Anda di halaman 1dari 2

1.

Alasan diterapkan kelas rangkap (PKR)karena PKR merupakan cara yang lebih praktis dan
ekonomis.Dengan demikian , pengertian perangkapan tidak lagi semata-mata dilihat dari dua
atu lebih tingkat kelas yang berbeda,tetapi juga dalam satu tingkat kelas yang sama,namun
terdiri dari murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan yang berbeda.Perangkapan kelas
masih banyak dijumpai di Indonesia ,khususnya akibat kekurangan guru.
. Alasan geografis
Sekolah Dasar Sejahtera terletak di derah pegunungan yang lokasinya sulit diakses sehingga
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) bisa menjadi jawaban.
2. Alasan demografis
SD Sejahtera memiliki sedikit siswa. Jumlah seluruh siswa hanya 50 siswa dengan dengan
rincian 8 siswa kelas I, 10 siswa kelas II, 7 siswa kelas III, 8 siswa kelas IV, 9 siswa kelas V
dan 8 siswa kelas VI menyebabkan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) bisa dilaksanakan
dengan baik sekolah tersebut.
3. Alasan kurang guru
SD Sejahtera hanya memiliki 1 kepala sekolah dan 3 guru kelas. Tentu jumlah ini tidak
mencukupi dimana jumlah rombongan belajar di SD ini sebanyak 6 rombongan belajar.
Untuk mengatasi kekurangan guru ini, Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) merupakan solusi
yang paling tepat.

2. a.Dengan menggunakan model PKR 221,merupakan model PKR murni karena prinsip
keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik.model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karna
paling efektif di antara model PKR lainnya.namun model ini hanya mungkin diterapkan jika
jumlah siswa tidak terlampau banyak.

b.Bagan model 221

3. a.Model pelaksanaan PKR yang diterapkan oleh Bu Lani yaitu model PKR 222,proses
pembelajaran berlangsung dalam 2 ruangan berdekatan dengan kondisi jumlah siswa lebih
dari 20 orang,yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan dan memerlukan perhatian
khusus dari masing-masing kelas.
b. Kelemahan dari kegiatan pembelajaran buk Lani:
-Kelemahan kegiatan pendahuluan
Bu Lani melakukan kegiatan pendahuluan/membuka pembelajaran di masing-masing kelas.
Seharusnya kegiatan pendahuluan/membuka pelajaran dilakukan secara bersamaan. Bu Lani
bisa menyatukan kelas III dan kelas VI dalam satu kelas atau menggunakan halaman sekolah
jika ruang kelas tidak mencukupi.
-Kelemahan kegiatan inti:
Dalam kegiatan inti, Bu Lani membiarkan kelas VI menunggu dan tidak melakukan kegiatan
pembelajaran sehingga ribut selama 20 menit. Seharusnya Bu Lani mengatur kepindahan dari
ruangan secara seimbang. Saat Bu Lani di kelas III, seharusnya Bu Lani memberikan tugas di
kelas VI.
- Kegiatan penutup : Tidak diberikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas .

4.a. Rumusan indikator dan tujuan pembelajaran dalam rancangan pembelajaran tersebut
kurang tepat. Penggunaan kata kerja operasional memahami dalam indikator Bahasa
Indonesia dan IPA tidak operasional dan sulit untuk diukur.
b. Rumusan Indikator
Indikator Bahasa Indonesia
(1) Menjelaskan pengertian gagasan pokok
(2) Menentukan gagasan pokok dari teks yang dibaca
(3) Menjelaskan pengertian gagasan pendukung
(4) Menentukan gagasan pendukung dari teks yang dibaca
Indikator IPA
(1) Menggambarkan organ pernapasan manusia
(2) Membedakan fungsi organ pernapasan manusia
c. Rumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia
(1) Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menentukan gagasan pokok dari teks yang dibaca
dengan tepat.
(2) Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menentukan gagasan pokok dari teks yang dibaca
dengan tepat.
Tujuan pembelajaran IPA
(1) Melalui pengamatan terhadap torso, siswa dapat menggambarkan organ pernapasan
dengan tepat.
(2) Melalui observasi, siswa dapat membedakan fungsi organ pernapasan dengan benar.
d. Rancangan Pengalaman Belajar
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan inti(penyajian)
Kegiatan penutup

Anda mungkin juga menyukai