Anda di halaman 1dari 12

Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di

Jakarta Utara

PENGARUH KAPASITAS PEMIMPIN LOKAL TERHADAP KETAHANAN


MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI JAKARTA
UTARA
The Influence Of Local Leader Capacity Towards Community Resilience In Facing Flood
In North Jakarta

MISRIYANI1, RUDY PRAMONO2, KHAERUDIN3


1
Alumni pada Program Pascasarjana Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional, Universitas
Pertahanan Indonesia, email: misri.misriyani@gmail.com
2
Dosen pada Program Pascasarjana Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional, Universitas
Pertahanan Indonesia, email: rudypramono@gmail.com
3
Dosen pada Program Pascasarjana Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional, Universitas
Pertahanan Indonesia, email: khaerudinsyahid@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sampai saat ini, bencana banjir di Jakarta masih menjadi tantangan dan permasalahan bagi pemerintah
setiap tahun. Strategi utama yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanganan banjir
adalah dengan pengendalian berbasis infrastruktur dan penanganan di masyarakat. Pada tingkat
masyarakat, pemimpin lokal memiliki peran strategis dalam penanganan banjir di wilayahnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas pemimpin lokal di Jakarta Utara terutama dalam
penanganan banjir, serta menganalisis hubungan dan pengaruh antara kapasitas pemimpin lokal terhadap
ketahanan masyarakat dalam menghadapi banjir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan sampel sebanyak 100 pemimpin lokal di Jakarta Utara, yang terdiri dari: pemimpin tingkat kelurahan
berupa: Lurah, Sekretaris Kelurahan, dan Kepala Seksi Pemerintahan, pemimpin tingkat RW adalah ketua
RW, dan pemimpin tingkat RT adalah ketua RT. Analisis bivariat menggunakan analisis korelasi
menunjukkan terdapat hubungan positif antara kapasitas pemimpin lokal dengan ketahanan masyarakat
dengan kekuatan hubungan sebesar 0.573 (cukup kuat). Sementara itu dilakukan uji signifikansi (uji F) dan
uji koefisien determinasi (R²) dalam analisis regresi linear sederhana menunjukkan adanya pengaruh
kapasitas pemimpin lokal terhadap ketahanan masyarakat dengan besaran pengaruh sebesar 0.329 atau
32,9%, dan sisanya sebesar 67,1% di pengaruhi oleh variabel lain di luar pengamatan penelitian. Saran
agar dilakukan pemberdayaan terhadap pemimpin lokal agar dapat dilibatkan lebih banyak dalam
penanganan banjir di masyarakat.

Kata kunci: Banjir, penanganan banjir, pemimpin lokal, ketahanan masyarakat


Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

ABSTRACT
Flood is still a problem and challenge for government in Jakarta. Main strategies doing by DKI Jakarta
Province government in handling flood were infrastructure based control and community handling. In
community, local leaders have strategic role in handling flood at their area. The purpose of study are to
know about local leaders’s capacity at North Jakarta especially in handling food, analyzing the correlation
and the influence of local leader’s capacity toward community resilience in facing flood. This study uses a
quantitative approach with sample of 100 local leaders at North Jakarta, consist of: local leader at district
level, they are Lurah, Sekretaris Kelurahan and Kepala Seksi Pemerintahan, local leader at subdistrict level
is Ketua RW, and local leader at community level is Ketua RT. The bivariat analysis shows that there are
positive correlation between local leader’s capacity and community resilience in facing flood with the
correlation level is 0,573 (strong enough). Meanwhile, test of significance (F test) and test of the coefficient
of determination shows there is the influence local leader’s capacity toward community resilience with the
influence is 0,329 or 32,9%, and the remaining 67,1% is influenced by other variables out of this
observation. The suggestion for this research is to empower the local leaders so they can involved more in
disaster handling program in community.

Key word: Flood, handling flood, local leaders, community resilience


Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

1. PENDAHULUAN Dibandingkan dengan bencana alam


1.1 Latar Belakang yang lain, bencana banjir memiliki frekuensi
Saat ini banjir telah menjadi dan menimbulkan kerugian yang besar pula
permasalahan masyarakat dunia. Kejadian (Gupta, 2003; Parry et al, 1992 dalam
banjir tidak lagi mendominasi negara-negara Nugroho, 2008). Kerugian yang dihasilkan
Asia seperti: Thailand, Malaysia, Pakistan, dari bencana banjir melanda semua lapisan
China. Banjir juga terjadi di negara-negara masyarakat hingga pemerintah. Kerugian
maju, seperti: Australia, Perancis, Jerman, akibat banjir tidak terhenti pada kerugian fisik
Inggris dan Amerika (Wisner et al, 2004 dan ekonomi semata tetapi juga dapat
dalam Rosyidie, 2013). Di Indonesia, menyebabkan gangguan kesehatan hingga
terutama Jakarta, banjir menjadi menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
permasalahan yang sangat kompleks karena
Upaya yang dapat dilakukan untuk
terbentuk oleh faktor alam, kerusakan
menekan dampak kerugian banjir adalah
lingkungan akibat pembangunan, serta
dengan mengajak masyarakat untuk
pengaruh perubahan iklim global. Pada
berpartisipasi aktif dalam penanganan banjir.
dasarnya Jakarta merupakan wilayah
Keterlibatan masyarakat dalam penanganan
dataran rendah, memiliki ketinggian dibawah
banjir tidak terlepas dari peran pemimpin
permukaan laut sehingga sekitar 40%
lokal di masyarakat. Pemimpin lokal dapat
(25.000 ha dari total 64.000 ha) wilayahnya
menjadi aset dalam penanganan banjir, yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut
membantu pemerintah untuk mendapatkan
(Nugroho, 2008). Fakta lainnya adalah tidak
informasi mengenai kondisi masyarakat dan
kurang dari 13 sungai melintasi Jakarta
wilayah terdampak, baik sebelum banjir,
mengalir menuju Laut Jawa, yaitu: Sungai
ketika banjir melanda atau paskabanjir.
Cakung, Jatikramat, Buaran, Sunter,
Pemimpin lokal yang dimaksud dalam hal ini
Cipinang, Ciliwung, Cideng, Krukut, Grogol,
adalah apa yang disebut oleh Carter (1992)
Sekretaris, Pesanggrahan, Angke dan
sebagai “Community Leader” atau pemimpin
Mookevart (Ria, 2008), membuat Jakarta
yang setara dengan “village level/local level”.
semakin rentan oleh genangan air.
Penelitian ini mengkhususkan definisi
Jakarta menempati urutan 10 dari 25 pemimpin lokal tingkat Kelurahan (terdiri dari
kota di dunia yang terpadat jumlah Lurah, Sekretaris Kelurahan, dan Kepala
penduduknya. Kondisi ini membuat 5 wilayah Seksi Pemerintahan), Ketua RW dan Ketua
kota administrasi di Jakarta masuk ke dalam RT.
10 kota besar yang rentan terhadap Peranan pemimpin lokal dalam
perubahan iklim, berdasarkan studi terhadap penanganan banjir Jakarta sudah menjadi
530 wilayah yang dilakukan di 7 negara topik beberapa penelitian terdahulu. Seperti
ASEAN (Malaysia, Filipina, Thailand, Laos, penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2007)
Vietnam, Kamboja dan Indonesia) (EEPSEA mengenai “Peran Strategis Kelembagaan
dalam Team Mirah Sakethi, 2010). Sebanyak Masyarakat Lokal dalam Upaya
3 wilayah kota administrasi dengan Penanggulangan Bencana di Tingkat
kerentanan tertinggi adalah Jakarta Pusat, Komunitas” di wilayah Penjaringan dan
Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kampung Melayu. Penelitian tersebut
Kompleksnya permasalahan banjir yang menerangkan ketua RW dan ketua RT kerap
dihadapi Jakarta membutuhkan serangkaian mengingatkan warganya untuk waspada saat
upaya penanganan banjir yang tepat dan sudah memasuki musim hujan. Mereka juga
komprehensif. menghimbau agar warga menjaga
kebersihan lingkungan disekitarnya.
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

Ketua RW dan ketua RT tersebut juga Pemimpin lokal informal dianggap sebagai
sudah memiliki jaringan komunikasi dengan sosok yang memiliki pengaruh di tengah
petugas pintu air di aliran sungai Ciliwung. masyarakat sehingga menjadi tuntutan dan
Dengan begitu mereka dapat memperoleh didengar perintahnya oleh masyarakat.
informasi jika ketinggian pintu air berpotensi Peran mereka belum maksimal pada pra
menimbulkan banjir. Informasi tersebut bencana atau dalam upaya pengurangan
nantinya akan mereka sebarkan kembali risiko bencana, namun dalam tahap darurat
kepada warga sehingga masyarakat dapat dan pemulihan memiliki kontribusi nyata
segera menyelamatkan barang-barangnya. dalam membantu masyarakat untuk dapat
Pada kondisi darurat misalnya, ketua RW bangkit kembali. Sayangnya, kedudukan
dan ketua RT bertugas mendata warga yang strategis mereka belum dapat terintegrasi
mengungsi beserta permasalahan yang ada secara maksimal dalam kebijakan dan
di pengungsian untuk kemudian disampaikan program pemerintah pusat dan daerah dalam
kepada pihak yang memerlukan. Ketua RW upaya pengurangan risiko bencana.
dan ketua RT kerap kali menjadi penghubung Berdasarkan latar belakang tersebut,
dalam penyaluran bantuan kepada warga pertanyaan penelitian yang diajukan dalam
yang membutuhkan. penelitian ini adalah:
Peran dari pemimpin lokal pada
penanganan bencana juga tergambar di 1. Bagaimanakah kapasitas pemimpin
negara lain, dalam hal ini di Ghana pada lokal (pada tingkat Kelurahan, ketua
penelitian “Case Study: Leadership Ability, RW, ketua RT) dan ketahanan
Skills and Knowledge in Building Disaster masyarakat di Jakarta Utara dalam
Resilience and Response” (Norman & Binka, menghadapi banjir?
2015). Penelitian ini menemukan hubungan 2. Apakah ada hubungan antara
antara kapasitas pemimpin dengan kapasitas pemimpin lokal terhadap
lambatnya integrasi kebijakan pengurangan ketahanan masyarakat dalam
risiko bencana ke dalam agenda menghadapi bencana, dan seberapa
pembangunan nasional. Penelitian ini kuat hubungan tesebut?
menyatakan bahwa membangun kapasitas 3. Apakah ada pengaruh kapasitas
kepemimpinan menjadi kebutuhan utama pemimpin lokal terhadap ketahanan
yang diperlukan untuk membangun masyarakat dalam menghadapi
ketahanan masyarakat menghadapi bencana, dan seberapa besar
bencana. Pemimpin dalam institusi penting pengaruhnya?
nasional harus meningkatkan kemampuan
dengan keterampilan professional dan Untuk itu, penelitian ini ditujukan untuk
pendidikan formal sehingga dapat memiliki menganalisis hubungan dan pengaruh
kapasitas yang mumpuni dalam membangun kapasitas pemimpin lokal terhadap
ketahanan masyarakat dan merespon kondisi ketahanan masyarakat dalam menghadapi
darurat. banjir di Jakarta Utara.
Pemimpin lokal juga sudah
menjalankan peran penting dalam upaya 2. TINJAUAN PUSTAKA
penanganan bencana di sejumlah daerah di 2.1 Ketahanan Bencana (Disaster
Indonesia, seperti: bencana erupsi gunung Resilience)
Lokon di Kota Tomohon-Manado, bencana Secara umum makna dari ‘resilience’
longsor dan banjir bandang di Kota Padang, (ketahanan) menyangkut pada kemampuan
serta bencana gempa bumi dan tsunami di individu, kelompok atau sebuah sistem untuk
Kepulauan Yapen Papua (Humaedi, 2014). beradaptasi terhadap stress, seperti berbagai
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

gangguan, kemampuan untuk melanjutkan mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan


fungsinya kembali atau memulihkan secara cepat atau segera pulih dari suatu
cepat selama atau setelah stress (National kedaruratan dan bencana. Kapucu and Van
Research Council, 2011). Wart (2008, dalam Demiroz, 2012:98)
Secara praktis, menurut Kafle (2011:317) mengidentifikasi beberapa karakteristik
komunitas tangguh adalah komunitas yang pemimpin untuk bencana dan darurat,
memiliki : meliputi:
a. Relawan yang sudah terlatih berbasis
organisasi komunitas, Tabel 2.1 Karakteristik Kepemimpinan
b. Melakukan asessmen terhadap risiko, untuk Bencana dan Darurat
kerentanan dan bahaya dan 1. Tegas 5. Inovatif & kreatif 9. Mengenali lingkungan
disosialisasikan kepada komunitas,
c. Memiliki perencanaan pengurangan 2. Fleksibel 6. Mengorganisir 10. Perencanaan
personel dan strategis
risiko dan sudah dilaksanakan, perencanaan
d. Pelibatan kelompok rentan (wanita,
anak-anak, lansia, dan berkebutuhan 3. Informatif 7. Motivator 11. Jaringan dan
kemitraan
khusus) dalam proses pengambilan
keputusan, 4. Solutif 8. Kerjasama tim 12. Pengambilan
keputusan
e. Perencanaan komunitas yang sudah
terintegrasi dengan perencanaan
pembangunan lokal, Sumber: Demiroz & Kapucu, 2012:98
f. Pembangunannya terintegrasi antara
3. METODE PENELITIAN
pemerintah, pihak swasta, dan
Penelitian ini menggunakan
organisasi non profit,
pendekatan kuantitatif eksplanasi, dengan
g. Kesadaran terhadap bahaya,
teknik pengumpulan data menggunakan
kerentanan dan kapasitas, serta risiko
kuesioner. Subyek utama penelitian ini
dimasa mendatang,
adalah pemimpin masyarakat ditingkat lokal
h. Diversifikasi ekonomi lokal,
dalam batasan wilayah Kotamadya Jakarta
i. Mampu mengamankan fasilitas
Utara, sedangkan obyek penelitiannya
penting,
adalah kapasitas pemimpin lokal, ketahanan
j. Rencana kontijensi,
masyarakat, dan banjir di Jakarta Utara.
k. Support eksternal, dan
Populasi penelitian terdiri dari
l. Sistem peringatan dini yang
pemimpin lokal tingkat Kelurahan, tingkat RW
terhubung dengan sistem peringatan
dan RT. Populasi masing-masing kelompok
dini pemerintah.
terdiri dari: 31 kelurahan, 444 ketua RW dan
2.2 Kapasitas Pemimpin Lokal 5.186 ketua RT (BPS Jakarta Utara, 2014).
Imran (2012:5) menyebutkan Dengan demikian, jumlah populasi dari ketiga
kapasitas setidaknya terdiri dari dua hal: kelompok tersebut adalah 5.661 orang.
containing (kandungan) dan ability Penelitian ini menggunakan teknik
(kemampuan), baik dari pemikiran maupun sampling kombinasi antara stratified
tindakan. Dalam buku Rencana disproportionate dan incidental sampling.
Penanggulangan Bencana (RPB) DKI Stratified sampling digunakan karena
(2013:52) kapasitas diartikan sebagai penelitian ini memiliki populasi berlapis 3
kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh strata, terdiri dari: populasi kelurahan,
perorangan, keluarga dan masyarakat yang populasi RW dan populasi RT. Ukuran
membuat mereka mampu mencegah, sampel masing-masing populasi tidak
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

dilakukan secara proporsional sangat beragam, mulai dari jenjang SD


(disproportionate) karena perbedaan jumlah hingga Strata-2. Keragaman dari responden
populasi yang besar antara masing-masing juga dapat dilihat dari lamanya mereka
kelompok populasi. Melalui jumlah yang menjabat sebagai pemimpin lokal di wilayah
nonproporsional ini diharapkan keterwakilan mereka.
kelompok populasi yang paling kecil masih Hasil penelitian menunjukkan
memiliki varian sampel yang cukup beragam. komponen pemahaman memilki
Teknik incidental sampling digunakan kecenderungan pada tingkatan cukup (31%)
karena individu pada masing-masing strata dan tinggi (36%). Komponen perencanaan
memiliki karakteristik, antara lain: sibuk, sulit memiliki kecenderungan kurva pada
ditemui, tidak dapat diganggu, tidak bersedia tingkatan rendah (22%) dan tinggi (36%).
menjadi responden, sebagaimana dikatakan Nilai dominan pada komponen komunikasi
oleh Bungin (2013:126). Dalam menentukan berada pada tingkatan sangat tinggi (56%).
besaran sampel dari seluruh kelompok Terakhir, komponen kerjasama memiliki
populasi, penelitian menggunakan pendapat kecenderungan pada tingkatan rendah
Slovin. Tingkat kesalahan ditetapkan sebesar sebesar 34%. Dengan demikian dapat dilihat
10%, akan diperoleh sampel sebesar 100 bahwa komponen komunikasi memiliki skor
responden (dengan pembulatan) yang lebih baik diantara komponen yang lain.
Tabel 3.1 Besaran sampel penelitian Hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa
koordinasi dan komunikasi antara kelurahan,
Unit Sampel Jumlah Persentase
Sampel
RW dan RT di beberapa wilayah kelurahan di
Jakarta Utara sudah cukup baik. Sementara
Kelurahan 10 10%
itu, komponen kerjasama diketahui berada
RW 30 30% pada tingkatan rendah. Untuk itu, kompetensi
RT 60 60% yang perlu ditingkatkan dari para responden
adalah membangun dan mengelola jaringan
Total 100 100%
antara lembaga penanggulangan bencana.
Secara keseluruhan, diperoleh indeks untuk
Setelah dilakukan uji coba terhadap
variabel kapasitas pemimpin pada tingkatan
instrumen, diperoleh nilai validitas instrumen,
tinggi (53%).
dimana ada 2 item pertanyaan yang dibuang.
Diagram hasil pengukuran indeks
Sementara itu, untuk pengujian reliabilitas
kapasitas pemimpin lokal disajikan dalam
terhadap instrumen, diperoleh nilai reliabilitas
gambar 4.1 berikut:
untuk variabel kapasitas pemimpin sebesar
0.818, sedangkan nilai reliabilitas untuk
variabel ketahanan masyarakat sebesar
0.874. Sesuai dengan standar Cronbach’s
Alpha reliabilitas instrumen dapat dikatakan
cukup baik.

4. ANALISIS DATA DAN HASIL


PENELITIAN
Penelitian ini memiliki variasi
responden yang cukup beragam. Hal ini Gambar 4.1 Diagram Indeks Kapasitas
dapat dilihat dari proporsi perempuan yang Pemimpin Lokal
menjadi pemimpin lokal di Jakarta Utara. Sumber: Hasil penelitian
Selain itu, tingkat pendidikan responden juga
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

Sementara itu, variabel ketahanan


komunitas dalam penelitian dibangun dengan
5 komponen: kesiapsiagaan, perilaku, kondisi
kesehatan, keberlangsungan pendidikan,
keberlangsungan pekerjaan. Hasil penelitian
menunjukkan komponen kesiapsiagaan
memiliki kecenderungan kurva kearah
tingkatan rendah (30%). Komponen perilaku
memiliki kecenderungan kurva pada
tingkatan tinggi (35%). Komponen kondisi
kesehatan memiliki kecenderungan grafik
Gambar 4.2 Diagram Indeks Ketahanan Masyarakat
kurva pada tingkatan tinggi (40%).
Sumber: Hasil penelitian
Komponen keberlangsungan pendidikan
memiliki kecenderungan grafik kurva kearah
4.3 Hubungan Kapasitas Pemimpin Lokal
tingkatan cukup (40%). Komponen terakhir,
Terhadap Ketahanan Masyarakat dalam
keberlangsungan pekerjaan masyarakat,
Menghadapi Bencana Banjir
memiliki kecenderungan kurva pada
Dengan menggunakan bantuan
tingkatan rendah (34%).
piranti lunak SPSS 22, diperoleh hasil
Dengan demikian dapat dilihat bahwa
perhitungan koefisien korelasi sebagai
angka indeks komponen kondisi kesehatan
berikut:
memiliki nilai yang lebih baik dari komponen
yang lain. Kondisi kesehatan yang tinggi ini Tabel 4.1 Analisis Korelasi Antar
dipengaruhi oleh kemudahan masyarakat Variabel
dalam mengakses layanan kesehatan saat
banjir. Sementara itu, komponen dengan Correlations

indeks yang rendah adalah keberlangsungan KAPASITAS KETAHANAN


pekerjaan. Responden menjawab bahwa KAPASITAS Pearson
1 .573**
Correlation
kondisi ini terjadi karena ketika banjir sulit
Sig. (1-tailed) .000
bagi masyarakat untuk dapat pergi bekerja
N 100 100
karena akses jalan dan transportasi yang KETAHANAN Pearson
tidak berfungsi. Dengan demikian, secara .573** 1
Correlation
keseluruhan diperoleh angka indeks untuk Sig. (1-tailed) .000
ketahanan masyarakat berada pada N 100 100
tingkatan tinggi (57%). Gambaran **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
kecenderungan grafik kurva pada indeks Sumber : Hasil penelitian
ketahanan masyarakat dapat dilihat pada
gambar 4.2: Dengan taraf signifikansi sebesar 5% (α =
0.05), diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0.573. Hal ini menunjukkan tingkat
hubungan yang cukup kuat, ada juga yang
menyebut tingkat hubungan yang mantap
(Bungin, 2013:194). Koefisien korelasi
memiliki tanda positif artinya hubungan
antara variabel kapasitas pemimpin dengan
variabel ketahanan masyarakat adalah
hubungan yang searah. Semakin tinggi
kapasitas yang dimiliki oleh pemimpin lokal,
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

maka akan semakin tinggi pula ketahanan Tabel 4.3 Koefisien Korelasi dan Determinasi
pada masyarakat terdampak banjir di Jakarta
Utara, begitu juga sebaliknya. Model Summaryb
Adjusted Std. Error
4.4 Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal R R of the
terhadap Ketahanan Masyarakat dalam Model R Square Square Estimate
Menghadapi Bencana Banjir 1 .573a .329 .322 9.27660
Sebelum dilakukan pengujian regresi, kedua a. Predictors: (Constant), KAPASITAS
variabel harus memenuhi 3 asumsi dasar, b. Dependent Variable: KETAHANAN
terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, Sumber: Hasil penelitian

dan uji linearitas. Uji normalitas


Hasil uji regresi ini didukung oleh
menggunakan teknik Skewness dan Kurtosis
hasil uji signifikansi (uji F) sebesar 47.992,
diperoleh data berdistribusi normal.
yang menyatakan bahwa model regresi linear
merupakan garis persamaan yang terbaik
untuk pengamatan pasangan variabel X dan
Y. Dengan kata lain, model regresi linear
sederhana yang dihasilkan adalah signifikan.
Disisi lain, hasil uji koefisien regresi (uji t)
diketahui koefisien arah b sebesar 0.582
dengan nilai konstanta sebesar 37.014.
Dengan rumus persamaan regresi linear
sederhana, adalah: Ŷ = a + bx, maka
diperoleh model persamaan sebagai berikut:
Ŷ = 37.014 + 0.582X. Dimana Ŷ adalah
ketahanan masyarakat dalam menghadapi
Gambar 4.3 Kurva berdistribusi normal
Sumber: Hasil Peneitian banjir, dan X adalah kapasitas pemimpin
lokal. Koefisien regresi (b) sebesar 0.582
Sementara itu, pengujian linearitas menunjukkan besaran penambahan tingkat
menghasilkan data yang bersifat linear, ketahanan masyarakat untuk setiap
sehingga data dapat dilanjutkan dengan pertambahan tingkat kapasitas para
analisis regresi. Uji asumsi yang terakhir pemimpin lokal. Apabila tingkat kapasitas
adalah uji homogenitas, dengan taraf pemimpin lokal diasumsikan sebesar 1 poin
signifikansi sebesar 5%, diperoleh bahwa (x=1), maka diperkirakan tingkat ketahanan
data memiliki variansi yang homogen. masyarakat berada pada skor 37.596, atau
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh 38 poin.
kapasitas pemimpin lokal terhadap
ketahanan masyarakat dilakukan uji regresi 5. SIMPULAN DAN SARAN
linear sederhana. hasil uji regresi linear 5.1 Simpulan
sederhana menunjukkan nilai koefisien Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
determinasi sebesar 0.329. hal ini data, maka dapat diperoleh beberapa
menunjukkan bahwa besaran pengaruh simpulan sebagaimana dibawah ini:
kapasitas pemimpin lokal terhadap 1. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
ketahanan komunitas sebesar 32,9%, kapasitas pemimpin lokal dan ketahanan
sementara itu sisanya sebesar 67,1% masyarakat di Jakarta Utara berada pada
dipengaruhui variabel lain di luar tingkatan yang tinggi, masing-masing
pengamatan pada penelitian ini. sebesar 53% dan 57%,
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

2. Hubungan antara variabel kapasitas penanggulangan bencana, baik itu pada


pemimpin lokal dengan variabel pra, saat maupun setelah bencana.
ketahanan masyarakat diperoleh 2. Untuk kelurahan sebagai unit
hubungan yang positif dan kukuatan pemerintahan terkecil, melakukan
hubungan yang cukup, sebesar 0.573 identifikasi potensi kerjasama, baik
atau 57.3%. Hal ini menunjukkan dengan organisasi lokal atau diluar
semakin tinggi kapasitas yang dimiliki komunitas, dan diintegrasikan ke dalam
penanganan banjir oleh para pemimpin perencanaan penanggulangan bencana.
lokal, maka ketahanan masyarakat Dalam hal ini kelurahan, sebagai unit
terhadap bencana juga akan semakin pemerintahan terkecil, dapat menginisiasi
meningkat. Dengan demikian antara kegiatan tersebut agar dapat terbangun
variabel bebas dan variabel terikat kerjasama lintas lembaga.
membentuk hubungan yang signifikan. 3. Kelurahan bersama ketua RW dan RT
3. Hasil uji signifikansi serta uji kevalidan serta organisasi kemasyarakatan lainnya,
persamaan regresi menunjukkan model secara berkesinambungan menanamkan
persamaan regresi yang terbentuk dari budaya persiapan untuk kondisi darurat
variabel bebas dan variabel terikatnya kepada masyarakat di wilayahnya,
adalah signifikan dan valid. Dengan seperti: menyimpan perbekalan yang
demikian, dinyatakan terdapat pengaruh ditujukan saat terjadi banjir.
kapasitas pemimpin lokal terhadap
ketahanan komunitas. Namun, besaran b. Saran untuk Peneliti Selanjutnya
pengaruh tersebut tidak terlalu kuat 1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat
ditunjukkan dengan angka koefisien menjadikan variabel lain yang tidak
determinasi sebesar 0.329 atau 32,9%. tercakup dalam penelitian ini sebagai
Hal ini menunjukkan kontribusi kapasitas objek pengamatan dalam membangun
pemimpin lokal dalam membangun ketahanan masyarakat. Variabel lain
ketahanan masyarakatnya terhadap dapat berupa pengaruh tokoh informal di
bencana hanya sekitar 32,9%. lingkungan setempat, organisasi relawan
Sementara itu kontribusi dari variabel lain lokal, dan lainnya.
yang tidak menjadi pengamatan dalam 2. Apabila penelitian ini melihat ketahanan
penelitian ini jauh lebih besar, yaitu masyarakat dari sudut pandang
67,1%. pemimpin lokalnya, sebagai batasan
penelitian, maka penelitian selanjutnya
5.2 Saran dapat meneliti ketahanan masyarakat dari
Berdasarkan hasil penelitian di atas, sudut pandang masyarakat itu sendiri.
beberapa hal yang dapat disarankan dari
DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini, antara lain:

a. Saran untuk Pemerintah Buku


1. Mengoptimalkan kegiatan pemberdayaan Aerts, Jeroen, Wouter Botzen, Malcolm
untuk ketua RW dan ketua RT. J.Bowman, Philip J. Ward. 2012.
Pemberdayaan yang dapat dilakukan Climate Adaptation and Flood Risk in
diantaranya mengenai pengenalan dasar Coastal Cities. Earthscan.
potensi ancaman di wilayahnya dan Blaikie, Piers, Terry Cannon, Ian Davis, and
dasar penanganan bencana. Hal ini Ben Wisner. 2004. At Risk: Natural
diharapkan dapat meningkatkan Hazards, People’s Vulnerability, and
partisipasi mereka dalam upaya
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

Disaster. Rouledtge: London and New Sunyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas
York. dan Asumsi Klasik. Cetakan I. Penerbit:
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Gava Media, Yogyakarta.
Kuantitatif. Kencana Prenada Media Suryabrata, Sumadi. 2005. Pengembangan
Group : Jakarta Alat Ukur Psikologis. Edisi III. Penerbit
Creswell, Jhon W. 2002. Research Design : ANDI, Yogyakarta.
Qualitative, Quantitative, and Mix Team Mirah Sakethi. 2010. Mengapa Jakarta
Method Approaches. Sage Banjir: Pengendalian Banjir Pemerintah
Publication. Provinsi DKI Jakarta. PT. Mirah
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Sakethi.
2008. Buku Putih Pertahanan Indonesia Usman, Hardius dan Mustafa Edwin
2008. Nasution. 2006. Proses Penelitian
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Kuantitatif. Lembaga Penerbit Fakultas
2007. Strategi Pertahanan Negara. Ekonomi Universitas Indonesia.
Humaedi, M. Ali, M. Hisyam, Sari Seftiani,
dan J Victor Rembeth. 2014. Etnografi Jurnal
Bencana: Peran Kepemimpinan Lokal Chandra K, Rangga dan Rima Dewi
di Tengah Kerentanan dan Risiko Supriharjo. 2013. Mitigasi Bencana
Bencana. Banjir Rob di Jakarta Utara. Jurnal
McEntire, David A. 2007. Disaster Response Teknik Pomits, Vol.(2), No.(1), Hlm.C-
and Recovery. John Wiley & Sons, Inc. 25 – C-30.
Miller, DeMond Shondell and Jason David Demiroz, Fatih and Naim Kapucu. 2012. The
Rivera. 2011. Community Disaster Role of Leadership in Managing
Recovery and Resiliency: Exploring Emergencies and Disasters. European
Global Opportunities and Challenges. Journal of Economic and Political
CRC Press: Taylor & Francis Group. Studies, ejeps-5 (1).
Murphy, Raymond. 2009. Leadership in Imran, Andelissa Nur. 2012. Identifikasi
Disaster: Learning for a Future with Kapasitas Komunitas Lokal Dalam
Global Climate Change. McGill-Queen’s Pemanfaatan Potensi Ekowisata Bagi
University Press. Pengembangan Ekowisata di Kawah
National Research Council. 2011. Building Cibuni. Jurnal Perencanaan Wilayah
Community Disaster Resilience dan Kota, Vol.23 No.2 Agustus 2012,
Through Private-Public Collaboration. hlm.85-102.
The National Academic Press : New Jakarta Utara Dalam Angka (Jakarta Utara in
York. Figures). 2014. BPS Kota Administrasi
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian Jakarta Utara. Katalog BPS:
Kuantitatif. Cetakan Kedelapan. 1102001.3175
Ghalia Indonesia: Jakarta. Kafle, Shesh Kanta. 2011. Measuring
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta & Badan Disaster-Resilient Communities: A
Penanggulangan Bencana Daerah Case Study of Coastal Communities
(BPBD). Rencana Penanggulangan in Indonesia. Journal of Business
Bencana Provinsi DKI Jakarta Tahun Continuity& Emergency PlanningVol.
2013-2017. 5 No. 4, P.316, 23 Oktober 2011.
Siregar, Syofian. 2014. Metode Penelitian (http://www.forestrynepal.org/images/
Kuantitatif. Cetakan ke-2. Penerbit: publications/Shesh%20Kafle_Measuri
Kencana Prenada Media Group, ng%20Disaster%20Resilient%20Com
Jakarta
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

munities.pdf, diakses pada Adaptation and Poverty Reduction


30/12/2014 pukul 09.48). was held on November 24th, 2011 at
Lubis, Rissalwan Habdy. 2007. Peran the Brussels Info Place (BIP). CARE
Strategis Masyarakat Lokal dalam Nederland, Groupe URD and the
Penanggulangan Bencana Tingkat University of Wageningen.
Komunitas. Jurnal KAPAI – Journal of (http://www.reachingresilience.org/IM
Disaster Management & Environment G/pdf/the_road_to_resilience.pdf,
(ISSN 0853-845X), No.45 Th. XII Diakses pada 30/12/2014 pukul
Januari-Maret 2007. 08.38).
Mauleny, Ariesy Tri. 2014. Perspektif
Ekonomi Kebijakan Penanggulangan Undang-undang
Banjir. Info Singkat Ekonomi dan
UU No.24 Tahun 2007 tentang
Kebijakan Publik, Vol.(IV), No.
Penanggulangan Bencana
(03/I/P3DI/Februari/2014).
Norman, Ishmael D dan Fred N. Binka. 2015. UU No 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah
Case Study: Leadership Ability, Skills Provinsi DKI Jakarta
and Knowledge in Building Disaster
Resilience and Response. Issues in Peraturan Gubernur No 168 Tahun 2014
Bussiness Management and tentang Pedoman Rukun Warga dan
Economics, Vol.(3), No.(3), March Rukun Tetangga
2015, pp.44-58.
Peraturan Gubernur No 808 Tahun 2004
Nugroho, Sutopo Purwo. 2008. Analisis
tentang Pemberian Bantuan Uang
Curah Hujan Penyebab Banjir Besar di
Insentif Operasional Kepada RT-RW
Jakarta Pada Awal Februari 2007.
sebagai Bantuan Dana Kegiatan
Jurnal Air Indonesia (JAI), Vol.(04),
Pengurus RT-RW di Provinsi DKI
No.(01), Hlm.50-55.
Jakarta Tahun anggaran 2004
Prasetiawan, Teddy. 2014. Banjir Jakarta
2014. Info Singkat Kesejahteraan
Sosial, Vol.(VI), Artikel Majalah
No.(01/I/P3DI/Januari/2014). Majalah detik. 2013. Awas Banjir Bandang
Rosyidie, Arief. 2013. Banjir: Fakta dan Jakarta. Edisi (57): 31 Des-06 Jan
Dampaknya, serta Pengaruh dari 2013.
Perubahan Guna Lahan. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, Makalah
Vol.(24), No.(3), Desember 2013, Hlm.
Soemarno. 2012. Metode Penelitian
241-249.
Kuantitatif: Rancangan, Instrumen
Statistik Daerah Kota Jakarta Utara.
dan Variabel.
2014.BPS Kota Administrasi Jakarta
UNESCO. 2008. Petunjuk Praktis: Partisipasi
Utara. Katalog BPS: 1101002.3175
Masyarakat dalam Penanggulangan
Banjir. JAK/2008/PI/H/3.
Laporan
Report From The Workshop : “The Road to
Resilience : Converging Actors, Paparan Seminar
Integrating Approaches”. 2011. The Asti, Andi Fajar. Bencana Alam dan Budaya
Resilience workshop on the Lokal: Respon Masyarakat Lokal
integration of Disaster Risk Terhadap Banjir Tahunan Danau
Reduction, Climate Change Tempe di Kabupaten Wajo, Provinsi
Misriyani: Pengaruh Kapasitas Pemimpin Lokal Terhadap Ketahanan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di
Jakarta Utara

Sulawesi Selatan. Conference Pengembangan Masyarakat, Fakultas


Proceeding: Annual International Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Conference on Islamic Studies (AICIS) Bogor (IPB).
XII. UIN Sunan Ampel Surabaya. Ria, Junika. 2008. Identifikasi Aliran
Dewi, Anggraini. 2007. Community-Based Permukaan di Setiap Kecamatan DKI
Analysis of Coping with Urban Flooding: Jakarta Menggunakan Metode SCS.
a Case Study in Semarang, Indonesia. Departemen Geofisika dan Meteorologi,
Internasional Institute for Geo- FMIPA, Institut Pertanian Bogor (IPB).
information Science and Earth Saputra, Pungky Dharma. 2015. Pengaruh
Observation, ENSCHEDE, The Sosio-Demografi dan Pengalaman
Netherlands. Bencana Sebelumnya Terhadap
H.A, Simarmata, Sianturi H.C.J.A, Yudono K. Tingkat Kesiapsiagaan Rumah Tangga
2013. Presentation: Measuring Dalam Menghadapi Bencana Longsor
Vulnerability: Lesson From Vulnerable (Studi di Desa Cibadak, Kecamatan
Groups Along the Example of Sukamakmur, Kabupaten Bogor).
Kampongs in North Jakarta. Session: Tesis. Universitas Pertahanan
C1; Community-based Adaptation Indonesia.
Solutions: Tapping the City’s Most Widjaya, Kosmas Prayogo Wira. 2008.
Valuable Resource. Proceedings of Pengaruh Manajemen Bencana
the Resilient Cities 2013 Congress, Terpadu dan Pemenuhan Kebutuhan
4thGlobal Forum on Urban Resilience Dasar Masyarakat Korban Bencana
& Adaptation. Bonn, Germany, 31 Terhadap Keberfungsian Sosial
May-2 June 2013. Keluarga Korban : Studi Kasus
Mayunga, Joseph S. 2007. Understanding Masyarakat Korban Bencana Luapan
and Applying the Concept of Lumpur Lapindo Sidoarjo di Lokasi
Community Disaster Resilience: A Pengungsian Pasar Baru Porong.
capital-based approach. A draft Tesis : Program Studi Kajian Stratejik
working paper prepared for the Ketahanan Nasional. Universitas
Summer Academy for social Indonesia. Depok.
vulnerability and resilience building, Wijayanti, Dwi Wahyu. 2012. Pengaruh
22 – 28 July 2007, Munich, Germany. Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
(https://www.ehs.unu.edu/file/get/376 Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
1, diakses pada 30/12/2014 pukul Daya Anugerah Semesta
09.51). Semarang.Skripsi: Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Tugas Akhir (Tesis/Skripsi) Universitas Negeri Semarang.

Barlan, Zessy Ardinal. 2011. Pengaruh


Pemimpin Lokal Terhadap
Keberhasilan Program Pemnbangunan
(Studi Kasus: Pembangunan Sarana
Irigasi dan Mandi Cuci Kakus (MCK)
dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan Desa Dramaga,
kecamatan Dramaga, Bogor).
Departemen Sains Komunikasi dan

Anda mungkin juga menyukai