Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar belakang
a. Gambaran profil organisasi (visi, misi, nilai, struktur organisasi)
b. Gambaran jabatan, tugas dan fungsi peserta (termasuk gambaran kegiatan
yang dilakukan secara operasional)
c. Gambaran kondisi unit kerja saat ini (potret saat ini)
d. Gambaran kondisi unit kerja yang diharapkan (lihat indikator kinerja organisasi)
e. Pentingnya pelayanan publik sesuai tugas dan fungsi peserta (termasuk legal aspek)

2.Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan aksi perubahan ini untuk
meningkatkan mutu kinerja pelayanan di Puskesmas Cikupa secara sistematis,
efektif, efisien.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan jangka pendek
a. Terbentuknya tim kerja yang efektif untuk mendukung jalannya aplikasi
konsultasi dokter secara online
b. Tersusunnya rancangan sistem dengan memanfaatkan tekhnologi informasi
dalam bentuk aplikasi.
c. Tersusunnya prototype system aplikasi
d. Terujinya prototype system aplikasi
e. Terbaikinya prototype system aplikasi
f. Tersusunnya system aplikasi
g. Tersusunnya panduan penguna aplikasi, SOP dan alur pelayanan
h. Tersosialisasinya system aplikasi,
i. Terimplementasinya system aplikasi
2. Tujuan jangka menengah
a. Termonitoring dan terevaluasi system aplikasi
3. Tujuan jangka panjang
a. Terlaksananya pengembangan aplikasi sistem
3.Manfaat
Manfaat dengan adanya aplikasi konsultasi online dokter di Puskesmas Cikupa dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diantaranya adalah :
a. Manfaat aksi perubahan bagi organisasi :
- Meningkatkan mutu layanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Cikupa.
- Mengurangi penumpukan antrian diruang tunggu pelayaanan.
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam memberikan pelayanan konsultasi
- Mengurangi resiko penuran penyakit Covid 19
b. Manfaat aksi perubahan bagi pemangku kepentingan :
- Memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan Kesehatan.
- Mengurangi resiko penularan penyakit covid 19
BAB II
PROFIL KINERJA PELAYANAN
1. Tusi Pelayanan (Unit kerja)
a. Tugas dan Fungsi Instansi (indikator kinerja organisasi)
Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tugas Puskesmas yaitu
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
Tugas Pokok
Tugas pokok puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
Fungsi
1. Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama di wilayah kerja :
- Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisi masalah kesehatan
masyarakat dan analisi kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
- Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
- Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
- Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan lintas sektor lain terkait.
- Melaksanakan permbinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
- Melaksanakan perningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas. dan rawat jalan.
- Memantau pelaksanaan pembangunan agas berwawasan kesehatan.
- Melaksanaakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses,
mutu dan cakupan pelayanan kesehatan.
- Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulanagan pernyakit.
2. Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama di wilayah kerja :
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinasi,
kerjasama inter dan antar profesi.
- Melaksanakan rekam medis.
- Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan.
- Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
- Mengkoordinasi dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
- Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan
b. Tugas dan Fungsi Area Bermasalah
Berdasarkan tugas dan fungsi Kepala Sub Bagian Tata Usaha dapat
diidentifikasi area yang bermasalah yaitu :
TABEL 2.1
IDENTIFIKASI AREA BERMASALAH

NO TUSI ISU/MASALAH DATA


1. Melaksanakan tertib Belum optimalnya Terlihatnya
administrasi pengelolaan pelaksanaan tertib penumpukan
inventarisasi barang administrasi antrian pasien
pemeliharaan sarana dan pengelolaan diruang tunggu
prasarana perlengkapan inventarisasi pelayanan
dan aset unit barang
pemeliharaan
sarana dan
prasarana
perlengkapan dan
aset unit
2. Melaksanakan pemberian Belum optimalnya Belum semua
fasilitas dan dukungan pelaksanaan alat Kesehatan
pelayanan teknis pemberian terkalibrasi
administrasi fasilitas dan karena
dukungan keterbatasan
pelayanan teknis anggaran
administrasi
3. Melaksanakan Belum optimalnya Meningkatnya
perencanaan pelaksanaan beban kerja
ketatausahaan keliputi perencanaan pegawai akibat
kepegawaian surat ketatausahaan banyak pegawai
menyurat serta keuangan keliputi terpapar covid-
kepegawaian 19
surat menyurat
serta keuangan

2. Sumberdaya Instansi
Jumlah Pegawai pada UPTD Puskesmas Cikupa Kabupaten Tangerang
berjumlah 62 orang terdiri dari 27 PNS,2 CPNS, 5 PTT dan 8 TKWT, sebagaimana
pada tabel di bawah
TABEL 2.2
DATA PEGAWAI UPTD PUSKESMAS CIKUPA TAHUN 2021

Status Jumlah
No Kategori Pegawai TKW
PNS CPNS PTT
T
1 Dokter Umum 2 - - 1 3
2 Dokter Gigi 1 - 2 - 3
3 Tata Usaha 1 - - 1 2
4 Apoteker 1 1 - - 2
5 Assisten Apoteker 1 - - - 1
6 D IV Kebidanan 3 - - - 3
7 Bidan D III 11 - 3 5 19
8 Bidan D I 1 - - - 1
9 Perawat 2 - - 2 4
10 Sanitarian 1 - - - 1
11 Perawat Gigi 1 - - - 1
12 D3 Gizi 1 - - 1 2
13 Promkes - 1 - 1 2
14 Analis 1 - - 1 2
15 Akuntansi - - - 1 1
16 Satpam - - - 5 5
17 Sopir - - - 3 3
18 OB - - - 3 3
19 Loket - - - 4 4
Jumlah 27 2 5 28 62
BAB III
ANALISA MASALAH PELAYANAN
1. Identifikasi Masalah pada Area Tugas Fungsi yang Bermasalah
Permasalahan yang terjadi didalam organisasi tentunya membutuhkan unsur-unsur
kepemimpinan pengawas yang kemudian dituangkan dalam bentuk inovasi-inovasi
organisasi dengan dukungan anggaran, SDM dan stakeholder terkait. Ada beberapa
masalah yang di temukan dalam area tusi :
1. Belum optimalnya pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan inventarisasi barang
pemeliharaan sarana dan prasarana perlengkapan dan aset unit
2. Belum optimalnya pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis
administrasi
3. Belum optimalnya pelaksanaan perencanaan ketatausahaan keliputi kepegawaian
surat menyurat serta keuangan
Jika hal tersebut tidak segera ditanggulangi, maka dikhawatirkan akan
mengganggu dan menghambat kinerja pelayanan di Puskesmas Cikupa.

TABEL 3.1
TABEL KESENJANGAN MASALAH
NO KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIHARAPKAN
1. Belum optimalnya pelaksanaan Optimalnya pelaksanaan tertib administrasi
tertib administrasi, pengelolaan pengelolaan inventaris barang, pemeliharaan
inventarisasi barang, sarana dan prasarana perlengkapan dan asset
pemeliharaan sarana dan unit
prasarana perlengkapan dan aset
unit
2. Belum optimalnya pelaksanaan Optimalnya pelaksanaan pemberian fasilitas dan
pemberian fasilitas dan dukungan dukungan pelayanan teknis administrasi
pelayanan teknis administrasi
3. Belum optimalnya pelaksanaan Optimalnya pelaksanaan perencanaan
perencanaan ketatausahaan ketatausahaan meliputi kepegawaian, surat
meliputi kepegawaian, surat menyurat dan keuangan
menyurat serta keuangan

2. Penetapan Masalah Utama


a. Menetapkan masalah prioritas
Untuk menetapkan urutan prioritas masalah yang akan dijadikan isu utama
dalam aksi perubahan ini, maka digunakan metode USG. Metode USG merupakan salah
satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring. Proses
untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah,
keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan berkembangnya masalah
tersebut semakin besar.
Tabel 3.2
PENETAPAN MASALAH UTAMA DENGAN METODE USG

No. Isu-isu strategis/masalah Nilai Total Ket.


U S G
1. Belum optimalnya pelaksanaan 5 4 4 13 3
tertib administrasi, pengelolaan
inventarisasi barang, pemeliharaan
sarana dan prasarana perlengkapan
dan aset unit
2 Belum optimalnya pelaksanaan 5 5 5 15 1
pemberian fasilitas dan dukungan
pelayanan teknis administrasi
3 Belum optimalnya pelaksanaan 5 5 4 14 2
perencanaan ketatausahaan
meliputi kepegawaian, surat
menyurat serta keuangan Belum
optimalnya pelaksanaan
perencanaan ketatausahaan
meliputi kepegawaian, surat
menyurat serta keuangan

Berdasarkan hasil analisis USG diatas, teridentifikasi bahwa isu masalah


yang menjadi prioritas adalah belum optimalnya pelaksanaan pemberian fasilitas dan
dukungan pelayanan teknis administrasi

b. Menganalisis penyebab masalah


Untuk mencari akar dari permasalahan tersebut, maka dilakukan analisis penyebab
masalah dengan metode diagram fishbone. Diagram ini digunakan untuk mengetahui akibat
dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut
kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Penyebab masalah dapat berasal
dari berbagai sumber utama yaitu tenaga kerja (man), metode (methode) kerja, peralatan
(machine), material, (material), tempat kerja (place) dan dana (money).
Hasil analisis akar penyebab masalah kurang optimalnya pelaksanaan pemberian
fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
MONEY
MATERIAL METHODE

Konsultasi Masih
Terbatasnya anggaran dilakukan secara
untuk perluasan ruang ruang tunggu
tatap muka
tunggu yang sempit

belum optimalnya
pelaksanaan pemberian
fasilitas dan dukungan
pelayanan teknis
Kurangnya
administrasi
SDM

Tidak memanfaatkan banyaknya antrian


penggunan teknologi pasien diruang tunggu
informasi/ aplikasi
pandemi covid 19
Pengunjung tidak
memahami alur pelayanan

MILIEU MACHINE MAN


3 Menggagas ide Perubahan

Dari diagram fishbone di atas, secara umum, masih kurang optimalnya pelaksanaan
pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi disebabkan oleh 6 (enam)
komponen utama, sebagai berikut:
1. Man
komponen sumber daya manusia, penyebab kurang optimalnya pelaksanaan
pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi adalah kurangnya
jumlah tenaga dokter dan perawat untuk menangani jumlah pasien .Banyaknya jumlah
kunjungan pasien dan belum memahami alur pelayanan mengakibatkan terjadinya
penumpukan antrian pasien diruang tunggu pelayanan..
2. Money
Dari komponen uang/anggaran, penyebab Kurang optimalnya pelaksanaan
pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi adalah tidak adanya
anggaran untuk penambahan SDM dan perluasan ruang tunggu pasien.
3. Machine
Selain ketersediaan jumlah tenaga dokter dan perawat untuk pelaksanaan pemberian
fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi yang harus memadai, dan belumnya
pemanfaatan pengunaan tehnologi informasi
4. Method
Dalam pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi
konsultasi yang dilakukan oleh dokter masih secara tatap muka sehingga mengakibatkan
pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi kurang
optimal.
5. Material
Banyaknya jumlah kunjungan pasien tidak sebanding dengan ruang tunggu yang
sempit. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan
teknis administrasi kurang optimal.
6. Enviroment
Situasi pandemic Covid 19 mengakibatkan kunjungan pasien meningkat sehingga
menimbulkan penumpukan antrian pasien diruang tunggu pelayanan.
Setelah diketahui akar permasalahan yang menjadi penyebab kurang
optimalnya pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi,
maka alternatif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah:
1.Menambah tenaga dokter dan perawat
2.Menambah anggaran perencanaan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana
3.Melakukan konsultasi jarak jauh
4.Melaksanakan kegiatan konsultasi secara online Menggunakan system aplikasi
5.Memperluas ruang tunggu pasien
6.Menerapkan protocol Kesehatan

Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah di atas, dilakukan analisis


dengan menggunakan teori tapisan pemecahan masalah Mc. Namara. Analisis tapisan ini
menentukan tiga kriteria yang dinilai dari setiap alternatif gagasan yakni kontribusi, kelayakan
dan biaya. Analisis dengan menggunakan tapisan Mc. Namara sebagai salah satu teori
analisis manajemen dengan menentukan skor dari 1 s.d 5, dimana nilai 1 adalah tidak tinggi,
nilai 2 adalah kurang tinggi, nilai 3 cukup tinggi, nilai 4 tinggi, dan nilai 5 adalah sangat tinggi
untuk aspek kontribusi dan kelayakan. Sedangkan untuk aspek biaya, skor dari 1 s.d 5,
dimana nilai 1 adalah sangat tinggi, nilai 2 adalah kurang tinggi, nilai 3 cukup tinggi, nilai 4
rendah, dan nilai 5 adalah sangat rendah. Isu yang mempunyai total skor tertinggi
merupakan alternatif solusi, dimana alternatif solusi terpilih menjadi gagasan aksi perubahan
yang akan dilakukan.
TABEL 3.3
ANALISIS MC NAMARA

Alternatif Penapisan McNamara


No Kontribusi Kelayakan Biaya Total Ranking
Solusi
tenaga
1 Menambah
dokter dan perawat
4 4 2 10 4
anggaran
2 Menambah
perencanaan dan
4 3 2 9 5
pengembangan
infrastruktur sarana
dan prasarana
konsultasi
3 Melakukan
jarak jauh
5 4 3 12 2
4 Melaksanakan
kegiatan konsultasi
secara online
Menggunakan system 5 5 3 13 1
aplikasi
ruang
5 Memperluas
tunggu pasien
4 3 1 8 6
Menerapkan protocol
6 5 5 1 11 3
kesehatan

Berdasarkan analisis pada tabel di atas, maka alternatif solusi yang dapat
dilakukan adalah melaksanakan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis
administrasi dengan skor tertinggi yaitu 13.
Berdasarkan permasalahan, penyebab masalah, akar penyebab masalah dan
pencarian alternatif solusi yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis
USG, APKL dan Mc. Namara, maka judul aksi perubahan yang akan dilakukan adalah:
“Peningkatan pelayanan konsultasi dokter melalui aplikasi CIKUPA_DOC”. Aksi perubahan
ini disusun dan dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan pelaksanaan pemberian
fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi melalui aplikasi konsultasi secara
online.
BAB IV

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

1. Terobosan/Inovasi
Inovasi yang akan dilakukan dalam Aksi Perubahan ini adalah
membuat aplikasi system konsultasi dokter secara online .
Inovasi ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan kurang optimalnya
pelaksanaan pemberian fasilitas dan dukungan pelayanan teknis administrasi
berdampak pada kurang penumpukan antrian pasien diruang tunggu
pelayanan.
Berdasarkan analisis kelayakan gagasan terdapat 4 aspek yang di
jadikan suatu acuan, yaitu:
1. Aspek Administrasi
Berdasarkan hasil analisis kelayakan administrasi untuk kegiatan peningkatan
system konsultasi di Puskesmas Cikupa melalui Aplikasi dinilai layak untuk
dilaksanakan karena dapat membantu mempercepat proses pelayanan
konsultasi Kesehatan di Puskesmas.
2. Kelayakan Sumber Daya
Berdasarkan hasil analisis kelayakan sumber daya untuk kegiatan system
konsultasi di Puskesmas Cikupa memalui aplikasi dinilai layak untuk
dilaksanakan karena ketersediaan sumber daya manusia serta sarana dan
prasarana yang ada dapat mendukung terlaksannya kegiatan tersebut.
3. Kelayakan Tehnis
Berdasarkan hasil analisis kelayakan teknis untuk kegiatan system konsultasi di
Puskesmas Cikupa melalui aplikasi dinilai layak untuk dilaksanakan karena
dukungan dari tenaga ahli IT dan jaringan internet yang ada dapat mendukung
terlaksananya kegiatan tersebut
4. Kelayakan Regulasi
Berdasarkan hasil analisis kelayakan regulasi untuk kegiatan system konsultasi
di Puskesmas Cikupa memalui aplikasi dinilai layak untuk dilaksanakan karena
berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/303/
2020 tentang Penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pencegahan penyebaran
Corona virus Disease (COVID-19). Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
melalui telekonsultasi dapat dilakukan selama Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat dan/atau Bencana Nasional Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19), dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Adapun inovasi yang akan dilakukan tergambar dalam kanvas inovasi pada
gambar 4.1 berikut ini.

2. Tahapan Kegiatan dan Hasil Inovasi


Tahapan dalam pelaksanaan aksi perubahan ditetapkan berdasarkan
pelaksanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang beserta
outputnya sebagaimana tabel berikut: Tujuan dari Aksi Perubahan ini terbagi ke
dalam tiga jenis, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
dengan rincian sebagai berikut:
3. Sumber Daya
a. Identifikasi dan Pengelolaan
Pemanfaatan sumber daya yang di lakukan dengan melibatkan unsur
sumberdaya yang ada dalam organisasi dalam proses melakukan aksi perubahan
Identifikasi Stakeholder, secara rinci dapat dilihat pada tabel:

No Stakeholder Peran Jenis Besar kepenting


/ Jabatan dalam Hubungan pengaruh an
Aksi
Perubaha
n
INTERNAL
1. Kepala mendukung konsultasi Besar Besar
puskesmas
2. Seluruh staff mendukung koordinasi Kecil Besar
puskesmas
EKSTERNAL
1 Dinas kesehatan mendukung konsultasi Besar kecil
2 Kecamatan Mendukung Koordinasi kecil besar
3. kominfo Mendukung Koordinasi Besar Kecil
4. kecamatan Mendukung Koordinasi besar kecil
5. Kelurahan/desa Mendukung Koordinasi besar kecil
6. polsek Mendukung Koordinasi besar kecil
7. Koramil Mendukung Koordinasi besar kecil
8. masyarakat Mendukung Penerima Kecil kecil
manfaat
9. Kader Mendukung koordinasi besar kecil

Analisis Stakeholder, secara rinci dapat dilihat pada pemetaan stakeholder sebagai berikut
:

LATENS PROMOTERS
Dinas Kesehatan
Kominfo Kepala Puskesmas
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Polsek
Koramil
Kader P
O
KEPENTINGAN W
E KEPENTINGAN
GANGAN
R

APATHETICS DEPENDERS
Masyarakat Seluruh Staff Fungsional
b. Tim Aksi Perubahan

Berhasilnya rancangan aksi perubahan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas tim
yang ada di UPTD Puskesmas Cikuopa dan stakeholder yang mendukung kegiatan
Rancangan Aksi Perubahan ini. Oleh karena itu perlu dibentuk tim kerja yang efektif
dan solid. Tim kerja yang efektif dan solid dibangun dengan tujuan agar sasaran
dapat ditentukan dan dicapai secara optimal dan ada komitmen untuk saling
mendukung.
Adapun peran dan struktur organisasi Tim Kerja aksi perubahan dengan inovasi
membangun aplikasi konsultasi dokter secara online ( CIKUPA_DOC) dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan pelayanan Puskesmas Cikupadapat dilihat pada
uraian dan gambar di bawah ini:
1. Mentor berperan:
Membantu Reformer dalam merencanakan dan melaksanakan aksi perubahan,
memberikan legitimasi dukungan, bimbingan dan arahan, menyepakati dan
menyetujui atas inovasi aksi perubahan yang dilakukan, dan memiliki garis
komunikasi perintah dan koordinasi dengan Reformer.
2. Coach berperan:
Memberikan arahan (coaching), bimbingan, motivasi (counseling), melakukan
monitoring tahapan kegiatan aksi perubahan yang dilakukan Reformer.
3. Reformer berperan:
Memimpin aksi perubahan, membangun komunikasi melalui dialog/diskusi dengan
Mentor, Coach dan Tim Kerja), melaporkan kegiatan harian kepada mentor dan
coach, mengambil inisiatif untuk melaporkan perkembangan kegiatan kepada mentor
dan coach, melakukan koordinasi dengan stakeholder internal maupun eksternal,
memberikan motivasi dan menggerakkan seluruh elemen stakeholder yang terkait
dan membuat laporan atas kegiatan yang dilakukan kepada penyelenggara.
4. Tim Kerja Administrasi, berperan:
Membantu melaksanakan semua proses administrasi dan memberikan saran kepada
Reformer dalam rangka kegiatan aksi perubahan.
5. Tim Teknis berperan:
Membantu melaksanakan kegiatan konsultasi dengan pasien dalam rangka kegiatan
aksi perubahan.
6. Tim IT berperan :
Mendukung dan membantu reformer dalam melaksanakan Aksi perubahan dalam hal
Pembuatan aplikasi

Diagram struktur organisasi dalam rancangan aksi perubahan adalah sebagai berikut:

4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan


a. Perencanaan pengendalian pelaksanaan inovasi
Untuk melaksanakan agar kegiatan Rencana Aksi Perubahan
berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka dibuat sebuah petunjuk teknis manajemen mutu
pengendalian pendekatan dengan metode pendekatan Plan, Do,
Check dan Act (PDCA).

1. Plan (Merencanakan)
a. Merancang suatu aksi perubahan yang akan dilakukan
b. Konsultasi kepada atasan terkait aksi perubahan yang akan dilakukan
c. Koordinasi kepada pimpinan masalah yang terjadi di unit kerja saat ini
d. Memberikan saran dari permasalahan di unit kerja saat ini
2. Do (Melaksanakan)
a. Membentuk tim aksi untuk melakukan rencana aksi perubahan
b. Melakukan koordinasi kepada kolega sesama pengawas di unit kerja
c. Melakukan koordinasi terhadap stakeholder lainnya
agar kegiatan berrjalan lancar
d. Melakukan konsolidasi dengan staf /pegawai di unit kerja
3. Check (Mengecek/evaluasi pekerjaan)
a. Melakukan peninjauan terhadap pengerjaan yang akan dilakukan
b. Melakukan peninjauan terhadap pelayanan konsultasi
online yang diberikan
c. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan
4. Act (Menindaklanjuti pekerjaan)
a. Melakukan peninjauan kembali terhadap proses
pelayanan konsultasi online yang dilakukan untuk
mencari kelemahan dan kekurangan terhadap aksi
perubahan
b. Melakukan peninjauan dan pengecekan tindak lanjut
atas evaluasi permasalahan yang telah dilakukan

b. Strategi pelaksanaan (bagaimana cara pelaksanaannya)

c. Sistem pemantauan dan pengendalian (membuat check list)

d. Kebutuhan Anggaran (Bisa dengan tabel, bisa secara naratif)


1. Jangka Pendek
2. Jangka Menengah
3. Jangka Panjang
CATATAN:
# 4. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan
a. Check List Pra Pelaksanaan

NO Tahapan Kegiatan Acuan PIC Deadline


Pelaksanaan
Kegiatan
(Output)
1 2 3 4
1 Jangka Pendek
a.
b.
c. dst
2 Jangka Menengah
a.
b.
c.
d. dst
3 Jangka Panjang
a.
b.
c.
d. dst

Keterangan:
1 No: Jelas
2. Tahapan Kegiatan: Diisi sesuai dengan tahapan kegiatan yang sudah disusun
3. Diisi: Hasil dari masing2 kegiatan tersebut ada.
4.Siapa yang bertanggung jawab (Stakeholder yang dijadikan PIC)
5. Diisi waktu deadline pengerjaannya

b. Strategi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan RAP ini pengendalian mutunya menggunakan Teknik analisa mutu yang mana,
sesuaikan dengan teori yang sudah disampaikan.
Nah peserta dipersilahkan memilih pengendalian mutu yang mana. Kalau di Puskesmas biasa pakai
Histogram, diagram alir, cek list, pareto (FMEA), sebab akibat (Fishbone),

C. System Pemantauan dan Pengendalian (Monev)

1. Indentifikasi sarana Pemantauan dan pengendalian yang ada


2. Kapan Pelaksanaan Monev
3. Instrumen Pemantauan dan Pengendaliannya (Monev)
Contoh Instrumen Pemantauan dan Pengendalian

No Tahapan Kegiatan Output Fakta Rekomendasi


Perbaikan
1 2 3 4 5

Keterangan:
1. Jelas
2. Sesuai Tahapan kegiatan yang dibuat
3. Hasil output sesuai tahapan
4. Dari cek list pra pelaksanaan tsb kira2, faktanya bagaimana, bila ada gap menjadi rekomendasi
perbaikan

Ini contoh diambil dari materi kebijakan Mutu Puskesmas dimasa Adapatsi Kebiasaan baru.

# Membuat JUDUL:
kalimat pengungkit + masalah yang akan diatasi + melalui + inovasi (diambil dari akar masalah)
Contoh (??):
Optimalisasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi…......melalui pembuatan sistem monev pada
google spreadsheet terintegrasi pada sistem pengawasan……………..di………….
(….....buat singkatan yang ‘eyecatching’ untuk inovasinya).
# Isi Dokumen:
KERTAS KERJA RANCANGAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
ANGKATAN 1 TAHUN 2021

LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR DAN COACH


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
SUMMARY
BAB I, II, III, IV dst
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

# Kesepakatan lain: (menyusul)


 Cover:
 Lembar persetujuan

------ end_edit retha_19Juli_21Juli21

Anda mungkin juga menyukai