Disusun Oleh :
1. Danianto Wicaksono 19405021015
2. Eko Setiawan 19405021035
3. Ummi Chamdanah 19405021049
4. Khusnul Khotimah 19405021062
5. Ameilinda 19405021081
HALAMAN JUDUL
i
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
dan penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, dengan segenap kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Ibu apt. Aqnes Budiarti, M. Sc., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
2. Ibu apt. Risha Fillah Fithria, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Profesi
3. Ibu apt. Kiki Damayanti, M.Farm., selaku Pembimbing Fakultas yang telah
4. Bapak dr. H. Masyhudi, A.M, M. Kes., selaku Direktur RSI Sultan Agung
5. Ibu apt. Ida Ayu Ariessanti, S.Farm., selaku Kepala Instalasi Farmasi RSI
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
iii
6. Bapak dan Ibu serta segenap keluarga dan rekan-rekan yang telah memberi
7. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu sehingga PKPA ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar
dan tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Besar harapan
Apoteker.
Terima kasih.
Penulis
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
iv
DAFTAR ISI
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
vi
DAFTAR GAMBAR
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat bernilai dan penting bagi setiap
individu karena setiap manusia berhak untuk hidup sehat. Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Republik Indonesia, 2009). Kesehatan yang baik dapat diperoleh dengan usaha
dan/atau masyarakat. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Menteri
Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan merupakan segala bentuk dana,
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
1
2
daerah, dan/atau masyarakat. Salah satu unsur penting untuk mendukung upaya
Indonesia, 2014).
yang cukup tentang cara mengelola perbekalan farmasi yang benar serta
standar profesinya maka para calon apoteker wajib mengikuti Praktek Kerja
manajemen yang baik, komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien dan
latihan implementasi ilmu, etik dan hukum. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
dengan kepala instalasi farmasi rumah sakit guna membantu, melatih dan
membimbing calon apoteker melalui program PKPA mulai tanggal 1 April 2020
sampai 31 Mei 2020 di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
3
di rumah sakit.
rumah sakit.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan PKPA di rumah sakit antara
lain:
sakit.
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
BAB II
TINJAUAN UMUM
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
swasta. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
4
5
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya
menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit. Sedangkan rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya
kemampuan pelayanan yang diberikan yaitu terdiri dari rumah sakit umum kelas
2020).
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
6
umum (pelayanan medik dasar rawat jalan dan pelayanan kesehatan ibu dan
ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang aman, bermutu,
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh) buah.
harus memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur perawatan kelas III
paling sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik pemerintah),
jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% dari seluruh tempat
tidur (rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur perawatan di atas
perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
7
tidur untuk rumah sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
swasta, serta jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga persen)
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas A terdiri atas tenaga
keteknisian medis, tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan (Menteri
medik spesialis, 12 (dua belas) spesialis lain selain spesialis dasar, dan
2020).
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
8
umum (pelayanan medik dasar rawat jalan dan pelayanan kesehatan ibu dan
ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang aman, bermutu,
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 (dua ratus) buah. Dalam
memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling
sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik pemerintah), jumlah
tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% dari seluruh tempat tidur
(rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur perawatan di atas perawatan
kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
9
rumah sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta, serta
jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk
pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga persen) untuk pelayanan
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas B terdiri atas tenaga
medis, tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan (Menteri Kesehatan
RI, 2020).
(dua) spesialis lain selain spesialis dasar, 1 (satu) penunjang medik spesialis,
selain subspesialis dasar. Sementara itu, untuk tenaga kefarmasian terdiri atas 8
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
10
2020).
umum (pelayanan medik dasar rawat jalan dan pelayanan kesehatan ibu dan
ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang aman, bermutu,
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah. Dalam
memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling
sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik pemerintah), jumlah
tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% dari seluruh tempat tidur
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
11
(rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur perawatan di atas perawatan
kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk
rumah sakit milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan swasta, serta
jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk
pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga persen) untuk pelayanan
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas C terdiri atas tenaga
keteknisian medis, tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan (Menteri
(tiga) pelayanan medik spesialis lain selain spesialis dasar, dan 1 (satu)
penunjang medik spesialis. Sementara itu, untuk tenaga kefarmasian terdiri dari
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
12
2020).
umum (pelayanan medik dasar rawat jalan dan pelayanan kesehatan ibu dan
menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang aman,
RI, 2020).
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 50 (lima puluh) buah. Dalam
memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling
sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik pemerintah), jumlah
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
13
tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% dari seluruh tempat tidur
(rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur perawatan di atas perawatan
kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk
rumah sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta, serta
jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk
pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga persen) untuk pelayanan
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas D terdiri atas tenaga
keteknisian medis, tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan (Menteri
untuk tenaga kefarmasian terdiri dari 2 (dua) apoteker dan 4 (empat) tenaga
teknis kefarmasian.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
14
mencukupi lokasi rumah sakit yang telah beroperasi sulit dijangkau secara
hanya dapat dilakukan pada pelayanan gawat darurat. Jenis rumah sakit khusus
antara lain rumah sakit khusus ibu dan anak, mata, otak, gigi dan mulut,
dan penunjang medik terdiri atas pelayanan medik umum, pelayanan medik
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
15
yang menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang
Sumber daya manusia pada rumah sakit khusus berupa tenaga tetap
kefarmasian, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan, sesuai dengan
medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis sesuai kekhususannya,
Klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas rumah sakit khusus kelas A, B,
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah. Setiap rumah
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
16
sakit umum kelas A harus memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur
perawatan kelas III paling sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit
milik pemerintah), jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20%
dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur
perawatan di atas perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan swasta, serta jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari
seluruh tempat tidur untuk pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 (tujuh puluh lima) buah. Setiap
rumah sakit harus menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
sakit khusus kelas B harus memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur
perawatan kelas III paling sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit
milik pemerintah), jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20%
dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur
perawatan di atas perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
17
Daerah, dan swasta, serta jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari
seluruh tempat tidur untuk pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 (tujuh puluh lima) buah. Setiap
rumah sakit harus menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
sakit khusus kelas B harus memiliki fasilitas yang meliputi jumlah tempat tidur
perawatan kelas III paling sedikit 30% dari seluruh tempat tidur (rumah sakit
milik pemerintah), jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20%
dari seluruh tempat tidur (rumah sakit milik swasta). Jumlah tempat tidur
perawatan di atas perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan swasta, serta jumlah tempat tidur sebanyak 5% (lima persen) dari
seluruh tempat tidur untuk pelayanan unit rawat intensif (ICU) dan 3% (tiga
organisasi rumah sakit yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai
visi dan misi rumah sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
18
kegiatan dan beban kerja rumah sakit. Struktur organisasi rumah sakit harus
membagi seluruh tugas dan fungsi rumah sakit. Setiap pimpinan organisasi di
Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau
direktur rumah sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan, unsur penunjang
medik, komite medik, satuan pemeriksaan internal, serta adiministrasi umum dan
medis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit
atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, menyelenggarakan fungsi yaitu
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
19
Pelayanan medis tersebut meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat.
keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala rumah
sakit atau direktur rumah sakit. Unsur keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil
pelayanan keperawatan.
bidang pelayanan penunjang medis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit. Unsur penunjang medis
dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau manajer. Unsur
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
20
Tim farmasi dan terapi (TFT) merupakan unit kerja dalam memberikan
di rumah sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua
spesialisasi yang ada di rumah sakit, apoteker instalasi farmasi, serta tenaga
Ketua TFT dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang apoteker,
apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah apoteker, namun apabila
diketuai oleh apoteker, maka sekretarisnya adalah dokter. TFT harus mengadakan
rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar
rapat diadakan sekali dalam satu bulan. Rapat TFT dapat mengundang pakar dari
dalam maupun dari luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi
tertentu yang bermanfaat bagi TFT. Adapun tugas dari organisasi TFT yaitu
seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium rumah sakit,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
21
petugas medis, disusun oleh TFT yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit,
formularium rumah sakit harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberi
obat, serta penyedia obat di rumah sakit (Menteri Kesehatan RI, 2016).
mutu produk dan pelayanannya dapat terkendali (Menteri Kesehatan RI, 2016).
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
22
bagian dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada
fungsi dan peran apoteker farmasi rumah sakit, dan melindungi masyarakat dari
instalasi farmasi rumah sakit melalui sistem satu pintu. Penyelenggaraan standar
di rumah sakit harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
23
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat dengan tujuan untuk
(EPO), dispensing sediaan steril, dan pemantauan kadar obat dalam darah
2017 tentang akreditasi rumah sakit, akreditasi rumah sakit yaitu pengakuan
terhadap mutu pelayanan rumah sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa rumah
yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit dan rumah
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
24
berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun. Akreditasi dilakukan oleh rumah sakit
paling lama setelah beroperasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh izin operasional
telah terakreditasi oleh lembaga International Society for Quality in Health Care
Tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa pengelolaan alat kesehatan,
sediaan farmasi, dan BMHP di rumah sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi
farmasi. Maka dari itu semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang
tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di rumah sakit
yang dilaksanakan selain oleh instalasi farmasi. Fungsi pelayanan farmasi rumah
sakit sebagai pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yaitu:
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
25
1. Pemilihan
kesehatan, dan BMHP sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Pemilihan ini
diagnosa dan terapi, standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang
bukti, mutu, harga, dan ketersediaan di pasaran (Menteri Kesehatan RI, 2016).
Formularium rumah sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf medis
fungsional, disusun oleh TFT yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
Formularium rumah sakit harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberi obat
dan penyedia obat di rumah sakit. Evaluasi terhadap formularium rumah harus
secara rutin dan dilakukan revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan rumah sakit.
formularium rumah sakit yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan
dalam rapat tim farmasi dan terapi (TFT) jika diperlukan dapat meminta masukan
dari pakar, mengembalikan rancangan hasil pembahasan tim farmasi terapi (TFT)
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
26
membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF, menetapkan daftar obat
2. Perencanaan kebutuhan
jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk
sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, waktu tunggu pemesanan, dan
3. Pengadaan
jumlah dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dengan sesuai standar
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
27
apoteker untuk memastikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP sesuai
diperhatikan dalam pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP antara
lain bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa, bahan berbahaya harus
menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS), sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan BMHP harus mempunyai nomor izin edar, dan masa kadaluwarsa (Expire
date) minimal 2 tahun kecuali untuk sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
(vaksin dan reagensia) atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung
obat yang tersedia di rumah sakit dan mendapatkan obat saat instalasi farmasi
a. Pembelian
kesehatan, dan BMHP harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan
jasa yang berlaku. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah
kriteria sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang meliputi kriteria
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
28
pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP, serta
tidak ada di pasaran, sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri,
sediaan farmasi dengan formula khusus, sediaan farmasi dengan kemasan yang
c. Sumbangan/dropping/hibah
farmasi, alat kesehatan, dan BMHP harus disertai dokumen administrasi yang
lengkap dan jelas agar penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
kesehatan, dan BMHP harus sesuai dengan kebutuhan pasien di rumah sakit.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
29
farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang tidak bermanfaat bagi kepentingan
4. Penerimaan
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan
5. Penyimpanan
kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP sesuai dengan
penggolongan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP. Komponen yang
harus diperhatikan antara lain obat dan bahan kimia yang digunakan untuk
mempersiapkan obat diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal
konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis
yang penting, elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan
pasien dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang
kurang hati-hati, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang dibawa oleh
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
30
pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi, serta tempat
Instalasi farmasi harus dapat memastikan bahwa obat disimpan secara benar
dan diinspeksi secara periodik. Sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan BMHP yang
harus disimpan terpisah yaitu bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang
tahan api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya serta gas medis disimpan
dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk menghindari kesalahan
pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari
tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan
sediaan, dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP serta disusun secara
alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In
farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang penampilan dan penamaan yang mirip
(LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
Rumah sakit harus dapat menyediakan lokasi penyimpanan obat emergensi untuk
menjamin jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
31
ditetapkan, tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain,
bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti, dicek secara berkala
apakah ada yang kadaluwarsa dan dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
6. Pendistribusian
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah sakit harus
dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di unit pelayanan.
kesehatan, dan BMHP untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola
oleh instalasi farmasi, Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan,
apabila dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang
pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung jawab
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
32
Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi.
resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda untuk
penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk
pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian
floor stock atau resep individu yang mencapai 18%. Sistem distribusi dirancang
efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada serta metode sentralisasi atau
d. Sistem Kombinasi
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
33
oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory
recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada kepala BPOM. Penarikan alat kesehatan
dan BMHP dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh menteri.
Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP bila
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang akan dimusnahkan, menyiapkan
8. Pengendalian
penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP dapat dilakukan oleh
instalasi farmasi harus bersama dengan TFT di Rumah Sakit. Tujuan pengendalian
persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP antara lain: Penggunaan
obat sesuai dengan formularium rumah sakit, penggunaan obat sesuai dengan
diagnosis dan terapi, dan memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
34
dan BMHP antara lain melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan
(slow moving), melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu
tiga bulan berturut-turut (death stock), dan stok opname yang dilakukan secaara
9. Administrasi
sakit, dasar audit rumah sakit dan dokumentasi farmasi. Pelaporan dilakukan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
35
b. Administrasi keuangan
semua kegiatan pelayanan kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam
c. Administrasi penghapusan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang tidak terpakai karena kadaluwarsa,
kepada pihak terkait sesuai prosedur yang berlaku (Menteri Kesehatan RI,
2016).
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
36
sedang berjalan maupun yang sudah berlalu. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
kefarmasian yang sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan upaya perbaikan
cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai target yang
rencana kerja atau membandingkan antara capaian dengan rencana kerja dan
memberikan umpan balik terhadap hasil capaian, serta tindakan hasil monitoring
dan evaluasi yaitu melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang
dalam pengendalian mutu meliputi memilih subyek dari program, tentukan jenis
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
37
formula yang telah direncanakan, dan reevaluasi dari mutu pelayanan (Menteri
indikator, suatu alat/tolok ukur yang hasil menunjuk pada ukuran kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan. Indikator atau kriteria yang baik adalah
indikator yang sesuai dengan tujuan, informasinya mudah didapat, singkat, jelas,
melalui kegiatan monitoring dan evaluasi yang harus dapat dilaksanakan oleh
instalasi farmasi sendiri atau dilakukan oleh tim audit internal. Monitoring dan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
38
terhadap seluruh proses tata kelola sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar, review (penilaian) terhadap
pelayanan yang telah diberikan, penggunaan sumber daya, penulisan resep, survei
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
39
misalnya lama antrian, ketepatan penyerahan obat (Menteri Kesehatan RI, 2016).
farmasi klinik adalah pelayanan langsung yang diberikan apoteker kepada pasien
samping obat, dan bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety) sehingga
dapat menjamin kualitas hidup pasien (quality of life). Pelayanan farmasi klinik
obat yang independen, akurat, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh
apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya, serta pasien
dan pihak lain di luar rumah sakit. Pelayanan informasi obat bertujuan untuk
lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit, menyediakan informasi
kesehatan dan BMHP, terutama bagi tim farmasi terapi (TFT) serta menunjang
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
40
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
informasi obat terdiri dari sumber daya manusia, tempat, dan perlengkapan.
2. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
pasien, membantu pasien untuk mengatur minum obat dan terbiasa dengan obat,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
41
Kriteria pasien yang akan dilakukan konseling meliputi pasien kondisi khusus
(pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan menyusui), pasien yang
indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin dan lain-lain), dan pasien yang
PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi
obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah
PTO meliputi pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
42
pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat. Beberapa tahapan PTO
penyelesaian masalah terkait obat, pemantauan, dan tindak lanjut. Faktor yang
penilaian kritis terhadap bukti terkini dan terpercaya (evidence based medicine),
kerahasiaan informasi, kerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter dan perawat)
MESO adalah kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak
dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek samping obat adalah reaksi obat yang
menemukan efek samping obat (ESO) sedini mungkin terutama yang berat, tidak
sudah dikenal dan yang baru saja ditemukan, mengenal semua faktor yang
meminimalkan risiko kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan mencegah
dan pelaporan ESO meliputi mendeteksi adanya kejadian reaksi obat yang tidak
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
43
dan melaporkan ke Pusat MESO Nasional. Faktor yang harus diperhatikan dalam
MESO adalah kerjasama dengan TFT dan ruang rawat, serta ketersediaan formulir
aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas
obat. Dispensing sediaan steril bertujuan menjamin agar pasien menerima obat
sesuai dengan dosis yang dibutuhkan, menjamin sterilitas dan stabilitas produk,
maupun wadah sesuai dengan dosis yang ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan
sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang sesuai, dan
mengemas menjadi sediaan siap pakai. Faktor yang perlu diperhatikan pada
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
44
parenteral yang dilakukan oleh tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai
Faktor yang perlu diperhatikan dalam dispensing sediaan steril meliputi tim
yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat, ahli gizi, sarana dan peralatan,
aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi
petugas maupun sediaan obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan
sesuai prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
45
sesuai prosedur yang berlaku. Faktor yang perlu diperhatikan saat penanganan
sediaan sitostatika adalah ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang
pelindung diri (APD), sumber daya manusia yang terlatih dan cara pemberian
obat yaitu mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat,
masukan untuk perbaikan penggunaan obat, dan menilai pengaruh intervensi atas
yang sesuai dan dengan harga yang terjangkau. Penggunaan obat dikatakan
rasional jika memenuhi kriteria tepat diagnosis, tepat indikasi penyakit, tepat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
46
pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat interval waktu pemberian,
tepat lama pemberian, tepat informasi, tepat penilaian kondisi pasien. Sedangkan
ciri-ciri penggunaan obat yang tidak rasional dapat dikategorikan sebagai berikut :
seharusnya diperlukan, baik dalam hal dosis, jumlah maupun lama pemberian.
Dampak negatif penggunaan obat yang tidak rasional sangat beragam dan
negatif ketidakrasionalan penggunaan obat yang dapat dialami oleh pasien yaitu
pengobatan, dampak terhadap kemungkinan efek samping dan efek yang tidak
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
47
farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan, yang terdiri dari : persyaratan administrasi meliputi nama, umur, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan, nama dokter, nomor ijin praktek, alamat,
paraf dokter, tanggal resep, dan ruangan/unit asal resep. Persyaratan farmasetik
meliputi nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan, dosis obat, jumlah obat,
alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), kontraindikasi, serta
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
48
penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan lain dan memberikan
kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan minum obat
terhadap pengaturan penggunaan obat pasien, dan nama obat (termasuk obat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
49
penggunaan obat, reaksi obat yang tidak dikehendaki termasuk riwayat alergi,
serta kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat (jumlah obat yang tersisa)
c. Rekonsiliasi Obat
dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah
sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari rumah
beberapa tujuan yaitu memastikan informasi yang akurat tentang obat yang
1) Pengumpulan Data
digunakan pasien, meliputi nama obat, dosis, frekuensi, rute, obat mulai
efek samping obat yang pernah terjadi. Khusus untuk data alergi dan efek
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
50
reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan tingkat keparahan.
Data riwayat penggunaan obat diperoleh dari pasien, keluarga pasien, daftar
obat pasien, obat yang ada pada pasien, dan rekam medik/medication chart.
Data obat yang dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelumnya.
2) Komparasi
dapat pula terjadi bila ada obat yang hilang, berbeda, ditambahkan atau
dokumentasi.
dokter kurang dari 24 jam. Beberapa hal yang dilakukan apoteker adalah
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
51
4) Komunikasi
d. Visite
apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan
terapi obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien
serta profesional kesehatan lainnya. Visite juga dapat dilakukan pada pasien
yang sudah keluar rumah sakit baik atas permintaan pasien maupun sesuai
mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam medik atau
permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau
atas usulan dari apoteker kepada dokter. PKOD bertujuan mengetahui kadar
obat dalam darah, dan memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
52
darah (PKOD), dan menganalisis hasil pemeriksaan kadar obat dalam darah
9. Pengendalian Infeksi
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum
yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa
inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang,
juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
dan lainnya juga berisiko besar terinfeksi. Oleh sebab itu penting sekali
Standar agar tidak terinfeksi. Pada tahun 2007, CDC dan HICPAC
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
53
dipatuhi dalam kewaspadaan standar, yaitu kebersihan tangan, alat pelindung diri
yang aman dan praktik lumbal pungsi yang aman (Menteri Kesehatan RI, 2017).
Departement (CSSD) merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pengendalian infeksi dalam upaya menekan kejadian infeksi. Fungsi utama CSSD
adalah menyiapkan alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di
mencegah risiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah
satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka
di rumah sakit. Salah satu risiko untuk mencegah infeksi di rumah sakit adalah
dengan cara sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan
endospora yang dapat dilakukan dengan proses kimia maupun fisika. Pusat
sterilisasi memiliki beberapa tujuan meliputi membantu unit lain di rumah sakit
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
54
hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan, sedangkan tugas utama dari
berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif, dan
berdampak pada lingkungan rumah sakit maupun lingkungan sekitar. Salah satu
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
55
masalah itu adalah limbah yang berupa limbah padat domestik, limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), limbah cair, dan limbah gas (Menteri Kesehatan RI,
2019). Untuk itu perlu adanya tindakan penanggulangan terhadap masalah limbah
limbah sudah menjadi bagian dari kegiatan atas kepedulian terhadap penyehatan
Keberadaan limbah ini akan dapat membahayakan siapa saja yang kontak
dengannya, oleh karena itu perlu prosedur tertentu dalam pengelolaannya guna
penanganan limbah padat domestik di rumah sakit yang sesuai standar guna
limbah organik dan anorganik di tiap ruangan minimal 1 (satu) buah untuk setiap
kamar atau sesuai dengan kebutuhan, jumlah dan volume tong sampah yang
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
56
disediakan harus memadai pada setiap ruangan yang terdapat aktivitas pasien dan
tenaga medis rumah sakit, apabila 2/3 bagian tong sampah sudah terisi oleh
limbah, maka harus diangkut segera dan tidak boleh dibiarkan lebih dari 1x24 jam
ditempatkan di lokasi yang aman dan strategis baik di ruangan indoor, semi
indoor dan lingkungan outdoor dengan jumlah dan jarak penempatan yang tertata
secara regular tiap tong sampah setelah pengangkutan limbahnya. Untuk tong
sampah yang sudah rusak dan tidak berfungsi, harus diganti dengan tong sampah
yang baru dan memenuhi persyaratan. Tahap pengangkutan meliputi limbah padat
secara berkala tiap 1 x 24 jam menggunakan troli khusus dan dalam kondisi
terbungkus kantong plastik hitam, dilakukan pada jam tidak sibuk pagi, sore dan
tidak melewati koridor dan ruangan pelayanan atau ruang kerja yang ramai
dengan pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit, troli khusus yang dipakai
harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan tidak berkarat, permukaannya
domestik ke TPS melalui jalan terbuka, maka pada saat terjadi hujan tidak
limbah domestik dalam TPS tidak boleh ditinggalkan lebih dari 2 x 24 jam,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
57
dengan pengangkutan keluar menggunakan truk sampah milik rumah sakit atau
bekerja sama dengan pihak ketiga, serta penanganan dapat juga dilakukan dengan
awal dengan menyediakan tong sampah yang berbeda untuk memisahkan jenis
limbah organik dan limbah anorganik serta limbah yang bernilai ekonomis yang
kertas, plastik dan lainnya dan dipastikan tidak mengandung bahan berbahaya dan
beracun, pencatatan volume untuk jenis sampah organik dan anorganik, sampah
yang akan didaur ulang, untuk sampah yang bernilai ekonomis dikirim ke TPS
sebagai bahan baku atau kemasan pemalsuan produk barang tertentu oleh pihak
luar, serta untuk limbah padat domestik yang termasuk kategori limbah B3, maka
kesehatan bagi orang yang terpapar olehnya dan atau resiko mencemari
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
58
limbah medis, baterai bekas, obat dan bahan farmasi kadaluwarsa, oli bekas,
saringan oli bekas, lampu bekas, baterai, cairan fixer dan developer, wadah cat
bekas (untuk cat yg mengandung zat toksik), wadah bekas bahan kimia, catridge
printer bekas, film rontgen bekas, motherboard komputer bekas, dan lainnya.
dihasilkan, cara pewadahan, cara pengangkutan dan cara penyimpanan serta cara
kepada kepala dan petugas unit kerja yang terkait dengan limbah B3 di rumah
sakit, khusus untuk limbah B3 tumpahan di lantai atau permukaan lain di ruangan
seperti tumpahan darah dan cairan tubuh, tumpahan cairan bahan kimia
berbahaya, tumpahan cairan mercury dari alat kesehatan dan tumpahan sitotoksika
harus dibersihkan menggunakan perangkat alat pembersih (spill kit) atau dengan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
59
alat dan metode pembersihan lain yang memenuhi syarat. Hasil pembersihan
unit kerja terkait di rumah sakit, perangkat alat pembersih (spill kit) atau alat
metode pembersih lain untuk limbah B3 harus selalu disiapkan di ruangan sumber
dan dilengkapi cara penggunaan dan data keamanan bahan (MSDS), pewadahan
ditempatkan pada tempat/wadah khusus yang kuat dan anti karat dan kedap air,
dengan simbol B3, dan diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan orang
limbah B3 rumah sakit untuk dibawa ke TPS limbah B3, harus dilengkapi dengan
berita acara penyerahan, yang minimal berisi hari dan tanggal penyerahan, asal
limbah (lokasi sumber), jenis limbah B3, bentuk limbah B3, volume limbah B3
berbahan kedap air, mudah dibersihkan, dilengkapi penutup, tahan karat dan
bocor. Pengangkutan limbah tersebut menggunakan jalur (jalan) khusus yang jauh
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
60
pengurangan dan pemilahan limbah B3 harus dilengkapi dengan SPO dan dapat
terdapat pilihan yang lain, melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan
(FIFO) atau first expired first out (FEFO), melakukan pencegahan dan perawatan
berkala terhadap peralatan sesuai jadwal, bangunan TPS di rumah sakit harus
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
61
bahan kimia.
pada TPS dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0oC (nol derajat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
62
pada TPS dengan suhu 3 sampai dengan 8oC (delapan derajat celcius)
berat tinggi, dan tabung gas atau kontainer bertekanan, dapat disimpan di
(lima puluh kilogram) per hari atau lebih; atau 180 (seratus delapan
dihasilkan.
three parted yang ditandatangani oleh pimpinan dari pihak rumah sakit,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
63
d. Pengolahan Limbah B3
yang disediakan sendiri oleh pihak rumah sakit (on-site), seperti autoclave,
pihak pengolah atau penimbun limbah B3 yang telah memiliki ijin. Pengolahan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
64
peraturan perundang-undangan.
kapasitas yang memadai untuk menampung limbah B3; memiliki 2 (dua) ruang
bakar dengan suhu bakar yaitu ≤ 800 oC dan ≤ 1.000 oC yang sesuai dengan
atau logam berat lainnya. Pemilihan dan pengolahan Limbah B3 di rumah sakit
juga dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya; residu abu
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
65
proses solidifikasi.
kontainer yang kuat, terbuat dari bahan yang mampu memproteksi efek
dari karakteristik atau sifat limbah bahan kimia tersebut dan sebaiknya
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
66
ke distributor untuk pengisian ulang gas. Karena limbah jenis ini dapat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
67
pengolahannya.
e. Pelaporan Limbah B3
Kabupaten/Kota;
2) Isi laporan berisi skema penanganan limbah B3, izin alat pengolah
yang terdiri dari penyaluran dan pengolahan dan pemeriksaan limbah cair untuk
limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan kegiatan rumah sakit memiliki beban
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
68
menyebabkan gangguan kesehatan manusia. Untuk itu, air limbah perlu dilakukan
a. Rumah sakit memiliki unit pengolahan limbah cair (IPAL) dengan teknologi
yang tepat dan desain kapasitas olah limbah cair yang sesuai dengan volume
undangan.
(tiga) bulan.
harus diolah dalam Unit Pengolah Limbah Cair (IPAL) dan kualitas
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
69
lingkungan perairan. Air hujan dan limbah cair yang termasuk kategori
2) IPAL ditempatkan pada lokasi yang tepat, yakni di area yang jauh atau
factor) + 10 %.
limbah B3.
5) Untuk rumah sakit yang belum memiliki IPAL, dapat mengolah limbah
yang telah memiliki izin. Untuk itu, maka rumah sakit harus
minimal 2 (dua) kali volume limbah cair maksimal yang dihasilkan setiap
6) Untuk limbah cair dari sumber tertentu di rumah sakit yang memiliki
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
70
meliputi limbah cair dapur gizi dan kantin yang memiliki kandungan
treatmen berupa bak pengolah deterjen dan bahan kimia. Limbah cair
undangan.
pengolahan air limbah melalui jaringan pipa tertutup dan dipastikan tidak
g. Penaatan kualitas limbah cair agar memenuhi baku mutu limbah cair sebagai
berikut :
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
71
5) IPAL di rumah sakit harus dioperasikan 24 (dua puluh empat) jam per
dan pemeliharaan terhadap fungsi dan kinerja mesin dan alat penunjang
proses IPAL.
hasil uji laboratorium limbah cair efluent IPAL minimum setiap 1 (satu) kali
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
72
limbah cair yakni 1 (satu) kali per bulan, penaatan terhadap jumlah
parameter yang diuji laboratorium, sesuai dengan baku mutu yang dijadikan
Pengamanan limbah gas adalah upaya kegiatan penanganan limbah gas yang
terdiri dari pemilihan, pemeliharaan dan perbaikan utilitas rumah sakit berbasis
emisi gas yang tepat dan pemeriksaan limbah gas untuk mengurangi risiko
operasional dan utilitas rumah sakit menghasilkan emisi gas buang dan partikulat
masyarakat. Sumber emisi gas buang dominan dari rumah sakit berasal dari emisi
sebagai berikut :
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
73
buang dan udara ambien luar dengan ketentuan frekuensi sebagai berikut uji
emisi gas buang dari cerobong insinerator minimal setiap 1 (satu) kali per 6
bulan; uji emisi gas buang dari cerobong mesin boiler, minimal setiap 1 (satu)
kali per 6 bulan; uji emisi gas buang dari cerobong genset (kapasitas< 1.000
KVa), setiap 1 (satu) kali setahun; uji emisi gas buang dari cerobong kendaraan
operasional, minimal setiap 1 (satu) kali setahun; uji udara ambien di halaman
luar rumah sakit, minimal setiap 1 (satu) kali setahun. Pengujian emisi gas
mesin insinerator harus dilengkapi dengan alat untuk menangkap debu dengan
tujuan untuk mengurangi emisi debu seperti alat wet scrubber, dimana air hasil
dengan prosedur sesuai penanganan limbah B3. Sedangkan untuk sumber gas
buang tidak bergerak seperti genset, insinerator, boiler dan lainnya harus
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
74
emisi gas buang dan udara ambien sesuai ketentuan. Laporan ditujukan
2) Isi laporan penataatan terhadap frekuensi sampling emisi gas buang dan
udara ambien yakni sesuai dengan ketentuan. Khusus untuk uji emisi gas
sesuai dengan baku mutu emisi dan udara ambien yang dijadikan acuan
Setiap cerobong gas buang seperti mesin genset, insinerator, boiler dan
cerobong harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dilengkapi dengan
topi diatasnya, terbuat dari bahan yang kuat dan anti korosif; lubang sampling
bagi petugas sampling, seperti tangga dan pagar pengamannya serta lantai kerja
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
75
yang dicat dengan warna terang, misalnya warna kuning; ditulis nomor kode
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
BAB III
PEMBAHASAN
menjadi rumah sakit Sultan Agung atau Medical Centre Sultan Agung. Rumah
dibawah naungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung. Yayasan ini didirikan di
Semarang sejak tanggal 13 Juli 1950 (16 Syawal 1369 H), bergerak dalam bidang
Rumah sakit Sultan Agung pada tahun 1970, mendapatkan bantuan dari
sejak 1 Januari 1970 dan selesai pada Juni 1972 dan diresmikan oleh pimpinan
Yayasan Badan Wakaf sejak tanggal 17 Agustus 1971. Rumah sakit Sultan Agung
ibu dan anak, dan poliklinik keluarga berencana. Tepatnya dua tahun kemudian,
pada tanggal 23 Oktober 1973, Rumah sakit Sultan Agung diresmikan sebagai
rumah sakit umum Tipe C dengan Surat Keputusan dari Menteri kesehatan RI
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
76
77
kebutuhan masyarakat dan sejak bulan Juli 2017 rumah sakit Islam Sultan Agung
rumah sakit Islam ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B pendidikan yang
spesialistik terbatas, dan akreditasi KARS pada Tgl 14 s.d 18 Juli 2017, rumah
sebagai rumah sakit islam yang konsen pada pelayanan islami. Melayani dengan
hati adalah keniscayaan. Itulah yang dilakukan RSI Sultan Agung dalam
cepat, mudah dan tidak menyulitkan adalah wujud kepedulian RSI Sultan Agung
rumah sakit pendidikan islam yang berkelas dunia. RSI Sultan Agung Semarang
terpelajar dan masyarakat umum adalah bagian dari tujuan yang hendak diraih.
RSI Sultan Agung Semarang tak henti melakukan inovasi dan pengembangan.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
78
RSI Sultan Agung Semarang dalam rangka mewujudkan visi dan misinya
dasar yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan RSI Sultan Agung yang
1) Profesional
dapat dipertanggungjawabkan.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
79
2) Ramah
Senyum yang merekah, muka yang berseri-seri, dan tutur kata yang
Sikap ini menuntun pada kerendahan hati serta mendatangkan simpati dari
orang lain. Inilah sedekah yang ditebarkan pada sesama tanpa pandang bulu.
3) Amanah
hamba yang amanah. Satu kata, satu perbuatan adalah teladan tertinggi.
Inilah ciri hamba muslim pengikut setia Nabi Termulia, Muhammad SAW.
4) Kerja Keras
kerja keras ini akan melahirkan seorang pejuang yang berprestasi dan tidak
5) Terbuka
Bersiap menjadi pribadi yang terbuka, karena sadar bahwa tidak ada
yang sempurna di dunia ini. Melalui pribadi yang terbuka itulah, seseorang
menjadi sadar untuk terus mengembangkan diri dan tidak lelah berprestasi.
6) Ikhlas
meraih ridho illahi. Tidak merugi orang yang yakin dengan ketulusan,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
80
karena Allah-lah tujuannya. Maka indah nian perilaku seorang muslim yang
7) Sabar
ketenangan dan ketentraman. Orang sabar sangat dekat dengan sifat terpuji
ambing oleh kemelut apapun. Surga dan pahala melimpah menanti orang-
tahun kedepan.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
81
Hospital).
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
82
bertanggung jawab terhadap perbekalan farmasi yang ada di rumah sakit. Instalasi
Farmasi RSI Sultan Agung Semarang dipimpin oleh seorang Apoteker yang
bertangung jawab kepada Direktur. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit dibantu
oleh 13 orang Apoteker. Apoteker yang bertugas dalam Instalasi Farmasi dibantu
oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang terdiri dari (52 orang TTK lulusan
D3 dan TTK lulusan Sekolah Menengah Farmasi), reseptir 1 dan 7 orang Tenaga
Non Kefarmasian.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
83
yang tersedia.
lain.
berlaku.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
84
Semarang
kefarmasian di rumah sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) RSI Sultan
Agung dibagi menjadi 8 satelit, yaitu satelit farmasi logistik farmasi, GMCE
rawat jalan, satelit farmasi gedung D, satelit farmasi IGD, satelit farmasi SEC,
satelit farmasi rawat inap, satelit farmasi handling sitostatika, satelit farmasi
OK, dan CSSD. Ruang lingkup kegiatan IFRS RSI Sultan Agung Semarang
adalah struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit di RSI Sultan Agung
Semarang.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
85
APJP
Sumber Daya Insani (SDI) di IFRS RSI Sultan Agung terdiri dari:
Apoteker = 13 orang
D3 Farmasi = 39 orang
Reseptir = 1 orang
SMA/SMK = 7 orang
B. PEMBAHASAN
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Berdasarkan pelayanan yang diberikan,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
86
Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang termasuk dalam kategori RS
umum kelas B yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 (dua ratus)
buah. RSI Sultan Agung Semarang juga merupakan RS pendidikan yang dapat
oleh mahasiswa profesi apoteker yaitu kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker
Farmasi RSI Sultan Agung Semarang yang dipimping oleh seorang apoteker yang
kefarmasian, kepala IFRS Sultan Agung Semarang dibantu oleh beberapa Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK), reseptir dan sumber daya lain. IFRS Sultan Agung
memiliki 10 satelit farmasi, yaitu logistik farmasi, farmasi rawat inap, farmasi
Sultan Agung Eye Center (SEC), farmasi IGD, farmasi instalasi bedah sentral
(IBS), farmasi sitostatika, farmasi rawat jalan gedung D, farmasi rawat jalan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
87
pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite, pemantauan terapi obat (PTO),
monitoring efek samping obat (MESO), evaluasi penggunaan obat (EPO), dan
dispensing sediaan steril (iv admixture). Selain itu mahasiswa juga mendapatkan
tugas kelompok yaitu membuat power point mengenai pengelolaan logistik dalam
hal pengadaan APD yang digunakan rumah sakit dalam menangani pasien Covid-
19, membuat buku saku tentang beberapa penyakit, membuat brosur pengobatan
beberapa penyakit seperti pengobatan asam urat, batu ginjal, diare, HIV/AIDS,
jerawat, kanker, kolesterol, malaria, sesak nafas dan nyeri, membuat power point
mengenai penggunaan obat khusus seperti obat tetes hidung, insulin, inhaler dan
nebulizer, obat tetes mata, obat tetes telinga, suppositoria dan ovula.
pelayanan kefarmasian yang saling terkait satu sama lain, sehingga harus
setiap hari Senin sampai Minggu, dibagi menjadi 2 shift yaitu shift 1 (07.00-
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
88
a. Pemilihan (Seleksi)
oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT) yang ditetapkan oleh pimpinan rumah
Formularium rumah sakit harus dievaluasi secara rutin dan dilakukan revisi
sesuai kebijakan dan kebutuhan rumah sakit. Formularium RSI Sultan Agung
efektivitas obat, keamanan obat, komitmen dokter, rasio manfaat obat yang
lebih besar dari pada resiko, harga obat yang lebih murah dan obat beredar di
pasaran sehingga mudah diperoleh. Berdasarkan hal tersebut, maka obat yang
masuk dalam formularium RSI Sultan Agung sudah sesuai dengan ketentuan.
Isi dari formularium yaitu ada kelas terapi obat, nama generik atau komposisi
obat, bentuk sediaan obat, dosis terapi, nama dagang obat dan nama principal.
b. Perencanaan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
89
rumah sakit, obat yang masuk daftar e-cataloge khususnya yang masuk pada
c. Pengadaan
pembelian langsung (just in time) dan sistem tender untuk sediaan farmasi yang
fast moving, menyerap dana besar dan sediaan farmasi yang pengadaannya
obat narkotika, psikotropika serta OOT (Obat – Obat Tertentu) untuk surat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
90
pesanan (SP) ditulis oleh Apoteker Kepala IFRS RSI Sultan Agung
kepada PBF Kimia Farma selaku PBF yang memiliki kewenangan dalam
farmasi tidak ada di pasaran, lebih murah apabila produksi sendiri, sediaan
farmasi dengan formula khusus, dan dengan pengemasan yang lebih kecil
merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi non steril dan
farmasi yang diproduksi sendiri oleh IFRS RSI Sultan Agung Semarang
antara lain: Antilith, CaCO3, Pulmicort, Kasa Steril RSISA (dilakukan oleh
3) Sumbangan/Hibah
berlaku. Contoh sediaan farmasi dari sumbangan di IFRS RSI Sultan Agung
Semarang antara lain obat TBC, obat ARV (contoh: efavirenz, nefiral dan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
91
d. Penerimaan
logistik farmasi. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan barang di
Terlampir)
5) Tanggal kadaluarsa
dahulu diberi label yaitu label Nama Obat Look Alike Soun Alike (LASA) dan
alfabetis, FEFO, FIFO serta untuk narkotika dan psikotropika disimpan dalam
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
92
e. Penyimpanan
didesain dengan ruang transit penerimaan obat, tata letak obat berdasarkan
urutan alfabet dan golongan obatnya seperti (generik, paten, sirup, salep, tetes
mata, injeksi pada tempat atau rak sendiri sendiri), serta kelembaban dan suhu
amitriptilin.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
93
L-Bio. Suhu dingin (00C -80C) disimpan di lemari es, Contohnya : insulin
kurang lebih 3-4 bulan sebelum tanggal kadaluarsa, tetapi ada pula yang
dikembalikan kepada pihak PBF. Jika tidak ada perjanjian dengan PBF, maka
untuk obat-obat yang mendekati kadaluarsa diberi pelabelan warna merah pada
kemasan obat dan ditata di baris depan. Hal ini sebagai tanda supaya digunakan
terlebih dahulu sampai batas kadaluarsa. Jika sudah melebihi batas kadaluarsa
dan tidak bisa dikembalikan pada PBF, maka dilakukan pemusnahan dengan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
94
didistribusikan ke semua satelit farmasi, bangsal dan bagian lainnya yang ada
Petugas dari masing-masing satelit farmasi atau unit lain membuat form
permintaan barang ke logistik farmasi melalui SIM rumah sakit. Pihak logistik
farmasi akan segera menjawab FPO tersebut dan menyiapkan kebutuhan yang
diminta sesuai dengan jenis dan jumlah pada form anfrah dan disesuaikan
atau unit lain. Semua barang yang keluar dari logistik farmasi dilakukan
pencatatan.
(CITO) oleh satelit farmasi, bangsal, dan bagian lain dapat dilakukan dengan
tersebut. Jika tidak tersedia, maka pihak satelit yang mengalami kekosongan
Agung menggunakan sistem metode Floor stock untuk obat emergency yang
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
95
disediakan di setiap bangsal dan disimpan pada troley emergency. Sistem Unit
Daily Dose Dispensing (UDDD) dipakai untuk sediaan oral, sistem One Daily
Dose Dispensing (ODDD) dipakai sediaan injeksi dan infus di satelit farmasi
diminta, disiapkan, digunakan dan dibayar dalam dosis perhari, yang berisi
obat dalam jumlah yang telah ditetapkan untuk satu hari pemakaian (24 jam).
Darurat (IGD) dan Instalasi Bedah Sentral (IBS) adalah Individual Prescribing,
dengan menggunakan Kartu Instruksi Alkes (KIA) dan kartu BMHP dan
(KIA) dan kartu Instruksi Obat (KIA). Sedangkan untuk pasien rawat jalan
f. Pendistribusian
Sebelum diberikan kepada pasien, obat yang telah selesai disiapkan lalu
diberi etiket dan harus dilakukan pengkajian resep oleh apoteker. Pengkajian
resep dilakukan pada lembar pengkajian resep yang berisi cek 7 benar, yaitu:
1) Benar pasien, yaitu obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan
2) Benar obat, yaitu pasien mendapatkan obat yang sesuai dengan penyakit
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
96
3) Benar dosis, yaitu ketepatan jumlah obat yang diberikan kepada pasien,
4) Benar waktu, yaitu saat obat yang diresepkan harus diberikan pada waktu
yang telah dianjurkan untuk diminum oleh pasien sehingga kerja obat
diberikan antara lain dosis obat, rute pemberian, waktu dan oleh siapa
7) Benar informasi, yaitu informasi yang diberikan jelas (tidak bias), baik
perbaikan pengobatan.
instalasi pada suatu rumah sakit sehingga terpantau hasil kerja yang dilakukan.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
97
1) Formularium
3) Kepuasan pelanggan
terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient
rawat jalan. Satelit farmasi rawat jalan yang berada di RSI Sultan Agung
terbagi menjadi beberapa tempat pelayanan, yaitu satelit farmasi rawat jalan
gedung D, satelit farmasi rawat jalan MCEB, satelit farmasi Semarang Eye
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
98
Centre dan satelit farmasi IGD yang membawa rawat jalan untuk pasien poli
a) Pengkajian resep
tanggal lahir, alamat) dan nomor rekam medik pasien, sesuai persyaratan
farmasetik yang meliputi nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat,
b) Pelayanan Resep
SIM-RS, dimana petugas akan melakukan input data resep dan data
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
99
jumlah, aturan pakai, dan waktu penggunaan obat. Jika input data telah
yang dibutuhkan oleh pasien yang membutuhkan secara cepat dan tepat.
pembelian langsung serta melayani resep rawat jalan untuk poli gigi dan
mulut, poli obsgyn dan poli syaraf. Jenis obat yang ada di satelit farmasi
pelayanan untuk resep poli gigi dan mulut, poli obsgyn, poli syaraf dan
melayani resep rawat jalan lainnya jika sudah tutup. Alur pelayanannya
sama dengan alur pelayanan rawat jalan secara umum. Alur pelayanan di
pengkajian resep. Petugas melihat harga dan persediaan obat, jika pasien
setuju, maka pasien akan membayar ke kasir, sementara itu petugas akan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
100
obat di lakukan pada lembar form pengkajian resep yang berisi cek 7
benar, yaitu : (1) benar pasien, yaitu obat yang diberikan kepada pasien
sesuai dengan diagnosa, penyakit pasien, dan kondisi pasien. (2) benar
obat, yaitu pasien mendapatkan obat yang sesuai dengan penyakit dan
kondisi pasien disesuaikan dengan efek klinik yang diharapkan. (3) benar
dosis, yaitu ketepatan jumlah obat yang diberikan kepada pasien, dimana
dengan kondisi pasien. (4) benar waktu, yaitu saat obat yang diresepkan
harus diberikan pada waktu yang telah dianjurkan untuk diminum oleh
pasien, sehingga kerja obat dapat menimbulkan efek terapi. (5) benar cara
sesuai diagnosa, kondisi pasien dan sifat obat. (6) benar dokumentasi,
yaitu pencatatan yang dilakukan setelah obat diberikan antara lain dosis
obat, rute pemberian, waktu dan oleh siapa obat diberikan serta respon
pasien terhadap obat. (7) benar informasi, yaitu informasi yang diberikan
jelas (tidak bias), baik tentang obat yang digunakan maupun informasi
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
101
waktu tunggu merupakan waktu yang dihitung mulai dari resep masuk
khusus hari minggu dan hari libur, dengan jumlah petugas farmasi
yang melayani poli jiwa, poli penyakit dalam, poli anak, dan poli jantung.
pada saat penyerahan obat ke pasien. Kegiatan PIO dilakukan oleh apoteker
atau petugas farmasi yang terlatih kepada pasien yang mengambil obatnya
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
102
dilakukan melalui dua cara, yaitu: secara aktif seperti dengan membuat
informasi informasi obat berupa leaflet dan promosi kesehatan. Dan juga
secara pasif seperti dengan menjawab pertanyaan dari tenaga kesehatan atau
3) Konseling
mengalami masalah terkait obat, seperti terjadi reaksi obat yang tidak
Hal ini dapat dibuktikan dengan sudah tersedianya ruang khusus konseling
obat serta TB-dots yang khusus melakukan konseling pada pasien TB, dan
RSI Sultan Agung Semarang dilakukan pada seluruh pasien rawat jalan.
dengan formularium RS. Penulisan resep untuk pasien umum maupun BPJS
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
103
ketentuan yang berlaku pada BPJS berdasarkan panduan catalog INA CBG’S
Group
rawat inap, terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya satelit farmasi rawat
inap sentral melayani obat alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
untuk pasien kanker dan kemoterapi. satelit farmasi IBS melayani program
kontrol dan spesifikasi obat sehingga pelayanan lebih efektif dan efisien atau
medication eror tetapi untuk satelit farmasi IBS juga melayani permintaan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
104
rawat inap. Jenis obat yang ada di satelit farmasi rawat inap sesuai dengan
dengan resep lalu diracik (apabila resep raciak) dan diberikan etiket. Obat
yang sudah siap dicek ulang, dan didistribusikan oleh petugas farmasi
Shift 1 jam (07.00-14.00), Shift 2 jam (8.00-15.00) dan Shift 3 jam (9.00-
16.00) dengan jumlah petugas terdiri dari 3 orang tenaga teknis kefarmasian
berbeda dengan satelit yang lain. Hal ini dikarenakan sediaan yang ditangani
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
105
khusus.
yaitu terpisah dengan obat lain; sesuai suhu penyimpanan; suhu ruang
khusus (RS Islam Sultan Agung warna merah); dilengkapi dengan MSDS
dan Spill Kit yang berisi APD seperti : sarung tangan, masker, goggles,
apron, dan tissue gulung; semua petugas yang menangani obat harus SDM
dan FEFO.
a) Pendistribusian
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
106
yang kemudian dilakukan penyiapan obat sesuai dengan KIO masuk yang
septic, clean room dan BSC. RSI Sultan Agung menggunakan BSC2
keluar. Suhu dan kelembapan ruang juga harus selalu dijaga antara 15-
APD seperti : sarung tangan, masker, goggles, apron, dan tissue gulung,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
107
alcohol; tumpahan mengenai mata dialiri mata dengan air atau cairan
limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda benda tajam seperti
spuit, vial, ampul, tempatkan didalam wadah yang tidak tembus benda
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
108
serta risiko bahaya pemaparan obat. Selain hal tersebut diperlukan juga
b) Pemberian
pasien sesuai dengan yang ada dicheklist berupa Fotokopi SEP, Protokol
Asiran Asli, Fotokopi LAB PA/ LAB BMP, Fotokopi Cara Pemberian,
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
109
lengkap, lalu menyiapkan obat yang akan dioplos. Obat yang sudah siap
dilakukan di dalam LAF (Laminar Air Flow), lalu obat yang sudah
kemoterapi.
meliputi:
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
110
Pelarut yang sering digunakan adalah NaCl dan D5. Obat yang siap
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
111
obat. Obat yang telah siap diletakkan pada pass box dan siap
vial, bungkus spuit, alkohol swab, dilakukan oleh TTK yang sudah
baru dibuang.
bedah dan blanko anestesi. Blanko bedah ditulis oleh perawat bedah
perbekalan farmasi yang dibutuhkan sesuai dengan blanko, setelah itu obat
dan alkes dimasukkan kedalam box. Blanko anestesi ditulis oleh dokter
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
112
petugas farmasi akan mengecek obat atau alkes yang digunakan kemudian
perencanaan dan persediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP ketika stock
dengan order barang kebagian gudang farmasi dengan cara membuat FPO
macam sediaan obat, alat kesehatan dan alat medis habis pakai, serta jumlah
orderan dan mengirim barang sesuai FPO melalui petugas logistik atau
petugas dari satelit sendiri yang ke logistik farmasi mengambil barang yang
tetapi pada kenyataan dalam sehari bisa dilakukan FPO beberapa kali karena
dibuat buffer stock obat yang tersedia disetiap satelit farmasi rawat inap.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
113
Pada satelit ini mahasiswa membantu menyiapkan obat dan alkes yang akan
operasi.
Kegiatan farmasi klinik di satelit rawat inap RSI Sultan Agung sesuai
meliputi:
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
114
(2) Pelayanan resep yang masuk satelit farmasi rawat inap dalam
bentuk KIO dan KIA, ditelaah oleh petugas farmasi jika sudah
input data pasien yang ada di KIO dan KIA pada komputer melalui
dan waktu penggunaan obat. Jika input data telah lengkap, maka
Dose Dispensing (UDDD) untuk sediaan oral dan One Daily Dose
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
115
diperlukan.
menggunakan obat.
(10) Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu
kepatuhan minum obat (concordance aids).
mengkonsumsi obat yang dilihat dari jumlah obat yang tersisa dan
rawat inap.
c) Rekonsiliasi Obat
rumah sakit di IGD (Instalasi Gawat Darurat), di ruang rawat inap, pasien
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
117
e) Konseling
menjalankan terapi.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
118
seperti :
(1) Pasien dengan penyakit kronik seperti: diabetes, TB, dan asma
(3) Pasien yang menerima obat dengan indeks terapi sempit yang
memerlukan pemantauan
(7) Pasien yang mengalami masalah berkaitan dengan obat atau Drug
Related Problems (DRP).
f) Visite (Kunjungan)
PTO, Edukasi, dan MESO. Apoteker harus aktif dan efektif berbicara
kepada pasien, keluarga pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lain untuk
kegiatan visite dalam catatan hasil pemeriksaan analisa dan tindak lanjut
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
119
penelitian, serta perbaikan mutu praktik profesi. Kegiatan visite ini untuk
Visite ada beberapa hal yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu menelusuri
bentuk SBAR. Pada saat PTO mahasiswa PKPA diberi kesempatan untuk
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
120
PTO.
Agung sudah sesuai standar PMK No.72 tahun 2016. ESO dapat
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
121
di RSI Sultan Agung sudah terlaksana baik, tenaga kefarmasian ikut serta
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
BAB IV
A. KESIMPULAN
Rumah Sakit Pendidikan serta sudah terakreditasi oleh KARS dengan status
akreditasi paripurna.
obat di RSI Sultan Agung pada satelit farmasi rawat jalan dan farmasi IGD
rawat inap menggunakan sistem One Daily Dose Dispensing (ODDD) untuk
sediaan injeksi dan infus, serta sistem Unite Dose Dispensing (UDD) untuk
sediaan oral.
3. Kegiatan farmasi klinik di RSI Sultan Agung sudah berjalan baik, Apoteker
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
122
123
B. SARAN
2. Ruang penyimpanan obat kurang luas sehingga perlu perluasan ruangan agar
dibutuhkan.
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
DAFTAR PUSTAKA
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
124
125
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
LAMPIRAN
Laporan PKPA Bidang Rumah sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
126
127
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
128
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
129
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
130
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
131
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
132
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
133
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
134
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
135
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
136
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
137
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
138
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
139
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
140
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
141
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
142
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
143
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020
144
Lampiran 18. Contoh Buku Order Pembelian untuk Pengadaan obat BPJS
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim Angkatan XVI di Rumah Sakit Islam Sultan Agung tanggal 01 April – 31 Mei 2020