Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI TERAPI MUSIK LULLABY PADA BBLR UNTUK

STABILISASI HEMODINAMIKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BBLR merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500
gram (WHO, 2018), sedangkan menurut Kemenkes (2018). BBLR adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada
saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Menurut Moehiji, bayi
dengan BBLR cenderung lebih mudah menderita berbagai penyakit infeksi,
dan sering mengalami komplikasi yang berakhir dengan kematian yang
disebabkan oleh keadaan organ-organ tubuh yang belum sempurna
kematangannya (Azizzah, 2021). Berat badan bayi setelah berada di luar
kandungan akan mengalami penurunanpada 3 atau 4 hari pertama kehidupan
dan akan kembali meningkat setelah pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau
pemberian makanan lainnya. Berat badan bayi merupakan indikator gambaran
gizi pada bayi yang dapat mempengaruhi proses tumbuh dan berkembang bagi
bayi.Kebutuhan gizi yang terganggu dapat menyebabkan gangguan pada
proses pertumbuhan dan perkembangan bahkan dapat berujung pada kematian
bayi akibat kekurangan gizi (Ferber, 2018). Setiap tahun lebih dari sepertiga
kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi. Kondisi ini
dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Menurut world health organization (2018), kematian neonatal didunia
menduduki peringkat kedua terbanyak dengan penyebab kematian anak
rentang usia dibawah 5 tahun, setelah pneumonia. Bayi meninggal dunia
disetiap tahunnya akibat dari komplikasi kelahiran prematur mencapai 1,1 juta
jiwa. Menurut Riskesdas, pada tahun 2018, terdapat 17,7% dimana pada tahun
2017 adalah 19,6% (Depkes RI, 2018). Data yang didapatkan dari Profil
Kesehatan Semarang tahun 2018 prevalensi gizi kurang di Semarang
menunjukkan tren meningkat di tahun 2018 (10,7%) sementara pada tahun
2017 (6,9%) dan tahun 2016 (7,9%). (Dinkes Semarang, 2018). Angka
kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Semarang tergolong tinggi. Selama
periode bulan Juli sampai September 2020 angka kelahiran bayi mencapai 35
bayi.
Untuk bayi, kebutuhan energi yang dianjurkan rata-rata adalah 108
kkal/kg/hr sampai usia 6 bulan, dan 98 kkal/kg/hr untuk bayi berusia 6 sampai
12 bulan. Kebutuhan energi bergantung pada aktivitas seseorang. Apabila
energi yang dibutuhkan tidak sesuai dengan energi yang dimasukkan, maka
tubuh akan mengubah cadangan energi tubuh untuk menghasilkan energi
tambahan (Emilyawati, 2019). Menurut Yusuf (2018) penurunan berat badan
bayi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi dimasa
mendatang. Diperlukan beberapa bentuk kombinasi dari asuhan keperawatan
yang diberikan kepada bayi prematur untuk meningkatkan berat badan bayi,
salah satunya adalah pemberian terapi musik. Hasil penelitianyang dilakukan
oleh Sumawidayanti (2018) didapatkan bahwa berat badan bayi terjadi
peningkatan sebesar 93% setelah diberikan terapi musik. Sehingga terapi
musik dapat dijadikan salah satu terapi pendukung untuk membantu
meningkatkan berat badan bayi.
Terapi musik merupakan suatu bentuk pengobatan yang bersifat holistik
dimana langsung menuju kepada gejala penyakit. Keberhasilan terapi
ditentukan dari kerjasama antara orang tua bayi dengan terapis. Proses
penyembuhan tergantung pada kondisi bayi secara keseluruhan. Sarana
penyembuhan dengan menggunakan musik sudah diakui sejak dulu dalam
beberapa perdukunan Yunani kuno. Musik merupakan bagian dari jiwa
manusia yang arahnya berpengaruh terhadap arah jiwa yang mendengarkan
musik tersebut. Sehingga timbul kepercayaan bahwa musik memiliki
pengaruh dalam peningkatan kualitas hidup, emosi, kognitif, dan kondisi fisik
terkait detak jantung, reaksi kimiawi dalam tubuh, aliran darah, dan sistem
pernapasan (Putriana, 2019). Musik lullaby merupakan salah satu musik yang
baik bagi bayi. Olii (2019) melakukan penelitian dimana musik yang
digunakan sebagai terapi mampu untuk memperbaiki dan menstabilkan
kondisi pernapasan pada bayi, khususnya bayi prematur. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Sumawidayanti (2018) didapatkan bahwa terapi musik mampu
membantu meningkatkan berat badan pada bayi premature.
Status hemodinamik merupakan pemeriksaan aspek fisik dari sirkulasi
darah, termasuk fungsi jantung dan karakteristik fisiologis vaskuler perifer
yang berperan penting dalam pemantauan TIK karena mempengaruhi
fungsi penghantaran oksigen dan melibatkan fungsi jantung sebagai pompa
darah ke seluruh tubuh terutama ke otak (Leksana, E., 2011, dalam Indriani et
al., 2017). Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk mengidentifikasi,
mendeteksi kelainan fisiologis secara dini dan memantau pengobatan untuk
mendapatkan informasi keseimbangan homeostatik tubuh (Istiqfaroh &
Rahman, 2019). Menjaga stabilisasi hemodinamik pasien cedera kepala dapat
dilakukan dengan farmakologi dan non farmakologi. Pemulihan status
hemodinamik non farmakologi dapat diberikan tindakan mandiri perawat yang
mudah dilakukan, tidak menimbulkan efek samping dan tidak memerlukan
biaya yang mahal salah satunya adalah terapi musik. Terapi musik
merupakan salah satu terapi non farmakologi bentuk stimulus sensorik
pendengaran yang akan memberikan stimulasi pada sistem saraf untuk
menciptakan kestabilan status hemodinamik yang berdampak terhadap
perbaikan perfusi jaringan serebral.
Terapi musik lullaby dapat mengubah secara efektif ambang otak yang
dalam keadaan stress menjadi lebih rileks karena musik tersebut secara mudah
dapat diterima oleh organ pendengaran dan melalui saraf pendengaran
diterima dan diartikan di otak tanpa batasan intelektual melainkan dapat
mengaktivasi sistem limbic yang mengatur emosi seseorang menjadi lebih
rilek, dan dalam keadaan rileks inilah pembuluh darah berdilatasi sehingga
dapat menurunkan tekanan darah, menstabilkan nadi dan frekuensi pernafasan
(Olii, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Widiastuti & Wijayanti (2020),
menyatakan terdapat pengaruh terapi musik klasik terhadap
status hemodinamik dengan penurunan rata-rata MAP 1,375 mmHg,
frekuensi jantung rata-rata 7,25 kali per menit. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pemberian musik klasik memberikan manfaat dalam menstabilkan
hemodinamik. Fungsi pendengaran, ditunjukkan oleh respon pendengaran
kortikal yang ditimbulkan di korteks serebral dan batang otak, terlihat jelas
pada usia kehamilan 26 hingga 28 minggu yang menunjukkan bahwa bayi
prematur di luar titik tersebut Fungsi pendengaran, ditunjukkan oleh respon
pendengaran kortikal yang ditimbulkan di korteks serebral dan batang otak,
terlihat jelas pada usia kehamilan 26 hingga 28 minggu yang menunjukkan
bahwa bayi prematur di luar titik tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas musik lullaby dapat memengaruhi fisik
dan psikologis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiana mengenai
pengaruh aplikasi terapi musik lullaby pada bblr untuk stabilisasi
hemodinamika.

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan yang telah diuraikan pada bagian latar belakang, maka
diketahui, "Bagaimanapengaruh aplikasi terapi musik lullaby pada bblr untuk
stabilisasi hemodinamika?".

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh aplikasi terapi musik lullaby pada bblr
untuk stabilisasi hemodinamika
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik aplikasi terapi musik lullaby pada bblr
dengan stabilisasi hemodinamika
2. Untuk mengetahui aplikasi terapi musik lullaby pada bblr.
3. Untuk mengetahui stabilisasi hemodinamika pada bblr.
4. Untuk mengetahui hubungan aplikasi terapi musik lullaby pada bblr
untuk stabilisasi hemodinamika.
5. Untuk mengetahui kekuatan dan arah pengaruh aplikasi terapi musik
lullaby pada bblr untuk stabilisasi hemodinamika.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Puskesmas / Rumah Sakit
Sebagai informasi atau masukan pada puskesmas/ rumah sakit
untuk mengetahui pengaruh aplikasi terapi musik lullaby pada bblr untuk
stabilisasi hemodinamika.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi atau bahan pembelajaran untuk meningkatkan
pengaruh aplikasi terapi musik lullaby pada bblr untuk stabilisasi
hemodinamika yang bermanfaat bagi Universitas.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat agar lebih paham
mengenai salah satu masalah stabilisasi hemodinamika pada bblr, yaitu
dengan pemberian aplikasi terapi musik lullaby
1.4.4 Bagi Peneliti
Sebagai informasi atau bahan referensi penelitian-penelitian yang
akan dikembagkan selanjutnya oleh peneliti lain untuk hasil yang lebih
baik dalam meningkatkan stabilisasi hemodinamika pada bblr.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2018). Profil kesehatan Indonesia tahun 2018. Diperoleh dari
http://www.depkes.go.id/resources/dow nload/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia2018.pdf.

Dinkes Semarang. (2018). Profil kesehatan Provinsi Semarang tahun 2018.


Diperoleh darihttp://www.dinkessemarang.net/downlot.php?file=Profil
%20Kesehatan%20Provinsi %20Semarang%20Tahun%202018.pdf

Edraki M. Beheshtipour N. Razavi SM. Zahadatpour Z. (2018). Studying the


Effest of Lullaby on Some Physiological Factors. Pharmacophore an
International Journal. 8 (6S): 1-7

Emiliyawati E. (2019). Pengaruh Terapi Musik Lullaby Terhadap Heart Rate,


Respiration Rate, Saturasi Oksigen Pada Bayi Prematur. Jurnal
Keperawatan Indonesia. 5 (3): 259-263

Ferber, S.R dan Makhoul, I.R.(2018). The Effect of Skin-to-Skin Contact


(Kangaroo Care) Shortly After Birth on the Neurobehavioral Responses of
the Term Newborn: A Randomized, Controlled Trial. Pediatrics Journal.
Vol 113.hlm 858-864.

Hafid, W., Badu, F. D., & Laha, L. P. (2018). Analisis Determinan Kejadian Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Tani dan Nelayan. Gorontalo Journal
of Public Health, 1(1), 01-07.

Hatijar, H. (2020). Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Makassar. Jurnal Kebidanan Malakbi, 1(1), 16-20.

Khoiriyah, H. (2018). Hubungan usia, paritas dan kehamilan ganda dengan


kejadian bayi berat lahir rendah di rsud abdul moeloek provinsi lampung.
Jurnal Kesehatan, 3(2), 38-38.

Olii, N. (2019). Pengaruh Musik Terhadap Respirasi Bayi Berat Lahir Rendah
Selama Kangaroo Mother Care Di RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Jurnal Sehat Mandiri, 14(2), 87–94. https://doi.org/10.33761/jsm.v14i2.130

Putriana Y. Aliyanto W. (2018) Efektivitas Perawatan Metode Kangguru (PMK)


dan Terapi Murottal terhadap Peningkatan Berat badan dan Suhu pada Bayi
BBLR. Jurnal Kesehatan. 9 (1): 33-45

Sari, J. P., & Indriani, P. L. N. (2020). Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil,
Hidramnion, Dan Ketuban Pecah Dini (Kpd) Terhadap Kejadian Berat Bayi
Lahir Rendah (Bblr) Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun
2018. Masker Medika, 8(1), 185-192.

Sulastri, S. (2020). Hubungan Usia Dan Preeklamsi Dengan Kejadian Berat


Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi. Stikes
Keluarga Bunda Jambi, 5(2), 1-7.

Susmita, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi


Berat Lahir Rendah Di Rs. Muhammadiyah Palembang. Masker Medika,
7(1), 159-167

Yusuf N, Hadisaputro S. (2018). The Effectiveness Of Combination Of Kangaroo


Mother Care Method And Lullaby Music Therapy On Vital Sign Change In
Infants With Low Birth Weight. Belitung Nursing Journal. 3 (4): 352- 359

Anda mungkin juga menyukai