2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1 Peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat bilangan berpangkat (termasuk bilangan
pangkat pecahan).
3. RENCANA ASESMEN
a. Asesmen Awal (Formatif) :
Bentuk Asesmen Instrumen dan cara penilaian
c. Asesmen Sumatif
Bentuk Asesmen Instrumen dan cara penilaian
4. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Discovery Learning
5. PEMAHAMAN BERMAKNA
6. PERNYATAAN PEMANTIK
Apa hal menarik yang kamu temukan saat kamu belajar bilangan berpangkat?
Jika kamu orang yang ahli dalam perhitungan eksponen, profesi apa yang ingin kamu
capai setelah lulusan nanti?
Apakah kamu tertarik untuk mengetahui usia binatang yang sudah penuh yang hidupnya
jutaan tahun yang lalu?
7. MEDIA PEMBELAJARAN
Sarana: Papan Tulis, Spidol, Laptop, LCD
Prasarana: Buku Paket, LKPD
8. LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Inti
Stimulasi (Pemberian rangsangan)
1) Untuk memberi stimulasi (rangsangan), guru memberikan LKPD 1 dan peserta
didik diminta mengamati dan mencermati masalah.
2) Siswa menyelesaikan LKPD 1 tentang pengertian bilangan berpangkat dan unsur-
unsurnya.
3) Untuk memberi stimulasi (rangsangan), guru memberikan LKPD 1 dan peserta
didik diminta untuk menunjukkan sifat-sifat eksponen.
4) Setelah itu diharapkan peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
relevan atau diberikan pertanyaan pancingan, misalnya “Permasalahan apa yang
diamati dan konsep apa yang digunakan untuk menyelesaikannya?” Jawabannya
(disimpan oleh guru) permasalahan terkait pertumbuhan dan konsep yang
digunakan adalah eksponen.
Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
5) Guru memberikan permasalahan (probem statatement)untuk didiskusikan di setiap
kelompok.
Data Collection (Pengumpulan Data)
6) Untuk menyelesaikan masalah, Guru mengarahkan peserta didik untuk mencatat
data (data collection), dan mengisi tabel.
7) Guru mengarahkan peserta didik agar dalam pengisian pada nomor/baris yang
sama mencatat/memperhatikan pola yang nampak.
Data Processing (Pengolahan Data)
8) Jika diperlukan, Guru dapat membimbing peserta didik dalam pengolahan data
(data processing) serta menentukan ekspresi aljabar atau model matematika dari
permasalahan.
9) Jika diperlukan, Guru dapat membimbing peserta didik dalam menentukan setiap
sifat eksponen.
Verifikasi (Pembuktian)
10) Peserta didik memeriksa hasil perhitungannya.
11) Peserta didik memeriksa kebenaran sifat yang telah ditemukan untuk contoh-
contoh kasus yang berbeda serta memeriksa kebenaran langkah-langkah dalam
menetapkan sifat-sifat eksponen.
Generalization (Menarik Kesimpulan)
12) Peserta didik per kelompok menyampaikan kesimpulan. Kesimpulan yang
disampaikan diharapkan menyatakan bahwa pemasalahan ini terkait dengan sifat-
sifat bilangan berpangkat/eksponen.
13) Peserta didik per kelompok menyampaikan kesimpulan tentang sifat-sifat yang
berlaku pada eksponen.
Aktivitas kelas menyelesaikan soal-soal
14) Menyimak materi tentang bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya. Kemudian
peserta didik menyelesaikan soal-soal Latihan dan Guru memberi bimbingan.
Penutup
1) Membuat simpulan dan refleksi terkait pembelajaran pada pertemuan ini.
2) Menginformasikan materi pembelajaran berikutnya adalah penyelesaian masalah
bilangan berpangkat
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
SMK Negeri 4 Samarinda
A. Persiapan
1. Berdoalah sebelum memulai kegiatan.
2. Siapkan buku catatan, alat tulis dan alat hitung.
B. Kegiatan Inti
1. Selesaikan masalah berikut.
2. Selesaikan masalah berikut.
Latihan:
C. Kegiatan Akhir
a. Lakukan persiapan untuk mempresentasikan temuan pada aktivitas yang sudah dilakukan.
b. Presentasikan temuan kelompok Saudara atau simaklah presentasi yang disampaikan oleh
kelompok lain.
A. Sejarah Eksponen
Sejarah penulisan eksponen
Pada abad ketiga Diophantus menyatakan pangkat dua dengan lambang . Delta sebagai
singkatan dari kata dunamis yang berarti “daya”. Demikian juga untuk pangkat tiga atau
kubik dinyatakan dengan lambang K. Kappa sebagai singkatan dari kata kubos yang berarti
“kubik”.
Lambang berhitung Hindu menyatakan kuadrat dengan lambang bujur sangkar, digunakana
pada abad ke-11. Pada abad ke-17 Oughtred menyatakan pangkat dengan kotak bujur
sangkar, pangkat 5 ditulis 5.
Pangkat dengan bilangan pecahan pertama digunakan oleh Nicole Oresme pada tahun 1360.
p.1
Oresme menuliskan lambang berhitung pangkat pecahan dalam bentuk 1 4 atau p.2 4 untuk
p½
Lambang berhitung pangkat seperti yang kita pergunakan sekarang baru ada setelah
dipergunakan oleh Harriot pada abad ke-17. Pada zaman yang sama Rene Descartes
menggunakannya juga, namun Descartes masih menyatakan A2 dengan AA dan A3 dengan
AAA, dan demikian seterusnya.
Jika kita membandingkan penulisan 2 ×2 ×2 ×2 ×2 ×2 ×2 ×2dengan 28, maka penulisan terakhir tampak
lebih simpel. Bilangan 28 merupakan contoh bentuk pangkat bulat positif. 28 dibaca “dua pangkat delapan”.
Pada simbol 28, angka 2 disebut basis atau bilangan pokok (dasar) dan angka 8 disebut pangkat atau
eksponen.
Definisi
Jika a bilangan Real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah perkalian berulang
sebanyak n kali dari a , yaitu:
a n=a⏟
× a ×a × …× a
n faktor
Contoh
a. 28 b. (−2 )3 ×52 ×7
a. 28 = ⏟
2 ×2 ×2 ×2 ×2 ×2 ×2 ×2 b. (−2 )3 ×52 ×7
8 faktor
= (−2 ) × (−2 ) × (−2 ) ×5 ×5 ×7
= 256
= −1400
Perhatikan:
504 2
3 2
∴ 504=2 ×3 ×7
252 2
126 2
63 3
21 3
7 7
1
3
(2 a ) 4 3 2 ( −2 a2 )
b. ( 7 × 7 )
2
a. c.
8 a
4
3 2 3
b. ( 7 × 7 ) ( −2 a2 )
2
(2 a ) 4 c.
a. 4
8 ¿ a
¿
( 2a )( 2 a ) ( 2 a ) ( 2 a )
¿
8
4
16 a
¿
8
4
¿2a
1 1
1. … ,1000 , 100 , 10 ,1 , , ,…
10 100
Barisan pertama terbentuk dengan pola bahwa nilai suatu suku adalah hasil bagi suku sebelumnya oleh 10.
Sedangkan barisan kedua terbentuk bahwa nilai suatu suku adalah 10 (sepuluh) pangkat kurang satu dari
pangkat suku sebelumnya.
1 1
selanjutnya1=10 0, =10−1, =10−2, dst.
10 100
Definisi
−n 1
Jika a ∈ R− {0 } dan n ∈ Z , maka a =
+¿¿
.
an
Contoh
1
a. 10−7 b.
5−4
1 1 1
a. 10−7 = b. =
10
7
5
−3
1
3
5
3
¿5
1 1
a. √ 50 b. 0
5 −5 −5
−1 −2
c. −7
− 7
1−2 2 −1
0
a. √ 5 =1 1 1
c. −7
− 7
1−2 2 −1
1 1 1 1
b. 5 0−5−1 −5−2=1− − 2 ¿ −
5 5 1 7
1− 7 2 −1
1 1 2
¿ 1− −
5 25
1 1
25−5−1 ¿ 7
− 7
¿ 2 −1 2 −1
25 7
2
19
¿
25
7 7
2 1 2 −1
¿ 7
− 7 = 7 =1
2 −1 2 −1 2 −1
m n m+n m n
1. a ×a =a 3. ( a ) =a
mn
m
a m −n
n
4. ( ab ) =a ⋅b
n n
2. n
=a ¿(untuk a ≠ 0)
a
()
n n
1 a a
¿ =a − ( n−m ) 5. = n (untuk b ≠ 0)
n−m b b
a
Contoh
( )
−6 −4 −1 −2
3 −7 0 2 1 2 +3
a. 5 ×5 ×5 b. 3
× c. −3 −1
7 28 2 +3
3 −7 0 3 + (− 7 ) +0 −1 −2 −1 −2 3 2
a. 5 ×5 ×5 =5 2 +3 2 +3 2 ⋅3
c. −3 −1
= −3 −1 × 3 2
¿5
−4 2 +3 2 +3 2 ⋅3
1 1 2 2
2 ⋅3 +2 ⋅3
3 0
¿ = ¿
5 625
4 0 2 3 1
2 ⋅3 +2 ⋅3
( ) ( )
−6 −4 −6 −4
2 1 2 1 4 ⋅9+ 8 ⋅ 1
b. × = × 2 ¿
7
3
28 7
3
2 ×7 1⋅ 9+8 ⋅ 3
−6
2 4 36+8 44 4
× ( 2 ×7 )
2
¿ 3 ¿ = =
7 9+24 33 3
−6 8 4
2 ×2 ×7 Cara lain:
¿ 3
7
1 1
2
¿ 2 × 7=28 −1 +
−2
2 +3 2 9 8 ⋅9
= ×
2−3 +3−1 1 + 1 8 ⋅9
8 3
36+8 44 4
¿ = =
9+24 33 3
Bacaan Penunjang : Buku Penerbit Erlangga Matematika kelas X Kurikulu merdeka tahun
2022
Instrumen Asesmen:
1) Awal
2) Proses
LEMBAR OBSERVASI
1.
2.
3.
ii.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jumlah Skor
Nilai = Skor maksimal
x 100
0 – 40 41 – 65 66 – 85 86 – 100
Glosarium
- Eksponen : Nilai yang menunjukkan derajat kepangkatan suatu bilangan
- Persamaan eksponen: persamaan yang bilangan pokok dan pangkatnya memuat
variable
- Fungsi eksponen: fungsi berbentuk perpangkatan dengan variabel bebasnya adalah
pangkat dari konstanta fungsi tersebut
Daftar pustaka
Susanto, Dicky, dkk. (2021). Matematika SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan.
Sutisna, Entis. (2020). Fungsi Eksponen Dan Fungsi Logaritma Matematika Peminatan
Kelas X. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan
DIKMEN.
Arif Ediyanto (2022). Matematika SMK/MAK Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga