Buku Metopel - Kuasi Eksperimen - Muhammad Galang Isnawan
Buku Metopel - Kuasi Eksperimen - Muhammad Galang Isnawan
net/publication/339040496
KUASI-EKSPERIMEN
CITATIONS READS
0 10,360
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhamad Galang Isnawan on 05 February 2020.
KUASI
EK SP E R IMEN
KUASI-EKSPERIMEN
2020
KUASI-EKSPERIMEN
Penulis:
Muhamad Galang Isnawan
ISBN:
978-623-92719-1-6
Editor:
Sudirman, M.Pd.
Penyunting:
Muh. Rusmayadi, S.Pd., M.Si.
Penerbit:
Nashir Al-Kutub Indonesia
Redaksi:
Kantor 1 (Dusun Batu Galang, Desa Semoyang, Kec. Praya Timur, Kab. Lombok
Tengah, Prov. Nusa Tenggara Barat, 83581, Telp. +6287865005050)
Kantor 2 (Jalan Baru Jari, Gang Rambutan, Desa Merembu Timur, Kec.
Labuapi, Kab. Lombok Barat, Prov. Nusa Tenggara Barat, Telp.
+6281805283613)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamaualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, ilmu,
dan kesempatan sehingga buku yang berjudul “KUASI-EKSPERIMEN”
ini bisa ditulis dengan lancar. Shalawat dan salam tidak lupa dihaturkan
kepada junjungan alam, Nabi Besar, Rasullullah Muhammad SAW yang
telah membawa semua umat manusia sehingga mengenal cahaya
kebenaran.
Kritik dan saran positif sangat penulis harapkan demi perbaikan tulisan
ini ke depannya dan semoga tulisan ini mampu memberikan manfaat
bagi semua pembaca, terutama para peneliti yang tertarik dengan
desain penelitian kuasi-eksperimen. Hal terpenting yang penulis
harapkan dari tulisan ini adalah tulisan ini mampu memberikan berkah
dunia-akhirat dan amal jariah bagi penulis, keluarga penulis, dan semua
pihak yang membantu. Aamiin ya Rabbal Aalamiin.
Januari, 2020
Muhamad Galang Isnawan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
BALIK HALAMAN JUDUL ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II KUASI-EKSPERIMEN (TATANAN TEORI) 5
A. Quasy-Experiment (Kuasi-Eksperimen) 5
B. Rancangan Jenis Desain Penelitian Kuasi-Eksperimen 11
C. Pre-Test dan Post-Test 14
D. Pemahaman Prasyarat Singkat (Sebelum Teknik Analisis
Data) pada Desain Penelitian Kuasi-Eksperimen 15
E. Uji Asumsi 19
1. Uji Normalitas 19
2. Uji Homogenitas 23
F. Teknik Analisis Data 25
1. Uji t 26
2. Uji F 27
3. Uji Lanjut (Post-Hoc) 27
BAB III CONTOH IMPLEMENTASI DESAIN PENELITIAN
KUASI-EKSPERIMEN 28
BAB IV UJI ASUMSI (CONTOH IMPLEMENTASI) 45
DAFTAR PUSTAKA 55
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | vi
INDEKS 59
GLOSARIUM 60
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KUASI-EKSPERIMEN (TATANAN TEORI)
A. Quasy-Experiment (Kuasi-Eksperimen)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, quasy-experiment atau
sebut saja kuasi-eksperimen adalah satu jenis desain penelitian dalam
penelitian kuantitatif. Akan tetapi, sebelum membahas secara
mendalam mengenai kuasi-eksperimen, terlebih dahulu akan
dipaparkan sedikit mengenai jenis-jenis penelitian.
Berdasarkan pendekatannya, penelitian secara umum dibedakan
menjadi penelitian kualitatif (qualitative research), penelitian
kuantitatif (quantitative research), dan mixed-method (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008; MacDonald & Headlam, 2008). Pada
penelitian kualitatif biasanya metode yang digunakan adalah
triangulasi data, meskipun pada beberapa penelitian kuantitatif
tertentu digunakan metode tersebut, seperti: survey; pada penelitian
kuantitatif biasanya digunakan metode statistik terhadap data yang
diperoleh; dan pada penelitian mixed-method digunakan metode
campuran, yaitu dengan mengkombinasikan metode kualitatif dan
kuantitatif secara bergantian (Olsen, 2004).
Mixed-method sebenarnya bukan merupakan istilah yang tepat
karena tidak mengkombinasikan atau mencampur antara metode
kuantitatif dan metode kualitatif, melainkan melakukan metode
tersebut secara bergantian. Bisa saja metode kuantitatif dahulu baru
Muhamad Galang Isnawan
Kuasi-Eksperimen |6
kemudian
dijadikan dasar
untuk merevisi
siklus selanjutnya.
7 Statistik Memerlukan uji Tidak diperlukan
Inferensial statistik secara uji statistik secara
inferensial. inferensial atau
hanya cukup
pendeskripsian
data, seperti: rata-
rata, deviasi
standar, nilai
maksimal, dan
nilai minimal.
pasti adalah “tidak”. Oleh karena itu, maka kedua kelas sampel disebut
sebagai non-equivalent group karena kesamaan atau kesetaraannya
hanya terbatas pada aspek tertentu saja dan tidak berlaku untuk semua
aspek.
Perlu diperhatikan juga bahwa kelas kontrol yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah kelas yang tidak mendapatkan perlakuan.
Atau dengan kata lain, kelas yang menerapkan pendekatan
konvensional. Pendekatan konvensional yang dimaksudkan dalam hal
ini adalah pendekatan yang biasa atau sering diterapkan guru. Artinya,
tidak selamanya yang menjadi pendekatan konvensional adalah
pendekatan pembelajarang langsung, seperti: guru menjelaskan materi,
guru memberikan contoh soal, dan guru memberikan latihan soal. Bisa
saja pembelajaran yang berbasis ICT tergolong pendekatan
konvensional jika ternyata di sekolah sudah biasa menggunakan hal
tersebut.
2. Single-Group Interupted Time-Series Design
Desain jenis ini hanya menggunakan satu kelas, yaitu kelas
eksperimen. Akan tetapi, prerespon atau posrespon dilakukan lebih dari
satu kali atau secara berkali-kali, baik sebelum kegiatan pembelajaran,
maupun setelah kegiatan pembelajaran. Biasanya, desain jenis ini
digunakan untuk melihat pengaruh atau efektivitas model, pendekatan,
atau strategi pembelajaran dengan memberikan beberapa kali
pengukuran (bisa tes atau non-tes), baik sebelum, maupun setelah
perlakuan. Selain itu, dijelaskan juga bahwa desain jenis ini biasanya
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 14
Kelas Eksperimen: O – O – O – O – X – O – O – O –O
Kelas Eksperimen : O – O – O – O – X – O – O – O –O
Kelas Kontrol : O – O – O – O – O – O – O – O –O
E. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Univariat
Uji normalitas univariat digunakan untuk me.ihat apakah data
yang dimiliki berdistribusi mengikuti kurva normal atau tidak, tetapi
untuk masing-masing data. Adapun beberapa uji statistik yang bisa
digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk.
Tidak banyak perbedaan antara kedua uji tersebut, tetepi biasanya
uji Shapiro-Wilk lebih teliti dan cenderung lebih cocok dengan
pendekatan grafik dalam menguji normalitas data (Rani Das & Imon,
2016).
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah manakah uji yang
akan digunakan? Apakah uji Kolmogorov-Smirnov atau uji Shapiro-
Wilk? Jawaban yang paling pas adalah kedua-duanya. Data akan
sangat baik atau bisa disimpulkan normal secara univariat ketika
memenuhi kedua uji tersebut. Meskipun, ketika salah satu uji saja
terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
secara univariat. Adapun kriteria uji (output SPSS) yang digunakan
adalah ketika nilai signifikansi (sig.) untuk kedua uji lebih besar dari
atau sama dengan 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Akan tetapi, ketika nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa data belum atau
tidak berdistribusi normal. Istilah ‘belum normal’ digunakan karena
data yang diperoleh memiliki kemungkinan untuk dinormalkan
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 20
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menentukan untuk menentukan apakah
suatu kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki
perbedaan ditinjau dari beberapa atau keseluruhan variabel. Uji F
dalam konteks tertentu biasanya juga disebut sebagai multivariate
analysis of variance (MANOVA). Adapun kriteria ujinya sama dengan
uji t, yaitu: ketika nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan
0,05; maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok ditinjau dari salah satu atau
keseluruhan variabel (Sharma, 1996; Stevens, 2009).
3. Uji Lanjut (Post-Hoc)
Ada beberapa jenis uji lanjut, seperti: t-Benferroni dan Tukey.
Akan tetapi, uji lanjut hanya akan muncul di output SPSS ketika jumlah
kelompok lebih dari dua kelompok. Hal ini disebabkan karena untuk
dua kelompok, sudah mampu dilihat dengan menggunakan MANOVA
biasa. Kriteria ujinya pun sama dengan uji t dan uji F, yaitu: ketika nilai
signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05; maka dapat
disimpulkan bahwa H0 untuk uji lanjutnya ditolak atau dengan kata lain
Ha untuk uji lanjutnya diterima. Pembahasaan H0 dan Ha disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian (Stevens, 2009).
BAB III
CONTOH IMPLEMENTASI
DESAIN PENELITIAN KUASI-EKSPERIMEN
Perangkat Pembelajaran:
Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan minimal meliputi:
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) yang
berbasis pendekatan matematika kontekstual, lembar observasi
pelaksanaan pendekatan matematika kontekstual untuk kelas
eksperimen, dan instrumen penelitian (sudah dijelaskan sebelumnya).
Prosedur Penelitian:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan menyusun perangkat
pembelajaran seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Setelah semua
perangkat pembelajaran siap, khususnya untuk instrumen penelitian
dilakukan kegiatan pembuktian validitas. Pembuktian validitas
meliputi pembuktian validitas isi dan pembuktian validitas konstruk.
Pembuktian validitas isi dilakukan dengan meminta pendapat beberapa
ahli (minimal 2 orang ahli bidang pendidikan matematika) mengenai isi
atau konten instrumen yang dibuat. Apakah instrumen tersebut sudah
sesuai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau tidak. Dalam
konteks ini, validitas isi bertujuan untuk memastikan apakah tes
kemampuan problem-solving sudah sesuai untuk mengukur
kemampuan problem-solving siswa kelas VII SMP atau tidak dan untuk
memastikan apakah angket self-confidence sudah sesuai untuk
mengukur self-confidence siswa kelas VII SMP.
Setelah dilakukan pembuktian validitas isi, dilakukan kegiatan
uji coba dengan meminta responden yang bukan merupakan sampel
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 33
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir ini dilakukan kegiatan analisis data untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Pada tahapan inilah, kegiatan teknik analisis data yang sudah
dijelaskan sebelumnya dilakukan.
Hasil Penelitian:
Perhatikan jenis desain penelitian yang digunakan berikut:
4 80,00 60,00
5 70,00 70,00
6 75,00 75,00
7 80,00 60,00
8 75,00 70,00
9 75,00 75,00
10 70,00 65,00
11 80,00 65,00
12 85,00 70,00
11 85,00 60,00
12 80,00 65,00
Interpretasi:
Oleh karena nilai signifikansi t yang diperoleh sebesar 0,110 (yang
dilingkari merah) dan nilai tersebut lebih besar dari 0,05; maka dapat
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 40
Interpretasi:
Oleh karena nilai signifikansi t yang diperoleh sebesar 0,001 dan nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa H02
ditolak. Atau dengan kata lain, pendekatan matematika kontekstual
efektif ditinjau dari aspek self-confidence.
3. Hipotesis Ketiga
Buatlah data view dan variable view seperti pada gambar di bawah
(berdasarkan hasil penelitian sebelumnya):
Interpretasi:
Berdasarkan output di atas diperoleh informasi bahwa signifikansi F
untuk keseluruhan variabel lebih kecil dari 0,05; yaitu sebesar 0,000
(lingkaran merah) sehingga dapat disimpulkan bahwa H03 ditolak
atau Ha3 diterima. Atau dengan kata lain, terjadi perbedaan
keefektifan pendekatan matematika kontekstual dengan
pendekatan konvensional ditinjau dari aspek kemampuan problem-
solving dan self-confidence siswa kelas VII SMP. Selain itu,
berdasarkan output di atas diperoleh juga informasi bahwa nilai
signifikansi F untuk kemampuan problem-solving sebesar 0,000 dan
untuk self-confidence sebesar 0,001 yang mengindikasikan bahwa
terdapat perbedaan keefektifan antara pendekatan matematika
kontekstual dengan pendekatan konvensional ditinjau dari masing-
BAB IV
UJI ASUMSI (CONTOH IMPLEMENTASI)
Interpretasi:
Berdasarkan output di atas diperoleh informasi bahwa nilai signifikansi
untuk uji Kolomogorov-Smirnov adalah sebesar 0,200 untuk variabel
kemampuan problem-solving dan 0,153 untuk variabel self-confidence
(lingkaran merah), sedangkan untuk uji Shapiro-Wilk adalah sebesar
0,187 untuk variabel kemampuan problem-solving dan 0,018 untuk
variabel self-confidence (lingkaran biru). Oleh karena kedua nilai
signifikansi untuk uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05; maka
dapat disimpulkan bahwa data post-respond yang diperoleh, baik untuk
variabel kemampuan problem-solving, maupun untuk variabel self-
confidence sudah terdistribusi secara normal. Akan tetapi, untuk uji
Saphiro-Wilk hanya nilai signifikansi varoabel kemampuan problem
solving saja yang lebih besar dari 0,05; sedangkan untuk variabel self-
confidence lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data post-respond untuk variabel kemampuan problem-solving sudah
berdistribusi normal, sedangkan untuk variabel slef-confidence belum
berdistribusi normal. Lalu, apa keputusan yang harus diambil berkaitan
dengan masalah ini? Jawabannya adalah gunakan saja uji Kolmogorov-
Smirnov dan jangan gunakan uji Saphiro-Wilk. Hasil ini kemudian
Interpretasi:
Berdasarkan grafik normal Q-Q Plots di atas diperoleh informasi bahwa
data menyebar mengikuti garis lurus sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal dan berdasarkan grafik detrended
normal Q-Q Plots diperoleh informasi bahwa data menyebar terbagi
dua, baik di atas, maupun di bawah 0,000 sehingga dapat dipastikan
kembali bahwa data post-respond untuk variabel kemampuan problem-
solving benar-benar sudah berdistribusi normal.
Adapun output Q-Q Plots untuk variabel self-confidence adalah
sebagai berikut:
Interpretasi:
Berdasarkan grafik normal Q-Q Plots diperoleh informasi bahwa data
tersebut bisa dikatakan berdistribusi normal karena data menyebar
mengikuti garis lurus. Akan tetapi, ketika memperhatikan grafik
detrended normal Q-Q Plots diperoleh informasi bahwa data belum
berdistribusi normal karena data tidak menyebar terbagi dua. Hasil ini
kemudian sejalan dengan hasil uji Saphiro-Wilk yang menyimpulkan
bahwa data post-respond untuk variabel self-confidence belum
berdistribusi normal. Hasil ini juga mengkonfirmasi bahwa uji Saphiro-
Wilk lebih konsisten dibandingkan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
B. Uji Homogenitas
Untuk uji homogenitas dilakukan analisis dengan menggunakan
SPSS seperti pada hipotesis ketiga pada bab sebelumnya. Akan tetapi,
ada beberapa output yang digunakan untuk menginterpretasi uji
homogenitas, baik univariat, maupun multivariat. Adapun output yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Interpretasi:
Berdasarkan output di atas diperoleh informasi bahwa nilai signifikansi
Levene’s Test, baik untuk kemampuan problem-solving, maupun untuk
self-confidence secara berturut-turut adalah sebesar 0,687 dan 0,068
(lingkaran merah). Oleh karena nilai signifikansi tersebut lebih besar
dari 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa data memenuhi uji
homogenitas secara univarat. Berdasarkan output Box’s M diperoleh
informasi bahwa nilai signifikansi Box’s M sebesar 0,345 (lingkaran biru)
yang lebih besar dari 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data
post-respond tersebut homogen secara multivariat.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENELITIAN
PENDIDIKAN.pdf
Drummond, K., & Murphey-Reyes, A. (2017). Quantitative Research
Designs: Experimental, Quasi-Experimental, and Descriptive.
California: Jones & Bartlett Learning.
Fassinger, R., & Morrow, S. L. (2013). Toward Best Practices in
Quantitative, Qualitative, and Mixed- Method Reseach: A Social
Justice Perspective. Journal for Social Action in Counseling &
Psychology, 5(2), 69–83. Retrieved from
http://eds.a.ebscohost.com/eds/detail/detail?vid=0&sid=40a
3f896-b989-41b4-bf45-
16771ecefe37%40sessionmgr4008&bdata=JnNpdGU9ZWRzL
WxpdmU%3D#AN=93598272&db=asx
Garson, G. D. (2012). Testing Statistical Assumptions. In Blue Book Series.
Retrieved from
http://www.statisticalassociates.com/assumptions.pdf
Johnson, B., & Christensen, L. (2008). Educational Research (3rd ed.).
Thousand Oaks: Sage Publication, Inc.
Kunlasomboon, N., Wongwanich, S., & Suwanmonkha, S. (2015). Research
and Development of Classroom Action Research Process to
Enhance School Learning. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 171, 1315–1324.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.248
MacDonald, S., & Headlam, N. (2008). Research Methods Handbook:
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 57
INDEKS
C Nominal 15
Covenient 6, 7 O
E One-Sample T Test 26
Equivalent 12 Ordinal 15
Experiment 6 P
I Post-Hoc 27
Inferential Statistics 26 Post-Respond 12
Interval 15 Post-Test 12
K Pre-Test 10, 11, 12
Kuasi-Eksperimen 2-3, 5-9, 11, Pre-Respond 12
15, 26, 28, 31, 33 R
L Randomly Assignment 6
Logical Positivisme 1 Rasio 15
M T
Manova 27 Treatment 13
Metrik 15 Tri-Dharma Perguruan Tinggi 1
Mixed-Method 1, 5 True-Experiment 3, 7, 8
N
Non-Equivalent 12
Non-Equivalent Group 13
Non-Metrik 15
Non-Randomly Assignment 6, 7
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 60
GLOSARIUM
Covenient
Kumpulan sampel yang sudah terbentuk secara alami.
Equivalent
Memiliki pola yang sama.
Experiment
Salah satu jenis desain penelitian (sampel dipilih secara acak).
Inferential Statistics
Proses menginterpretasikan data dengan menggunakan berbagai
metode statistik (dimaksudkan untuk generalisasi hasil penelitian).
Interval
Salah satu jenis data yang berbentuk numerik, memiliki batas atas dan
batas bawah.
Kuasi-Eksperimen
Salah satu jenis desain penelitian eksperimen, tetapi sampel tidak diplih
secara acak karena sampel berbentuk convenient.
Logical Positivisme
Aliran filsafat yang menggunakan prinsip logika dalam menentukan
kebenaran suatu realita.
Manova
Salah satu jenis uji statistik inferensial dengan banyaknya variabel
bebas lebih dari satu variabel.
Metrik
Kelompok jenis data yang berbentuk interval dan rasio.
Mixed-Method
Salah satu jenis metode penelitian yang dilakukan dengan
mengkombinasikan urutan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Non-Equivalent
Tidak memiliki pola yang sama.
Non-Equivalent Group
Kelompok yang tidak memiliki pola yang sama.
Non-Metrik
Kelompok jenis data yang berbentuk nominal dan ordinal.
Non-Randomly Assignment
Pemilihan responden sebagai sampel penelitian yang tidak dilakukan
secara acak (ciri khas jenis desain penelitian kuasi-eksperimen).
Nominal
Jenis data yang berbentuk kategori.
One-Sample T Test
Salah satu contoh uji statistik inferensial yang biasanya digunakan
untuk menentukan keefektifan suatu model, pendekatan, strategi, atau
metode pembelajaran.
Ordinal
Jenis data yang berbentuk kategori tetapi memperhatikan urutan.
Post-Hoc
Uji lanjut dalam statistik inferensial, seperti: uji t-Benferroni dan Tukey.
Muhamad Galang Isnawan
K u a s i - E k s p e r i m e n | 62
Post-Respond
Kegiatan memberikan instrumen yang berbentuk tes atau non-tes
setelah pelaksanaan kegiatan eksperimen.
Post-Test
Kegiatan memberikan instrumen yang berbentuk tes setelah
pelaksanaan kegiatan eksperimen.
Pre-Respond
Kegiatan memberikan instrumen yang berbentuk tes atau non-tes
sebelum pelaksanaan kegiatan eksperimen.
Pre-Test
Kegiatan memberikan instrumen yang berbentuk tes sebelum
pelaksanaan kegiatan eksperimen.
Randomly Assignment
Pemilihan responden sebagai sampel penelitian yang tidak dilakukan
secara acak (ciri khas jenis desain penelitian eksperimen).
Rasio
Jenis data yang berbentuk numerik, tetapi memiliki nilai basis, seperti:
data berat badan (basis 0).
Treatment
Perlakuan yang biasanya berbentuk pembelajaran yang inovatif.
Tri-Dharma Perguruan Tinggi
Kewajiban utama dosen di perguruan tinggi.
True-Experiment
Istilah lain dari penelitian eksperimen yang biasanya digunakan untuk
membedakan dengan kuasi-eksperimen.