Nalisis Likuiditas Pada Perusahaan PDAMI
Nalisis Likuiditas Pada Perusahaan PDAMI
MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2008
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................................1
Daftar pustaka....................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan
ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih
memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Dalam melakukan hal tersebut di dalam
sebuah perusahaan atau lembaga usaha diperlukan manajemen yang baik, yang bisa
perekonomian tersebut karena terdapat banyak rintangan yang harus dihadapi. Salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah dengan ditetapkannya suatu dasar kebijakan untuk
memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masing-masing daerah agar dapat
mungkin.
untuk memberikan bantuan pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
Berdasarkan hal tersebut manajemen yang handal harus ada disetiap perusahaan.
Dimana keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
panjang tergantung dari keputusan tim manajemen. Selain itu manajemen juga perlu
melakukan penilaian atas kinerja keuangannya per periode sehingga berdasarkan hasil
iii
kinerja tersebut tim manajemen dapat mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut.
Yang nantinya akan berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik
daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat. Sebuah perusahaan
yang didirikan oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah berupaya untuk menigkatkan kinerja
keuangannya yang salah satunya bercermin dari tingkat keuntungan yang diperoleh per
periode.
dapat dihitung tingkat likuiditas rasio lancar yang membandingkan total aktiva lancar
dengan total kewajiban lancar, yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar
Current Ratio
Tahun 2006-2007
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa Current Ratio Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Intan Banjar mengalami peningkatan dalam kisaran yang agak
rendah yaitu 0,7 poin dari tahun sebelumnya. Sedangkan rasio lancar yang normal adalah
berkisar dari 1,5 s/d 2. Jadi di tahun 2006 kemampuan likuiditas Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) sudah stabil, kemudian di tahun 2007 mengalami peningkatan yang
iv
berakibat terlambatnya perusahaan memenuhi finansial jangka pendeknya. Sehingga
masih diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi tingkat rasio lancar yang nantinya akan
pendek.
2. Rumusan Masalah
rumusan masalah dari Analisis Likuiditas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
tingkat likuiditas sebagai salah satu alat ukur untuk mengukur kinerja pada
Tujuan Khusus :
Menghitung dan menganalisa Current Ratio dan Quick Ratio Perusahaan Daerah
v
Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran kepada Perusahaan Daerah Air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Landasan Teori
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva
vi
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan
angka ratio modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick rasio, perputaran piutang
tetapi dengan menghubungkan jumlah kas aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban
lancar, analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan mudah.
Terdapat dua macam rasio likuiditas yang sering digunakan yaitu rasio lancar (current
2. Modal Kerja
Modal kerja merupakan hal yang paling utama dalam mendirikan sebuah
perusahaan. Modal kerja merupakan selisih antara total aktiva lancer dengan utang
lancer. Jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan menjadi perhatian besar para
kreditor jangka pendek, karena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai
dari sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran kembali
jangka pendek. Makin besar angka modal kerja ini, berarti semakin besar kepastian
Modal kerja yang tinggi tidak memberikan jaminan bahwa utang akan dapat
dibayar pada saat jatuh temponya. Tingginya angka modal kerja dapat disebabkan
adanya persediaan yang tidak laku terjual atau telah using. Oleh karena itu, untuk
memperoleh perspektif yang benar, angka modal kerja harus dilengkapi dengan
angka-angka cureent ratio, quick ratio, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
vii
Rasio lancar (current ratio) merupakan salah satu metode yang paling sering
yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yang
membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Aktiva lancer
membandingkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancer benar-benar bisa
tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan
adanya piutang yang tidak tertagih yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk
membayar utang. Untuk menguji apakah alat bayar yang digunkan tersebut likuid
perusahaan harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak sesuai
harus dikeluarkan dari aktiva lancer. Alat bayar yang kurang likuid ini misalnya
tersebut mulai membayar tagihannya (utang usaha) dengan lebih lambat, meminjam
dari bank, dan lain sebagainya. Jika kewajiban lancer meningkat lebih cepat
dibandingkan aktiva lancer, maka rasio lancer akan turun dan hal ini akan
besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas relative lebih cepat, maka hal ini paling
viii
Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih teliti dapat ditemukan pada angka
ratio yang disebut rasio cepat (quick ratio). Pada rasio ini persediaan dan persekot
biaya dikeluarkan dari total aktiva lancer, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva
lancer yang likuid saja yang dapat dibagi dengan utang lancer.
sumber kas yang bias segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada
Persediaan adalah aktiva lancer yang paling tidak likuid, dan bila terjadi
likuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian.
5. Laporan Keuangan
suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada
ix
Kegunaanya adalah untuk memberikan gambaran mengenai prestasi yang
dalam perusahaan tersebut, seperti manajer perusahaan, para pemilik atau pemegang
sebagai berikut:
1 Manajer Perusahaan, untuk mengetahui keadaan atau posisi pada masa lalu untuk
yang akan dating dan mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan agar
2 Para Pemilik atau Pemegang Saham, untuk mengetahui keadaan perusahaan dan
menjaga keamanan dana yang ditanamkannya pada perusahan tersebut serta untuk
yang bersangkutan.
6. Neraca
keadaan atau jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan
pada waktu tertentu. Neraca menunjukkan posisi keuangan pada perusahaan pada saat
x
tertentu, biasanya pada awal dan akhir tahun pada periode tertentu. Pada sebelah
periode tertentu.
a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga
perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar pokok perusahaan.
d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil sehingga akhirnya
4. Penelitian Sebelumnya
pada PT. Mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil penelitian Wildaniah menjelaskan
bahwa pada PT. Mensa Bina Sukses Banjarmasin dari tahun 1999-2002 tingkat
perusahaan dengan alat ukur current ratio dan quick ratio pada tahun 2002 menunjukkan
xi
tingkat rasio menurun dari tahun-tahun sebelumnya, namun masih dianggap cukup bagus
sebab mendekati prinsip keamanan 200% atau 2:1 dan 100% 1:1.
Tingkat solvabilitas perusahaan dengan alat ukur total asset to debt ratio
menunjukkan tingkat rasio yang cukup bagus sebab dari 1999-2002 melebihi ketentuan
rasio yang baik 120%. Berarti seluruh aktiva yang dimlikinya mampu untuk membayar
seluruh utangnya. Sedangkan net worth to debt ratio masih dianggap kurang bagus sebab
dari tahun 1992-2002 rasionya masih berada dibawah kisaran 100% (berpatokan pada
rasio yang lebih baik dari 100%) berrti perusahaan lebih banyak dibiayai oleh modal
penurunan, meski tahun 2000 meningkat namun kenaikannya relatif kecil. Berarti
tentang rasio keuangan. Perbedaannya adalah rasio yang diteliti lebih fokus pada rasio
dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tingkat penggunaan modal dan kewajiban
menggunakan analisis rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancer dan rasio cepat kita
Laporan Keuangan
xii
Analisis Likuiditas
Kewajiban Lancar
Aktiva Lancar - Persediaan Aktiva Lancar Kewajiban
angan merupakan t yang digunakan Lancar ditas
k me nganalisis
Laporan
suatu perusahaan. Dari variabel-variabel di dalam analisis likuiditas ini menggunakan alat
Dari analisis ini dapat diketahui kondisi keungan perusahaan sehingga dapat
untuk memperbaiki keadaan keuangannya. Dengan kebijakan serta langkah yang tepat
maka diharapkan dapat membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan, baik
xiii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Yang menjadi objek penelitian saya adalah Perusahaan Daerah Air Minum
Kalimantan Selatan.
xiv
Adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan
kewajiban lancar.
Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu Quick Ratio dan Current Ratio.
Quick ratio terdiri dari aktiva lancer dikurangi dengan persediaan dibandingkan
lancar (utang).
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu
data yang berbentuk angka, seperti laporan keuangan tahun 2006 sampai tahun
2007.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
xv
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis memperoleh data dan informasi
dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan melalui surat kabar dan selanjutnya
Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisa data kuantitatif yang
didapat dari laporan keuangan PDAM Intan Banjar pada tahun 2006-2007 yang
berkaitan dengan analisis rasio likuiditas. Yang dapat dilihat sebagai berikut:
Rasio Likuiditas
1) Current Ratio
2) Quick Ratio
x
DAFTAR PUSTAKA
Eugene F. Brigham dan Joel F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku ke-1.
Jakarta: Eralangga
Yogyakarta