Anda di halaman 1dari 2

Berbicara tentang agraria

Kita tahu bahwasanya dulu di era orde lama di jaman pemimpin sukoarno UUPA 1960 pernah di
jenangkan oleh sukarno. dimana disitu menjelaskan salahsatunya pembagian tanah untuk di Kelola
dikembalikan dan di manfaatkan oleh masyarakat secara merata, agar tidak ada oknum yg mempunyai
tanah berhektar”. Tetapi setelah di lengsernya sukarno dan digantikan oleh Suharto UU tersebut mulai
tdk terkontrol lagi karena kasus G30SPKI.

Setelah beberapa waktu itu presiden Suharto menetapkan swasumberdaya pangan yaitu membentuk
pembuatan food estate dimana yaitu pembukaan lahan gambut dikalimantan, tetapi yang terjadi pada
saat itu adanya kegagalan proyek tersebut.

dimana di era tersebut tolak ukur untuk orang mampu atau standarisasi orang yang mampu bisa
memakan nasi.

Jadi setelah kegagalan proyek food estate yang dijenangkan oleh Presiden Soeharto terdengar lagi di
era kepemimpinan Presiden Jokowi yang mana beliau ingin membuka food estate di Kalimantan dan
juga di pulau-pulau yang lain. Padahal kalua kita menengok sejarah di era Presiden Soeharto Program itu
gagal. Karena kita lihat aspek-aspek yang meskipun secara hal itu adalah dampak yang positif. Tapi kita
juga harus mengkaji dampak negatifnya. Banyak negatif maupun buruknya. Kalaupun banyak negatifnya
benar-benar diperhitungkan ulang. Dengan banyaknya dampak yang negatif, seharusnya, yang terjadi di
era yang lalu, pengkajian tentang pembukaan tersebut harus benar-benar diperhitungkan oleh Jokowi
secara. detail lagi.

Secara detail banyak aspek-aspek negatif, peralihan lahan gambut menjadi lahan pertanian, ini
mengakibatkan Rusaknya ekosistem alam terutama hutan semakin akan semakin hilang. tergerus oleh
lahan-lahan. Pertanian karena tidak dapat dipungkiri, di situ akan bisa mengakibatkan kegagalan panen,
seperti hama, yang menyerang tanaman yang akan ditanam. Entah itu. Tikus, ataupun mmm hewan
seperti babi hutan atau ulat dan lain-lain.

dari segi itu. Sebenarnya food estate bisa lebih optimal dilakukan apabila melihat peta potensi wilayah
yang tersebar di Indonesia. Katakanlah di Pulau Jawa yang subur bisa cocok untuk ditanami padi
karakteristiknya. Sedangkan di Pulau Kalimantan, karakternya cenderung bisa di pohon sagu. Untuk yang
di NTT atau NTB cenderung bisa ditanami untuk seperti jagung, gandum, ataupun sorgum kita melihat
apabila indonesia bisa memaksimalkan, mengoptimalkan tentang hasil-hasil pertanian agraria kita. Kita
dari hulu sampai hilir bisa membuat produk turunan dari beberapa tanaman tersebut. Akhirnya kita bisa
membuat produk tepung beras, seperti tepung jagung, akun tebu sorgum dijadikan kue, ataupun
makanan yang lain. Dan akhirnya bisa kita ekspor juga ke luar negeri dan akan menjadikan pendapatan
banyak untuk negara.
Sebenarnya undang-undang tentang agrafia ini cukup kompleks. Di mana salah satunya ini adalah
pembagian lahan untuk petani harus benar-benar dijamin haknya. Jangan sampai ada satu orang tapi
menguasai berjuta-juta hektar. harus diratakan dan dijamin. Seperti penggusuran dan lain-lain. Ini harus
dipertimbangkan untuk bangunan-bangunan. Karena yang Dibangun adalah lahan produktif di daerah
yang banyak Para petani, menanam hasil-hasil panen.

Untuk itu harus adanya sistem yang terintegrasi seperti kita sebagai mahasiswa ilmu komputer bekerja
Sama dengan pemerintah untuk memberikan penyuluhan kepada petani secara era digital. Dengan
bekerja di setiap kepala desa. Dengan mana membuat entah itu aplikasi untuk dibaca atau petunjuk-
petunjuk agar menarik kiat kaum muda untuk bertani juga, untuk regenerasi dan memberikan
kemudahan, penyuluhan untuk para petani-petani yang sudah lanjut usia agar menerapkan beberapa
teknologi ataupun hal-hal yang berdampak baik untuk hasil pertanian mereka hingga terintegrasi ke
para pembeli ataupun industri yang bisa menampung hasil-hasil pertanian mereka. Akhirnya di situ
kesejahteraan petani sudah terpenuhi lahannya, sudah didampingi untuk penanamannya maupun untuk
pengolahan hasil panennya, hingga ke ranah industi kebijakan harga eceran, di masyarakat bisa normal,
bersinambung, di situ akan terjadi sebuah kedaulatan pangan. Kita memanfaatkan hasil-hasil panen
yang ada dari petani. Atau Hasil produk lokal negara sendiri

Karena untuk mencapai aspek tentang pangan suatu negara dari mulai ketahanan pangan yang bersifat
untuk jangka sementara menuju transisi ke kemandirian, mengoptimalkan hasil-hasil panen, menyuluhi
para petani-petani agar terpenuhi. untuk masyarakat menuju kedaulatan pangan yang mana kita sudah
bisa daulat pangan untuk seluruh komponen terjamin, aman untuk masyarakat. adapun lebih hasil
panen bisa kita ekspor ke luar negeri untuk eh menjadikan devisa pendapatan negara. untuk itu peran
kita mahasiswa adalah menyatukan elemen-elemen sesuai dengan apa yang kita pelajari dan yang kita
bisa untuk mengintegrasi agar berkesinambungan. Untuk Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai