Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330278936

Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila

Article · January 2019

CITATIONS READS
0 8,060

4 authors, including:

Utami Rachmawati
Jakarta State University
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Utami Rachmawati on 10 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
dalam Perspektif Pancasila
Utami Rachmawati

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Kelas : B 2017
Utamirachmawati98@gmail.com

Dosen : Prof.Dr.Nadiroh, M.Pd

Mata Kuliah: Perencanaan Pembelajaran PPKn

Universitas Negeri Jakarta


Jalan Rawamangun Muka Nomor 1 Jakarta Timur,DKI Jakarta, Indonesia

Menurut UU No. 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Artinya Hak Asasi Manusia itu merupakan Hak dasar yang melekat pada diri manusia
itu sendiri yang tanpa hak tersebut manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. Oleh karena itu,
Hak Asasi Manusia ini sangat penting untuk dipahami dan dipelajari agar setiap orang dapat
menghargai hak yang melekat dalam dirinya serta hak orang lain yang berdampingan dengan hak
pribadinya. Maka dari itu, dengan adanya Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ini sangat
memfasilitasi seseorang untuk belajar lebih dalam lagi mengenai Hak yang melekat dalam
dirinya terutama pada perspektif Pancasila yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan untuk menjadi warga negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sesuai dengan kepribadian Indonesia.

Pada bab pertama mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas
XII Sekolah Menengah Atas (SMA) dimulai dengan materi yang berjudul “Kasus-Kasus
Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila”. Pada bab ini, materi yang
dipaparkan yaitu mengenai Substansi Hak Asasi Manusia dalam Pancasila, Kasus Pelanggaran
Hak Asasi Manusia di Indonesia, dan Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia. Bab materi ini terfokus pada keterkaitan antara nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
hidup dengan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang tidak semestinya agar dapat
dicegah untuk tidak terjadi hal-hal yang serupa dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut Dhewa (2017), Siswa yang berada pada jenjang yang lebih tinggi seperti SMA,
sudah seharusnya tidak hanya memiliki pemikiran tingkat rendah (LOT), tetapi juga harus
mencapai pemikiran tingkat tinggi (HOT). Menurut Marshall dan Horton (2011), High Order
Thingking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir yang mencakup pemikiran kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan kreatif. Kemampuan berpikir tingkat tinggi terdiri dari pemikiran
logis, pemikiran kritis dan kemampuan penalaran yang merupakan kemampuan dasar dalam
kehidupan sehari-hari, terlepas dari prestasi akademisnya. (Nadiroh, Nisa, & Siswono, 2018)
Untuk itu, dengan adanya pemikiran tingkat tinggi (HOTS) ini diharapkan siswa dapat lebih
kritis dalam menganalisis, mengidentifikasi, memaparkan, serta menunjukan perilaku yang
sesuai pengimplementasian dari hasil belajar pada materi bab ini.

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa materi pada bab ini terfokus kepada tiga sub
bagian. Untuk sub bagian yang pertama yaitu fokus kepada Substansi Hak Asasi Manusia dalam
Pancasila. dalam proses penegakan hak asasi manusia dilakukan dengan berlandaskan kepada
ideologi negara yaitu Pancasila. Pancasila mengandung jaminan atas hak asasi manusia yang
terdapat pada tiga nilai, yaitu nilai ideal, nilai instrumental dan nilai praksis. Dari ketiga nilai ini
siswa diharapkan dapat mengamalkan dan menunjukan perilaku yang sesuai dengan apa yang
didapat pada proses pembelajaran. Dan untuk mewujudkan pengimplementasian hal tersebut,
tentunya sangat dibutuhkan peran pendidik untuk menjadi contoh serta peran orang tua dalam
menanamkan nilai-nilai Pancasila tersebut.

Untuk sub bagian kedua yaitu mengenai Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Jenis pelanggaran HAM ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kejahatan
genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Salah satu contohnya yaitu kejahatan genosida
terhadap etnis minoritas muslim Rohingya di negara bagian Rakhine yang dilaporkan reuters
pada tanggal 28 Agustus 2018, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Contoh tersebut
merupakan contoh kasus pelanggaran HAM Internasional, dan tentunya terdapat pula kasus
pelanggaran HAM di Indonesia, yang sampai saat ini masih belum dapat dituntaskan
permasalahannya dalam penegakan keadilan. Sebelum mempelajari permasalahan tentang Hak
Asasi Manusia, seharusnya pendidik memberikan pemahaman dasar terlebih dahulu kepada
siswanya tentang hak yang melekat dalam dirinya serta fokus pada pengimplementasian dalam
kehidupan sehari-hari. Karena dengan seperti itu, siswa dapat lebih meningkatkan pemikiran
tingkat tinggi atau HOTS yang dimilikinya dalam menganalisis berbagai kasus pelanggaran yang
terjadi di Indonesia ataupun di lingkungan sekitarnya serta mengidentifikasi berbagai penyebab
yang memicu terjadinya dan memaparkan berbagai upaya untuk penyelesaiannya.

Maka dari itu, penanaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari sangat penting untuk diimplementasikan agar siswa yang mempelajari materi pada bab ini
dapat benar-benar memahami apa yang dinamakan dengan hak asasi manusia serta berbagai
kasus pelanggaran yang terjadi didalamnya melalui perspektif Pancasila untuk tidak melakukan
hal-hal yang tidak semestinya terjadi.
REFERENSI

 Nadiroh, Nisa, N. C., & Siswono, E. (2018). KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HOTS)
TENTANG LINGKUNGAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG AKADEMIK SISWA. Pendidikan
Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan, 1-14.

 Salikun, Rapii Pramedya, Yusnawan Lubis, & Asep Sutisna Putra. (2015). Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud. Retrieved from www.divapendidikan.com.

 Aryo Bakung. (2014, September 05). Delan. Blitar: 22.39.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai