Anda di halaman 1dari 8

PROBLEMATIKA BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA KELAS VI


MI AL-FALAH DAN MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KANIGORO

Dewi Lailatul Istiana(1), Kristina(2), Maysa Puspita Nadalina(3), Narizka Nurul Khofifah(4)
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar , Universitas Nahdlatul Ulama’ Blitar
Jl. Masjid No. 22 Kota Blitar
Email : dewiistiana09@gmail.com(1), krisabi2504@gmail.com(2), maysapspt24@gmail.com(3),
narizkarizka48@gmail.com(4)

Abstrak

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk menanamkan dan menumbuhkan


kemampuan berbahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat membantu
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Dalam
penerapannya terdapat unsur-unsur pendukung yang harus dipenuhi agar dapat mencapai tujuan,
unsur-unsur yang menjadi pendukung salah satunya adalah sumber belajar. Terdapat banyak
kemungkinan dalam pelaksanaannya, salah satunya adalah munculnya problematika. Problematika
yang muncul pada operasional contohnya adalah problematika terkait bahan ajar dan media
pembelajaran. Penelitian ini disusun untuk menganalisis problematika bahan ajar dan media
pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan
data yang diperoleh dari wawancara kepada guru kelas VI MI Al-Falah dan MI Maftahul Ulum
Kecamatan Kanigoro. Melalui artikel ini kita dapat mengetahui problematika apa saja yang dihadapi
guru terkait bahan ajar dan media pembelajaran terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Sehingga diharapkan kita selaku calon pendidik mampu lebih lanjut dalam hal mencari solusi jika
menemui problematika yang sama di lapangan sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
Selain itu juga diharapkan sebagai calon pendidik mampu lebih berinovasi lagi dalam
mengembangkan bahan ajar dan media pembelajaran untuk peserta didiknya.

Kata kunci : Problematika, Bahasa Indonesia, Bahan Ajar, dan Pembelajaran

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di
sekolah. Adanya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan guna meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik dan
benar baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan Indonesia. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia diintegrasikan
dalam tema bersama empat muatan pembelajaran lainnya. Tentunya dalam pelaksanaan
pembelajaran ini sendiri, memerlukan unsur unsur pendukung guna mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Unsur-unsur pendukung ini salah satunya sumber belajar. Bahan ajar
dan media pembelajaran merupakan contoh dari sumber belajar yang mendukung proses suatu
pembelajaran. Tidak menutup kemungkinan dalam pelaksanaannya, problematika terkait
bahan ajar dan media pembelajaran ini terjadi. Dimana problematika ini dapat berasal dari pra,
proses, maupun pasca pembelajaran ini dilaksanakan.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Menurut Sugiono (2010 : 9) penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan
analisis data bersifat induktif. Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif deskriptif
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan
observasi. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2002 : 3) mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai cara untuk melakukan pengamatan langsung pada individu dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut untuk mendapatkan data yang digalinya. Penelitian ini
memusatkan diri secara sungguh-sungguh pada satu objek tertentu yang mempelajarinya
sebagai suatu kasus.
Penelitian ini dilakukan pada guru kelas VI di MI Al-Falah dan MI Maftahul Ulum
Kecamatan Kanigoro. Adapun waktu penelitian ini adalah pada Jum’at, 4 Juni 2021 untuk
narasumber MI Al-Falah dan pada Senin, 3 Mei 2021 untuk narasumber MI Maftahul Ulum.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara kepada guru terkait.
Analisis datanya menggunakan 3 langkah utama, yaitu reduksi data, display atau sajian data,
dan verifikasi atau penyimpulan data. (Miles dan huberman dalam Susilana (tanpa tahun))

PEMBAHASAN

Pengertian Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Nasution (1992:205), bahan ajar adalah salah satu fitur modul ataupun
substansi pendidikan yang disusun secara sistematis, dan menunjukkan secara utuh dari
kompetensi yang hendak dipahami siswa dalam aktivitas pendidikan. Mudlofar (2012:128)
menjelaskan bahan ajar merupakan seluruh wujud bahan yang digunakan buat menolong guru
ataupun instruktur dalam melakukan aktivitas belajar mengajar. Bahan ajar menurut Prastowo
(2014 : 17) merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara
sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaah
implementasi pembelajaran. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahan ajar merupakan seluruh
bahan (baik data, perlengkapan, ataupun bacaan) yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan wujud utuh dari kompetensi yang hendak dipahami siswa serta digunakan dalam
proses pendidikan.

Menurut Criticos dalam Daryanto (2015 : 4) kata media berasal dari bahasa Latin, yang
wujud tunggalnya merupakan medium. Media pembelajaran adalah fasilitas perantara dalam
proses pendidikan. Yaumi (2017) menjelaskan dalam makalahnya bahwa media pembelajaran
adalah semua perangkat lunak (software) dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi
sebagai peralatan yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan pembelajaran dari pengirim
kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
peserta didik sehingga terjadi efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2011 : 163), media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,
seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang
teknik. Menurut Indriana (2011 : 15) menjelaskan bahwa media adalah alat bantu yang sangat
bermanfaat bagi para siswa dan pendidik dalam proses belajar dan mengajar. Sedangkan
menutur AECT dalam Miarso (2011 : 457) mengartikan media sebagai bentuk saluran untuk
proses transmisi informasi. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan, media
pembelajaran merupakan seluruh suatu yang digunakan penyampai pesan (guru) kepada
penerima pesan (siswa) supaya siswa lebih tertarik serta berminat buat menekuni suatu
pembelajaran. Media pembelajaran ini berupa berbagai perlengkapan yang digunakan untuk
menolong pengajar dalam mengantarkan modul pendidikan supaya lebih gampang diterima
oleh partisipan didik.

Dimyati (2006 : 7) menjelaskan pembelajaran yaitu bagaimana membelajarkan siswa


atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya
sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan
peserta didik. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini haruslah kita
sadari benar-benar, apalagi bagi para guru bahasa pada khususnya dan bagi para guru bidang
studi pada umumnya. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran
yang sangat penting di sekolah. Adanya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, bertujuan
agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan guna meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran
bahasa Indonesia diintegrasikan dalam tema bersama empat muatan pembelajaran lainnya.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahan ajar dan media pembelajaran
bahasa Indonesia merupakan suatu bahan yang disusun secara sistematis yang dipakai sebagai
sumber belajar, dimana bahan ini digunakan sebagai dasar untuk memahami suatu materi yang
diajarkan serta merupakan suatu yang digunakan sebagai penyampai pesan (guru) kepada
penerima pesan (siswa) supaya siswa lebih tertarik serta berminat buat menekuni suatu
pembelajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Analisis Problematika Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Al-
Falah dan MI Maftahul Ulum

Berikut adalah analisis problematika bahan ajar dan media pembelajaran Bahasa
Indonesia di MI Al-Falah dan MI Maftahul Ulum Kecamatan Kanigoro. Narasumbernya adalah
Siswa dan MI Maftahul Ulum. Bahan ajar yang digunakan di MI Al-Falah adalah LKS dan
buku pintar yang dibuat oleh pihak sekolah sendiri serta menggunakan buku digital untuk
menambah referensi guru. Sedangkan bahan ajar yang digunakan oleh guru di sekolah MI
Maftahul Ulum adalah LKS untuk siswa dan buku pegangan yang digunakan oleh guru, namun
terkadang guru di MI Maftahul Ulum juga mengambil bahan ajar dari google seperti buku
online.

Sementara itu, untuk metode pembelajaran yang dipakai dari masing – masing sekolah,
antara lain pada MI Al-Falah, pembelajaran biasanya dilakukan dengan melakukan praktek
langsung di lapangan. Tetapi pada saat pandemi diganti dengan tugas yang dilakukan bersama
orang tua. Sedangkan pada MI Maftahul Ulum, metode dalam pembelajaran yang digunakan
adalah metode ceramah. Setelah berceramah mengenai materi pembelajaran, siswa diminta
untuk berdiskusi terkait pembelajaran yang telah disampaikan.
Media pembelajaran yang digunakan di MI Al Falah adalah menggunakan media LKS
dan buku pintar. Pada pembelajaran daring guru menggunakan e-learning serta diselingi
dengan menggunakan zoom, video pembelajaran, serta pesan suara via whatsapp, sesuai
dengan kemampuan gurunya. Sedangkan pada MI Maftahul Ulum, media yang digunakan
adalah LKS. Sebagai selingan LKSnya yaitu media pembelajaran yang ada di youtube.
biasanya guru mengambil materi pembelajaran dari video yang ada di youtube.

Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
masing – masing sekolah terkait bahan ajar yang digunakan. Kendala yang dialami oleh MI
Al Falah sendiri antara lain tidak semua guru di MI Al-Falah itu kreatif dan inovatif apalagi
MI Al-Falah adalah sekolah swasta, jadi fasilitasnya minim dan terkadang acuan yang dipakai
guru berupa acuan lama dan tidak di update. Sedangkan kendala yang sering dialami oleh MI
Maftahul Ulum yaitu berupa LKS yang kurang lengkap materinya, sarana prasarana yang
kurang memadai, kemudian juga terkendala di dana baik dana sekolah untuk melengkapi sarana
dan prasarana ataupun juga dari dana orang tua siswa untuk membeli bahan ajar yang kurang
misalnya buku paket.

Sementara itu kendala terkait media pembelajaran yang digunakan antara lain pada MI
Al Falah kendalanya saat pembelajaran daring dilaksanakan yakni HP yang dibawa orang tua,
gangguan sinyal dan kuota. Sedangkan kendala yang sering dialami oleh MI Maftahul Ulum
adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran, hal ini dikarenakan faktor usia guru yang
kebanyakan sudah menginjak tua dan guru juga enggan keluar dari zona nyaman, dengan kata
lain guru kurang inovatif dalam hal pembuatan media pembelajaran.

Metode pembelajaran yang digunakan pada masa pandemi di kedua sekolah ini antara
lain, untuk MI Al-Falah ketika tatap muka dilakukan dengan menerapkan shift. KBM
dilaksanakan dengan 2 hari mata pelajaran agama, 2 hari mata pelajaran umum dan 2 hari
penugasan Ketika daring, KBM dilaksanakan sampai sore, karena tidak semua HP yang
digunakan adalah HP milik siswa, ada juga yang bergandengan dengan orang tuanya. Dan
ketika pagi hari tidak semua HP berada di rumah ,ada juga yang di bawa kerja oleh
orangtuanya. Sementara itu, pada masa pandemi pembelajaran yang dilaksanakan oleh MI
Maftahul Ulum adalah daring melalui aplikasi whatsapp. Aplikasi ini juga digunakan untuk
mengkoordinir siswa dalam mengerjakan tugas maupun sebagai sarana untuk mengshare video
pembelajaran dari youtube.
Ada beberapa perbedaan yang dapat dilihat dari 2 sekolah ini dalam menggunakan
bahan ajar dan media pembelajaran. Pada MI Al-Falah, media yang digunakan pada sebelum
pandemi rata-rata hanya menggunakan LKS dan buku pintar saja, tergantung kekreatifan dan
keinovatifan gurunya. Sedangkan ketika pembelajaran daring, penggunaan media elektronik
tergantung pada wali kelas dan tema pembelajaran yang akan dipelajari. Biasanya
menggunakan zoom, video pembelajaran, pesan suara via whatsapp. Pada MI Maftahul Ulum,
media pembelajaran yang biasa digunakan sebelum masa pandemi di adalah menggunakan
LKS saja. Sedang media pembelajaran yang digunakan saat pandemi adalah LKS dan
terkadang diselingi pemberian video pembelajaran yang ada di youtube.

Jika diukur dari keefektifan media pembelajaran yang digunakan pada kedua sekolah
tersebut, guru menjelaskan media pembelajaran yang mereka gunakan sebetulnya dinilai
kurang efektif. Pada MI Al-Falah, kejenuhan terjadi pada pembelajaran online. Karena tidak
semua guru bisa membuat siswa terus bersemangat dan tetap memperhatikan media
pembelajaran yang dibuat oleh guru tersebut. Tergantung guru bisa atau tidak mengembangkan
media belajar menjadi asyik dan tidak membuat bosan siswanya. Sedangkan pada MI Maftahul
Ulum, anak sering bosan dengan media pembelajaran tetapi guru tetap menggunakan media
pembelajaran yang sama artinya guru belum memiliki solusi supaya anak tidak bosan dengan
media pembelajaran.

Solusi yang Ditawarkan Penulis

a. Menurut kelompok kami solusi dari kurang lengkapnya materi yang ada di dalam LKS
yaitu guru mendikte materi kepada saat tatap muka berlangsung, namun disaat pandemi
saat ini guru bisa mengakses dengan mencatat kan di kertas kemudian di foto kan dan di
kirim ke grup lalu menyuruh siswanya menulis di buku catatan masing-masing.
b. Solusi mengontrol tugas siswa saat pandemi misal ada siswa yang belum mengumpulkan
tugas maka hubungi secara pribadi siswa supaya segera mengumpulkan tugas
individunya. Guru juga bisa mengontrol 8 dengan cara video call atau bukti foto ketika
mengerjakan tugas atau bisa yang lainnya.
c. Solusi terkait dengan kebosanan anak dengan media pembelajaran bisa diakali dengan
mencari media yang menyenangkan dan menarik di dalam youtube dan dilakukan
bergantian misal hari senin menggunakan media pembelajaran LKS kemudian untuk hari
selasa menggunakan media yang ada di youtube, sehingga anak tidak bosan saat
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan media pembelajaran yang menarik siswa agar tidak mudah bosan.
d. Menurut kelompok kami solusi terkait kurangnya kreativitas dan inovasi guru bisa
diminimalisir dengan cara mengikutkan guru-gurunya untuk workshop atau salah satu
guru yang sudah memahami itu bisa membagikan ilmunya dan membimbing kepada guru
yang belum paham. Agar semua guru bisa seimbang dengan siswa.
e. Solusi mengenai media pembelajaran pihak sekolah mungkin bisa mensubsidi siswa yang
tidak mampu dengan bantuan kouta agar pembelajaran tetap maksimal.

PENUTUP
Kesimpulan
Bahan ajar dan media pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu bahan yang
disusun secara sistematis yang dipakai sebagai sumber belajar, untuk memahami suatu materi
yang diajarkan serta untuk menarik siswa agar lebih berminat menekuni suatu pembelajaran,
terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Tentunya banyak sekali problem yang dihadapi guru ketika menerapkan media dan bahan
ajar pada saat menyampaikan materi pembelajaran ditambah lagi dengan kondisi pandemi yang
saat ini membuat guru semakin kesusahan untuk menerapkan media dan bahan ajar. Setelah
kami melakukan observasi secara langsung, banyak kami jumpai hambatan-hambatan yang
mempersulit guru untuk menyampaikan materi yang diajarkan. Sehingga disini kami juga
menyertakan sedikit solusi yang menurut kami bisa dicoba untuk meminimalisir hambatan-
hambatan yang telah dialami oleh masing-masing guru.

Saran
Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu melihat setiap karakteristik peserta didik
terlebih dahulu agar dapat menentukan media yang tepat digunakan untuk peserta didik kita.
Melalui penelitian ini kita dapat mengetahui problematika apa saja yang dihadapi guru terkait
bahan ajar dan media pembelajaran terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga
diharapkan kita selaku calon pendidik mampu lebih lanjut dalam hal mencari solusi jika
menemui problematika yang sama di lapangan sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
Selain itu juga diharapkan pembaca selaku calon pendidik mampu lebih berinovasi lagi dalam
mengembangkan bahan ajar dan media pembelajaran untuk peserta didiknya.
DAFTAR RUJUKAN

Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jakarta: PT. Diva Press.

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.

Mudlofar, A. (2012). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Satuan Tingkat Guruan dan Bahan
Ajar dalam Guruan Islam. Jakarta : Rajawali Pers.

Nasution, S. (1992). Berbagi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Radar
Jaya Offset.

Poerwandari, E. K. 2005. Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia (edisi


Ketiga). Depok: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Renada Media.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta

Susilana, Rudi. Tanpa Tahun. Penelitian Kualitatif. Artikel. Universitas Pendidikan Indonesia.

Yaumi, Muhammad. 2017. Media Pembelajaran : Pengertian, Fungsi, dan Urgensinya bagi
Anak Milenial. Makalah. UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai