Anda di halaman 1dari 79

BUKU 1

KURIKULUM
SMP TELADAN BOGOR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Logo Sekolah
atau Pemerintah
Daerah

OLEH : Tim Pengembang Kurikulum

SMP TELADAN BOGOR


Jalan …………………………………………………………
Telepon 0251-xxxxxxx, Email : ……………………………

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dokumen 1 Kurikulum SMP Teladan Kota Bogor mendapat pertimbangan Komite


Sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Bogor selanjutnya para pihak menyatakan bahwa
dokumen ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan pada Tahun Pelajaran 2021 - 2022.

Ditetapkan di : Bogor
Tanggal : Juli 2021

Mengetahui, Menetapkan,
Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

……………………………. . ……………………………
NIP:

Mengesahkan :
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor

Drs. Hanafi , M.Si


NIP. 196307191988111001

ii
LEMBAR VERIFIKASI DAN VALIDASI

Buku 1 Kurikulum SMP Teladan Kota Bogor Tahun Pelajaran 2021/ 2022 telah diverifikasi
dan divalidasi untuk diajukan agar ditetapkan dan disahkan.

Tempat : Bogor
Tanggal : Juli 2021

Memverifikasi dan memvalidasi :


Pengawas Pembina SMP Teladan Kota Bogor

………………………………
NIP. …………………………

iii
TIM PENGEMBANG SMP TELADAN KOTA BOGOR

No Nama Jabatan Tugas Tanda Tangan

1 Pengawas Pembina Pengawas

2 Ketua Komite Komite

3 Kepala Sekolah Ketua

4 WK. Bid. Humas Pengembang

5 WK. Bid. Kurikulum Pengembang

6 WK. Bid. Sarpras Pengembang

7 WK. Bid. Kepeserta Pengembang


didikan
8 PJ. SKL Pengembang

9 PJ. Standar Isi Pengembang

10 PJ. Standar Proses Pengembang

11 PJ. Standar Tendik Pengembang

12 PJ. Standar Sarpras Pengembang

13 PJ. Pengelolaan Pengembang

14 PJ. Standar Pengembang


Pembiayaan
15 PJ. Standar Pengembang
Penilaian
16 Konselor/BK Pengembang

17 Koordinator Keg. Pengembang


Literasi

Bogor, Juli 2021


Kepala Sekolah SMP Teladan Kota Bogor

……………………………..
NIP: ………………………..

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan dan petunjuk-Nya
Sehingga penyusunan Kurikulum 2013 Revisi SMP TELADAN Kota Bogor ini dapat diselesaikan.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sekolah Berbudaya Lingkungan
SMP Teladan Kota Bogor ini dalam rangka merealisir upaya peningkatan mutu pendidikan
seperti yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Rencana Aksi
Nasional (RAN) 2013 Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010 – 2014, setiap
sekolah/madrasah perlu mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Teladan Kota Bogor ini
dilaksanakan bersama antara Kepala Sekolah, Guru dan pengurus Komite Sekolah melalui rapat
paripurna komite, dalam penyusunan ini didalamnya terdiri atas beberapa perangkat KTSP dan
penunjang atas program pengajaran pada tingkat satuan pendidikan dan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sekolah selama tahun pelajaran berjalan.

Dengan disetujuinya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Teladan Kota Bogor
ini berarti sekolah mempunyai pedoman sebagai bahan dasar pelaksaan operasional untuk
mencapai tujuan, sekaligus sebagai payung yang mampu menciptakan ketenangan kerja.

Penyusun mengakui bahwa penyusunan Kurikulum SMP Teladan Kota Bogor ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penyusun siap menerima saran nasehat ataupun
petunjuk demi kesempurnaan Kurikulum SMP Teladan Kota Bogor ini pada khususnya dan
penyusunan Kurikulum SMP TELADAN Kota Bogor yang akan datang.

Tidak kami lupakan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam
penyusunan Kurikulum SMP TELADAN Kota Bogor ini dari perencanaan sampai pelaksaan
sehingga berhasil mewujudkan Kurikulum SMP TELADAN Kota Bogor ini. Semoga jerih payah
tersebut diberikan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bogor, Juli 2021


Kepala SMP Teladan

...……………………………….
NIP.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………. i


LEMBAR VERIFIKASI DAN VALIDASI …………………………………............ ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………................... iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional…….. ………………………………………………. 1
B. Landasan Hukum dan Landasan Operasional ………………. 3
C. Tujuan ………………………………………………………. 6
D. Profil Sekolah ………………………………………………. 8
BAB II VISI , MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi SMP Teladan Bogor ………………………………….. … 11
B. Misi SMP Teladan Bogor ……………………………….. 11
C. Tujuan Pendidikan SMP Teladan Bogor……………………. 12
BAB III KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar ……………………………………………… 13
B. Struktur dan Muatan Kurikulum …………………………….. 16
1. Muatan Kurikulum Nasional…………………………….. 16
a) Kompetensi Inti (KI) ……………………………. 17
b) Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran) …………… 19
c) Beban Belajar ……………………………………. 21
d) Muatan Pembelajaran Terpadu ………………….. 25
e) Kompetensi Dasar……………………………….. 25
f) Ketuntasan Belajar ………………………………. 26
g) Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan………….. 27
h) Penilaian Hasil Belajar ………………………….. 28
i) Program Remidial dan Pengayaan ………………. 31
j) Mutasi …………………………………………… 32
k) Bimbingan dan Konseling ………………………. 34
l) Penguatan Pendidikan Karakter …………………. 38
m) Pendidikan Kepramukaan ………………………. 40
2. Muatan Kurikulum Lokal /Daerah ………………… 45
vi
3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan…………………… 45
a) Pengembangan Diri & Ekstrakurikuler…………… 45
b) Pendidikan Kecakapan Hidup ……………………. 51
c) Sekolah Ramah Anak …………………………….. 52
d) Pendidikan Anti Korupsi …………………………. 53
e) Literasi ……………………………………………. 55
4. Muatan Keunggulan Global ……………………………… 56

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN


A. Pengaturan Waktu Belajar Efektif …………………………... 58
B. Penetapan Waktu Libur ………………………………………. 59
C. Kalender Pendidikan …………………………………………. 61
BAB IV PENUTUP 68

GLOSARIUM 69

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang


Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan
kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, penyusunan
KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU
20/2003 dan PP 19/2005.

Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini berimbas pada pelaksanaan pendidikan.
Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Pada
wilayah tertentu, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metode yang sama sekali
berbeda. Keselamatan dan keamanan peserta didik dan warga sekolah menjadi hal yang
sangat penting dan esensial yang menjadi prioritas dalam kegiatan pembelajaran. Untuk
itu, pemilihan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah menjadi kebijakan yang
layak dan wajib diterapkan di satuan pendidikan.

Dampak dari perubahan kondisi tersebut adalah perubahan kurikulum sekolah. Sekolah
perlu melakukan adaptasi atas hal-hal yang terjadi, termasuk kurikulum yang menjadi
panduan dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum harus mampu memprediksi dan
memperkirakan kegiatan pendidikan terbaik yang bisa dilaksanakan di masa pandemi

1
ini. Oleh sebab itu, kurikulum harus disusun dengan memperhatikan kondisi dan
perubahan yang terjadi.

Namun pembelajaran dimasa pandemi Covid 19 ini banyak kendala yang dihadapi
guru, siswa , orang tua dan pihak-pihat terkait. Kendala yang dialami guru antara lain :
1) Guru kesulitan mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum.
2) Waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban
jam mengajar.
3) Guru kesulitan komunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah.
Sedangkan kendala yang alami orang tua yaitu :
1) Tidak semua orang tua mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada
tanggung jawab lainnya (kerja, urusan rumah, dsb).
2) Kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat
mendampingi belajar di rumah
Kendala pembelajaran di masa pandemic juga dialami siswa , antara lain :
1) Siswa kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya
penugasan soal dari guru.
2) Peningkatan rasa stress dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi
menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak.

Kelangsungan belajar mengajar yang tidak dilakukan di sekolah berpotensi


menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan. Ancaran siswa putus sekolah akan
terjadi pada masa pandemic ini. Risiko putus sekolah dikarenakan anak “terpaksa”
bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi COVID-19.
Kesenjangan capaian belajar akan dialami banyak siswa . Perbedaan akses dan kualitas
selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar,
terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda. Bahkan akan menimbulkan hal yang
sangat mengawatirkan yakni Risiko “learning loss” . Terjadinya kekerasan pada anak
dan resiko eksternal. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah
tanpa terdeteksi oleh guru.

Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19. Kesehatan dan keselamatan


peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan
prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran. Tumbuh kembang peserta

2
didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan
pendidikan selama masa pandemi COVID-19. 1

Untuk mengantisipasi konsekuensi negatif dan isu dari pembelajaran jarak jauh,
pemerintah mengimplementasikan dua kebijakan baru. Pelaksanaan pembelajaran tatap
muka diperbolehkan untuk semua jenjang yang berada zona hijau dan zona kuning.
Sekolah diberi fleksibilitas untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa. Modul pembelajaran dan asesmen dibuat untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus).

B. Landasan Hukum dan Landasan Operasional

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 pengganti Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Permendiknas no 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik
yang memiliki kelainan dan memiliki kecerdasan dan/atau bakat Istimewa
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 tahun 2018 tentang
perubahan permen Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
8. Menteri Lingkungan Hidup no 5 tahun 2013 Pedoman Pelaksanaan Program
Adiwiyata
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

3
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahum 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahum 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Permen PP dan PA no 08 tahun 2014 tentang Sekolah Ramah Anak ( Berita negara
RI no tahun 2014 no 1751)
15. Permendikbud 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan
Kurikulum tahun 2013
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pencegahan Tindak Kekerasan
19. Permendikbud no 18 tahun 2016 tentang Pegenalan Lingkungan Sekolah bagi
Siswa Baru
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
24. Permendikbud no 28 tahu 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Mendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tantang Kompetensi

4
Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan.
27. Permendikbud no 20 tahun2018 tentang Penguatan pendidikan karakter
28. Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar,
dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
29. Peraturan Presiden no 87 tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter
30. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
31. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus
32. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
33. Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus
Disease (Covid-19) pada Satuan Pendidikan
34. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
35. Surat Edaran Sesjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19)
36. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 04/KB/2020, 737 Tahun
2020, HK.01.08/Menkes/7093/2020, 420-3987 Tahun 2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun
Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
37. Peraturan Gubernur Jawa Barat no 2013 tentang muatan lokal Bahasa Daerah
38. Peraturan Gubernur Jawa Barat no 72 tahun 2013 tentang pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

5
C. Tujuan
Kurikulum disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan di SMP Teladan Bogor. Tujuan pengembangan kurikulum
di SMP Teladan Bogor adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah
dalam jangka waktu tertentu dapat diukur, dan terjangkau. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:

1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa


ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Adapun prinsip pengembangan Kurikulum SMP Teladan Bogor ini dikembangkan
mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah.

SMP Teladan Bogor menggunakan Kurikulum 2013 yang dikembangkan berdasarkan


prinsip-prinsip sebagai berikut:

6
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk
konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan
pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah
perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.

2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu
sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah
serta fungsi dan tujuan dari masingmasing satuan pendidikan pada setiap jenjang
pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi
Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan
pendidikan.

3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum


berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan
dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan
dengan memperhaInformatikaan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan
keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam
pembelajaran.

A. Profil SMP Teladan


7
a. Identitas Sekolah
Nomor Statistik Sekolah (NSS) : ……………………………..
Nomor Induk Sekolah : …………………………….
Nama Sekolah : SMP Teladan Bogor
Terakreditasi : A / 97/ Tahun 2019
Alamat : Jl……………………………
, Kota Bogor,
Propinsi Jawa Barat, Kode
Pos 16129
Tahun Berdiri : ……………………………..
Tahun Beroperasi : ……………………………..
Kepemilikan Tanah : ……………………………..
Status Tanah : ……………………………..
Luas Tanah : ……………………………..m2
Status Bangunan : ……………………………..

b. Identitas Kepala Sekolah


Nama Lengkap :
NIP :
Pangkat/ Golongan :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan Terakhir :

c. Data Peserta didik 3 tahun terakhir :

8
Jumlah
No Kelas Rombel Jumlah
Total
Tahun Pelajaran 2019/2020
1 7 9
2 8 9
3 9 9
Tahun Pelajaran 2020/2021
4 7 9
5 8 9
6 9 9
Tahun Pelajaran 2021/2022
7 7 9
8 8 9
9 9 9

d. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidikan Pegawai Pegawai tdk Jumlah %


tetap tetap
S1
D2/D3
SLTA
SD/SLTP
Jumlah
Pendidikan Guru tetap Guru tidak tetap Jumlah %

S2
S1
D3
Jumlah

9
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Ruang Kelas
2. Ruang Kepala Sekolah
3. Ruang Guru
e. Sarana
4. Ruang TU
dan
5. Ruang BK
6. Ruang Wakasek
7. Ruang Laboratorium Komputer
8. Ruang Laboratorium IPA
9. Ruang Kesenian /Galery
10. Ruang Koperasi
11. Ruang UKS
12. Ruang OSIS
13. Ruang Perpustakaan
14. Ruang Serba Guna / Multimedia
15. Masjid
16. Lapangan Upacara
17. Toilet guru / pegawai
18. Toilet siswa
19. Gudang
20. Dapur

Prasarana

10
11
BAB II
VISI-MISI DAN TUJUAN SMP TELADAN

A. Visi
TERWUJUDNYA SISWA BERPRESTASI , AMANAH DAN BERBUDAYA
LINGKUNGAN PADA TAHUN 2025

Indikator-indikator Visi Sekolah :


1. Terwujudnya insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
mengimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif, dan berahklak mulia.
3. Terwujudnya Buku KTSP Bernuansa Kurikulum 2013 revisi
4. Terwujudnya proses pembelajaran pendekatan Saintifik.
5. Terwujudnya standar tenaga pendidikan dan kependidikan yang mampu bersaing
pada era globalisasi.
6. Terwujudnya standar sarana dan prasarana pendidikan yang memadahi
7. Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri, bersih, sejuk.

B. Misi

1. Membina peserta didik berlandaskan keimanan dan ketakwaan.

2. Mewujudkan nilai-nilai agama bagi kehidupan peserta didik.

3. Mewujudkan jiwa toleransi antar umat beragama dan melaksanakan ibadah sesuai

dengan agama yang dianutnya.

4. Mewujudkan kemampuan ekskul dalam mengembangkan potensi peserta didik

5. Mendokumentasikan penyempurnaan buku 1,2,3 KTSP


6. Mewujudkan pemenuhan standar proses pembelajaran dengan metode: pendekatan
saintifik dan belajar tuntas
7. Mewujudkan budaya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri, bersih,
sejuk
8. Mewujudkan budaya sekolah yang ramah anak dan berwawasan gender

12
C. Tujuan
1. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing
komponen sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa).
2. Terlaksananya pengembangan kurikulum, antara lain
a. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
b. Pengembangan pemetaan SK, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk kelas , VIII, dan IX pada tahun 2022 ini karena
ada Pandemi Covid 19 , maka indikator pencapaian terjadi
penurunan target capaiannya .
c. Kepemilikan RPP untuk kelas VII, VIII, dan IX pada semua mata
pelajaran setiap tahun semakin baik; untuk tahun 2022 , sekolah
menerapkan RPP Merdeka Belajar yang hanya intinya terdapat :
Indentitas, Tujuan , Pengalaman Belajar, Penilaian Pembelajaran.
d. Pengembangan sistem penilaian autenInformatika berbasis
kurikulum 2013 yang relevan pada kelas VII, VIII dan IX.
3. Sekolah mencapai Standar Isi (Kurikulum) pada tahun 2022
4. Melaksanakan standar proses pembelajaran pada tahun 2022 karena
pembelajarannya sebagian Belajar Dari Rumah (BDR) maka terjadi
beberapa perubahan , antara lain
a. melaksanakan pembelajaran BDR , dengan panduan dibuat
bersama yang mengacu pada Panduan dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
b. melaksanakan penyederhanaan kurikulum dengan mengurangi
materi ajar, dengan bahan ajar yang menarik dan menantang.
c. melaksanakan pembelajaran inovatif menuju pembelajaran Daring-
Luring , dengan belajar berbagai macam platform ajar ( Aplikasi
Meda Daring ).
5. Menghasilkan standar pendidik dan kependidikan meliputi : semua guru
berkualifikasi minimal S1 dan sebagian S2, semua mengajar sesuai
bidangnya, menguasai ICT untuk pembelajaran dikelas.
6. Terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur
operasional sekolah.
7. Memperoleh Nilai Assesment di kelas 8 yang yang dimulai
September tahun 2022.
8. Meraih prestasi di bidang lomba akademik dan non akademik di Kota

13
Bogor dan Propinsi .
9. Menjadikan siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan
hidup di sekitarnya.
10. Terwujudnya pendidikan karakter melalui kegiatan belajar akademis
dan non akademis.
11. Meraih kejuaraan dalam beberapa cabang olahraga di Tingkat Kota dan
propinsi.
12. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melaksanakan ibadah
sesuai dengan agama yang dianutnya.
13. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan sekolah sesuai dengan
tuntutan perkembangan pengetahuan dan teknologi, antara lain :
a. Jumlah ruang belajar sama dengan jumlah rombel
b. Tersedianya sarana prasarana yang memenuhi SPM.
14. Mampu memenuhi standar pembiayaan minimal yang disyaratkan

Secara garis besar, tujuan Pendidikan di SMP Teladan Kota Bogor antara lain
adanya :
1. Peningkatan kualitas pendidikan/pembelajaran.
2. Peningkatan kualitas bakat, minat dan kreativitas siswa.
3. Pengembangan Hubungan Masyarakat
4. Pengembangan Fisik Sekolah.
5. Pengembangan IT dan Platforn Ajar bagi Guru ( BDR / Tatap Muka )

14
BAB III
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar
1. Landasan Filosofis
Mendeskripsikan landasasan filosofis pengembangan kurikulum satuan pendidikan
yang bersangkutan, yang meliputi:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang;
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif; keunggulan budaya
yang dipelajari diharapkan dapat menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa
lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.
Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang,
menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi
bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai
anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun
kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini,
dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang.
Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik
dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta
didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk
kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang
lebih baik lagi.
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui disiplin ilmu.

15
2. Landasan Sosiologis
Landasan Sosiologis Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan
akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja,
dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab
tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan
akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Psikopedagogis
Landasan Psikopedagogis Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik
transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai
wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMP. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMP yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan
mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada
pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan
pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan
pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari
peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang
hayat.

16
4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar”


(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional
sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan
kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas
standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan


dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL.Hasil dari pengalaman belajar
tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas
yang dinyatakan dalam SKL.

5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 4. Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

17
B. Struktur dan Muatan Kurikulum
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan
pembelajaran pada setiap Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik sebagai


berikut.

1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,


dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

1. Muatan Kurikulum Nasional

Muatan Kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran
A,kelompok mata pelajaran B, bimbingan konseling dan ektrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan. Muatan Kurikulum SMP/MTS meliputi sejumlah mata pelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai
dengan Kelas IX. Pada stuktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah

18
mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan
individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamanya akan berpengaruh terhadap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan.
Pada program pendidikan di sekolah menengah pertama (SMP) dan yang setara, jumlah
jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran dengan kurikulum 2013 revisi
setiap minggu dan setiap jam pelajaran durasi waktu lamanya 40 menit. Pada Tahun
Pelajaran 2021/2022, SMP Teladan menggunakan kurikulum 2013 revisi kelas VII,
VIII,dan IX.

a. Kompetensi Inti

Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan kurikulum
berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan
menempatkan sekolah sebagai bagian dari sistem masyarakat. Rumusan kompetensi
inti menggunakan notasi sebagai berikut

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Kompetensi inti SMP Kelas VII - IX

KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI


I INTI
Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku:
a. Jujur
b. Disiplin
c. Santun
d. Percaya diri
e. Peduli, dan
f. Bertanggung jawab
KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
Perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
dan kawasan regional.

19
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang:
a. Ilmu pengetahuan,
b. Teknologi,
c. Seni,
d. Budaya
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara:
a. Kreatif,
b. Produktif,
c. Kritis,
d. Mandiri,
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.

b. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu di
SMP Teladan Bogor untuk kelas VII, VIII, dan IX.
Mata Pelajaran pada SMP Teladan Bogor terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Struktur kurikulum SMP
Teladan Bogor adalah sebagai berikut :

STRUKTUR KURIKULUM DI MASA PANDEMI COVID-19

Mata Pelajaran Jumlah Jam Pelajaran


Kelas VII, VIII, IX

Kelompok A Reguler Sinkronus Asinkronus


Daring/ Mandiri
tatap muka

1 Pendidikan Agama dan Budi 3 2 1


Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan 3 2 1


Kewarganegaraan

20
3 Bahasa Indonesia 6 2 4

4 Matematika 5 2 3

5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 2 3

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 2 2

7 Bahasa Inggris 4 2 2

Kelompok B Reguler Sinkronus Asinkronus

1 Seni Budaya 3 2 1

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 3 2 1


dan Kesehatan

3 Prakarya dan/atau Informatika 2 1 1

Muatan Lokal Reguler Sinkronus Asinkronus

Bahasa Sunda 2 1 1

PLH 2 1 1
Catatan : Dimasa pandemic Covid 19, terjadi penyederhanaan struktur kurikulum
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah dan PLH
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya, satuan
pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang

21
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk
setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.

Jumlah jam masih tetap sesuai dengan Kurikulum 2013. Namun dalam
pelaksanaannya pembelajaran dibagi atau dilonggarkan. Biasanya setiap mata
pelajaran memiliki jadwal pelajaran tatap muka secara penuh, maka di masa pandemi
ini, tatap muka pun dibatasi melalui fasilitas internet.

Satu jam tatap muka virtual daring, dalam hal ini menggunakan google meet, dibatasi
maksimal 30 menit. Sementara rata-rata setiap mata pelajaran dibatasi
melakukanpembelajaran tatap muka virtual sebanyak dua jam pelajaran, kecuali untuk
mata pelajaran prakarya dan Bahasa Sunda hanya satu jam pelajaran tatap muka
virtual. Selebihnya adalah belajar secara mandiri baik menggunakan platform TIK
maupun secara luring.

Sinkronus adalah pembelajaran virtual melibatkan peserta didik dan guru dalam
waktu yang sama. Asinkronus adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
baik secara mandiri maupun terbimbing dengan waktu yang fleksibel.

Protokol Kesehatan

Di masa pandemi ini, sekolah menerapkan protokol kesehatan bagi seluruh warga dan
pengunjung yang datang. Protokol yang diterapkan adalah sebagai berikut.

1) Pengecekan suhu tubuh sebelum masuk ke lingkungan sekolah


2) Mencuci tangan
3) Menjaga jarak antarorang yang berada di sekolah
4) Setiap orang wajib memakai masker selama berada di lingkungan sekolah.
5) Terdapat bahan sosialisasi pencegahan penularan virus Covid-19.
6) Melakukan pembatasan jumlah orang yang hadir di sekolah

c. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Pengaturan beban belajar
dalam minggu efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

22
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar Minimal 36
reguler setiap tahun minggu
(Kelas VII-VIII, dan
IX)
2. Minggu efektif semester Minimal 18
Digunakan untuk kegiatan
ganjil tahun terakhir setiap minggu
pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan (Kelas
satuan pendidikan
VII, VIII, dan IX)
3. Minggu efektif semester Minimal 14
genap tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas
VII,VIII dan IX)
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 Satu minggu setiap semester
minggu
5. Jeda antarsemester Maksimal 2 Antara semester I dan II
minggu
6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 Digunakan untuk penyiapan
minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 Daerah khusus yang memerlukan
minggu libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
8. Hari libur umum/nasional Maksimal 2 Disesuaikan dengan Peraturan
minggu Pemerintah
9. Hari libur khusus Maksimal 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing
10. Kegiatan khusus satuan Maksimal 3 Digunakan untuk kegiatan yang
pendidikan minggu diprogramkan secara khusus oleh
satuan pendidikan tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif
belajar dan waktu pembelajaran

23
efektif

Pengaturan beban belajar peserta didik dapat dihitung dalam satu minggu, satu
semester, dan satu tahun pembelajaran. ( Dalam Pembelajaran tatap Muka )

1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Teladan Bogor


dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu
Kelas VII, VIII, dan IX adalah 42 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam
pembelajaran adalah 40 menit.
2. Beban belajar di Kelas VII, dan Kelas VIII, dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
4. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.

Kegiatan Belajar Dimasa Pandemi Covid 19

Cara menetapkan beban belajar dengan sistem satuan semester untuk SMP Teladan
Bogor Tahun Pelajaran 2022-2022 meliputi meliputi 40 menit tatap muka, 50% dari
waktu tatap muka untuk kegiatan terstruktur maupuan kegiatan mandiri seperti terlihat
pada tabel di bawah ini. Namun pada kenyataannya di masa pandemic Covit 19 ini
pembelajaran dengan daring pada sitem BDR, maka pembelajaran BDR dengan
pengaturan Pembelajaran sebagai berikut :

Kegiatan Sistem Paket


Tatap muka ( Dikelas dan BDR)* (40 menit dikelas, BDR 30 menit )
Penugasan terstruktur
50% x 40 menit = 20 menit
Kegiatan mandiri
Jumlah 60 menit , BDR 50 menit

Namun saat ini dimasa Pandemi Covid 19. Kegiatan Tatap muka yang biasanya ada
dikelas beralih pada system Belajar Dari Rumah (BDR). Untuk itu merujuk pada
pedoman BDR dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maka SMP Teladan
Bogor mempunyai Panduan yang dibuat dan disepakati bersama.

Secara terperinci Panduan BDR SMP Teladan Bogor tahun 2021-2022 sebagai
berikut :

24
1. Guru Mata Pelajaran
a) Menyiapkan 2 bahan ajar daring/luring dan bahan ajar manual, untuk setiap
pertemuan.
b) Menyajikan pembelajaran dengan standar proses bgr
c) Absensi setiap pertemuan dengan google form/telegram
d) Proses pembelajaran diawali dengan stimulus, berupa tayangan atau
menyapa/tatap muka
e) Selama kegiatan KBM dengan system BDR guru tetap berada di depan
laptop /HP sampai akhir kegiatan
f) Pemberian tugas/ tidak memberatkan siswa
g) Setiap pembelajaran , ada proses penilaian
(sikap/pengetahuan/ketrampilan ) …….( lk/tugas )
h) Tugas siswa , tanggung jawab guru mapel
i) Selain buku nilai , guru mempunyai jurnal
j) Apabila siswa sudah masuk sekolah/new normal , ada hal-hal yang harus
diubah , mengajar tidak boleh memakai sandal
2. Wali Kelas
a) Absensi tiap hari ( google form ), melakukan rekap secara berkala
b) Menerima laporan bulanan kegiatan pembiasaan siswa
c) Penilaian sikap ( jurnal, proses PJJ, absensi )
3. Guru Bimbingan Konseling

a) Menerima rekap perbulan proses bdr siswa


b) Memberikan layanan , berkaitan dengan kesulitan belajar , ketidak hadiran
dalam PJJ
c) Masuk dalam group kelas , memantau siswa dalam belajar

4. Koordinasi Kegiatan BDR


a) Group walas 7 ( guru mapel 7, walas 7 , bk, binsis , kepsek/waka )
b) Group walas 8 ( guru mapel 8, walas 8 , bk, binsis , kepsek/waka )
c) Group walas 9 ( guru mapel 9, walas 9 , bk, binsis , kepsek/waka )

5. Implementasi Penilaian BDR Daring dan Luring

Instrumen Daring Rubrik Penilaian


Penilaian Luring
Tugas Daring & kecepatan waktu, kerapian, kedetailan
Luring

25
Ulangan / Daring Waktu, jumlah yang benar/ mampu dikerjakan,
ujian kualitas jawaban
Entry Daring & merefleksi proses pembelajaran
Jurnal Luring
Forum Daring & partisipasi / keterlibatan kegiatan,kualitas
diskusi Luring ide /pendapatnya
Catatan dalam Penilaian sebagai berikut :
a) Perbedaan nilai siswa dalam aspek pengetahuan dan ketrampilan , tidak
terlalu mencolok/tajam
b) Satu rumpun mapel dibuat kesepakatan nilai ( minimal – maksimal )
c) Dalam KKM , saat ini sebaiknya tetap , bahkan dalam bgr , materi
pembahasan tertentu ada beberapa penurunan level ( pengetahuan &
ketrampilan )
d) Nilai rapor untuk 4 mapel , nilai bisa ditingkatkan misalnya minimal 80
6. Jadwal Pelajaran Selama BDR

d. Muatan Pembelajaran Terpadu

Muatan pembelajaran di SMP/MTs yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari


berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

e. Kompetensi Dasar

Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan dasar ini dijadikan sebagai landasan
melakukan proses pembelajaran dan penilaian bagi siswa.

Kompetensi Dasar atau yang biasa disingkat KD, merupakan penjabaran standar
kompetensi peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan
standar kompetensi peserta didik. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk
menyusun indikator kompetensi. Di dalam komponen Kompetensi Dasar juga dimuat
hasil belajar, yaitu pernyataan unjuk kerja yang diharapkan setelah peserta didik
mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.

26
Kompetensi dasar dibuat oleh pemerintah pusat karena didasarkan atas kesetaraan
sekaligus untuk menghindari terjadinya perbedaan di setiap penyampaian materi pokok
di masing-masing tingkat satuan pendidikan. Akan tetapi dalam pengembangannya,
pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan sekolah diberi kewenangan untuk

mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan kebutuhan


daerah kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Dengan demikian pembelajaran yang
dilakukan akan memberikan makna bagi setia peserta didik dalam mengembangkan
potensinya masing-masing.

f. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%. Di SMP Teladan Bogor,
penentuan kriteria ketuntasan belajar mempertimbangkan:
a. Kompleksitas, tingkat kesukaran kompetensi dasar
b. Intake, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
c. Daya dukung, kemampuan sumber daya pendukung dan sarana prasarana dalam
penyelenggaraan pembelajaran.
Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ((KKM) di SMP Teladan Bogor
Tahun Pelajaran 2021/2022.

Keterangan : untuk aspek sikap , minimal B (baik)


KKM ( Pengetahuan& Ketrampilan)
No. Mata Pelajaran VII VIII IX
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani,
olahraga dan Kesehatan
10. Prakarya/Teknologi
informasi dan Komunikasi

B. Muatan Lokal 27
1. Bahasa Sunda
1. PLH
g. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1) Kenaikan Kelas
Mekanisme penentuan naik kelas dan tinggal kelas SMP Teladan Bogor, diatur
sebagai berikut :
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun Peserta didik dinyatakan
naik kelas, apabila :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti..
b. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing—masing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannyam di
bawah KKM atau belum tuntas.
e. Ketidakhadiran (tidak hadir tanpa alasan) tidak melebihi 10% dari hari belajar
efektif.
2. Peserta didik dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama atau tidak naik
kelas apabila:
a. Tidak mengikuti seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap TIDAK BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan TIDAK BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Ketidakhadiran (tidak hadir tanpa alasan) melebihi 10% dari hari belajar
efektif.
Penetapan kenaikan kelas dan tinggal kelas didasarkan atas hasil musyawarah dewan
guru dalam rapat dinas.

2) Kelulusan
Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Futuhiyah
Mranggen setelah memenuhi syarat berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

28
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik;

3. Lulus Ujian Sekolah, yang diperoleh dari Nilai Sekolah;

4. Nilai Sekolah sebagaimana dimaksud pada nomor c diperoleh dari:

1.1). Gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor
semester I, II, III, IV, V, dan VI dengan pembobotan 40% untuk nilai Ujian
Sekolah danpembobotan 60% untuk nilai rata-rata rapor.

NS = 0,40 US + 0,60 Rata-Rata Nilai Rapor

1.2). Prosentase kehadiran Peserta didik 85 %


1.3) Nilai setiap mata pelajaran minimal 70
1.4) Pembulatan Nilai Sekolah yang merupakan gabungan dari nilai Ujian
Sekolah dan nilai rata-rata rapor dinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100
dengan ketelitian satu angka di belakang koma.

h. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar pada tahun pelajaran 2021/2022 dilaksanakan secara berbeda dari
biasanya. Dengan masih berada dalam kondisi Pandemi Covid-19, maka pelaksanaan
penilaian dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk itu direkomendasikan beberapa aplikasi penilaian antara lain :

1. Google form
2. Quizizz
3. Kahoot
4. Mentimeter
5. Youtube
6. Whatsapp
7. Si-pinter.id
8. Live worksheet
9. Jamboard
Penilaian mencakup penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.
Untuk penilaian keterampilan, khususnya unjuk kinerja, maka dapat memanfaatkan
aplikasi youtube dan jamboard.
Berikut ini beberapa hal yang terkait dengan pelaksanaan penilaian untuk tahun pelajaran
2021/2022.

29
a. Penilaian adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan
belajar peserta didik.
b. Penilaian harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
c. Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan secara terencana dan
berkesinambungan melalui berbagai kegiatan Penilaian dan Tugas
Mandiri/Kelompok.
d. Tugas yang dibebankan guru kepada peserta didik dapat berupa : Tugas
Terstruktur, Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
e. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mengacu pada standar
kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran,
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
f. Penilaian Tengah Semester selanjutnya disebut PTS adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8 atau 9 minggu kegiatan pembelajaran dari awal semester.
Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD
pada periode tersebut.
g. Penilaian Akhir Semester selanjutnya disebut PAS adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan Penilaian meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
h. Penilaian Akhir Tahun selanjutnya disebut PAT adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket. Cakupan Penilaian/Ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut.
i. Apabila Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui PTS, PAS, atau
Penilaian Akhir Tahun tidak memenuhi KKM, maka pendidik harus
menyelenggarakan PTS perbaikan, PAS perbaikan, atau PAT perbaikan di bawah
koordinasi satuan pendidikan.
j. Peserta didik berhak mengikuti PTS apabila memenuhi kehadiran paling sedikit
85 persen dari jumlah hari efektif pada periode tersebut.

30
k. Peserta didik berhak mengikuti PAS apabila memenuhi kehadiran paling sedikit
85 persen dari jumlah hari efektif pada semester tersebut.
l. Ujian Sekolah (jika diadakan) atau Ujian Berbasis Komputer Dalam Jaringan
(UBKD) adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
m. Asesmen Kompetensi Minimum adalah pengukuran kompetensi peserta didik
dalam bidang literasi dan numerasi
n. Survey Karakter adalah pengukuran terhadap karakter peserta didik.
o. Survey Lingkungan Belajar adalah pengukuran terhadap kesiapan daya dukung
sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran.

Laporan Penilaian ( Rapor )


a. Nilai Pengembangan Diri dihimpun oleh guru BP/BK dari Pelatih/Instruktur/
Pembimbing kegiatan pengembangan diri.
b. Nilai Kompetensi Dasar selanjutnya disebut nilai KD adalah nilai yang diperoleh
dari hasil perhitungan antara nilai-inilai tugas, dan nilai Penilaian Harian dalam
setiap kompetensi dasar dengan pembobotan disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran dan karakteristik kompetensi dasar tersebut.
c. Nilai harian adalah rata-rata dari nilai KD.
d. Skala nilai memakai skala ratusan dan nilai yang pecahan dibulatkan ke atas
contoh ; 74,51 dibulatkan 75.
e. Skala nilai sikap, Sangat Baik = A, Baik = B, Kurang = C
f. Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran
pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling
(BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran).
g. Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu
semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar jam
pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Guru
mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap spiritual
dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik
dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan
tentang perilaku peserta didik.
h. Pengolahan Hasil Penilaian Sikap mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

31
1) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan
(menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap
spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai);
2) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan
jurnal untuk setiap peserta didik;
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan
guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari
guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas
menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap
peserta didik;
4) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
a) Nilai akhir Penilaian Pengetahuan dari setiap mata pelajaran diperoleh
dengan ketentuan sebagai berikut :
60% x Nilai Harian + 20 % x Nilai PTS + 20% x Nilai PAS.

b) Penilaian Keterampilan dilakukan dengan teknik penilaian Praktik, Produk,


Proyek, Portofolio, dan teknik lain untuk mengukur keterampilan siswa
dalam ranah berpikir.
i. Program Remidial dan Pengayaan
a. Peserta didik dinyatakan belum memenuhi KKM apabila nilai KD yang diperoleh di
bawah nilai KKM.
b. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
c. Pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain:
1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda melalui
kegiatan tatap muka di luar jam efektif.
2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
4) Pemanfaatan tutor sebaya.
d. Peserta didik harus mengikuti kegiatan Test Ulang untuk Kompetensi yang
diremidialkan setelah mengikuti program pembelajaran remedial.
e. Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.
f. Peserta didik dinyatakan tidak tuntas PTS apabila nilai PTS yang diperoleh dibawah
nilai KKM dan kepada peserta didik tersebut diberikan hak mengikuti PTS
perbaikan.

32
g. Peserta didik dinyatakan tidak tuntas PAS apabila nilai PAS yang diperoleh dibawah
nilai KKM dan kepada peserta didik tersebut diberikan hak mengikuti PAS
perbaikan.
h. Peserta didik dinyatakan tidak tuntas PAT apabila nilai PAT yang diperoleh dibawah
nilai KKM dan kepada peserta didik tersebut diberikan hak mengikuti PAT
perbaikan.
i. Nilai hasil PTS perbaikan, PAS perbaikan, atau PAT perbaikan tidak melebihi nilai
KKM.

j. Mutasi
Sudah seharusnya prinsip penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara demokratis
dan berkeadilan, serta tidak diskriminâtif dengan menjunjung tinggi hak asasi setiap
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa Indonesia. Prinsip
tersebut berlaku tidak hanya pada proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di
dalam kelas, tetapi berlaku juga pada tahap penerimaan dan perpindahan peserta didik.
Karena "pindah sekolah" merupakan hak setiap peserta didik seperti yang tercantum di
dalam pasal 12 (ayat 1, poin ke 5) UU No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi: "Setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke program pendidikan pada
jalur dan satuan pendidikan lain yang setara."

Apakah setiap peserta didik/peserta didik berhak pindah sekolah dari sekolah swasta ke
sekolah negeri, ataupun sebaliknya? Jawabannya adalah BERHAK. Lalu, apakah setiap
peserta didik/peserta didik bisa pindah dari sekolah swasta ke sekolah negeri, atau dari
sekolah negeri ke sekolah swasta? Jawabannya BELUM TENTU, bisa atau tidaknya
pindah sekolah sejalan dengan terpenuhi atau tidaknya aturan aturan mengenai
perpindahan peserta didik pada masing-masing sekolah.
Berikut ini aturan-aturan yang berkaitan dengan pindah sekolah peserta didiklpeserta
didik dari sekolah swasta/negeri, maupun dari jalur pendidikan lain yang setara, pada
jenjang dasar (SD/MI, SMP/MTs) dan jenjang menengah (SMA/MA/SMK/MAK)

Aturan/syarat pindah sekolah peserta didik SMP Teladan Bogor:

1. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara berusia 13
(tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun sebagai peserta didik sampai
dengan batas daya tampungnya. (Pasal 71 ayat 2, PP No. 17 Tahun 2010).
Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat kita ketahui bahwa setiap satuan pendidikan
dasar setingkat SMP, wajib menerima semua warga negara (peserta didik

33
barulpeserta didik pindahan) yang berusia 13-15 tahun sebagai peserta didik sampai
dengan batas daya tampungnya yaitu paling banyak 32 orang per rombongan
belajar/kelas.
2. Peserta didik jalur nonformal dan 'informal dapat diterima di SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat tidak pada awal kelas 7 (tujuh) setelah memenuhi
persyaratan: lulus ujian kesetaraan Paket A; dan lulus tes kelayakan dan
penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal yang
bersangkutan. (Pasal 73 ayat 3, PP No. 17 Tahun 2010).Tidak hanya peserta didik
jalur formal saja (SMP/MTs) yang diperbolehkan untuk pindah sekolah, tetapi juga
peserta didik dari jalur nonformal ataupun informal memiliki kesempatan yang
sama dengan syarat lulus ujian kesetaraan paket A, dan lulus tes
kelayakan/penempatan sekolah yang dituju.
3. Peserta didik pendidikan dasar setara SMP di negara lain dapat pindah ke SMP,
MTs, atau bentuk lain yang sederajat di Indonesia setelah memenuhi persyaratan:
menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang membukInformatikaan bahwa yang
bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan dasar setara SD; dan lulus tes
kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan. (Pasal 73 ayat 5, PP No. 17 Tahun 2010). Melalui ayat di pasal mi
pemerintah Indonesia memfasilitasi peserta didik setara SMP dari Negara lain untuk
dapat pindah sekolah di Indonesia, tentunya dengan syarat telah menyelesaikan
pendidikan dasar setara SD, dan lulus tes kelayakan dan penempatan sekolah yang
dituju terlebih dulu
4. Satuan pendidikan memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial,
dan/atau mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan peserta didik
pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau jalur pendidikan lain. (Pasal 73
ayat 7, PP No. 17 Tahun 2010). Bantuan bisa berupa penyesuaian nilai mata
pelajaran dan nilai raport, bantuan pengenalan lingkungan sekolah dll. Penerimaan
peserta didik pada satuan pendidikan dasar dilakukan secara objektif, transparan,
dan akuntabel. (Pasal 74 ayat 1, PP No. 17 Tahun 2010).
5. Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi peserta didik dilakukan secara
mandiri oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala satuan pendidikan. (Pasal
74 ayat 3, PP No. 17 Tahun 2010). Setiap SMP diberikan wewenang khusus untuk
menerima atau tidaknya pindahan peserta didik melalui rapat guru yang dipimpin
oleh kepala sekolah. Salah satu tujuan dari rapat ini adalah untuk mendengarkan
pendapat dari wali kelas tentang kondisi daya tampung kelas/jumlah peserta didik.

34
Satuan pendidikan dasar (SMP/MTs) dapat menerima peserta didik pindahan dan
satuan pendidikan dasar lain. (Pasal 75 ayat 1, PP No. 17 Tahun 2010). Sangat jelas
tertera pada pasal ini bahwa setiap sekolah (SMP/MTs), baik itu SMP negeri
maupun SMP swasta dapat menerima peserta didik pindahan dari SMP lainnya
dengan tidak melihat status swasta/negeri SMP tersebut.

6. Satuan pendidikan dapat menetapkan tata cara dan persyaratan tambahan


penerimaan peserta didik pindahan selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 73 dan Pasal 74 dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Pasal 75 ayat 2, PP No. 17 Tahun 2010). Pemerintah
memberikan hak kepada setiap SMP untuk membuat juknis dan persyaratan
tambahan penerimaan peserta didik pindahan sesuai dengan aturan yang berlaku
dimasing-masing sekolah. Persyaratan tambahan dan tatacara penerimaan peserta
didik pindahan yang berlaku ditiap-tiap sekolah tidak boleh bertentanganlmelanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

k. Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan memiliki
tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia
yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam : Undang-Undang
Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan,(4)
memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua
tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya
secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP disusun sebagai upaya
memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi
keputusan atau kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada
umumnya.

Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling


1) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan

35
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakterisInformatika
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realisInformatika.
2) Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3) Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri. Pengembangan
karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah:

1) Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam


rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan yang dimaksud agar peserta didik mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut.
2) Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta didik
mengenal secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial dan
ekonomi, lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan norma-norma,
maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai lingkungan itu secara positif
dan dinamis pula.
3) Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal.
4) Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah secara khusus adalah:
”Tercapainya perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang
dimiliki dengan mengembangkan tugas perkembangan. ”

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling


1) Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
2) Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah
atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya.

36
3) Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yang dialaminya.
4) Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi
positif yang dimilikinya.
Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling
1) Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan
yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan
pelayanan.
2) Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan, (3)
keterbukaan, (4) kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan, (7) kedinamisan,
(8) keterpaduan, (9) kenormatifan, (10) keahlian, (11) alih tangan dan (12)
tut wuri handayani.

Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


1) Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan
pendidikan bagi peserta didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
2) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
4) Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan
atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat
sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai
dengan potensi dan peminatan dirinya.

37
5) Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui
prosedur perseorangan.
6) Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui dinamika kelompok.
7) Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
8) Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman,
dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
9) Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
10) Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhaInformatikaan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan
tuntutan karaktercerdas yang terpuji.

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan program Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP


Teladan Bogor dilaksanakan melalui :

1. Kontak langsung/tatap muka dengan peserta didik (1JP)


Secara terjadwal satu jam secara klasikal untuk menyelenggarakan layanan
orientasi layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, dan instrumentasi.
2. Di luar jam pembelajaran
Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling

38
kelompok,dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar
kelasSatu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.

3. Tidak kontak langsung/non tatap muka malalui Himpunan data kunjungan rumah,
konferensi kasus, kolaborasi, konsultasi.

l. Penguatan Pendidikan Karakter


Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah melalui pembiasaan yang
dilakukan sekolah.
a. Menguatkan nilai-nilai moral dan spiritual
1. Tadarus
2. Sholat Dhuha
3. Sholat Dzuhur berjamaah
4. Sholat Jumat
5. Pelaksanaan pemotongan hewan qurban
6. Tahun Baru Islam
7. Pesantren Kilat
8. ESQ
9. Salam, Sapa, Senyum, Sopan dan Santun.
10. Penciptaan budaya tata karma

b. Menguatkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan


1. Upacara bendera setiap hari senin
2. Aktualisasi pendidikan kepramukaan setiap hari selasa
3. Upacara bendera pada pembukaan MPLS
4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum belajar
5. Menyanyikan lagu-lagu daerah setelah proses pembelajaran
6. Perayaan hari besar nasional
7. Mengunjungi museum-museum bersejarah
8. Studi Wisata
9. Pendidikan kepramukaan sistem blok 36 jam dan aktualisasi
10. Latihan Dasar Kepemimpinan

c. Menguatkan interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orang tua.

39
1. Pertemuan orang tua setiap tahun ajaran baaru untuk mensosialisasikan visi,
misi, aturan, materi, dan capaian belajar peserta didik yang diharapkan dapat
dukungan orang tua di rumah.
2. Memberi salam, senyum dan sapa kepada setiap orang di komunitas sekolah.
3. Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan
peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku.
4. Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum
pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian.
5. Peserta didik memberi salam kepada guru setelah proses pembelajaran.

d. Menguatkan interaksi positif antar peserta didik


1. Pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar kelompok yang
diketahui oleh guru dan/atau orang tua.
2. Kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga sekolah
yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian dll.

e. Merawat diri dan lingkungan sekolah


1. Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan
2. Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian regu.
3. Membudayakan antri pada saat setelah melaksanakan kegiatan upacara bendera
hari senin, aktualisasi pendidikan kepramukaan.
4. Membudayakan berjalan menaiki dan turun dari tangga sebelah kiri.
5. Membudayakan membuang sampah pada tempatnya.
6. Membiasakan memungut sampah yang dijumpainya.
7. Menjaga kebersihan pakaian sergam masing-masing
8. MemaInformatikaan kran air saat tidak digunakan
9. MemaInformatikaan lampu, AC dan perlengkapan lainnya setelah digunakan
10. Memelihara Kebersihan, Kenyamanan dan Keamanan (K3)
11. Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk (tamanisasi)
12. Pemenuhan sistem sanitasi/drainase
13. Menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotocopi
14. Menggunakan alat tulis yang dapat diisi ulang kembali
15. Menyediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas)
16. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai
17. Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang kelas.

40
18. Perawatan dan penambahan jumlah kamar kecil untuk guru dan peserta didik.
f. Menguatkan potensi diri peserta didik secara utuh.
1. Literasi buku selain buku mata pelajaran
2. Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk
(rekening bank, celengan dll)
3. Mengembangkan budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan
pertanyaan kritis dan membiasakan peserta didik mengangkat tangan sebagai
isyarat akan mengajukan tangan.
4. Membiasakan tiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan
cara memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik tanpa
kecuali untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan
bersama/kelompok.
5. Warga sekolah memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pelajaran pada hari-
hari tertentu untuk kegiatan olah fisik sperti jalan santai.
6. Membuat bulletin dan/atau majalah dinding
7. Melaksanakan pameran karya dan pentas seni
8. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan,
bakat dan minat (Bahasa Inggris, MatemaInformatikaa, dan IPA)
9. Memberi peluang peserta didik untuk belajar menjadi enterprenership.
10. Mengikuti kompetisi akademik dan non akademik baik tingkat kota, propinsi,
nasional dan Internasional.

m. Pendidikan Kepramukaan
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat
sukarela, nonpoliInformatika, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras,
suku dan agama, yang menyelenggarakan Pendidikan Kepramukaan melalui suatu
Model nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Penyelenggaraan kegiatan Pramuka tersebut berlandaskan aturan sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan
Pramuka
3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana
4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

41
5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di sekolah mengacu pada Pemendikbud Nomor 63
tahun 2014 dan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010, yang mengatur
penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan. Permendikbud mengatur tentang teknis
penyelenggaran ekstrakurikuler wajib dan Undang-Undang mengatur tentang kegiatan
gerakan kepramukaan reguler. Mengacu pada kedua aturan itu,maka sekolah
menyelenggarakan kegiatan kepramukaan dalam tiga model yaitu:
1. Model Blok
Model Blok sekolah selenggarakan pada tiap awal tahun pelajaran seperti kegiatan
Masa Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa wajib mengikuti program ini sebagai
kegiatan orietasi atau pengenalan pramuka yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan setiap sebelum siswa memulai tahun pelajaran baru pada tiap tahun.
Pelaksanaan pendidikan model blok bertujuan:
a) Meningkatnya pemahaman siswa tentang pendidikan kepramukaan sebagai
proses yang menyenangkan dan menantang dengan menambah wawasan
tentang keterampilan yang akan mereka kuasai dalam latihan selama satu
tahun pelajaran.
b) Meningkatnya kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan
dengan materi yang dipelajari dalam kegiatan tatap muka yang diadaptasi
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:
 Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,
 Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma
ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak

a. Perencanaan
Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa
baru. Komponen perencanaan meliputi;
 Nama kegiatan
 Tujuan
 Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
 Materi pelatihan dan uraian secara ringkas
 Strategi pelaksanaan pelatihan
 Susunan Panitia
 Pembina/Pelatih

42
 Tempat pelatihan.
 Jadwal pelatihan
 Rencana Anggaran

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan model blok menggunakan waktu 36 jam tatap muka
sebagai Kursus Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta didik sesuai
tingkat kelas dan usianya. Materi kegiatan sekolah siapkan khusus dengan
mengintegrasikan rencana kegiatan tahunan kegiatan keprmukaan, materi
kepramukaan, dan kecakapan berkolaborasi dalam kelas maupun di luar kelas
dalam meningkatkan pematangan sikap dan meningkatkan keterampilan
belajar siswa sebgai bagian diri indikator pencapaian visi sekolah.
Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Sekolah dengan mengkolaborasikan Pembina Pramuka, tim
Pembina Kesiswaan, dan Guru Mata Pelajaran yang relevan dengan rencana
aktivitas latihan kegiatan aktualisasi.

Program kegiatan disusun dalam bentuk proposal kegiatan yang dirumuskan


oleh panitia pelaksana dan disahkan oleh kepala sekolah. Biaya pelaksanaan
kegiatan berasal dari anggaran sekolah yang relevan serta sumbangan dari
pihak lain yang tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.
Dalam kegiatan blok siswa tidak wajib menggunakan atribut pramuka. Namun
demikian, jika sebelumnya siswa telah memiliki atribut dan seragam pramuka,
maka kediatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan atribut kepramukaan.

c. Penilaian
Penilaian model blok dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan
sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program
kegiatan. Penilaian kegiatan menjadi input kepada satuan pendidikan untuk
perbaikan proses. Penilaian hasil belajar siswa disesuaikan dengan materi yang
dipelajari. Hasil penilaian hasil belajar disampaikan kepada mata pelajaran
yang relevan.
2. Model Aktualisasi
Model aktualisasi adalah ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan tiap minggu
efektif. Untuk SMP Teladan Bogor dilakukan setiap Selasa Jam 1-3 berlaku untuk

43
seluruh siswa yang didampingi pembina dan wali kelas. Kegiatan ini bertujuan
utama membangun karakter dan keterampilan. Materi yang diaktualisasikan adalah
materi kepramukaan yang diitegrasikan dengan materi pelajaran yang siswa
peroleh dalam kegiatan tatap muka.

Penyelenggaraan pendidikan aktualisasi adalah bentuk kegiatan peningkatan


kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan yang diintegrasikan dengan materi,
metode, dan prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Oleh karena itu sekolah perlu
menyusun silabus pelatihan terlebih dahulu dengan memetakan kompetensi dasar
mata pelajaran, materi pelajaran, tujuan, struktur jadwal, dan alat penilaian yang
relevan.
a. Perencanaan
Perencanaan kegiatan aktualiasi idealnya disusun untuk tiga tahun dengan
menggunakan model silabus nasional. Dengan sistem perencanan untuk tiga
tahun akan memperjelas kompetensi, materi, strategi, serta tugas yang akan
peserta latihan kerjakan, maupuan perangkat penilaian akan yang sekolah
gunakan. Pembina tiap level mendapat tanggung jawab untuk
merumuskankanya dalam kurun waktu tahunan.
Ada pun struktur program minimal memuat komponen berikut:
 Nama kegiatan
 Tujuan kegiatan
 Silabus Pelatihan
 Materi pelatihan
 Pembina/Pelatih
 Jadwal pelatihan
 Sistem penilaian
 Perangkat evaluasi program.

b. Pembina
Pembina dalam kegiatan aktualisasi adalah tenaga pendidik yang sekurang-
kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK) Kursus
Mahir Dasar (KMD).
Tujuan pelaksanaan pendidikan ekstrakurikuler wajib model aktualisasi adalah:

44
a) Meningkatnya pemahaman peserta didik tentang pendidikan
Kepramukaan yang menyenangkan dan menantang.
b) Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam mengaktualisasikan
kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip
dasar Pendidikan Kepramukaan sehingga bermanfaat untuk kepentingan
hidupnya pada masa kini dan masa depannya.
c) Meningkatkan kompetensi (mengejewantahkan nilai-nilai dalam sikap
dan keterampilan) peserta didik sesuai dengan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pada:
 Penerapan Dwisatya dan Dwidarma bagi peserta didik usia Siaga,
 Penerapan Trisatya dan Dasadarma bagi peserta didik usia
Penggalang, dan Penegak.

c. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi;
 Jadwal latihan satu minggu satu kali.
 Setiap pelaksanaan kegiatan selama 2 jam pelajaran.
 Model struktur kegiatan menggunakan model Latihan Ekstrakurikuler
Pramuka.
 Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh
Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
 Dalam pelaksanaan kegiatan siswa tidak wajib mengenakan atribut
kepramukaan.

d. Penilaian
Penilaian proses dan hasil pencapaian kompetensi dilaksanakan oleh Pembina
meliputi penilaian sikap dan keterampilan. Hasil penilaian disampaikan kepada
guru mata pelajaran yang relevan dengan materi yang menjadi bahan yang
diaktualisasikan siswa.

45
3. Model Reguler
Pelaksanaan kegaitan model reguler adalah kegiatan kepramukaan yang diatur
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Kepramukaan.
Kesertaan dalam kegiatan bersifat sukarela. Jika dalam kegiatan Blok dan
Aktualisasi wajib diikuti oleh seluruh siswa, maka dalam kegiatan reguler
hanya siswa yang berminat saja yang mengikutinya dan mereka tergabung
dalam kegiatan Gugus Depan.

2. Muatan Kurikulum Lokal/Daerah


Dalam struktur kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran kelompok A dan kelompok B.
Mata pelajaran kelompok A dikembangkan oleh pusat. Sedangkan mata pelajaran
Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat
dan dilengkapi dengan konten lokal. Mata pelajaran kelompok B terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Muatan lokal dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, atau satuan pendidikan. Mulok dapat berbentuk sejumlah bahan kajian
terhadap keunggulan dan kearifan daerah.

Pelaksanaan kegiatan dapat berbentuk mandiri sebagai mata pelajaran seperti mulok
bahasa daerah atau terintegrasi. Dengan menggunakan panduan ini , maka selanjutnya
sekolah menetapkan muatan lokal sebagai berikut: Bahasa Daerah Sunda dan
Pendidikan Lingkungan Hidup

3. Muatan Kekhasan SMP Teladan Bogor


a. Pengembangan Diri Dan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri adalah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik
individu maupun kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
sosial, belajar, dan karir, melalui proses pembiasaan, pemahaman diri dan lingkungan
untuk mencapai kesempumaan perkembangan diri.

Tujuan pengembangan diri adalah membantu memandirikan peserta didik dengan


memberikan kesempatan kepada mereka untuk mmengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minatnya. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, praktisi, atau
alumni yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan kepala
sekolah. Pola Pelaksanaan pengembangan diri dalam kegiatan pembiasaan:
46
a) Spontan: Kerja bakti, Bakti sosial, takziah, membiasakan 5 S 1P ( Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Peduli lingkungan ), membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat
b) Rutin: Membaca do'a, membaca surat pendek bersama-sama setiap awal dan
akhir pelajaran, ibadah khusus keagamaan bersama, SKJ, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri, Sholat Duha, sholat dhuhur berjama'ah dan
upacara bendera
c) Keteladanan: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji
kebaikan dan keberhasilan orang lain, disiplin, datang tepat waktu.
d) Terprogram
 Peringatan hari besar Nasional dan agama
 Latihan dasar kepemimpinan
 kegiatan ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling ( BK )
1) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler atau Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah bimbingan
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan


pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok senibudaya,
kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja. Ekstrakurikuler di SMP
Teladan Bogor terdiri dari:

1) Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib


diselenggarakan oleh SMP Teladan Bogor dan wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik. Ekstrakurikuler yang wajib yaitu kepramukaan.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang
dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh SMP Teladan Bogor dan
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.
Beberapa Ekstrakurikuler Pilihan di SMP Teladan Bogor sebagai berikut :

EKSTRA HAR WAK


NO TUJUAN KET
KURIKULER I TU
47
1
Palang Merah Selasa 15.00 a) Peserta didik dapat Pilihan
Remaja – mengetahui,
(PMR) 16.30 memahami dan
melaksanakan
pengetahuan dan
keterampilan
kepalang merahan
yang diwujudkan
dalam kegiatan Tri
Bakti PMR
b) para anggota PMR
akan menjadi teladan
di lingkungannya
(peer leader) serta
kader dan relawan
PMI di masa
mendatang
c) Melatih praktik PPPK
d) Mengembangkan jiwa
sosial dan peduli
kepada orang lain
e) Peserta didik
mengetahui
Kebersihan dan
Kesehatan diri serta
tata cara melakukan
Pertolongan Pertama
(PP)
f) Pengenalan obat-
obatan dan
pembidaian
Paskibraka Sabtu 08.00 a) Melatih kedisiplinan Pilihan
– b) Mengembangkan cinta
10.00 tanah air/nasionalisme
c) Mempersiapkan peserta didik
untuk menjadi petugas
upacara yang baik
2 KIR Jumat 14.30 a) Meningkatkan Pilihan
- kompetensi berfikir
16.00 kritis dan lancar
berkomunikasi.
b) Mempersiapkan peserta
didik menghasilkan
karya ilmiah agar dapat

EKSTRA WAK
NO HARI TUJUAN KET
KURIKULER TU

48
berprestasi baik
tingkat daerah
maupun nasional.
c) Membekali peserta
didik dengan sikap
ilmiah misalnya
jujur, rasa ingin
tahu, kreatif, berfikir
kritis dan analitis
d) Mengembangkan
langkah – langkah
ilmiah dalam
menyelesaikan suatu
masalah
e) Melestarikan
lingkungan melalui
implementasi hasil
penelitian (hasil
KIR)
3

1. Olahraga: a. Melatih peserta


didik terampil dalam
bidang olahraga
b. Menyiapkan peserta
didik dalam kegiatan
1. Futsal Kamis 14.30 Piliha
O2SN
- n
c. Mengikutsertakan
16.00 Piliha
peserta didik dalam
n
kegiatan O2SN

2. Seni a. Melatih peserta didik


Budaya terampil dalam
bidang seni
b. Menyiapkan
peserta didik
dalam kegiatan
LFS2
c. Mengikutsertakan
peserta didik dalam
kegiatan LFS2N
- Seni Lukis Sabtu 12.30 a) Pengenalan unsur- Piliha
- unsur melukis (garis, n
14.30 perspektif, komosisi
warna)
b) Prinsip menggambar
bentuk 3D
c) Sketsa dasar
d) Menggambar bentuk
dasar
e) Membuat gambar

49
EKSTRA WAK
NO HARI TUJUAN KET
KURIKULER TU
f) Membuat desain
poster dengan tema
tema lingkungan
(seruan / ajakan
mencegah
pencemaran dan
kerusakan
lingkungan)
g) Membuat poster
dengan
menggunakan kanvas
sesuai dengan desain
yang sudah dibuat
- Paduan Suara Sabtu 12.30 a) Melatih peserta didik Pilihan
- tentang Pernafasan
14.30 b) Melatih peserta didik
tentang Vokal suara
c) Melatih peserta didik
menyanyikan Lagu
Indonesia Raya dan
Mengheningkan Cipta,
Lagu Nasional
(Syukur, Terima
Kasihku,
Rayuan Pulau
Kelapa, Desaku)
d) Melatih peserta didik
menyanyikan Yel-
Yel Adiwiyata
e) Persiapan peserta
didik untuk mengisi
acara di wisuda
- Tari Sabtu 12.30 a) Pengenalan sejarah Piliha
- Tari di Indonesia n
14.30 b) Gerakan-gerakan tari
c) Materi Tari:
1) Tari Tanem
Tuwuh
Tarian yang
menceritakan
anak-anak sedang
menanam pohon
secara bersama-
sama sebagai
bukti karakter
yang peduli
terhadap
lingkungan
2) Tari Guyub
Rukun
Tarian yang
menggambarkan
anak-anak dengan
guyub dan rukun
bekerja sama
untuk mewujudkan 50
Sekolah Adiwiyata
yang peduli
terhdap kelestarian
b. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial,
kecakapan akademik, kecakapan vokasional. Penerapan Pendidikkan Kecakapan
Hidup (Life Skill)

a. Kecakapan hidup personal meliputi:


 Terampil membaca dan menulis Al-Qur'an,
 Terampil menjadi pewara (MC)
 Rajin beribadah
 Jujur
 Disiplin
 Kerja keras
Kecakapan personal ini dapat dicapai dengan mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, Bahasa Indonesia, dan Pendidikanjasmani Olahraga dan kesehatan.
b. Kecakapan Sosial meliputi
 Terampil memecahkan masalah di lingkungannya
 Memiliki sikap sportif
 Membiasakan hidup sehat
 Sanggup bekerjasama
 Sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis
Kecakapan sosial ini dapat dicapai dengan mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan, ilmu pengetahuan sosial, bahasa indonesia, dan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, Teknologi informasi dan komunikasi, dan ilmu
pengetahuan alam.
c. Kecakapan Akademik meliputi

 Trampil dalam penelitian ilmiah (merencanakan dan melakukan penelitian


dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan
membukInformatikaan variabel)
 Terampil menerapkan teknologi sederhana

 Kecakapan berpikir rasional

Kecakapan Akademik diintegrasikan dengan matemaInformatikaa, bahasa Indonesia


teknologi informasi dan komunikasi, dan ilmu pengetahuan alam
d. Kecakapan vokasional

 Terampil berbahasa Inggris


 Terampil mengoperasikan komputer

51
 Terampil membuat pakaian Khas Bamara
 Terampil membawakan acara
 Terampil menulis karangan ilmiah / populer
Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran matematika, Prakarya,
dan Bahasa Indonesia.

c. Pendidikan Ramah Anak


1) Konsep Sekolah Ramah Anak adalah program untuk mewujudkan kondisi aman,
bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, yang mampu menjamin
pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan
salah lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung
partisipasi anak. Beberapa indikator dari sekolah ramah tersebut adalah
kebijakan sekolah, program, fasilitas, lingkungan, infrastruktur, penanaman nilai-
nilai luhur, pendidik, tenaga kependidikan, keselamatan, partisipasi anak, dan peran
serta masyarakat.
2) Tujuan sekolah ramah anak antara lain : mencegah kekerasan terhadap anak dan
warga sekolah lainnya, mencegah anak mendapatkan kesakitan karena keracunan
makanan dan lingkungan yang tidak sehat, mencegah kecelakaan di sekolah yang
disebabkan prasarana maupun bencana alam, dan mencegah anak menjadi perokok
dan pengguna napza.
3) Manfaat sekolah ramah anak yaitu : adalah menghormati HAM termasuk hak anak,
Berorientasi pemberdayaan, Kemandirian, Kearifan lokal, Relevan dengan kondisi
keseharian anak, serta mengembangkan sistem berpikir kreatif, kritis dan peduli,”
paparnya.

d. Pendidikan Anti Korupsi


SMP Teladan Bogor menyelenggarakan pendidikan anti korupsi yang berisikan
substansi penanaman semangat dan perilaku anti korupsi pada setiap peserta didik
dengan menyusun Model Pengintegrasian Pendidikan Anti korupsi melalui Kegiatan
pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran PPKn . Oleh karena itu PPKn harus
memberikan kontribusi dalam upaya pemberantasan korupsi yaitu dengan memberikan
penekanan dan wadah yang lebih luas bagi terselenggaranya pendidikan anti korupsi
dalam perencanaan dan penyusunan perangkat pembelajaran maupun dalam proses
pembelajarannya.

52
Dengan penekanan dan wadah yang lebih luas tersebut diharapkan peserta didik sejak
dini sudah dapat memahami bahaya korupsi dan selanjutnya terbangun sikap anti korupsi
dan perilaku untuk tidak melakukan korupsi.
Selain terintegrasi dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan anti
korupsi diintegrasikan secara sistematis dalam mata pelajaran yang lain dan melalui
kegiatan pembiasaan.

Nilai Anti korupsi dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran di SMP Teladan
Bogor adalah sebagai berikut :

Nilai Indikator
• Selalu berbicara dan berbuat sesuai dengan fakta,
Jujur • Tidak melakukan perbuatan curang
• Tidak berbohong,
• Tidak mengakui milik orang lain sebagai miliknya

• Berkomitmen untuk selalu berperilaku konsisten dan berpegang


Disiplin
teguh pada aturan yang ada dalam semua kegiatan

Tanggung • Selalu menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas secara tuntas


Jawab dengan hasil terbaik

• Selalu berupaya untuk menuntaskan suatu pekerjaan dengan hasil


Kerja
yang terbaik,
Keras
• Tenghindari perilaku instan (jalan pintas) yang mengarah pada
kecurangan

Sederhana • Selalu berpenampilan apa adanya, tidak berlebihan, tidak pamer


dan tidak ria
• Selalu menuntaskan pekerjaan tanpa mengandalkan bantuan dari
Mandiri orang lain, Tidak menyuruh-menyuruh atau menggunakan
kewenangannya untuk menyuruh orang lain untuk sesuatu yang
mampu dikerjakan sendiri
Adil • Selalu menghargai perbedaan,
• Tidak pilih kasih

• Berani jujur,
Berani • Berani menolak ajakan untuk berbuat curang,
• Berani melaporkan adanya kecurangan,
• Berani mengakui kesalahan

• Menjaga diri dan lingkungan agar tetap konsisten dengan aturan


Peduli yang berlaku,
• Selalu berusaha untuk menjadi teladan dalam menegakkan disiplin,
kejujuran, dan tanggung jawab bersama
.
53
Implementasi pendidikan anti korupsi di sekolah dilakukan melalui hal-hal berikut.

1. Integrasi dalam  Memasukkan komitmen kejujuran,


mata pelajaran kedisiplinan, tanggung jawab dalam perencanaan
yang ada dan pelaksanaan pembelajaran
 Semua guru menyusun dan memiliki
perencanaan pembelajaran: silabus, RPP, dan
perencanaan kegiatan lainnya dengan
memperhatikan nilai-nilai karakter yang
ditanamkan, misalnya kejujuran.
 Guru menghindari pembajakan/ penjiplakan/
plagiat dalam penyusunan silabus dan RPP
2. Mata  Dikembangkan dan ditetapkan oleh
Pelajaran dalam sekolah/daerah dengan mengakomodasi kearifan
Mulok dan keunggulan lokal serta kebutuhan peserta
didik/daerah setempat
3. Kegiatan a. Pembudayaan & Pembiasaan:
Pengembangan Pengkondisian, Kegiatan rutin, Kegiatan spontan,
diri keteladanan,
b. Kegiatan Terprogram melalui:
 Ekstrakurikuler, a.l. : Pramuka; PMR; UKS;
KIR; Olah raga; Seni; OSIS
 Bimbingan Konseling, a.l. : Pemberian layanan
bagi seluruh peserta didik

e. Literasi
Kegiatan pengembangan literasi sebagai gerakan berkelanjutan dilakukan dalam tiga
tahap yaitu :
1) Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan
Melalui kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang difasilitasi guru yang
diintegrasikan dalam pembelajaran.
a) guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
b) guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
c) siswa mencari bahan bacaan sendiri.
d) guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
e) meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e-book, dan teknologi
digital
f) Melakukan pembiasaan Redaton , setiap Selasa jam 1-2 dua minggu sekali

2) Kegiatan Pengembangan

54
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembiasaan. Sekolah
mengagedakan berbagai kegiatan seperti berikut:
a) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara
lisan dan tulisan dalam diskusi
b) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda
khusus presentasi buku.
c) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kriInformatika buku.
d) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam
kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
e) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
f) Melakukan GLS dengan melakukan Pojok Baca dalam pointar-pointar di
seluruh lingkungan sekolah

3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar siswa baik
yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan ini
bertujuan:
a) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
c) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan,
visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku
pelajaran.
Kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pembelajaran
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama,
dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik
atau akademik.
b) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
c) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers ).

55
d) Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku
teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
e) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
f) Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.
g) Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam satuan
pendidikan dan antarsatuan pendidikan.
4. Muatan Keunggulan Global
Muatan keunggulan global ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam pembelajaran dan layanan sekolah. Pemanfaatan TIK dalam
rangka mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran aktif serta
mendukung potensi peserta didik. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran
Guru TIK dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan informasi dalam
Implementasi kurikulum 2013

Pendidikan keunggulan global pada SMP Teladan Bogor terintegrasi pada kegiatan
yang meliputi :

a. Pertukaran Pelajar ke dalam dan ke luar negeri


Syarat ketentuan pertukaran pelajar:
1. pelaksanaan pertukaran pelajar disesuaikan dengan kegiatan sekolah tanpa
mengganggu KBM sekolah
2. Dilakukan seleksi pada peserta yang akan ikut pertukaran pelajar
3. Menetapkan pendamping yang akan berangkat ditetapkan oleh tim
4. Pendamping harus bergantian dan dalam setahun hanya 1 kali pemberangkatan
5. siswa hanya mendapat satu kali kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar
baik lokal maupun luar negeri.
6. Kegiatan ini dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan yang dibentuk oleh
kesiswaan di bawah koordinasi Kepala Sekolah

b. Project on line yaitu program kerjasama yang dilaksanakan secara kolaboratif antara
SMP Teladan Bogor dengan sekolah mitra
c. Connecting Clasroom Online yaitu program Collaborative Class antara SMP Teladan
Bogor dengan sekolah mitra melalui video conference dengan skype program.

56
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Bagian penting yang perlu
diperhatikan dalam perumusan kalender pendidikan adalah:

a. Permulaan Tahun Ajaran


Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah,
3) Selama masa Pandemi, waktu belajar menggunakan pola sinkronus (pembelajaran
tatap muka virtual dalam waktu yang sama) dan asinkronus (belajar dengan waktu
yang fleksibel).
4) Bagi peserta didik yang mengalami hambatan untuk mengikuti pembelajaran
sinkronus, maka dilaksanakan pembelajaran asinkronus sepenuhnya.
Pembelajaran dilaksanakan dengan cara antara lain pemberian materi dan tugas
menggunakan aplikasi belajar, pemberian materi dalam bentuk cetak, diundang
hadir di sekolah untuk waktu tertentu, atau dilakukan guru kunjung ke lokasi
peserta didik.

57
B. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel berikut ini.

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar Minimal 36 Digunakan untuk kegiatan
reguler setiap tahun minggu pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan
(Kelas I-V, VII-VIII, X-XI)
2. Minggu efektif semester Minimal 18
ganjil tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas
VI, IX, dan XII)
3. Minggu efektif semester Minimal 14
genap tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas
VI, IX, dan XII)
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 Satu minggu setiap semester
minggu
5. Jeda antarsemester Maksimal 2 Antara semester I dan II
minggu
6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 Digunakan untuk penyiapan
minggu kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun ajaran
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 Daerah khusus yang
minggu memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
8. Hari libur umum/nasional Maksimal 2 Disesuaikan dengan
minggu Peraturan Pemerintah
9. Hari libur khusus Maksimal 1 Untuk satuan pendidikan

58
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
minggu sesuai dengan ciri
kekhususan masing-masing
10. Kegiatan khusus satuan Maksimal 3 Digunakan untuk kegiatan
pendidikan minggu yang diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Dengan mempertimbangkan peraturan yang relevan sebagai dasar penyusunan
kalender pendidikan sekolah menetapkan menetapkan kalender pendidikan tahun
2021/2022 terlampir.

59
C. Kalender Pendidikan

KALENDER PENDIDIKAN SMP TELADAN BOGOR


TAHUN PELAJARAN 20…. – 20…..

JML. URAIAN
JULI ……. TGL.
HBE KEGIATAN

Minggu 2 9 16 23 30 0
Hari Pertama Masuk Sekolah
Senin 3 10 17 24 31 3 17

Selasa 4 11 18 25 2 17 - 19 MPLS/MOPDB

20 - TKD kls VII


Rabu 5 12 19 26 2
21 - Display ekskul outdoor

- Halal Bil Halal* Out Bond


21 – 22 - Workshop SPMP
Kamis 6 13 20 27 2 - Pembinaan guru untuk
28 lomba Inobel dan karya
ilmiah

Pertemuan pelatih/pembina
Jum’at 7 14 21 28 1 29
ekskul

Kompetisi matematika di
14-18 Vietnam (WMI)
Sabtu 1 8 15 22 29 0
22 Kegiatan filateli kantor Pos
Jakarta

HB
MEB 2 10 29
E

JML. URAIAN
AGUSTUS ……. TGL.
HBE KEGIATAN

Minggu 6 13 20 27 0
Tes Diagnostiq kelas IX
4
Motivasi (ESQ)
11
Kunjungan ke museum
Senin 7 14 21 28 4 22 pertanian (Prakarya kelas VII)
Lesson Studi dan pembuatan
video pembelajaran
24

60
Kunjungan ke lembaga
Selasa 1 8 15 22 29 5 31 pemerintahan (DPRD kota
Bogor)

Pengadaan media
Rabu 2 9 16 23 30 5 2 pembelajaran dalam rangka
sekolah rujukan

17 HUT RI dan Pelombaan


Kamis 3 10 17 24 31 4
18 Field trip ke museum untuk
Mapel PKN kelas VII, VIII, IX
25-27 Pramuka Model Blok
Jum’at 4 11 18 25 4
4 Workshop RPP

5 Rapat Orang tua


Sabtu 5 12 19 26 0
12 Workshop Walikelas

HB
MEB 5 22
E

JML. URAIAN
SEPTEMBER ……. TGL.
HBE KEGIATAN

Minggu 3 10 17 24 0 1 Libur Hari Raya Idul Adha

Pemantapan UNBK (8 kali)


4 – 15 Pelatihan optimalisasi otak
Senin 4 11 18 25 2 4-6 kanan
Kelas VII, VII, IX secara
bergantian
Selasa 5 12 19 26 3 18 – 25 Perkiraan PTS 1

Rabu 6 13 20 27 3 25 – 30 Perkiraan Jeda Tengah Smt 1

Libur Tahun Baru 1439 H


21
Kamis 7 14 21 28 4 (Perayaan tahun baru islam
26
1439)

8 Permulaan Pembinaan tim


Jum’at 1 8 15 22 29 4 OSN dan FL2SN
11-15 Field trip IPS dan Matematika
kelas VIII ke BKKBN
Sabtu 2 9 16 23 30 0 2
9 , 16 Pemotongan hewan qurban
23 ICAS
Pelatihan budidaya tanaman
9 oleh dinas pertanian
Profesional Day
29
Penyuluhan bahaya narkoba

61
dan kriminalitas

HB
MEB 3 16
E

JML. URAIAN
OKTOBER ……. TGL.
HBE KEGIATAN

Minggu 1 8 15 22 29 0 2 – 19,
Pemantapan UNBK (14 kali)
Senin 2 9 16 23 30 5 30, 31

Selasa 3 10 17 24 31 4 23 - 26 TUC 1 (4 hari)

Rabu 4 11 18 25 4 27 Pembagian hasil TUC 1

Students Exchange ke
Kamis 5 12 19 26 4 16-25
Australia

6-8 LDK
Jum’at 6 13 20 27 4 20 Diseminasi sekolah rujukan ke
sekolah imbas
21 Pelatihan HOTS
Sabtu 7 14 21 28 0
28 Pekan literasi

HB
MEB 4 21
E

JML. URAIAN
NOPEMBER …… TGL.
HBE KEGIATAN

Pemantapan UNBK kls IX


Minggu 5 12 19 26 0 1 – 30
(18 kali)

Senin 6 13 20 27 4 3 Kunjungan ke panti asuhan

Selasa 7 14 21 28 5 10 Lomba K3 antar kelas

Rabu 1 8 15 22 29 5

KU 13-14 ASEAN CUP di


Kamis 2 9 16 23 30 4 9-11
Brunei (basket competition)

Jum’at 3 10 17 24 4

Sabtu 4 11 18 25 0

HB
MEB 5 22
E

DESEMBER ……. JML. TGL. URAIAN


HBE
62
KEGIATAN

Libur Maulid Nabi


Minggu 3 10 17 24 31 0 1
Muhammad SAW

Perkiraan Penilaian Akhir


Senin 4 11 18 25 0 4–9
Smt 1

Selasa 5 12 19 26 0

Titimangsa dan Pembagian


Rabu 6 13 20 27 0 15
Rapor

Kamis 7 14 21 28 1 25 Libur Hari Natal

Jum’at 1 8 15 22 29 1 17 - 31 Libur Smt 1

Field trip PAI ke Mesjid


Sabtu 2 9 16 23 30 0 2 Andalusia (study ekonomi
islami)

HB
MEB 1 2
E

JML. URAIAN
JANUARI ……. TGL.
HBE KEGIATAN

Minggu 7 14 21 28 0 1 Libur Tahun Baru Masehi

Senin 1 8 15 22 29 4 2 Hari Pertama masuk smt 2

Pemantapan UNBK kls IX


Selasa 2 9 16 23 30 5 2 – 11
(7 kali)

Rabu 3 10 17 24 31 5 15 – 18 TUC 2 (Tk. Sekolah) (4 kali)

Kamis 4 11 18 25 4 20 Pembagian hasil TUC 2

Pemantapan UNBK kls IX


Jum’at 5 12 19 26 4 22 – 31
(7 kali)

Sabtu 6 13 20 27 0

HB
MEB 5 22 22 Lomba Spensa Day
E

FEBRUARI …… JML. TGL. URAIAN

63
HBE KEGIATAN

Minggu 4 11 18 25 0
5-8 Simulasi UNBK 1 *
Senin 5 12 19 26 3

Selasa 6 13 20 27 1 , 12- Pemantapan UNBK kls IX


3
15 (5 kali)

Rabu 7 14 21 28 Tes Uji Coba 3 (tk. Kota)


3 19 – 22
UN (4 kali)

Kamis 1 8 15 22 4 24 Pembagian Hasil TUC 3

Jum’at 2 9 16 23 Pemantapan UNBK kls IX


4 26 – 28
(3 kali)

Sabtu 3 10 17 24 0 25 Closing Spensa Days

MEB 3 Kunjungan Mapel Prakarya (


HB 8 Penangkaran ulat sutra
17 Ciapus )
E 26 - 28
Perkiraan PTS 2

JML. URAIAN
MARET ……. HBE TGL.
KEGIATAN

Minggu 4 11 18 25 0 12 – 22 Pemantapan UNBK kls IX

Senin 5 12 19 26 4 1–3 Perkiraan PTS 2

Selasa 6 13 20 27 4 5 - 10 Perkiraan Jeda Tengah Smt 2

Rabu 7 14 21 28 4 Perkiraan Pembagian hasil


18
UTS 2

Kamis 1 8 15 22 29 4

Jum’at 2 9 16 23 30 3 17 Libur Hari Raya Nyepi

Sabtu 3 10 17 24 31 0 26 - 29 Simulasi UNBK 2*

HBE 4 HB 19 30
Libur Wafat Isa Almasih
E

APRIL ……. JML. TGL. URAIAN

64
HBE KEGIATAN

Tes Uji Coba 4 (tk Propinsi)


Minggu 1 8 15 22 29 0 3–6
UN

Senin 2 9 16 23 30 2 8 Pembagian Hasil TUC 4

Selasa 3 10 19 24 2 9 – 14 Perkiraan Ujian Sekolah

Libur Isro Mi’roj Nabi


Rabu 4 11 20 25 2 13
Muhammad SAW

Kamis 5 12 21 26 2 10-15 Simulasi UNBK 3*

Short Course (Field trip B.


Jum’at 6 13 20 27 2 14-24
Inggris ke Pare)

Sabtu 7 14 21 28 0 23 - 26 Perkiraan UN

H
MEB 3 B 10
Ei

JML. URAIAN
MEI …….. HBE TGL.
KEGIATAN

Minggu 6 13 20 27 1 Libur Hari Buruh

Senin 7 14 21 28 4 29 Libur Hari Raya Waisak

Selasa 1 8 15 22 29 4 10 Libur Kenaikan Isa Almasih

Rabu 2 9 16 23 30 3 Libur Awal Ramadhan 1439


14 – 16
H

Kamis 3 10 17 24 31 1 21- 26 Perkiraan Penilaian Akhir


Tahun Smt 2

Jum’at 4 11 18 25 2 17 - 19 Penumbuhan Budi Pekerti

Sabtu 5 12 19 26 0

MEB 3 H 14
BE

JUNI ……. JML. TGL. URAIAN


HBE

65
KEGIATAN

Minggu 3 10 19 26 0 1 Libur hari lahir Pancasila

Senin 4 11 20 27 1
4–9 Kegiatan Sanlat, Baksos
Selasa 5 12 21 28 1

Titimangsa & Pembagian


Rabu 6 11 22 29 1 8
Rapor

Libur Hari Raya Idul Fitri


Kamis 7 12 23 30 1 10 – 24
1439H

Jum’at 1 8 17 24 31 1 25 – 30 Libur Akhir Tahun

Libur Akhir Tahun


Sabtu 2 9 18 25 0 26 – 30
Pelajaran

HB
MEB 1 5
E

Bogor, Juli 20……….


Kepala SMP Teladan Bogor

…………………………………
NIP. …………………………..

66
BAB VI
PENUTUP

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyusun Kurikulum SMP Teladan Bogor tahun pelajaran
2019/2022, dimana substansinya merupakan keinginan dan komitmen bersama baik
dalam perancangan maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu terealisasi atau tidaknya
Kurikulum SMP Teladan Bogor ini merupakan tanggung jawab seluruh stake holder
sekolah di bawah monitoring dan pengendalian Kepala Sekolah.

Oleh karena Kurikulum SMP Teladan Bogor ini akan dipakai sebagai pedoman bersifat
flaksibel dan dinamis, maka hal-hal lain yang merupakan ide dan gagasan seluruh
stakeholder selama pelaksanaan Kurikulum SMP Teladan Bogor akan tetap diperhatian,
untuk kedepan dijadikan sebagai bahan masukan demi penyempurnaan dan perbaikan
Kurikulum SMP Teladan Bogor khususnya dan pelaksanaan pendidikan di SMP
Teladan Bogor pada umumnya, baik dari segi input, proses maupun outputnya.

67
GLOSARIUM
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
3. Sekolah adalah SMP negeri maupun swasta dalam lingkungan pembinaan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Dasar dan Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yang
tersebar di wilayah kerja Dinas Pendidikan Kota Bogor.
4. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
5. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
6. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan.
9. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam belajar dengan tujuan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat
serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
10. Pramuka (Praja Muda Karana atau dahulu terkenal dengan nama kepanduan
yang terdapat di berbagai penjuru dunia) adalah wahana untuk latihan secara non
formal guna melatih fisik, mental sepiritual dan mendorong para pesertanya
untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat.
68
11. Sanggar sekolah adalah sekelompok atau gabungan 5-8 Sekolah Dasar
Pertama yang memiliki tujuan dan semangat maju bersama dalam
meningkatkan mutu pendidikan melalui penerapan sistem pembinaan
profesional.
12. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah pembinaan
profesional bagi guru Sekolah Dasar Pertama (SMP) yang tergabung dalam
organisasi sanggar MGMP dalam rangka peningkatan mutu layanan
pembelajaran dan pendidikan.
13. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) adalah wadah pembinaan
profesional bagi para Kepala Sekolah yang tergabung dalam organisasi
sanggar sekolah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
guru dan membahas temuan ide-ide baru yang belum terpecahkan pada
pertemuan di tingkat musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
14. Sinkronus adalah pembelajaran virtual melibatkan peserta didik dan guru dalam
waktu yang sama.
15. Asinkronus adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik baik secara
mandiri maupun terbimbing dengan waktu yang fleksibe

69
LAMPIRAN :

(Lampiran yang bersatu dalam dokumen KTSP)


 Instrumen Verifikasi dan validasi penyusunan dokumen kurikulum ini telah
ditandatangani oleh pengawas sekolah;
 Berita Acara Verifikasi dan Validasi Dokumen KTSP;
 SK Tim Pengembang Kurikulum (TPK);
 deskripsi tugas tim pengembang;
 program dan jadwal kegiatan penyusunan kurikulum;
 daftar hadir dan notula kegiatan penyusunan KTSP; dan
 hasil analisis penetapan KKM

1
(Lampiran yang terpisah dengan dokumen KTSP)
 Lampiran 1 berisi Dokumen II :Kumpulan silabus mata pelajaran termasuk mulok
 Lampiran 2 berisi Dokumen III: Kumpulan RPP semua mata Pelajaran pada setiap
tingkat kelas (jika dipisahkan dapat diberi judul Lampiran 2a Kumpulan RPP Kelas
IX, Lampiran 2b Kumpulan RPP Kelas VIII, Lampiran 2c Kumpulan RPP Kelas VII)
 Lampiran 3 berisi Dokumen IV
1. Peraturan/perundang-undangan :
2. Pedoman-pedoman (Pembelajaran, Muatan Lokal, penilaian, Ekstrakurikuler)
 Lampiran 4 berisi Dokumen V : Branding Sekolah

2
i

Anda mungkin juga menyukai