Pada akhir fase E, peserta didik secara umum memiliki kemampuan berbahasa Sunda untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial-budaya, dan akademis. Peserta
didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi atau pesan
(gagasan, pikiran, dan kehendak) dari berbagai tipe teks berbahasa Sunda tentang beragam topik.
Peserta didik mampu mengkreasi informasi atau pesan (gagasan, pikiran, dan kehendak) untuk
berbagai tujuan. Peserta didik mampu berbicara dengan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari
dan melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks berbahasa Sunda untuk
merefleksi dan mengaktualisasi diri dalam berbagai media sesuai dengan kaidah bahasa dan norma
budaya Sunda.
Mata pelajaran bahasa Sunda merupakan mata pelajaran muatan lokal di Jawa Barat. Sebagai mata
pelajaran muatan lokal, mata pelajaran bahasa Sunda bertujuan untuk membantu peserta didik
dalam membina dan mengembangkan
1. akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Sunda secara benar dan santun;
2. sikap menghargai bahasa Sunda sebagai bahasa ibu dan/atau bahasa daerah;
3. kemampuan berbahasa Sunda dengan benar dan santun melalui berbagai teks multimodal (lisan-
tulis, audio, visual, atau audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
4. kemampuan literasi yang mengintegrasikan kemampuan berbahasa Sunda yang benar dan santun
serta kemampuan berpikir (bernalar) kritis dan kreatif dalam belajar dan berkehidupan;
5. kepedulian terhadap pelestarian dan penumbuhan budaya Sunda dalam berkontribusi sebagai
warga masyarakat Sunda, Indonesia, dan dunia yang demokratis, berkeadilan, dan damai dengan
bersikap silih asih, silih asah, dan silih asuh;
6. kepercayaan diri untuk berekspresi dalam bahasa Sunda sebagai individu yang cakap, mandiri,
bergotong royong, bertanggung jawab, dan santun.