Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH : LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN


“PEMERIKSAAN PARAMETER KUALITAS KIMIA MAKANAN:
LOGAM BERAT ARSENIK”

Dosen Pengampu :
Tri Marthy Mulyasari, SST, M.KL

Oleh :
Ulfah Faoziah
P1337433220074
Alih Jenjang D-IV Sanitasi Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM DIPLOMA IV
TAHUN 2021
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Pertemuan : 12
ke-
Materi : Pengukuran Parameter Kimia Makanan yaitu Logam Berat Arsen pada
Beras
Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan praktik pengukuran parameter kimia
makanan yaitu logam berat arsen pada beras

A. Dasar Teori
Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan termasuk bahan penyusun
lapisan tanah bumi. Logam berat tidak dapat diurai atau dimusnahkan. Logam berat dapat
masuk ke dalam tubuh mahluk hidup melalui makanan, air minum, dan udara. Logam
berat berbahaya karena cenderung terakumulasi di dalam tubuh mahluk hidup. Laju
akumulasi logam-logam berat ini di dalam tubuh pada banyak kasus lebih cepat dari
kemampuan tubuh untuk membuangnya. Akibatnya keberadaannya di dalam tubuh
semakin tinggi, dan dari waktu ke waktu memberikan dampak yang makin merusak. 
Arsen (As) merupakan bahan kimia yang bersifat metaloid beracun yang ada dalam
berbagai bentuk organik dan anorganik di alam. Metaloid adalah kelompok unsur kimia
yang memiliki sifat antara logam dan nonlogam, sulit dibedakan dengan logam
(Wikipedia, 2015). Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia yang
ditemukan sekitar abad-13. Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa
dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau
berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational
Safety and Health (1975), arsen inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai
gangguan kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan
bersifat racun yang sangat kuat.
Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini disebabkan arsen merupakan
salah satu mineral yang memang terkandung dalam susunan batuan bumi. Arsen dalam
air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi, terbentuk dalam kondisi
anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada
kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat (Jones, 2000).
Arsen terkandung dalam ikan dan makanan laut lainnya, seperti udang, cumi-cumi,
dan kerang. Arsen juga terdapat dalam daging dan sayur-sayuran, namun jumlahnya amat
kecil.
Senyawa arsen sangat sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang khas atau ciri-
ciri pemaparan lain yang menonjol. Gejala keracunan senyawa arsen terutama adalah
sakit di kerongkongan, sukar menelan, menyusul rasa nyeri lambung dan muntah-
muntah. Kompensasi dari pemaparan arsen terhadap manusia adalah kanker, terutama
kanker paru-paru dan hati.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mortar
b. Timbangan
c. Beaker glass
d. Botol reaksi
e. Tutup botol reaksi
f. Thermometer
g. Spatula
h. Sendok takar
i. Arsenik color chart
j. Gelas ukur
2. Bahan
a. Sampel beras
b. Reagen arsenik 1
c. Reagen arsenik 2
d. Reagen arsenik 3
e. Test strip

C. Prosedur Kerja
1. Haluksan sampel beras mengunakan mortar dan pestle
2. Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 10 gram dan letakkan dalam cawan
petri
3. Masukkan ke dalam beaker glass dan larutkan menggunakan aquades 100 ml dan
homogenkan menggunakan spatula
4. Cek suhu sampel 28oC sehingga kita bisa melakukan pemeriksaan (suhu normal 22-
28 oC)
5. Masukkan sampel ke dalam botol reaksi hingga mencapai batas normal
6. Masukkan 3 sendok reagen arsenik 1 ke dalam sampel menggunakan sendok takar
dan homogenkan selama 15 detik
7. Masukkan kembali 3 sendok reagen arsenik 2 ke dalam sampel menggunakan sendok
takar , dan homogenkan selama 15 detik diamkan selama 2 menit
8. Masukkan kembali 3 sendok reagen arsenik 3 ke dalam sampel menggunakan sendok
takar , dan homogenkan selama 5 detik
9. Setelah itu, ganti tutup botol reaksi dengan menggunakan tutup botol reaksi
berawarna putih
10. Setelah tutup botol reaksi berawarna putih terpasang, pasangkan test strip melalui
holder pada tutup botol yang telah dibuka, pasang test strip hingga batas warna merah
dan tunggu selama 10 menit
11. Setelah 10 menit, ambil test strip dan bandingkan warna yang didapat dengan warna
yang ada pada arsenik color chart, jika colorchart semakin berwarna kuning
menunjukkan kadar arsenik semakin tinggi
12. Hasil pencocokkan warna yang didapat, test strip menunjukkan warna putih sehingga
dapat disimpulkan bahwa beras tersebut mengandung arsenik sebesar 0 ppb

D. Hasil
Kami telah melaksanakan praktikum secara daring untuk pemeriksaan kadar
arsenik makanan yaitu pada beras di Laboratorium Kimia Kampus VII Poltekkes
Kemenkes Semarang. Hasil pemeriksaan kadar logam berat yang diperoleh adalah
sebesar 0 ppb.
E. Pembahasan
Dari praktikum yang dilakukan pemeriksaan logam berat arsenik pada beras
menggunakan test kit dimana fungsi test kit ini untuk uji kualitatif keberadaan logam
berat arsenik, bahan di tumbuk halus dan di campur dengan aquades sehingga
homogen mempermudah dalam pemeriksaan logam berat arsenik. Fungsi reagen
sendiri yaitu digunakan pengujian dan menganalisis bahan kimia, penggunakan test
trip untuk membandingkan pada indikator warna pada tabung test trip sehingga di
ketahui kadar arsenik pada makanan.
Arsenik merupakan salah satu parameter kimia yang diperiksa pada makanan.
Standar baku mutu yang telah ditetapkan pada SNI 7387: 2009 tentang Batas Maksimum
Cemaran Logam Berat Dalam Pangan kadar maksimum arsenik (As) beras yang
dikategorikan dalam kelompok pangan serealia yaitu sebesar 0.5 mg/kg atau sama dengan
500 ppb, hasil pemeriksaan arsenik pada beras tersebut yaitu sebesar 0 ppb. Jika
dibandingkan dengan standar baku mutu yang ada, maka kadar arsenik pada beras
tersebut telah memenuhi syarat atau dengan kata lain beras tersebut belum tercemar
logam berat arsenik.

F. Kesimpulan
1. Kesimpulan
Hasil pemeriksaan kadar arsenik pada sampel beras tersebut telah memenuhi
syarat baku mutu yang telah ditetapkan dalam SNI SNI 7387: 2009 tentang Batas
Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan. Sehingga beras tersebut aman/
layak untuk dikonsumsi dan sudah tidak diperlukan lagi pengendalian khusus
untuk menurunkan kadar arsenik (As) pada beras tersebut.
2. Saran
a. Untuk praktikum selanjutnya agar menggunakan alat dan metode yang lain
untuk menentukan kadar aresenik pada makanan.
b. Sebaiknya, dalam melakukan pemeriksaan kadar arsenik dilakukan lebih hati-
hati oleh praktikan, serta selalu mengikuti SOP laboratorium yang berlaku.
c. Sebaiknya, laboran dan praktikan harus selalu memperhatikan kevalidan
senstifitas alat agar hasil pengukuran yang didapatkan benar-benar akurat.

Anda mungkin juga menyukai