Oleh
Shalsabilla Astriani
202050017
Dalam mengkaji suatu film perlu didukung dengan beberapa referensi maupun
metodologi serta teori-teori yang menjadi landasan maupun hal-hal fundamental yang mampu
mendukung argumen yang terdapat pada kajian ini,maka dari itu diperlukan beberapa referensi
seperti kajian yang bersumber dari penelitian terdauhulu sebagai pedoman dari kajian ini.
Studi analisis etnografi dalam film Film Kucumbu Tubuh Indahku merupakan film
Kontroversional yang diproduksi oleh sutradara ternama Garin Nugraha. Kontroversi terjadi
karena dalam film tersebut banyak memasukan adegan-adegan menyimpang berunsur LGBT. Di
Indonesia sendiri LGBT dianggap sebagai penyakit seksual menyimpang yang masih
diperdebatkan keberadaanya karena tidak sesuai dengan norma budaya yang ada di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Etnografi Virtual oleh Cristine
Hine. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui online research dan wawancara. Dengan
analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat dua kelompok
yang secara sadar terbentuk dari sudut pandangnya mengenai film tersebut yaitu kelompok Pro
dan kelompok Kontra
Studi Analisis Etnografi dalam Tulisan ini berjudul Relasi Gender dalam Film 7 Hati 7
Cinta 7 Wanita, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana interpretasi perempuan dan laki-
laki terhadap relasi gender dari berbagai permasalahan yang ditampilkan dalam film 7 Hati 7
Cinta 7 Wanita. Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode yang digunakan adalah etnografi dan
analisis khalayak. Dimana penelitian ini bermaksud untuk memahami bagaimana perilaku dan
latar belakang budaya para informan berperan dalam proses penafsiran suatu makna dan
menginterpretasikan apa yang ditawarkan oleh produk media yaitu film.
Film Ngeri-Ngeri Sedap ini memiliki tema yang berkaitan dengan rasa kekeluargaan
yang mengandung unsur budaya batak, dimana focus utama dari film ini adalah konflik-konflik
yang terjadi di antara keluarga. Film 'Ngeri Ngeri Sedap' mengangkat dinamika dalam keluarga
dengan empat orang anak. Penonton bisa melihat berbagai macam permasalahan dari masing-
masing sudut pandang anak dan orangtua. Adanya bumbu kultur Batak membuat ceritanya
semakin kuat. Meski latar belakangnya padat dengan kultur Batak tetap bisa dinikmati secara
luas. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menguraikan atau menggambarkan aspek-aspek
kebudayaan Batak dari film Ngeri-Ngeri sedap menggunakan teori etnografi. Jika di teliti dalam
film ngeri-ngeri sedap dalam beberapa scene nya banyak mengandung atau menggambarka
aspek-aspek dari kebudayaan Batak. Untuk memudahkan peneliti untuk menganalisis dan
melakukan pembahasan pada setiap scene, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk table.
Tabel Ikon Frame
3. Sulang-Sulang Pahompu
Dalam scene ini juga film ngeri-ngeri sedap seperti memperkenalkan kepada masyarakat
bahwa dalam kebudayaan dan adat istiadat suku batak, ada upacara adat yang dinamakan
Sulang-sulang Pahompu. upacara Sulang Sulang Pahompu adalah pengukuhan upacara
adat pernikahan pada etnik Batak Toba. Namun, yang membedakan upacara ini dengan
upacara adat pernikahan adalah upacara Sulang Sulang Pahompu dilaksanakan setelah
memiliki keturunan dan sebelumnya sudah menikah secara agama atau pemberkatan di
gereja
4. Lapo
Beberapa kali terdapat scene pak domu sering pergi ke lapo. Lapo tidak hanya sekedar
rumah makan tradisional Batak. Ia berdiri sebagai tempat untuk bersosialisasi orang
Batak satu dengan yang lain. Banyak aktifitas yang dilakukan di Lapo, dan kebanyakan
dari mereka adalah laki-laki. Lapo berfungsi sebagai tempat mereka berkumpul dan
berbagi cerita. Berjudi, bermain gitar, bernyanyi, atau sekedar melepas lelah adalah
aktivitas yang biasa dilakukan orang-orang Batak yang datang ke Lapo. Masyarakat
Batak memang terkenal suka berkumpul, pada acara makan saja selalu disertai dengan
obrolan-obrolan hangat. Kondisi inilah yang akan akrab dijumpai saat mengunjungi lapo.
6. Rumah Bolon
Ruma Bolon, juga disebut sebagai Jabu Bolon, adalah bentuk rumah tradisional
suku Batak Toba yang berasal dari daerah Sumatra Utara, Indonesia. Dahulu, Ruma
Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatra Utara 13 Raja tersebut
adalah Raja Ranjinman, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin,
Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja Raondop, Raja
Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam. Dalam film ini terlihat dari scene rumah
orang tua pak domu dan ibu domu
7. Mie Gomak
Mie gomak adalah adalah makanan yang terkenal yang berasal dari tanah Batak, tepatnya
di Sibolga dan Tapanuli. Mie kering yang berbentuk seperti lidi dan
menyerupai spaghetti Italia dengan warna kuning ke jingga. Tak jarang mie gomak sering
juga disebut dengan spaghetti Batak.Disebut mie gomak karena dahulu ketika mie akan
disajikan ke piring, mienya di gomak atau diremas langsung menggunakan tangan.
Namun kini, penyajian mie gomak tidak lagi diremas menggunakan tangan, namun
menggunakan garpu atau sendok demi kebersihan makanan. Terlihat dari scene di akhir
film keluarga domu memakan mie gomak bersama
8. Kain Ulos
Kain Ulos merupakan salah satu pakaian adat Sumatera Utara yang biasa dipakai oleh
masyarakat Suku Batak. Kain Ulos berupa kain tenun berbentuk selendang yang
dianggap sebagai simbol restu, kasih sayang, dan persatuan. Masyarakat Batak
menganggap kain ulos sebagai benda sakral, yang sejalan dengan semboyan mereka “Ijuk
pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong”. Artinya: “jika ijuk adalah pengikat
pelepah pada batangnya, maka Ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama”.
Terlihat dari scene saat ada acara sulang-sulang pahompu dan beberapa adegan lain
dalam film yang memberikan kesan kentalnya Suku Batak dalam kehidupan keluarga
Domu dan masyarakat disana.
9. Lagu Batak pada acara adat
Ada adegan dimana Pak Domu berkumpul dengan teman-temannya dan sekedar
bernyanyi bersama. Ada pula saat-saat dimana lagu ‘Uju Ni Ngolukon’ dan ‘Huta
Nnamartuai’ diputar sebagai backsound. Saat-saat ini membuat film ‘Ngeri Ngeri Sedap’
semakin kental dengan adat Batak dan membuat orang-orang Batak yang menonton
merasa rindu akan suasananya.
10. Matutur
Matutut atau partuturan Batak Tobaadalah sistem kekerabatan Batak Toba. sebagai orang
batak dituntut untuk mengerti partuturan atau posisi duduk atau posisi kita ada dimana.
Supaya saat kita bertemu dengan marga yang masih satu marga dengan kita atau dengan
orang tua kita, kita tidak salah menyebut panggilan. Karena panggilan tersebut
menentukan posisi kita sebagai siapa, dan posisi orang tersebut sebagai siapa. Inang,
Amang, Ompung, Nantulang, Ompung Boru, dan lainnya, adalah contoh panggilan yang
digunakan dalam film.