Anda di halaman 1dari 7

66

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KEHAMILAN (K1)


BERDASARKAN UMUR, PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA

Hermina Humune*
*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya
Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan Kunjungan K1 adalah kunjungan ibu pertama kali pada masa kehamilan. K1 dibagi
menjadi K1 murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas
kesehatan pada trimester 1. K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan
bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12 minggu). Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan
sebelum usia kehamilan 12 minggu. Di BPS Enny pemeriksaan kehamilan sudah mencapai target
(95%), tetapi tahun 2014-2016 rata-rata jumlah K1 akses (53,76%) lebih banyak dibandingkan K1
murni (46,33%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kunjungan K1 berdasarkan
umur, pendidikan dan sosial budaya di BPS Enny Surabaya periode Juni-Juli 2017. Metode :
Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang periksa di BPS Enny
periode Juni-Juli 2017. Pengambilan sampelnya dilakukan secara non probability sampling dengan
teknik accidental sampling. Besar sampel sebanyak 50 orang, data diperoleh dari data primer dan
sekunder, dan hasilnya diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil Hasil penelitian
menggambarkan mayoritas kunjungan adalah K1 akses sebanyak 54%. Ibu hamil yang melakukan K1
murni mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 12 orang (60%), berpendidikan menengah sebanyak
11 orang (61,11%) dan sosial budaya yang mendukung kesehatan sebanyak 12 orang (52,17%),
sedangkan ibu hamil yang melakukan K1 akses mayoritas berumur < 20 tahun sebanyak 11 orang
(64,71%), berpendidikan rendah sebanyak 13 orang (65%), dan sosial budaya yang tidak mendukung
kesehatan sebanyak 16 orang (59,26%). Diskusi :. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan di BPS
Enny, ibu hamil yang melakukan K1 akses masih banyak. Oleh karena itu, kita sebagai petugas
kesehatan mampu memberikan penyuluhan kepada WUS yang akan menikah tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan sedini mungkin minimal sebelum usia kehamilan 12 minggu.

Kata Kunci : K1, Karakteristik


PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di
Permasalahan utama yang saat ini Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan
masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH)
ibu di Indonesia adalah masih tingginya pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH
angka kematian ibu yang berhubungan pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun
dengan persalinan. Menghadapi masalah ini demikian, masih diperlukan upaya keras
maka program Safe Motherhood yang untuk mencapai target RP JMN 2015-2014
mempunyai prioritas pada peningkatan yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014
pelayanan kesehatan wanita terutama pada dan tujuan pembangunan Milenium
masa kehamilan, persalinan dan pasca (Millenium Development Goals), yaitu
persalinan. Perawatan kehamilan AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015.
merupakan salah satu faktor yang amat Faktor yang berkontribusi terhadap
perlu diperhatikan untuk mencegah kematian ibu, secara garis besar dapat
terjadinya komplikasi dan kematian ketika dikelompokkan menjadi penyebab
persalinan, disamping itu juga langsung dan penyebab tidak langsung.
untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan Penyebab langsung kematian ibu adalah
janin. Setiap usia ibu hamil memiliki faktor yang berhubungan dengan
keuntungan dan kerugian tersendiri bagi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
kehamilan. Namun idealnya, kehamilan nifas seperti perdarahan, pre
terjadi di usia reproduksi, yakni usia 25-35 eklamsi/eklamsia, infeksi, persalinan
tahun (Anna, L.K, 2017). macet dan abortus (Kementerian
Kesehatan RI, 2014). Penyebab tidak
67

langsung kematian ibu adalah faktor-faktor “kunjungan’ disini tidak mengandung arti
yang memperberat keadaan ibu hamil bahwa ibu hamil yang berkunjung ke
seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak ke
(16 tahun), terlalu tua (> 35 tahun) usia ibu tenaga kesehatan (di posyandu, pondok
untuk hamil, terlalu sering melahirkan dan bersalin desa, kunjungan rumah) dengan
terlalu dekat jarak kelahiran) menurut ibu hamil untuk memberikan pelayanan
SDKI 2002 sebanyak 22,5%, maupun yang antenatal sesuai standart dapat dianggap
mempersulit proses penanganan sebagai kunjungan. Kunjungan baru ibu
kedaruratan kehamilan, persalinan, dan hamil (K1) adalah kunjungan ibu yang
nifas seperti TIGA TERLAMBAT pertama kali pada masa kehamilan. Depkes
(terlambat mengenali tanda bahaya dan RI nenetapkan target K1 tahun 2016 adalah
mengambil keputusan, terlambat mencapai 96% (Kementrian Kesehatan, 2015). K1
fasilitas kesehatan dan terlambat dalam murni adalah kontak ibu hamil pertama
penanganan kegawatdaruratan). Faktor kali dengan petugas kesehatan untuk
lainnya adalah ibu hamil yang menderita mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
penyakit menular (malaria, HIV/AIDS, dengan standart dan dilakukan pada
Tuberkulosis, Sifilis) maupun penyakit trimester 1. K1 akses adalah kontak
menurun (hipertensi, diabetes millitus, pertama ibu hamil dengan petugas
asma). kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
Pemeriksaan antenatal adalah antenatal sesuai standart dan dilakukan
pengawasan sebelum persalinan terutama bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12
ditujukan pada pertumbuhan dan minggu).
perkembangan janin dalam rahim. Ibu Cakupan ibu hamil adalah
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi presentasi ibu hamil di suatu wilayah
bidan atau dokter sedini mungkin dalam kurun waktu yang pernah mendapat
semenjak ia merasa dirinya hamil/tidak pelayanan antenatal sesuai standart paling
haid untuk mendapatkan pelayanan/asuhan sedikit 1 kali selama kehamilan trimester I,
antenatal, minimal sebelum usia kehamilan 1 kali selama kehamilan trimester II dan 2
12 minggu (Saifuddin, 2006). Bahkan kali selama kehamilan trimester III
menurut Depkes (2015) pemeriksaan (Depkes RI, 2004).
kehamilan sebaiknya dilakukan sebelum Data yang diperoleh dari Kota
usia kehamilan 8 minggu. Pemeriksaan Surabaya tentang Kunjungan Kehamilan
ANC bertujuan untuk memantau kemajuan (K1) tahun 2013-2015.
kehamilan dan memastikan kesehatan ibu Table 1 Data Kunjungan Kehamilan (K1)
dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan di Kota Surabaya Tahun 2013-
dan mempertahankan kesehatan fisik, 2015.
mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali ∑ Ibu
Kunjungan
∑ K1
secara dini adanya ketidaknormalan atau Tahun Kehamilan
hamil (%)
komplikasi yang mungkin terjadi selama (K1)
hamil, mempersiapkan persalinan cukup 2013 48.839 46.912 96,05 %
bulan, mempersiapkan ibu agar masa nifas 2014 46.390 45.629 98,36 %
berjalan normal dan memberikan ASI 2015 43.814 43.359 98,96 %
ekslusif, serta mempersiapkan peran ibu Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan keluarga dalam menerima kelahiran Dari data diatas dapat disimpulkan
bayi agar dapat tumbuh kembang secara bahwa Kunjungan Kehamilan (K1) di Kota
normal (Saifuddin, 2006). Surabaya sudah mencapai target.
Kunjungan ibu hamil adalah Data yang diperoleh dari BPS
kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan Enny Juniati tentang kunjungan kehamilan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal (K1) tahun 2014-2016.
sesuai standart yang ditetapkan. Istilah
Tabel 2 Data Kunjungan Kehamilan (K1) di BPS Enny Juniati Surabaya Tahun 2014-2016.
∑ Kunjungan K1 Murni K1 Akses ∑ K1
Tahun
Bumil Murni Murni (%) Akses Akses (%) (%)
2014 680 260 38,24% 420 61,76% 100
2015 705 369 52,34% 336 47,66% 100
68

2016 785 380 48,41% 405 51,59% 100


Sumber : BPS Enny Juniati
Dari data diatas Kunjungan Baru minggu masih banyak, padahal menurut
Ibu Hamil (K1) di BPS Enny J sudah Saifuddin (2006) menyatakan bahwa
mencapai target (95%), tetapi tahun 2014- pemeriksaan kehamilan sebaiknya
2016 rata-rata jumlah kunjungan dilakukan sedini mungkin semenjak ia
kehamilan K1 akses (53,76%) lebih merasa dirinya hamil/ tidak haid untuk
banyak dibandingkan K1 murni (46,33%). mendapatkan pelayanan antenatal minimal
Hal tersebut menandakan bahwa ibu hamil sebelum usia kehamilan 12 minggu.
yang periksa kehamilan lebih dari 12
Tabel 3 Data Umur Ibu Hamil yang Berkunjung di BPS Enny J Surabaya Tahun 2016
Umur
Kunjungan Kehamilan
< 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun
(K1)
∑ % ∑ % ∑ %
Murni 124 32,63 153 40,26 103 27,11
Akses 144 35,56 133 32,84 128 31,60
Sumber : BPS Enny J Surabaya
Dari table 3 Data Umur ibu hamil sedangkan pada Kunjungan Kehamilan
(K1) murni lebih banyak berumur 20-35 (K1) akses lebih banyak berumur < 20
tahun yaitu sebanyak 153 orang (40,26 %), tahun yaitu sebanyak 144 orang (35,56 %).
Tabel 4 Data Pendidikan Ibu Hamil yang Berkunjung di BPS Enny J Surabaya Tahun 2016
Pendidikan
Kunjungan Kehamilan
Rendah Menengah Tinggi
(K1)
∑ % ∑ % ∑ %
Murni 92 24,21 135 35,53 153 40,26
Akses 148 36,54 136 33,58 121 29,88
Sumber : BPS Enny J Surabaya
Dari tabel 4 Data Pendidikan ibu mempengaruhi wawasan seseorang
hamil (K1) murni lebih banyak terhadap nilai-nilai yang baru dikenalkan,
berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 153 termasuk pentingnya pemeriksaan
orang (40,26 %), sedangkan pada kehamilan secara teratur ke petugas
kunjungan Kehamilan (K1) akses lebih kesehatan (Nursalam dan Pariani, 2001).
banyak berpendidikan rendah yaitu Selain umur dan pendidikan, sosial budaya
sebanyak 148 orang (36,54 %). juga mempengaruhi kunjungan kehamilan
Faktor-faktor yang mempengaruhi (K1). Sosial budaya adalah segala sesuatu
Kunjungan Kehamilan antara lain: yang mengenai masyarakat meliputi
karakteristik ibu (umur, paritas, pendidikan pengetahuan, kepercayaan, adat istiadat
dan pekerjaan) dan faktor pendukung dan kemampuan lain serta kebiasaan yang
(sosial, ekonomi, dukungan keluarga, didapat oleh manusia sebagai anggota
ketersediaan waktu dan sarana kesehatan) masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan, adat
serta faktor pendorong (sikap petugas). istiadat dan perilaku masyarakat sering kali
Umur ibu dapat mempengaruhi kunjungan merupakan penghalang atau penghambat
kehamilan, semakin cukup umur tingkat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat.
kematangan dan kekuatan seseorang akan Perilaku, kebiasaan, dan adat istiadat yang
lebih dewasa dalam berfikir. Sehingga merugikan seperti misalnya memeriksakan
umur yang cukup (tidak terlalu tua dan kehamilan setelah merasakan gerakan
tidak terlalu muda) akan membuat ibu janin. Tingkat kepercayaan masyarakat
berfikir dewasa tentang kebutuhan dirinya. kepada petugas kesehatan, dibeberapa
Salah satunya adalah memeriksakan wilayah tertentu masih rendah. Mereka
kehamilannya. Pendidikan juga masih percaya kepada dukun karena
mempengaruhi kunjungan kehamilan kharismatik dukun tersebut yang
karena semakin tinggi tingkat pendidikan sedemikian tinggi, sehingga ia lebih
seseorang, semakin mudah menerima senang berobat dan meminta tolong pada
informasi sehinga semakin banyak pula dukun (Tarigan, F. Br, 2006). Diihat dari
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya letak geografisnya, BPS Enny J terletak
pendidikan yang kurang akan dekat dengan pulau Madura, dimana
69

mayoritas masyarakat yang bermukim Penelitian ini dilakukan pengambilan data data
bukan hanya suku jawa tetapi juga terdapat bulan Maret sampai bulan Agustus 2017
suku-suku tertentu termasuk Madura. bertempat di BPS Enny J, Surabaya. Populasi
Dampak dari kunjungan baru ibu pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
hamil (K1) bila ≥ 12 minggu adalah yang yang periksa di BPS Enny J Surabaya periode
rendah bagi ibu dan janin adalah adalah Juni-juli 2017 sebanyak 148 orang, besar
kurangnya informasi ibu hamil tentang sampel adalah 50 orang. Sample diambil
perawatan kehamilan yang benar, tidak menggunakan Teknik sampling Non
terdeteksinya pertumbuhan dan Probability Sampling dengan teknik accidental
perkembangan janin serta kesehatan ibu, sampling Pada penelitian ini yang menjadi
tidak terdeteksinya tanda bahaya variabel adalah umur, pendidikan, sosial budaya
kehamilan secara dini. dan kunjungan kehamian (K1).
Solusi yang dapat dilakukan untuk Instrumen yang dipakai dalam
meningkatkan kunjungan kehamilan (K1) penelitian ini melalui data primer (kuesioner)
adalah melalui penyuluhan kepada WUS dan data sekunder (kohort ibu hamil). Data ini
yang akan menikah, media masa tentang meliputi umur, pendidikan, dan sosial budaya
pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini ibu hamil dalam periode Juni-Juli 2017. Data
mungkin minimal sebelum usia kehamilan yang didapat dari lapangan masih berupa data
12 minggu. Dengan pemeriksaan antenatal kasar kemudian data yang diolah dengan tahap-
yang teratur, pelayanan mampu tahap :
mengetahui kesehatan ibu dan janin serta 1. Data diklasifikasikan menurut karakteristik
mampu mendeteksi dan menangani kasus variabel yang ingin di teliti
resiko secara memadai, pertolongan 2. Diberi nomor urut
persalinan yang aman dan bersih, serta 3. Diberi koding yaitu data diberi kode
pelayanan rujukan kebidanan/perinataal 4. Dibuat master tabel
yang terjangkau pada saat diperlukan 5. Dibuat tabulasi :
(Depkes RI, 2002). Kegiatan konseling 6. Tabel frekuensi
merupakan pilihan efektif dan efisien 7. Tabel silang
meningkatkan pengetahuan ibu untuk
memahami peristiwa kehamilan, HASIL DAN PENELITIAN
persalinan, nifas, dan resiko yang mungkin Distribusi Kunjungan Kehamilan (K1) di
dihadapi ibu sehingga dapat diupayakan BPS Enny Juniati Periode Juni-Juli 2017 dapat
preventif. disimpulkan bahwa jumlah kunjungan K1
Oleh karena itu, kita sebagai paling banyak pada bulan juni-juli 2012 di BPS
tenaga kesehatan khususnya bidan harus Enny J yaitu K1 akses sebanyak 27 orang
bisa memberikan konseling kepada WUS (54%).
yang akan menikah untuk memeriksakan Distribusi Umur ibu hamil di BPS Enny
kehamilannya sedini mungkin dan periksa Juniati Periode Juni-Juli 2017 dapat
secara rutin ke tenaga kesehatan. disimpulkan bahwa mayoritas umur ibu hamil
Berdasarkan data diatas yang di BPS Enny J yaitu antara umur 20-35 tahun
ditemukan di BPS Enny J yaitu kunjungan sebanyak 20 orang (40%).
kehamilan (k1) akses lebih banyak Distribusi pendidikan ibu hamil di BPS
dibanding K1 murni, maka masalah yang Enny Juniati Periode Juni-Juli 2017 dapat
diteliti adalah faktor-faktor (umur, disimpulkan bahwa mayoritas tingkat
pendidikan dan sosial budaya) dengan pendidikan ibu hami di BPS Enny J yaitu
kunjungan kehamilan (K1). berpendidikan dasar sebanyak 20 orang (40%).
Distribusi sosial budaya ibu hamil di BPS
METODE PENELITIAN Enny Juniati Periode Juni-Juli 2017 dapat
Penelitian ini merupakan disimpulkan bahwa mayoritas sosial budaya ibu
penelitian deskriptif karena penelitian ini hamil di BPS Enny J yaitu tidak mendukung
bertujuan untuk untuk menggambarkan kesehatan sebanyak 27 orang (54%).
Kunjungan Kehamilan (K1) berdasarkan Dari data yang diperoleh dalam
umur, pendidikan dan sosial budaya di pengumpulan data, dilakukan tabulasi silang
BPS Enny J Sutorejo Timur Surabaya seperti yang di tampilkan pada Tabel berikut
periode Juni-Juli 2017. ini.
70

Tabel 5 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Hamil dengan Kunjungan Kehamilan K1 di BPS Enny J
Surabaya Periode Juni-Juli 2017
Kunjungan Kehamilan (K1)
Jumlah
Umur Murni Akses
∑ % ∑ % ∑ %
<20 tahun 6 35,29 11 64,71 12 100
20-35 tahun 12 60 8 40 20 100
>35 tahun 5 38,46 8 61,54 13 100
Jumlah 23 46 27 54 50 100
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti
Dari tabel 5 data ibu hamil yang berumur <20
tahun mayoritas melakukan Kunjungan K1 akses PEMBAHASAN
sebanyak 11 orang (64,71%), dibandingkan ibu Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
hamil yang berumur 20-35 tahun mayoritas sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari (40
melakukan Kujungan K1 murni sebanyak 12 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
orang (60%) haid terakhir.
Tabel 6 . Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu Pemeriksaan antenatal adalah
Hamil dengan Kunjungan Kehamilan pengawasan sebelum persalinan terutama
K1 di BPS Enny J Surabaya Periode ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
Juni-Juli 2017. janin dalam rahim. Ibu hamil sebaiknya
Kunjungan Kehamilan dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
(K1) Jumlah mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil/tidak
Pendidikan
Murni Akses haid untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
∑ % ∑ % ∑ % antenatal, minimal sebelum usia kehamilan 12
Dasar 7 35 13 65 20 100 minggu (Saifuddin, 2006). Pemeriksaan ANC
Menengah 11 61,11 7 38,89 18 100 bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan
Tinggi 5 41,67 7 58,33 12 100
dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
Jumlah 23 46 27 54 50 100
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti
kembang bayi, meningkatkan dan
Dari tabel 6 data ibu hamil yang mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
berpendidikan dasar mayoritas melakukan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya
Kunjungan K1 akses sebanyak 13 orang (65%), ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
dibandingkan ibu hamil yang berpendidikan terjadi selama hamil, mempersiapkan persalinan
menengah mayoritas melakukan Kunjungan K1 cukup bulan, mempersiapkan ibu agar masa nifas
murni sebanyak 11 orang (61,11%) berjalan normal dan memberikan ASI eksklusif,
serta mempersiapkan peran ibu dan keluarga
Tabel 7. Tabulasi Silang antara Sosial Budaya dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
Ibu Hamil dengan Kunjungan tumbuh kembang secara normal (Saifuddin,
Kehamilan K1 di BPS Enny J Surabaya 2006).
Periode Juni-Juli 2017. Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah
Kunjungan Kehamilan (K1) kunjungan ibu yang pertama kali pada masa
Sosial Jumlah kehamilan. Kunjungan K1 dibagi menjadi K1
Murni Akses
Budaya murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak ibu
∑ % ∑ % ∑ %
Mendukung 12 52,17 11 47,83 23 100 hamil pertama kali dengan petugas kesehatan
Tidak 11 40,74 16 59,26 27 100 untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
mendukung dengan standart dan dilakukan pada trimester 1.
Jumlah 23 46 27 54 50 100 K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil
Sumber : Data Primer (Kuesioner) yang diolah peneliti dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
Dari tabel 5.7 data ibu hamil yang bersosial pelayanan antenatal sesuai standart dan dilakukan
budaya tidak mendukung kesehatan mayoritas bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12
melakukan Kunjungan K1 akses sebanyak 16 minggu).
orang (59,26%), dibandingkan ibu hamil yang Dari hasil penelitian pada tabel 5.2
bersosial budaya mendukung kesehatan lebih mayoritas umur ibu hamil yang berkunjung di
banyak melakukan Kunjungan K1 murni BPS Enny J yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 20
sebanyak 12 orang (52,17%). orang (40%). Pada tabel 5.5 data ibu hamil yang
berumur <20 tahun mayoritas melakukan
71

Kunjungan K1 akses sebanyak 11 orang seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
(64,71%), dibandingkan ibu hamil yang berumur pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
20-35 tahun mayoritas melakukan Kujungan K1 siap berperan serta dalam pembangunan
murni sebanyak 12 orang (60%). kesehatan, sehingga dengan pendidikan ibu yang
Dapat diketahui bahwa umur tinggi akan lebih mudah menerima informasi
mempengaruhi pemeriksaan kehamilan, karena baru termasuk tentang pentingnya pemeriksaan
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kehamilan terutama pada trimester I. sebaliknya
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam ibu hamil yang berpendidikan dasar akan
berfikir, sehingga dengan umur yang cukup akan mempengaruhi wawasan seseorang terhadap
membuat ibu berfikir dewasa tentang kebutuhan nilai-nilai yang baru dikenalkan, termasuk
kesehatan dirinya, salah satunya adalah pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur
memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan ke petugas kesehatan. Ketidaktahuan seseorang
sejak dini (Hurlock, 1998). Sebaliknya jika umur dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah
seseorang masih terlalu muda untuk hamil (< 20 sehingga dalam mendapatkan informasi sulit
tahun), tingkat kesadaran akan pentingnya untuk menerima dan pengetahuan yang dimiliki
pemeriksaan kehamilan kurang dan umur yg tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
terlalu tua (> 35 tahun) mereka sudah secara dini juga kurang. Sebaliknya semakin
mempunyai pengalaman akan kehamilan tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah
sebelumnya sehingga kesadaran untuk menerima informasi sehingga makin banyak pula
pemeriksaan kehamilan juga kurang. Umur yang pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
tidak terlalu tua atau tidak terlalu muda (20-35 terutama tentang pemeriksaan kehamilan.
tahun) akan membuat ibu berfikir dewasa dan Dan juga yang dikemukakan oleh
bersikap lebih bijaksana dalam membuat Soekidjo Notoatmodjo (2002) bahwa semakin
keputusan yang menyangkut kesehatan dirinya. tinggi tingkat pengetahuan maka semakin mudah
Pada ibu hamil umur 20-35 tahun akan berfikir seseorang untuk mengadaptasikan dirinya dalam
bahwa pemeriksaan kehamilan penting bagi lingkungan lnovasi baru sehingga semakin tinggi
kesehatan diri dan janinnya sehingga ibu pula tingkat kesadaran ibu untuk memeriksakan
memeriksakan kehamilan sedini mungkin kehamilannya pada petugas kesehatan.
semenjak mereka mengetahui bahwa mereka Sebaiknya kita sebagai petugas
hamil/telat haid. Ibu hamil yang berumur > 35 kesehatan dalam memberikan penyuluhan dan
tahun, biasanya sudah mempunyai banyak anak. informasi pada ibu hamil menggunakan bahasa
Semakin banyak anak yang dilahirkan maka yang mudah dimengerti oleh mereka yang
semakin rendah motivasi ibu untuk berpendidikan dasar.
memeriksakan kehamilannya karena selain ibu Dari hasil penelitian pada tabel 5.4
sibuk mengurus anak-anaknya, ibu juga merasa mayoritas sosial budaya ibu hamil di BPS Enny J
kehamilannya adalah hal yang biasa bagi ibu. yaitu tidak mendukung kesehatan sebanyak 27
Sebaiknya umur yang baik untuk hamil orang (54%). Pada tabel 5.7 data ibu hamil yang
yaitu umur 20-35 tahun dimana cara berfikir bersosial budaya tidak mendukung kesehatan
sudah dewasa tentang kebutuhan dirinya, salah mayoritas melakukan Kunjungan K1 akses
satunya dalam memeriksakan kehamilannya ke sebanyak 16 orang (59,26%), dibandingkan ibu
petugas kesehatan. hamil yang bersosial budaya mendukung
Dari hasil penelitian pada tabel 5.3 kesehatan melakukan Kunjungan K1 murni
mayoritas tingkat pendidikan ibu hamil di BPS sebanyak 12 orang (52,17%).
Enny J yaitu berpendidikan dasar sebanyak 20 Menurut Dever (1984), faktor yang
orang (40%). Pada tabel 5.6 data ibu hamil yang mempengaruhi pelayanan antenatal salah satunya
berpendidikan dasar mayoritas melakukan adalah nilai dan norma yang ada di masyarakat.
Kunjungan K1 akses sebanyak 13 orang (65%), Norma, nilai sosial dan keyakinan yang ada di
dibandingkan ibu hamil yang berpendidikan masyarakat akan mempengaruhi seseorang dalam
menengah mayoritas melakukan Kunjungan K1 bertindak, termasuk dalam pemanfaatan
murni sebanyak 11 orang (61,11%). pelayanan antenatal. Dapat diketahui bahwa
Dapat diketahui bahwa tingkat sosial budaya ibu hamil dapat mempengaruhi
pendidikan ibu hamil dapat mempengaruhi kunjungan kehamilan. Sesuai dengan yang
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Sesuai dikemukakan oleh Tarigan, F. Br (2006)
dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat dan perilaku
(2003) bahwa pendidikan dapat mempengaruhi masyarakat sering kali merupakan penghalang
72

atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di Selain itu masyarakat hendaknya mengetahui
masyarakat seperti memeriksakan kehamilan bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada masa
sedini mungkin. Perilaku, kebiasaan, dan adat kehamilan
istiadat yang merugikan seperti misalnya KEPUSTAKAAN
memeriksakan kehamilan setelah merasakan Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
gerakan janin atau perut sudah besar. Tingkat Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
kepercayaan masyarakat kepada petugas Cipta.
kesehatan, dibeberapa wilayah tertentu masih Hidayati, Ranta. 2009. Asuhan Keperawatan
rendah. Mereka masih percaya kepada dukun pada kehamilan Fisiologis dan patologis.
karena kharismatik dukun tersebut yang Jakarta : salemba medika.
sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang Rochmawati, Arva. 2006. Konsep Ilmu Sosial
berobat dan meminta tolong pada dukun Budaya Dasar.
Oleh karena itu upaya yang dilakukan untuk http://www.scribd.com/doc/76548936/6/II-
meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang Aspek-sosial-budaya-pada-setiap-trimester-
pentingnya pemeriksaan kehamilan yaitu kehamilan.
memberikan penyuluhan dan informasi kepada (Diakses, 9 April 2012).
WUS yang akan menikah tentang umur yang Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
paling baik untuk hamil yaitu usia 20-35 tahun. Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Dalam memberikan informasi, kita sebagai Cipta.
petugas kesehatan harus menggunakan bahasa Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
yang jelas dan mudah dimengerti oleh mereka Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
yang berpendidikan rendah. Memotivasi pada Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi
WUS bila mengetahui bahwa ia hamil atau Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT
sebelum usia kehamilan 12 minggu, segera Rineka Cipta.
periksa ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan
pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
standart. Dengan pemeriksaan antenatal yang Cipta.
teratur, pelayanan mampu mengetahui kesehatan Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
ibu dan janin serta mampu mendeteksi dan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
menangani kasus resiko secara memadai, Rineka Cipta.
pertolongan persalinan yang aman dan bersih, Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
serta pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
terjangkau pada saat diperlukan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba
SIMPULAN DAN SARAN Medika.
Simpulan Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan.
Kunjungan K1 di BPS Enny J didapatkan : Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
1. Ibu hamil yang berkunjung mayoritas Prawirohardjo.
berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 20 orang Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan
(40%). Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
2. Ibu hamil yang berkunjung mayoritas Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
berpendidikan dasar yaitu sebanyak 20 orang Sarwono Prawirohardjo .
(40%). Setiadi, Elly. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya
3. Ibu hamil yang berkunjung mayoritas sosial Dasar. Jakarta : Kencana.
budaya yang tidak mendukung kesehatan Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada
yaitu sebanyak 27 orang (54%). Masa Kehamilan. Jakarta : Medika Salemba.
Saran Tarigan, Firmana Br. 2006. Hubungan Faktor
Masyarakat hendaknya mengikuti atau Geografis dan Sosial Budaya dengan
melaksanakan apa yang telah dijelaskan oleh Rendahnya Kunjungan K4. Medan : Fakultas
Bidan atau petugas kesehatan lain di tempat- Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra
tempat pelayanan kesehatan misalnya tentang Utara.
pemeriksaan kehamilan trimester Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan. Jakarta : EGC
Masyarakat diharapkan peduli atau dapat
berperan aktif tentang pentingya pemeriksaan
kehamilan terutama pada kehamilan trimester I.

Anda mungkin juga menyukai