Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL BAHASA KITA

Pebruari atau Februari?

Masih banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan dua bentuk bersaing ini.

Kalender di Indonesia pun banyak yang menggunakan Pebruari. Tak sedikit pula yang

menggunakan Februari. Lantas, manakah yang benar sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia, Pebruari atau Februari?

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa,

salah satunya bahasa Inggris. Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dijelaskan

bahwa berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi

menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par l'homme.

Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan

penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan

pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal itu, diusahakan

ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar

bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Kelompok yang kedua itulah yang menjadi acuan penulisan bulan kedua dalam

kalender Masehi ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menyamakan tulisan dan

pengucapan, berbeda dengan bahasa Inggris yang penulisan dan pengucapannya berbeda.

Jadi, kaidah yang digunakan untuk menyerap bahasa asing menjadi bahasa Indonesia

adalah kesamaan antara pengucapan dan penulisan serta semirip mungkin dengan bentuk

aslinya.
Kita lihat pada kasus lain, yaitu penulisan bulan November. Kasus ini sama halnya

dengan penulisan bulan Februari. Ada dua bentuk kata bersaing, yaitu Nopember dan

November. Lalu, jika nama bulan aslinya adalah February dan November, mengapa di

masyarakat kita bisa muncul dalam bentuk Pebruari dan Nopember?

Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih menyukai lafal yang mudah diucapkan,

khususnya para orang tua yang kebanyakan tidak mengenyam bangku pendidikan. Oleh

sebab itu, mereka belum dapat mengucapkan bunyi-bunyi (fonem) yang mereka anggap

masih bunyi asing, yaitu /f/ dan /v/. Lalu dengan serta-merta kedua bunyi itu mereka

ganti dengan bunyi miliknya, yaitu /p/.

Sebagai bangsa Indonesia yang baik, sudah sepantasnya menggunakan bahasa

Indonesia yang benar sesuai dengan kaidah yang ada. Dalam hal ini, penggunaan kata

Februari. Sesuai dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, bunyi /f/ dan /v/ sudah

ada dalam bunyi bahasa Indonesia, kedua bunyi itulah yang semestinya digunakan.

Artinya, bunyi tersebut tidak perlu diganti menjadi /p/. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penulisan bulan yang identik dengan bulan kasih sayang ini adalah Februari,

bukan Pebruari.

Anda mungkin juga menyukai