. Untuk mengetahui pengertian, Klasifikasi, dan ciri-ciri manusia
3. Untuk Mengetahui siapa saja manusia yang menjadi sumber belajar
4. Untuk memahami urgensi manusia sebagai sumber belajar.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Belajar
Sebelum Membahas permasalahan sumber belajar melalui manusia,
ada baiknya kita memperkuat pemahaman terhadap pengertian, jenis,
komponen dan manfaat sumber belajar agar pemahaman terhadap
sumber belajar dapat dipahami secara baik dan benar.
1. Pengertian
Khuluqo mendefenisikan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat di mana materi pelajaran terdapat.
Menurut Nasution dalam Khuluqo sumber belajar dapat berasal dari
masyarakat dan kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta .kebutuhan peserta didik.5
Rohani dalam Musfiqon menyebutkan bahwa Sumber Belajar
(Learning Resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri
siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar.
Kemudia Edgar Gale juga mengatakan bahwa sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat, yakni seluas
kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat
menimbulkan peristiwa belajar.6
Menurut Djamarah sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau
asal untuk belajar seseorang. Sumber bejara yang sesungguhnya banyak
sekali terdapat dimana-mana, disekolah, di halaman, di pusat kota, di
pedesaan, dan sebagainya.7
5
Ihsan El Khuluqo, Op.Cit.. 61
6
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Karya, 2012), hal. 129
7
Syaiful Bahhi Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2018),
hal.123
5

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan, bahwa sumber


belajar meliputi semua sumber (baik kata, orang atau benda) yang dapat
digunakan untuk memberi kemudahan belajar. Roestiyah dalam Khuluqo
juga mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah: (a) Manusia
(dalam keluarga, sekolah dan masyarakat), (b) Buku/perpustakaan (c)
Media Masa (majalah, surat kabar, radio , TV, dan lain-lain) (d)
Lingkungan alam, sosial dan lain-lain (e) Alat pelajaran (Buku pelajaran,
peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain (f)
Museum (tempat penyimpanan bemda-benda kuno. 8
Hafid mengatakan bahwa dumber Belajar adalah sesuatu yang dapat
mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh
dirinya sendiri dapat pula merupakan sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan pembelajaran yang
akan dberikan. Kemudian dia juga mengaakan bahwa sumber belajar juga
dapat berarti segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang maupun yang
telah tersedia yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik
belajar.9
Syukur mengatakan bahwa pada dasarnya sumber belajar yang
dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah situasi sistem yang terdiri
dari sekumpulan bahan/situasi yang dikumpulkan secara sengaja dan
dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber
belajar seperti inilah yang disebut dengan media pendidikan/media
instruksional.10
Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas dapat dipahami bahwa
pengertian dari sumber balajar adalah segala sesuatu baik secara sengaja
ataupun tidak sengajar yang digunakan, di lihat, di dengar, di rasakan,
yang dapat menimbulkan peristiwa belajar.

8
Op.Cit. Ikhsan El Khuluqo, hal.61
9
Hafid, Sumber dan Media Pembelajaran, (Makasar: Jurnal UIN Alaudin, 2018), hal. 69
10
Fatah Syukur, Op.Cit, hal. 93
6

2. Klasifikasi Sumber Belajar


Khuluqo mengatakan bahwa sumber belajar dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sumber belajar yang direncanakan dan sumbre belajar
yang dimanfaatkan. Sumber belajar yang direncanakan adalah semua
sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen
sistem pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal. Sedangkan sumber belajar karena dimanfaatkan adalah
sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan
pembelajaran, namun dapat ditemukan, aiaplikasikan, dan digunakan
untuk keperluan belajar.11
Menurut Association for Educational Communications and
Technology Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua
bagian, yaitu: (a) sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan
(learning resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus
telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan (b)
sumber pembelajaran yang dimanfaatkan (learning resources by
utilization),yakni sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk
keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan
dimanfaatkan untuk keperluan belajar, salah satunya adalah media
masa.12
3. Jenis Sumber Belajar
Jenis Sumber Belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai dibagi ke dalam 6 jenis yaitu:
a. Pesan (massage), informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain
berbentuk ide, fakta, pengertian dan data. Contoh: Bahan-bahan
11
Op.Cit, Khuluqo, hal.62
12
Ammar Navy, Manajemen Sumber Belajar dalam Menijngkatkan Mutu Pembelajaran
Sains, (Malang: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2018), hal.383
7

pelajaran (sumber belajar yang dirancang), cerita rakyat, dongeng,


nasehat (sumber belajar yang dimanfaatkan).
b. Manusia (people), orang yang menyimpan informasi atau menyalurkan
informasi. Tidak termasuk yang menjalankan fungsi pengembangan
dan pengelolaan sumber belajar. Contoh: guru, actor, siswa,
pembicara, pemain tidak termasuk teknisi dan tim kurikulum (sumber
belajar yang dirancang), narasumber, pemuka masyarakat, pimpinan
kantor, responden (sumber belajar yang dimanfaatkan).
c. Bahan (material), Sesuatu, bisa disebut media/software yang
mengandung pesan untuk disajikan melalui pemakaian alat. Contoh:
transparansi, film, slides, tape, buku, gambar (sumber belajar yang
dirancang), relief, candi arca, peralatan teknik (sumber belajar yang
dimanfaatkan).
d. Peralatan (device), sesuatu yang bisa disebut media/hardware yang
menyalurkan pesan untuk disajikan yang ada di dalam software.
Contoh: OHP, proyektor slides, film, TV, kamera, papan tulis (sumber
belajar yang dirancang), generator, mesin, alat-alat, mobil (sumber
belajar yang dimanfaatkan).
e. Teknik/metode (technique), prosedur yang disiapkan dalam
mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi dan orang untuk
menyampaikan pesan. Contoh: ceramah, diskusi, sosiodrama, simulasi,
kuliah, belajar mandiri (sumber belajar yang dirancang), permainan,
percakapan (sumber belajar yang dimanfaatkan).
f. Lingkungan (setting), situasi sekitar dimana pesan
disalurkan/ditransmisikan. Contoh: ruangan kelas, studio,
perpustakaan, auditorium, aula (sumber belajar yang dirancang),
taman, kebun, pasar, museum, toko (sumber belajar yang
dimanfaatkan).13

13
Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007), hal. 79-80
8

4. Komponen Sumber Belajar


Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber
belajar, dan bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri
sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan secara terpisah.
Komponen-komponen sumber belajar menurut Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai diantaranya adalah: 1) tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar; 2)
bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar; 3) pesan yang dibawa
oleh sumber belajar; dan 4) tingkat kesulitan atau kompleksitas
pemahaman sumber belajar.
Komponen-komponen sumber belajar di atas dapat diuraikan lebih
jauh sebagai berikut:
a. Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar, artinya setiap sumber belajar
selalu memiliki tujuan atau misi yang akan dicapai. Tujuan setiap
sumber itu selalu ada, baik secara eksplisit maupun secara implisit.
Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan bentuk sumber belajar itu
sendiri
b. Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar satu dengan lainnya
berbeda-beda. Keadaan fisik sumber belajar ini merupakan komponen
penting. Penggunaan atau pemanfaatannya hendaknya dengan
memperhitungkan segi waktu, pembiayaan dan sebagainya.
c. Pesan yang dibawa oleh sumber belajar. Setiap sumber belajar selalu
membawa pesan yang dimanfaatkan atau dipelajari oleh para
pemakainya. Komponen pesan merupakan informasi yang penting.
Oleh karena itu para pemakai sumber belajar hendaknya
memperhatikan bagaimana pesan disimak. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain: isi pesan harus sederhana, cukup jelas,
lengkap, mudah disimak maknanya.
d. Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar. Tingkat
kompleksitas penggunaan sumber belajar berkaitan dengan keadaan
9

fisik dan pesan sumber belajar. Sejauh mana kompleksitas nya perlu
diketahui guna menentukan apakah sumber belajar itu masih bisa
dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas. 14
B. Manusia (People)
Untuk memberikan pemahaman yang baik dan benar tentang sumber
belajar melalui manusia terlebih dahulu kita harus memahami tentang apa
pengertian manusia, klasifikasi/kategori dan ciri-ciri manusia.
1. Pengertian
Ludwing Binswanger: Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk mengada, suatu kesadaran bahwa ia ada dan mampu
mempertahankan adanya di dunia.15 Sedangkan menurut Thomas
Aquinas: Manusia adalah suatu substansi yang komplit yang terdiri dari
badan dan jiwa.16
Spinoza et.al mengatakan manusia adalah makhluk hidup yang
harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan tindakan
mengekspresikan kekuasaan manusiawi nya yang khusus, dan
menguasai dunia dengan kekuasaannya ini. Karena manusia yang tidak
produktif adalah manusia yang reseptif dan pasif, dia tidak ada dan mati. 17
Kemudian Marx mengatakan bahwa Manusia adalah entitas yang dapat
dikenali dan diketahui18
Jadi dapat dipahami merupakan makhluk yang berarti berpikir,
berakal budi, yang secara kodrati, manusia merupakan makhluk
monodualis. Artinya selain sebagai makhluk individu, manusia berperan
juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga)
dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah pisahkan.

14
Ibid,hal. 81-83
15
Bagus Takwin, Psikologi Naratif Membaca Manusia Sebagai Kisah, Yogyakarta: 2007,
hal. 4
16
Hardono Hadi, Jati Diri Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 1996, hal. 33
17
Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hal.
39
18
Ibid, hal.44
10

Menurut Syahiddin manusia adalah makhluk tuhan yang paling


sempurna yang pernah diciptkan oleh Allah SWT berasal dari sari pati
tanahm, menjadi nutfah, alaqah, dab mudgah sehingga akhirnya menjadi
makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. 19
Sementara di dalam Al-Qur’an terdapat 4 kata atau istilah yang
digunakan untuk menunjukkan manusia:
1) Pertama, kata ins yang kemudian membentuk kata insan. Kata “insan”
diambil dari kata “uns” yang mempunyai arti jinak, tidak liar, senang
hati, tampak atau terlihat. Kata insan disebutkan dalam al-Qur’an
sebanyak 65 kali. Salah satunya adalah:

٥ ۡ‫َعلَّ َم ٱِإۡل ن ٰ َس َن َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬


Artinya: Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya 20

2) Kedua, basyar yang berarti kulit luar. Kata basyar dalam al-Qur’an
disebutkan 37 kali salah satunya dalam surah al-Kahfi.

َ ‫ ۖد فَ َمن َك‬ٞ ‫ ٰ َو ِح‬ٞ‫ي َأنَّ َمٓا ِإ ٰلَهُ ُكمۡ ِإ ٰلَه‬


ْ ‫ان يَ ۡرج‬
‫ُوا لِقَ ٓا َء‬ َ ‫ر ِّم ۡثلُ ُكمۡ ي‬ٞ ‫قُ ۡل ِإنَّ َمٓا َأنَ ۠ا بَ َش‬
َّ َ‫ُوح ٰ ٓى ِإل‬
١١٠ ‫صلِ ٗحا َواَل ي ُۡش ِر ۡك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِٓۦه َأ َح ۢ َدا‬ َ ٰ ‫َربِِّۦه فَ ۡليَ ۡع َم ۡل َع َماٗل‬
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". 21

3) Ketiga, Bani Adam berarti anak Adam, seperti dalam firman Allah surat
al-A’raf

‫ع َع ۡنهُ َم ا‬ ۡ ٰ َّ ‫ٰيَبَنِي ءا َدم اَل يَ ۡفتِنَنَّ ُك ُم‬


ِ َ‫ٱلش ۡيطَ ُن َك َم ٓا َأ ۡخ َر َج َأبَ َو ۡي ُكم ِّم َن ٱل َجنَّ ِة ي‬
ُ ‫نز‬ َ َ ٓ
‫ث اَل تَ َر ۡونَهُمۡۗ ِإنَّا‬ ۚ
ُ ‫اس هُ َما لِي ُِريَهُ َم ا َس ۡو ٰ َءتِ ِه َمٓا ِإنَّهۥُ يَ َر ٰى ُكمۡ هُ َو َوقَبِيلُهۥُ ِم ۡن َح ۡي‬ َ َ‫لِب‬
٢٧ ‫ون‬ َ ُ‫ين اَل ي ُۡؤ ِمن‬ َ ‫َج َع ۡلنَا ٱل َّش ٰيَ ِط‬
َ ‫ين َأ ۡولِيَٓا َء لِلَّ ِذ‬
19
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung: ALFABETA,
2009), hal.29
20
Op.Cit Al-Qur’an dan Terjemah Surat Al-‘Alaq ayat 5
21
Ibid, Surat Al-Kahfi ayat 110
11

Artinya: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu
dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia
dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-
orang yang tidak beriman”.22

4) Keempat, Dzurriyat Adam yang berarti keturunan Adam, seperti dalam


firman Allah surat Maryam

ُ ۡ ۡ ُ َّ ۡ َ ‫هَّلل‬ ۡ ‫َأ‬ َّ َ ٓ ٰ ‫ُأ‬


‫وح‬
ٖ ‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫م‬
َ َ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ح‬
َ ‫ن‬ ‫م‬
َّ ‫م‬
ِ ‫و‬
َ َ َ ‫م‬ ‫د‬
َ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ة‬
ِ َّ ‫ي‬ ِّ‫ر‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ۧن‬
َ ِّ ‍
‫ي‬ِ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ٱل‬ ‫ن‬
َ ‫م‬ ‫م‬
ِّ ِ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬‫ع‬َ ُ ‫ٱ‬ ‫م‬
َ ‫ع‬
َ ‫ن‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬
ِ ‫ٱل‬ ‫ك‬
َ ‫ِئ‬ ‫ْول‬
‫ت‬ ۡ ‫َو ِمن ُذ ِّريَّ ِة ِإ ۡب ٰ َر ِهي َم َوِإ ۡس ٰ َٓر ِءي َل َو ِم َّم ۡن هَ َد ۡينَا َو‬
ُ َ‫ٱجتَبَ ۡينَ ۚٓا ِإ َذا تُ ۡتلَ ٰى َعلَ ۡي ِهمۡ َءا ٰي‬
٥٨ ۩‫وا ُسج َّٗد ۤا َوبُ ِك ٗيّا‬ ْ ۤ ُّ‫ٱلر َّۡح ٰ َم ِن َخر‬
Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh
Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang
yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan
Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan
telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan
bersujud dan menangis”23

2. Klasifikasi/kategori
Imam Ghazali membagi manusia ke dalam 4 Golongan
a. Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri (Seseorang yang Tahu (berilmu), dan dia
Tahu kalau dirinya Tahu).
b. Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri (Seseorang yang Tahu (berilmu), tapi
dia Tidak Tahu kalau dirinya Tahu).

22
Ibid, Surat Al-A’raf ayat 27
23
Ibid, Surat Maryam Ayat 58
12

c. Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri (Seseorang yang tidak tahu (tidak
atau belum berilmu), tapi dia tahu alias sadar diri kalau dia tidak tahu).
d. Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri (Seseorang yang Tidak Tahu
(tidak berilmu), dan dia Tidak Tahu kalau dirinya Tidak Tahu). 24
C. Manusia Sebagai Sumber Belajar
Menurut Slameto terdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu
faktor Internal dan faktor Eksternal.
1. Faktor Internal
a) Kesehatan
b) Kecacatan Tubuh
c) Psikologi (intelegensi, Peratian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan,
Kesiapan, Cara Belajar)
2. Faktor Esternal
a) Keluarga (cara mendidik, relasi, Ekonomi, latar kebudayaan,
b) Sekolah (Metode, Kurikulum, Relasi Guru dan siswa, Disiplin, waktu
sekolah, Standar Pelajaran, sarana dan prasarana, metode)
c) Masyarakat/sosial (aktifitas, Media masa, teman bergaul, bentuk
kehidupan masyarakat, 25

1. Orangtua
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “Orang tua
adalah ayah ibu kandung”.26 Selanjutnya A. H. Hasanuddin menyatakan
bahwa, “Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula pertama oleh

24
Othman, A. I. Manusia Menurut al-Ghazali terj. Johan Smit. Bandung: Pustaka, 1987,
hal 77
25
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta,2010) hal.5-7
26
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta 1990, hal.629
13

27
putra putrinya”. Dan H.M Arifin juga mengungkapkan bahwa “Orang tua
menjadi kepala keluarga”28
Orang tua merupakan sumber belajar utama dan pertama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat
dalam keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu
bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari
pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi
pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan
hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua
dan anak.29
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang tua
terhadap anak- anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa
kasih sayang terhadap anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat.
Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena
itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak hendaklah kasih sayang
yang sejati pula.30
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang
terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang
selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum,
memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah
sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada anggota
keluarga lainnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan
pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu,
seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik

27
A.H. Hasanuddin, Cakrawala Kuliah Agama, Al-Ikhlas, Surabaya, 1984 hal. 155
28
H.M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1987 hal.74
29
Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. X, 2012 hal. 35
30
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya,
2009 Bandung, hal. 80
14

anak-anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik


bangsa. Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan
pengatur rumah tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya
akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di
kemudian hari.
Jadi dapat dipahami bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang
bertanggung jawab atas pendidikan anak dan segala aspek kehidupannya
sejak anak masih kecil hingga mereka dewasa. anggung jawab orang tua
terhadap anaknya dalam hal pengasuhan,pemeliharaan dan pendidikan
anak, ajaran Islam menggariskannya sebagaiberikut:
1). Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akidah
2). Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akhlak
3). Tanggung jawab pemeliharaan kesehatan anak
4). Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan intelektual. 31
3. Guru/Dosen
Guru merupakan salah satu sumber belajar, guru merupakan salah
satu faktor yang menentukan mutu pendidikan. Gurulah yang berada di
garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia.
Sebagai sumber belajar utama guru berhadapan langsung dengan
peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah
akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill
(keahlian), kematangan emosional, moral dan spiritual. Dengan demikian,
akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan
zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok yang memiliki syarat-syarat,
kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. 32
Adapun peranan guru dalam kaitannya dengan sumber belajar
adalah sebagai berikut :
1) Mengajar

31
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2011, hal.
137-138
32
St. Marwiyah, “Peranan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan” Dalam Jurnal
Pendidikan, STAIN Palopo, Vol. 14 No. 1 2012, hlm. 50.
15

Hakikat mengajar adalah proses yang mengantarkan siswa untuk


belajar. Oleh karena itu, kegiatan mengajar meliputi persiapan materi,
persiapan menyampaikan dan mendiskusikan materi, memberikan
fasilitas, memberikan ceramah dan instruksi, memecahkan masalah,
membimbing, serta mengarahkan dan memberikan motivasi. 33
Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
dalammengajar, maka mereka di tuntut dalam hal :
a) Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran
b) Penguasaan prinsip belajar mengajar
c) Penguasaan sumber belajar
d) Penguasaan pendekatan, metode dan teknik belajar mengajar
e) Kemampuan menggunakan sarana belajar dengan baik
f) Kemampuan mendorong siswa untuk belajar secara aktif
g) Kemampuan penguasaan bahan ajar
h) Kemampuan mengelola kelas
i) Mengelola program belajar mengajar
j) Kemampuan menggunakan media34
2) Mendidik
Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberi contoh, tuntunan,
petunjuk dan keteladanan yang dapat ditiru oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Agar peranan mendidik ini dapat berjalandengan
baik, maka seorang guru dituntut untuk :
a) Mampu merumuskan tujuan yang ingin dicapai
b) Memahami dan menghayati tugas profesi sebagai guru
c) Mampu menjadi teladan yang baik
d) Mampu menjadi orang tua di sekolah
e) Memiliki sifat terpuji dan menjauhi sifat tercela 35
3) Membimbing
33
uyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional : Strategi Meningkatkan Kualitas
Guru di Era Global, (Jakarta : Erlangga, 2013), hlm. 2.
34
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 163
35
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Gramedia Widiasarana, 2004), hlm. 13
16

Sebagai pembimbing guru memiliki peranan dalam memberikan


bimbingan kepada peserta didik yang mengalami masalah-masalah
terutama yang sifatnya non akademis, karena itu guru harus menjadi
model, sebab tidak mungkin guru dapat menjalankan perannya sebagai
pembimbing apabila mereka tidak memiliki kepribadian yang baik.
Misalnya guru sulit merubah perilaku siswa yang tidak disiplin, apabila
mereka tidak memberi contoh disiplin terlebih dahulu. 36
4. Masyarakat (Social)
Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara”.37
Masyarakat sebagai salahsatu bagian dari kehiudupan sosial
merupakan bagian penting dari sumber belajar, dengan karena
masyarakat tidak terlepas dari pendidikan itu sendiri, hadirnya pendidikan
tentu di awali denga hadirnya masyarakat terlebih dahulu. Masyarakat
yang memerlukan ilmu pengetahuan membentuk sebuah institusi
pendidikan itu sendiri.
Sebagai sumber belajar, masyarakat memainkan peranan penting,
sehingga muncul konsep pendidikan berbasis masyarakat. Pendidikan
berbasis masyarakat merupakan model pendidikan yang mana segala hal
yang terkait di dalamnya lebih banyak melibatkan peran masyarakat
daripada keterlibatan atau campur tangan negara (pemerintah).
Masyarakat mempunyai wewenang dan tanggung jawab besar dalam
penyelenggaraannya. Model Pendidikan berbasis masyarakat merupakan
tawaran terhadap mainstream pendidikan yang berbasis negara. Praktek

36
Ibid
37
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
17

pendidikan berbasis masyarakat telah lama ada sejak kemerdekaan


Indonesia bahkan sebelum kemerdekaan, walaupun secara konseptual
model pendidikan berbasis masyarakat belum diformulasikan secara baku
saat itu.38
Secara khusus Azra yang dikutip Toto menyebutkan, di kalangan
masyarakat Muslim Indonesia, partisipasi masyarakat sebagai sumber
belajar dan dalam rangka pendidikan berbasis masyarakat telah
dilaksanakan lebih lama lagi, yaitu setua sejarah perkembangan Islam di
bumi Nusantara. Hampir seluruh lembaga pendidikan Islam di Indonesia,
mulai dari rangkang, dayah, meunasah (Aceh), surau (Minangkabau),
pesantren (Jawa), bustanul atfal, diniyah dan sekolah-sekolah Islam
lainnya didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat Muslim. Lembaga-
lembaga ini hanya sekedar contoh bagaimana konsep pendidikan
berbasis masyarakat diterapkan oleh masyarakat Indonesia dalam
lintasan sejarah.39
Menurut Misbah yang dikutip oleh Eroby menyatakan bahwa
kemunculan paradigma pendidikan berbasis masyarakat dipicu oleh arus
besar moderenisasi yang menghendaki terciptanya demokratisasi dalam
segala kehidupan manusia, termasuk pendidikan, Pendidikan berbasis
masyarakat di anggap dapat menjadi salah satu pendidikan yang dapat
menutup kekurangan dari pendidikan berbasis Negara. 40
Pendidikan berbasis masyarakat yang merupakan salah satu sumber
belajar merupakan mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap
orang dalam untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pembelajaran seumur hidup. Sumber belajar berbasis masyarakat
merupakan wujud dari demokratisasi pendidikan melalui perluasan
pelayanan pendidikan untuk kepentingan masyarakat. 41

38
Toto Suharto. “Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat,” Jurnal Cakrawala
Pendidikan, November 2005, Th. XXIV, No. 3
39
Ibid
40
Misbah Ulmunir, “Suplemen Mata Kuliah Sosiolgi Pendidikan Islam” Suplemen 1
Kependidikan Islam, 2006, hal 60.
41
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 195.
18

5. Tutor
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
menyebutkan bahwa “Tutor adalah tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan danpelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutamabagi pendidik
pada perguruan tinggi”.42
mahi menyatakan bahwa tutor adalah mitra dan pembimbing warga
belajar yang menempatkan dirinya sebagai sumber belajar, yang berarti
pula pengelolaan pembelajaran berpusat pada warga belajar. 43
Sedangkan menurut Siswanto menyatakan bahwa peran guru, pelatih,
instruktur, tutor adalah membimbing, menunjukkan cara atau jalan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.44
Istilah pendidik dalam dunia pendidikan berbeda. Pendidik dalam
pendidikan formal dikenal dengan sebutan guru sedangkan dalam
pendidikan nonformal lebih dikenal dengan sebutan tutor atau pamong
belajar. Menurut Mustafa Kamil menyatakan bahwa tutor dalam
pendidikan nonformal adalah orang yang profesional yang mempunyai
kemampuan, kompetensi dan keterampilan dalam mengelola proses
pembelajaran.45
Tutor sebagai sumber belajar dapat juga dilakukan antara siswa
denga siswa yang lain yang sering disebut dengan peer teaching atau
tutor sebaya yaitu merupakan metode yang mengajak siswa untuk belajar
dengan temansebayanya.46
6. Pembicara/Narasumber

42
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 29 ayat 2
43
Mahi, A. K. 2005. Evaluasi dan Perencanaan Penggunaan Lahan (Diktat, tidak
dipublikasikan). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 240 hal.240
44
H.B, Siswanto.,Pengantar Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara, 2013, hal. 34
45
Mustofa Kamil, Teori Angragogi dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung:
Pedogogiana Press, 2008 hal. 26
46
Aswan , Zain, Bahri syamsul, Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit
PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 56
19

Nara sumber adalah kesaksian dari seseorang saksi dengan mata


kepala sendiri atau saksi pada suatu peristiwa dapat memberikan tentang
sesuatu informasi.47 Nara sumber adalah seseorang yang mengalami,
mengetahui dan menyimpan serta mampu untuk memberikan berbagai
informasi baik tentang fakta kejadian maupun ide tertentu. 48 Nara sumber
adalah adalah seseorang yang mampu untuk memberikan sumbangan
dalam penulisan sejarah yang tidak terjelaskan dalam dokumen tertulis
serta mampu untuk memperluas masalah sejarah itu. Sedangkan menurut
Hari Lelono bahwa nara sumber adalah seseorang yang mampu untuk
memberikan informasi tentang masalah-masalah tertentu yang sedang
dibahas.49
Menurut Nunuk Ambarwati (2006: 2) nara sumber sejarah haruslah
mampu menjelaskan tentang suatu kejadian dengan memecah bagian-
bagian tertentu sehingga akan memudahkan seseorang untuk mengetahui
dan memahami peristiwa tersebut secara detail mengenai sejarahnya 50
D. Urgensi Manusia Pada Sumber Belajar
Manusia meruakan sumber utama dalam pembelajara, pengajarn,
dan tujuan pembelajaran, karena objek dari semua aktifitas tersebut
adalah manusia. Sebut saja sumber belajar manusia yang pertama adalah
kedua orang tua, guru, dan masyarakat.
Terdapat sejumlah alasan, sumber belajar manusia menjadi sangat
penting dan menjadi sumber utama, yakni antara lain;
1. Sumber belajar mansia merupakan pelaksana tujuan instruksional
Tujuan instruksional merupakan tujuan yang hendak di capai pada
proses pembelajaran baik berupa tujuan pada tingkat pengajaran,
tingkap lembagam dan tingkat nasional, dalam melaskan tujuan
47
ottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah,  (diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto).
Yayasan Penerbit UI : Jakarta, hal. 43
48
Fatah Syukur., Teknologi Pendidikan, (Semarang : Rasail, 2005), hal 92
49
Lelono, A. 2003. Pola Aktivitas Harian Individual Rusa (Cervus timorensis) dalam
Penangkaran. Jurnal Ilmu Dasar, Vol.4 No.1, 2003: 48-53.
50
Ambarwati, Yunita Sari. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Pedagang Kaki Lima Di GALABO(Gladag Langen Bogan)
20

tersebut, manusialah yang dapat melaksanakan dan membentuk tujuan


tersebut.
2. Denga adanya manusia memudahkan terjadinya proses belajar
mengajar
Dengan adanya sumber belajar manusia, yang baik,dan benar maka
proses belajar akan berjalan denga efektif dan efesien, sehingga dapat
meningkatkan dan memaksimlkan dari hasil belajar
3. Manusia dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
Sebagai mana diketahui bahwa sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang dapat yang dapat menimbulkan peristiwa belajar, Media
melalui pemodelan dalam dalam prosese belajar mengajar merupakan
bagian dari sumber belajar yang dapat digunakan dalam mencapai
tujuan dari pendidikan.
4. Manusia sebagai kontrol dalam pembelajaran dan pendidikan pada
umumnya
Manusia merupakan bagian dari kontrol dalam proses pembelajaran,
dengan adanya sumber daya manusia yang efektif dan efesien dapat
mengontrol tujuan yang hendak dicapai atau hasil yang hendak di capai
dalam proses belajar mengajar.
5. Manusia sebagai alat evaluasi sumber belajar
Evaluasi pendidikan merupakan bagian dari komponen belajar
mengajar yang harus dipenuhi, dengan adanya manusia dalam
melakukan evaluasi dalam pendikan dan pembelajaran, maka dapat di
ukur sejauh mana keberhasilan dalam prosese belajar mengajar
tersebut.51
Ketersediaan manusia sebagai sumber belajar merupakan sesuatu
hal yang tak akan tergantikan sampai kapanpun, secanggih apapun
teknologi manusia sebagai sumber belajar merupakan kemutlakan yang
tak tergantikan dalam pendidikan

51
Abidin, Z., Media dan Sumber-sumber Belajar, Surakarta: UMS, 2003, hal. 57-58
21

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber balajar adalah segala sesuatu baik secara sengaja ataupun
tidak sengajar yang digunakan, di lihat, di dengar, di rasakan, yang dapat
menimbulkan peristiwa belajar. Sumber belajar dari manusia didapat dari
Orangtua, Guru/Dosen Masyarakat, Tutor, Pembicara/nara sumber.
Urgensi sumber belajar melalui manusia dapat dilihat bahwa sumber
belajar manusia merupakan pelaksana tujuan instruksional, denga
22

adanya manusia memudahkan terjadinya proses belajar mengajar,


manusia dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, manusia sebagai
kontrol dalam pembelajaran dan pendidikan pada umumnya dan manusia
sebagai alat evaluasi sumber belajar
B. Saran
Untuk efektifitas dalam penggunaan sumber belajar saran yang
dapat diberikan adalah:
1. Merancang denga tepat efektif dan efesien sumber belajar yang bersifat
learning resources by design dalam pendidikan formal.
2. Serta meningkatkan kuantitas dari penggunaan sumber berlajar yang
bersifat learning resources by utilization.
23

DARTAR PUSTAKA

A.H. Hasanuddin, Cakrawala Kuliah Agama, Al-Ikhlas, Surabaya, 1984


Abidin, Z., Media dan Sumber-sumber Belajar, Surakarta: UMS, 2003
Al-Quran Terjemahan. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus
Sunnah, 2015.
Ammar Navy, Manajemen Sumber Belajar dalam Menijngkatkan Mutu
Pembelajaran Sains, (Malang: Jurnal Manajemen Pendidikan,
2018
Aswan , Zain, Bahri syamsul, Djamarah, Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta, 2006
Bagus Takwin, Psikologi Naratif Membaca Manusia Sebagai Kisah,
Yogyakarta: 2007
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 1990
Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RASAIL Mdia Group,
2008
Fatah Syukur., Teknologi Pendidikan, (Semarang : Rasail, 2005
H.B, Siswanto.,Pengantar Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara, 2013
H.M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan
Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1987
Hafid, Sumber dan Media Pembelajaran, (Makasar: Jurnal UIN Alaudin,
2018
Hardono Hadi, Jati Diri Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 1996
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta 2011
Lelono, A. 2003. Pola Aktivitas Harian Individual Rusa (Cervus
timorensis) dalam Penangkaran. Jurnal Ilmu Dasar, Vol.4 No.1,
2003
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja
Rosdakarya, 2009
Mahi, A. K. 2005. Evaluasi dan Perencanaan Penggunaan
Lahan (Diktat, tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian.
Universitas Lampung. Bandar Lampung
Misbah Ulmunir, “Suplemen Mata Kuliah Sosiolgi Pendidikan Islam”
Suplemen 1 Kependidikan Islam, 2006
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Karya, 2012
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Karya, 2012
Mustofa Kamil, Teori Angragogi dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,
Bandung: Pedogogiana Press, 2008
Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar
24

Baru Algensindo, 2007


Othman, A. I. Manusia Menurut al-Ghazali terj. Johan Smit. Bandung:
Pustaka, 1987
ottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah, (diterjemahkan oleh Nugroho
Notosusanto). Yayasan Penerbit UI : Jakarta
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta,2010
St. Marwiyah, “Peranan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”
Dalam Jurnal Pendidikan, STAIN Palopo, Vol. 14 No. 1 2012
Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung:
ALFABETA, 2009
Syaiful Bahhi Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2018
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta Ar-Ruzz Media,
2011
Toto Suharto. “Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat,” Jurnal
Cakrawala Pendidikan, November 2005
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
uyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional : Strategi
Meningkatkan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta : Erlangga,
2013
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Gramedia Widiasarana,
2004
Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. X,
2012

Anda mungkin juga menyukai