Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

NAMA : IRMAYANTI FIRMAN


NIM : 838056431

1. Dengan adanya pandemi penyebaran virus covid-19 yang melanda Indonesia bahkan
dunia, menyebabkan masyarakat harus tetap dirumah agar terhindar dari virus tersebut.
Oleh karena itu pemanfaatan media digital sangat efektif digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, untuk mengefektifkan waktu karna siswa belajar
dirumah maka pembelajaran kelas rangkap bisa dilakukan oleh guru melalui Zoom
Meeting, Google meet, google Class room dan lainnya
Contoh kasus
Indonesia memiliki 3,1 juta guru tetap ditambah lebih dari 700 ribu guru honorer. Sekitar
separuh dari jumlah tersebut memiliki kompetensi cukup untuk dapat mengajar dengan
baik. Sebagian dari guru kelompok terbaik berpotensi besar untuk menjadi mitra kerja
perusahaan pembelajaran digital.
Perusahaan digital Ruangguru, didirikan pada 2014, saat ini telah merekrut melalui
seleksi ketat sekitar 150 ribu guru untuk bergabung dalam platform mereka. Para guru ini
adalah mitra kerja Ruangguru sebagai tutor yang membantu anak memahami materi
pelajaran.

2. Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2, yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain :
a) Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru.
Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu murid
sebagai seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang berbeda satu
dengan yang lainnya untuk mampu mencapai perkembangan yang maksimum.
b) Membangkitkan motivasi belajar murid.
Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh setiap
murid dalam belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan penyemangat yang
dapat menggerakkan murid untuk belajar, yakni mengalami perubahan perilaku
dari tidak tahu menjadi tahu. Oleh karana itu, guru PKR harus senantiasa
memotivasi murid – muridnya untuk mau belajar baik dengan kehadiran gurunya
maupun tanpa guru dengan belajar secara mandiri.
c) Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha mengaktifkan
murid.
Dalam proses belajar individulah yang aktif sehingga dalam PKR guru harus
membiasakan muridnya belajar mandiri. Guru dapat menumbuhkan proses belajar
mandiri dengan cara menciptakan iklim belajar yang baik, yaitu dengan suasana
yang hangat, menyenangkan, dan menarik.
2. Prinsip Khusus
Ada 4 prisip khusus dalam PKR, antara lain :
a) Keserempakan kegiatan pembelajaran
Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan.
Kegiatan trsebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan
kebutuhan murid dan mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulim.
b) Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran
berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik
(WKA). PKR tidak member toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena
guru tidak terampil mengelola kelas. Oleh karena itu, guru PKR harus pandai –
pandai dalam mengelola kelas karena guru mengajar lebih dari satu tingkatan
kelas.
c) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara untuk
membangkitkan motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan perhatian
kepada muridnya. Kita ketahui bahwa guru PKR menghadapi dua kelas atau lebih
pada saat yang bersamaan. Peran guru disini adalah mampu meyakinkan
muridnya bahwa guru selalu berada bersama mereka. Oleh karana itu, guru PKR
harus pandai melakukan tindakan pengelolaan, seperti menunjukkan sikap
tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, member petunjuk dengan jelas.
d) Pemanfaatan sumber secara efisien
Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber secara
efisien. Seperti, lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di sekolah.
Guru juga dapat menunjuk murid yang pandai sebagai tutor sebaya sehingga
dapat menghasilkan Waktu Keaktifan Akademik yang tinggi (WKA).

Contohnya ;
Ibu Indri (bukan nama sebenarnya) mengajar di kelas 3 dan kelas 5. Murid dari kedua
kelas tersebut berada pada ruang kelas masing-masing, tetapi masih bersebelahan.
Pelajaran dimulai pukul 07.30. Ibu Indri pertama masuk di kelas 3 dan mulai mengabsen
muridnya. Tiba-tiba Nico baru saja datang, dialog terjadi karena keterlambatan salah satu
murid tersebut.
Kegiatan bu Indri berikutnya adalah menjelaskan pelajaran matematika. Sekali-kali
berhenti dan bertanya pada murid apakah ada yang belum dimengerti. Kemudian ia
memberi soal-soal dipapan tulis. Setelah itu, Ibu Indri masuk ke kelas 5. Di kelas 5 ia
juga mengabsen murid dengan cara yang tidak berbeda dengan apa yang dilakukan di
kelas 3. Bahkan terjadi dialog yang agak panjang karena Salma salah satu murid kelas 5
tidak hadir. Beberapa musid ditanya bu Indri tidak ada yang mengetahui keberadaan
Salma. Tapi tiba-tiba Martha cerita kalau pulang sekolah kemarin bersama Salma, ia
badannya panas dan hidungnya mengeluarkan darah.
Kemudian bu Indri menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia untuk hari itu. Seperti yang
dilakukan di kelas 3 tadi, setelah bu Indri menjelaskan dan memberi kesempatan bertanya
pada murid-murid kelas 5 lalu menulis beberapa soal di papan tulis dan menyuruh para
murid mengerjakannya secara individual.
Ibu Indri kembali lagi ke kelas 3 menanyakan apakah mereka sudah selesai mengerjakan
soal matematika. Kemudian bu Indri menyuruh beberapa murid untuk bergiliran maju
kedepan mengerjakan soal matematika dan secara bersama-sama dengan murid bu Indri
memeriksa jawaban murid. Semua murid dianjurkan untuk mencocokkan dengan
jawaban di papan tulis. Sebelum istirahat bu Indri kembali memberi soal matematika
sebagai PR. Selanjutnya bu Indri kembali masuk ke kelas 5. Apa yang dilakukan di kelas
5 sama saja dengan apa yang dilakukan di kelas 3. Mula-mula murid disuruh maju ke
depan mengerjakan soal, memeriksa bersama dan pada akhirnya murid disuruh
mencocokkan pekerjaannya dengan jawaban di papan tulis. Bu Indri kembali memberi
soal untuk dikerjakan di rumah, dan selesailah pelajaran bahasa Indonesia hari itu.

3. Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya
kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di
kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-
langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini
Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.
a) Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V
dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila
tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan
halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing
tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b) Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai
pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada
kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara
seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat
dimana guru harus berdiri di pintu penghubung.
c) Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu
penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai
materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan
sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk
masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d) Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

Anda mungkin juga menyukai