Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KESEHATAN

NUTRISI PADA PASIEN POST OPERASI SC DI RUANG VK


RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG
Cholisa Resmi Sari1 Laily Maftuhah2Siti mahdiah3Feby Ratna Sari4  Maulinda Sadari
Lubis 5
Mahasiswa Profesi Ners Universitas Yatsi Madani Tangerang

ABSTRAK

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses
kimia didalam tubuh (Mubarak, 2019). Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui
tentang kebutuhan nutrisi pada pasien post operasi SC di Ruang VK RSU
Kabupaten Tangerang. Hasil : Kegiatan penyuluhan Ini berjalan dengan lancer,
ibu post operasi SC mengatakan mengetahui car untu pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan dan akan mencobanya sesuai apa yang telah disampaikan presentator.
Kesimpulan Pentingnya memperhatikan kebutuhan nutrisi ibu Post SC untuk
mempercepat proses penyembuahan luka insisi dengan syarat dan anjuran dari
dokter.
Kata Kunci : Nutrisi, Ibu Post Operasi SC

ABSTRACT

Nutrition is the process of entering and processing food substances by the body
that aims to produce energy and is used in body activities. Forming the structure
of the skeleton and body tissues, and regulating various chemical processes in the
body (Mubarak, 2019). The purpose of this activity is to find out about the
nutritional needs of SC postoperative patients in the VK Room of RSU Tangerang
Regency. Result: This counseling activity went smoothly, the postoperative mother
of SC said she knew the way to fulfill the nutrients needed and would try it
according to what the presenter had said. Conclusion The importance of paying
attention to the nutritional needs of Post SC mothers to speed up the process of
conception of incision wounds with conditions and recommendations from
doctors.
Keywords : Nutrition, Mom Post Surgery SC

iii
iv
Latar Belakang proses penyembuhan luka ( Potter,
Pengobatan melalui diet dan 2015 ).
nutrisi paska operasi SC sangat
Tingginya angka kurang gizi
penting dalam kesuksesan operasi
pada pasien yang dirawat di bagian
dan penyembuhan luka.
bedah adalah karena kurangnya
Penyembuhan luka operasi sangat
perhatian terhadap status gizi pasien
dipengaruhi oleh suplai oksigen dan
yang memerlukan tindakan bedah,
nutrisi ke dalam jaringan, nutrisi
sepsis sering terjadi setelah seminggu
sangat berperan dalam proses
perawatan, dan sangat susah di
penyembuhan luka. Status nutrisi
tanggulangi, sebagian besar berakhir
pada seseorang adalah faktor utama
dengan kematian (Widayanti,
yang mempengaruhi proses
Effendy, dan Akhmadi, 2018 ).
pertumbuhan dan mempertahankan
jaringan tubuh agar tetap sehat. Faktor asupan nutrisi, nutrisi

Keadaan ini apabila tidak yang sangat diperlukan antara lain

diperhatikan justru akan menjadi terutama protein dan kalori untuk

kekurangan gizi dan menghambat membantu proses penyembuhan luka

penyembuhan luka (Naesee, 2015). adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Diet


tinggi protein dan kalori harus tetep
Gizi merupakan faktor penting
dipertahankan selama masa
dalam penyembuhan luka, kondisi
penyembuhan. Pembentukan
malnutrisi atau kekurangan gizi
jaringan sangat amat optimal bila
tersebut memiliki dampak yang
kebutuhan nutrisi terutama protein
mendalam pada penyembuhan luka
terpenuhi ( Moya, 2018 ).
setelah trauma operasi (Arnold dan
Bahrul, 2006). Penyembuhan luka Hasil penelitian dari Direktorat

secara normal memerlukan nutrisi Kesehatan Norwegia melaporkan

yang tepat, karena proses fisiologi bahwa prevalensi kekurangan nutrisi

penyembuhan luka tergantung pada pada pasien rumah sakit berkisar

tersedianya protein, 3 vitamin antara 10% hingga 60%. Risiko

(terutama vitamin A dan C) dan serta kekurangan nutrisi pada pasien pasca

mineral yang berperan dalam operasi lebih tinggi untuk komplikasi

pembentukan jaringan baru pada dan infeksi, mengurangi pemulihan


dan penyembuhan luka pada post sudah dilakukan di rumah sakit
operasi (Garth dkk, 2010). Prevalensi Indonesia bahwa rata–rata sisa
kekurangan nutrisi pada pasien rawat makanan pada pasien menunjukan
inap tinggi dan sering tidak bervarian yaitu 17%- 67% (Zakiyah,
terdiagnosis didunia barat. Tangvik 2005).
dkk. (2014)
Oleh karena itu, pendekatan
Berdasarkan survei prevalensi di perawat melalui edukasi dapat
Rumah Sakit Haukeland Universitas membantu pasien post operasi
bahwa 29% pasien rawat inap menerima keadaannya dan
diklasifikasikan berada pada gizi meningkatkan asupan makanan
risiko, dan bahwa pasien ini secara setelah pembedahan saat di rumah.
signifikan meningkatkan morbiditas, Karena pasien pasca operasi masih
mortalitas, lama rawat inap. membutuhkan banyaknya asupan
Pembedahan menyebabkan stres protein dan kalori.
fisiologis, peningkatan pengeluaran
Tujuan
energi dan dapat menyebabkan
Mengetahui tentang kebutuhan
keseimbangan nitrogen negati
nutrisi pada pasien post operasi SC
(Barlow,2014). Pasca operasi akan
di Ruang VK RSU Kabupaten
tergantung pada jenis dan besarnya
Tangerang.
operasi, penyakit lain yang ada,
METODE
komplikasi, usia pasien dan status
Metode yang digunakan adalah
gizi (Kosthold, 2012).
penyuluhan. Populasi yang
Presentasi jumlah pasien di ruang digunakan adalah seluruh ibu Post
VK Rumah Sakit Umum Kabupaten Operasi Sc di ruang VK RSUD
Tangerang terdapat 75 % pasien Kabupaten Tangerang Banten
yang menjalani operasi. Pasien yang Tahun 2023.
menjalani operasi memiliki risiko PEMBAHASAN
lebih tinggi untuk kekurangan gizi, Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat
yang selanjutnya dapat lain yang berhubungan dengan
mempengaruhi hasil pasca operasi kesehatan dan penyakit, termasuk
secara negatif (Garth, 2010). keseluruhan proses dalam tubuh
Sedangkan menurut penelitian yang manusia untuk menerima makanan
atau bahan – bahan dari lingkungan disebut energi nutrient karena
hidupnya dan menggunakan bahan- merupakan sumber energi dari
bahan tersebut untuk aktivitas makanan; sedangkan vitamin,
penting dalam tubuhnya serta mineral, dan air merupakan
mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat substansi penting untuk
dikatakan sebagai ilmu tentang membangun, mempertahankan, dan
makanan, zat-zat gizi dan zat lain mengatur metabolisme jaringan
yang terkandung, aksi, reaksi, dan tubuh.
keseimbangan yang berhubungan Fungsi zat gizi adalah:
dengan kesehatan dan penyakit a. Sebagai penghasil energi bagi
(Tarwoto&, Wartonah,2020). fungsi organ, gerakan, dan kerja
Menurut Alimul (2019) Nutrisi fisik.
merupakan proses pemasukan dan b. Sebagai bahan dasar untuk
pengolahan zat makanan oleh tubuh pembentukan dan perbaikian
yang bertujuan menghasilkan energi jaringan.
dan digunakan dalam aktivitas c. Sebagai pelindung dan pengatur.
tubuh. Membentuk struktur Faktor yang mempengaruhi
kerangka dan jaringan tubuh, serta Nutrisi
mengatur berbagai proses kimia Menurut Alimul (2019) faktor yang
didalam tubuh (Mubarak, 2019). mempengaruhi kebutuhan nutrisi
Nutrisi juga dapat diartikan sebagai adalah sebagai berikut:
elemen yang dibutuhkan untuk a. Pengetahuan
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan Pengetahuan yang kurang tentang
energi didapatkan dari berbagai manfaat makanan bergizi dapat
nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, memengaruhi pola konsumsi
lemak, air, vitamin, dan mineral makan. Hal tersebut dapat
(Potter and Perry, 2020) disebabkan oleh kurangnya
Elemen Nutrisi informasi sehingga dapat terjadi
Menurut Tarwoto & Wartonah kesalahan dalam memahami
(2020), elemen nutrient/zat gizi kebutuhan gizi.
terdiri atas: Karbohidrat, Protein, b. Prasangka
Lemak, Vitamin, Mineral dan Air. Prasangka buruk terhadap
Karbohidrat, lemak, dan protein beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat memengaruhi tidak memperoleh zat-zat yang
status gizi seseorang. Misalnya, dibutuhkan secara cukup.
di beberapa daerah, tempe Kesukaan dapat mengakibatkan
merupakan sumber protein yang merosotnya gizi pada remaja bila
paling murah, tidak dijadikan nilai gizinya tidak sesuai dengan
bahan makanan yang layak untuk yang diharapkan.
dimakan karena masyarakat e. Ekonomi
menganggap bahwa Status ekonomi dapat
mengonsumsi makanan tersebut mempengaruhi perubahan status
dapat merendahkan derajat gizi karena penyediaan makanan
mereka. bergizi membutuhkan pendanaan
c. Kebiasaan yang tidak sedikit. Oleh karena
Adanya kebiasaan yang itu, masyarakat dengan kondisi
merugikan atau pantangan perekonomian yang tinggi
terhadap makanan tertentu juga biasanya mampu mencukupi
dapat memengaruhi status gizi. kebutuhan gizi keluargannya
Misalnya di beberapa daerah, dibandingkan masyarakat dengan
terdapat larangan makan pisang kondisi perekonomian rendah.
dan papaya bagi para gadis f. Penyakit
remaja. Padahal, makanan Beberapa penyakit tertentu dapat
tersebut merupakan sumber menyebabkan kekurangan nutrisi.
vitamin yang sangat baik. Ada Jenis Diet Post Operasi
pula larangan makan ikan bagi Jenis Diet Biasanya, jenis diet yang
anak-anak karena ikan dianggap diberikan rumah sakit untuk pasien
dapat mengakibatkan cacingan, pasca bedah ialah diet TETP (Tinggi
padahal ikan merupakan sumber Energi Tinggi Protein). Diet yang
protein yang sangat baik bagi disarankan adalah:
anak-anak. a. Mengandung cukup energi,
d. Kesukaan protein, lemak, dan zat-zat gizi
Kesukaan yang berlebihan b. Bentuk makanan disesuaikan
terhadap suatu jenis makanan dengan kemampuan penderita
dapat mengakibatkan kekurangan c. Menghindari makanan yang
variasi makanan, sehingga tubuh merangsang (pedas, asam)
d. Suhu makanan lebih baik bersuhu dan minuman yang
dingin mengandung karbondioksida.
e. Pembagian porsi makanan sehari d. Diet Pasca-Bedah IV (DPB
diberikan sesuai dengan IV)
kemampuan dan kebiasaan Makanan diberikan berupa
makan penderita. makanan lunak yang dibagi
Jenis Diet dan Indikasi dalam tiga kali makanan
Pemberian: lengkap dan satu kali makanan
a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I) selingan.
Selama enam jam sesudah Peranan Zat Gizi Pada Proses
operasi, makanan yang Penyembuhan Luka
diberikan berupa air putih, teh Tujuan diet pasca operasi
manis, atau cairan lain seperti adalah untuk mengupayakan agar
pada makanan cair jernih status gizi pasien segera kembali
b. Diet Pasca-Bedah II (DPB II) normal untuk mempercepat proses
Makanan diberikan dalam penyembuhan dan meningkatkan
bentuk cair kental, berupa daya tahan tubuh pasien, dengan cara
kaldu jernih, sirup, sari buah, sebagai berikut:
sup, susu, dan puding rata-rata a. Memberikan kebutuhan dasar
delapan sampai 10 kali sehari (cairan, energi, protein)
selama pasien tidak tidur. b. Mengganti kehilangan protein,
c. Diet Pasca-Bedah III (DPB glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
III) c. Memperbaiki ketidakseimbangan
Makanan yang diberikan elektrolit dan cairan d. Mencegah
berupa makanan saring dan menghentikan perdarahan
ditambah susu dan biskuit. Kebutuhan untuk sebagian
Cairan hendaknya tidak vitamin dan mineral meningkat
melebihi 2000 ml sehari. setelah terjadi trauma.
Selain itu dapat memberikan Namun dengan kenaikan kalori yang
makanan parenteral bila masuk, maka kebutuhan ini biasanya
diperlukan. Makanan yang dapat terpenuhi. Perkecualian pada 2
tidak dianjurkan adalah zat gizi mikro yang sangat penting
makanan dengan bumbu tajam pada penyembuhan yaitu mineral Zn
dan vitamin C. Mineral Zn akan b. Bila mual:
meningkatkan kekuatan tegangan 1. Makanlah dengan porsi sedikit
( gaya yang diperlukan untuk tapi sering
memisahkan tepi-tepi) penyembuhan 2. Sajikan ketika masih hangat
luka sedangkan vitamin C diperlukan 3. Sebelum makan minum air
untuk pembentukan kolagen bagi hangat
penyembuhan luka yang optimal 4. Hindari makanan yang
(Moore dalam Rusjianto, 2009). berberbumbu tajam
Syarat Diet Secara umum untuk mempercepat
Berikut adalah syarat diet yang proses penyembuhan luka pasca
disarankan pada pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips
operasi: menurut Rizky, 2016 berikut ini:
a. Mengandung cukup energi, a. Makan mkanan bergizi, misalnya:
protein, lemak dan zat-zat gizi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan
b. Bentuk makanan disesuaikan susu
dengan kemampuan penderita b. konsumsi makanan lauk pauk
c. Menghindari makanan yang berprotein tinggi, seperti: daging,
mengandung pedas, asam, dan ayam, ikan dan telor
asin c. minum sedikitnya 8-10 gelas/hari
d. Suhu makanan lebih baik bersuhu d. usahakan cukup istirahat
dingin e. mobilisasi bertahap hingga dapat
e. Pembagian porsi makanan sehari beraktivitas seperti biasa. Makin
diberikan sesuai dengan cepat makin bagus
kemampuan dan kebiasaan f. mandi seperti biasa yakni 2 kali
makan penderita dalam sehari
Tips Perawatan Pasca Operasi g. kontrol secara teratur untuk
Tata cara pelaksanaan untuk evaluasi luka operasi dan
memenuhi nutrisi yang perlu pemeriksaan kondisi tubuh
diperhatikan untuk penyembuhan h. minum obat sesuai anjuran dokter
luka menurut rizky, 2016: KESIMPULAN DAN SARAN
a. Tingkatkan konsumsi makanan Berdasarkan hasil Uraian dapat di
yang mengandung protein dan simpulkan bahwa pendidikan
vitamin C kesehatan penting terhadap
peningkatan pengetahuan ibu post
partum dengan post operasi secio
cesear. Dengan demikian diharapkan
tenaga kesehatan, baik dokter, bidan,
maupun perawat yang bertugas
diruangan, melakukan pendidikan
kesehatan bagi ibu post partum
secara teliti untuk Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Nutrisi Pada
Tingkat Pengetahuan Ibu Post
Partum berkesinambungan sehingga
ibu memiliki pengetahuan yang
memadai dan menghilangkan mitos
mitos yang salah terkait nutrisi post
partum.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Adisty Cynthia. 2019.


Asuhan Gizi; Nutritional Care
Process. Edisi
Farrell, M., Dempsey, J., Smeltzer,
S. C. O., & Bare, B. G. (2017).
Smeltzer & Bare's textbook of
medical-surgical nursing. In Smelter
and Bare's textbook of medical-
surgical nursing.
Elisa. 2014. Hubungan Antara Status
Gizi dengan Proses Penyembuhan
Luka Post Sectio Caesarea. (online)
Fitriana. (2018). Kebutuhan dasar
Manusia. AV Sutanto.

Anda mungkin juga menyukai