A. Pengertian
Abses otak adalah pengumpulan material infeksus di dalam jaringan otak, ini
dapat terjadi melalui invasi otak langsung dari trauma intrakranial atau pembedahan
melalui penyebaran infeksi dari daerah lain seperti sinus, telinga, dan gigi (infeksi,
sinus paranasal, otitis media, abses gigi), atau melalui penyebaran infeksi dari organ
lain (abses paru, endokarditis infektif) dan dapat menjadi komplikasi berhubungan
dikaitkan dengan pasien yang sistem imunnya disupresi baik karena terapi atau
penyakit.
B. Etiologi
disebabkan oleh penyebaran infeksi dari focus yang berdekatan dengan atau yang
C. Patofisiologi
Di dalam otak mula – mula terjadi radang local disertai sebukan leukosit
astrosit, yang membentuk kapsula, jaringan yang rusak mencair dan terbentuk abses.
Pada awal penyakit ini, jaringan yang terkena menjadi edematosa dan
terrinfiltrasi oleh leukosit. Lambat laun, bagian luar menjadi menebal oleh kolagen
pada dinding abses. Pada pusat abses terjadi nekrosis pencairan. Rongga – rongga
abses dapat meluas malalui substansia alba, menembus dinding ventrikel menuju
meningen.
D. Manifestasi Klinis
Umumnya diakibatkan oleh edema, pengeseran otak, infeksi atau lokasi abses.
Sakit kepala biasanya pada pagi hari, merupakan gejala berkelanjutan yang
paling sering.
penglihatan, kejang)
intrakranial
Kaku kuduk
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiology
- CT scan
- EEG
Abses otak diobati dengan terapi antimikroba dan irisan pembedahan atau
G. Prognosis
Mortalitas abses otak telah menurun secara bermakna sekitar 5-10% dengan
penggunaan sken CT atau MRI dan antibiotik segera serta manejemen bedah. Faktor –
faktor yang terkait dengan mortalitas yang tinggi pada saat masuk adalah abses
multipel, koma, dan kurangnya fasilitas CT. Sekuelae jangka panjang terjadi pada
setidaknya 50% dari penderita yang bertahan hidup dan meliputi hemiparesis, kejang,
Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Klien : Tn. A
2. Alamat : Jln. KHM. Kasim Palopo
3. Usia/Tgl. Lahir : 55 tahun
4. Jenis Kelamin : laki-laki
5. Pekerjaan : PNS
6. Agama/Keyakinan : Kristen
7. Suku/Bangsa : Toraja / Indonesia
8. Status Pernikahan : kawin
9. Tanggal masuk RS : 28 September 2005
10. Tanggal pengkajian : 28 September 2005
11. No. MR : 01 06 41
12. Ruangan : Kelas II kamar 3
13. DX. Medis : Abses otak
B. Penanggung Jawab
Semua biaya perawatan klien ditanggung oleh ASKES dan klien sendiri
II. Riwayat Kesehatan Sekarang :
1. Alasan kunjungan/ keluhan utama :
Klien mengeluh nyeri pada kepala
2. Kualitas keluhan :
Nyeri dirasakan konstan dan berdenyut
3. Regio yang terkena
Seluruh kepala
4. Derajat keparahan :
Nyeri kepala dirasakan dalam derajat III dari skala I – IV
5. Faktor pencetus
Bila klien terpapar cahaya matahari
6. Lamanya keluhan :
Keluhan dirasakan sejak satu bula terakhir
7. Timbulnya keluhan :
Keluhan timbul secara perlahan-lahan dan sudah dirasakan sejak satu bulan
yang lalu.
8. Faktor yang memperberat :
Menggerakkan kepalanya
9. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Istirahat dengan posisi setengah duduk
III. Riwayat Kesehatan Lalu :
- Klien pernah menderita penyakit otitis media akut pada tahun 2004
- Klien sering berobat ke puskesmas
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Genogram 3 Generasi
Keterangan :
: laki-laki : perempuan
- Ket
akutan/ketidakpastian hasil
- Ber
fokus pada diri sendiri
- Sti
mulasi simpatis
- Gel
isah
Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d edema serebral yang
mengubah/menghentikan aliran darah arteri/vena yang ditandai dengan:
Data Subjektif :
- Pasien mengeluh sakit kepala.
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan konstan dan berdenyut
Data Objektif :
- Ekspresi wajah nampak meringis.
- Pasien memegangi kepalanya yang sakit
- Klien nampak pucat
- Klien merintih menahan rasa nyeri
- Klien nampak gelisah
- Otot-otot nampak tegang
b. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial yang ditandai
dengan:
Data Subjektif :
- Pasien mengeluh sakit kepala.
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan konstan dan berdenyut
Data Objektif :
- Ekspresi wajah nampak meringis.
- Pasien memegangi kepalanya yang sakit
- Klien nampak pucat
- Klien merintih menahan rasa nyeri
- Klien nampak gelisah
- Otot-otot nampak tegang
c. Kerusakan mobilitas fisik b/d gangguan kerja neuromuskuler yang ditandai
dengan:
Data Subjektif :
- Klien mengatakan enggan melakukan pergerakan
- Klien mengatakan sangat lemah
Data Objektif :
- kerusakan koordinasi dan penurunan kekuatan/kontrol otot.
- ROM terbatas
- Ketidakmampuan untuk gerakan bertujuan dalam
lingkungan fisik
- Klien nampak lemah
d. Perubahan persepsi sensori b/d edema otak yang ditandai dengan:
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan sangat sensitif terhadap cahaya
matahari
Data Objektif :
- Fotosensitivitas
- Parastesia, hiperalgesia
- Perubahan dalam respon biasanya terhadap rangsang
- Konsentrasi buruk,
- Peka terhadap rangsang
- Gelisah
- Disorientasi
2. Nyeri berhubungan Nyeri teratasi dengan 1. Kaji nyeri, perhatikan 1. Memberikan informasi untuk
dengan peningkatan kriteria : lokasi, intensitas (skala 0 – 10) membantu dalam menentukan
tekanan intrakranial lamanya. pilihan / keefektifan intervensi.
- Ekspresi wajah
nampak ceria 2. Berikan lingkungan yang 2. Menurunkan reaksi terhadap
tenang, ruangan agak gelap stimulasi dari luar atau sensitivitas
- Klien tidak
sesuai indikasi pada cahaya dan meningkatkan
gelisah
istirahat/relaksasi
3. Tingkatkan tirah baring,
- Klien tidak
bantu kebutuhan perawatan 3. Menurunkan gerakan yang dapat
tegang
diri yang penting meningkatkan nyeri
- Nyeri tidak
4. Letakkan kantung es pada 4. Meningkatkan vasokonstriksi,
dirasakan lagi kepala, pakaian dingin di atas penumpulan resepsi sensori yang
mata selanjutnya akan menurunkan nyeri
3. Kerusakan mobilitas fisik Kerusakan mobilitas 1. Kaji derajat imobilisasi 1. Pasien mampu mandiri (nilai 0)
b/d gangguan kerja fisik teratasi dengan pasien dengan menggunakan atau memerlukan bantuan/peralatan
neuromuskuler kriteria : skala ketergantungan (0-4) yang minimal (nilai 1); memerlukan
- Klien mampu bantuan sedang/dengan
melakukan pengawasan/diajarkan (nilai 2);
pergerakan memerlukan bantuan/peralatan yang
- Klien nampak kuat terus-menerus dan alat khusus (nilai
- ROM tidak 3); atau tergantung secara total pada
terbatas pemberi asuhan (nilai 4)
2. Letakkan pada posisi
tertentu untuk menghindari
2. Perubahan posisi yang teratur
kerusakan karena tekanan.
menyebabkan penyebaran terhdap
Ubah posisi pasien secara
berat badan dan meningkatkan
teratur dan buat sedikit
sirkulasi pada seluruh bagian tubuh.
perubahan posisi antara waktu
Jika ada paralisis atau keterbatasan
perubahan posisi tersebut
kognitif, pasien harus diubah
posisinya secara teratur dan posisi
dari daerah yang sakit hanya dalam
3. Pertahankan kesejajaran
jangka waktu yang sangat terbatas.
tubuh secara fungsional,
seperti bokong, kaki, tangan. 3. Penggunaan sepatu jenis hak
Pantau selama penempatan alat tinggi, "space boots" dan "kulit
dan/atau tanda penekanan dari domba tb paru-bar" dapat mencegah
alat tersebut footdrop. Bidai tangan bervariasi dan
didesain untuk mencegah deformitas
tangan dan meningkatkan fungsinya
secara optimal. Penggunaan bantal,
gulungan alas tidur dan bantal pasir
dapat membantu mencegah terjadinya
rotasi abdomen pada bokong.
4. Berikan/bantu untuk
melakukan latihan rentang 4. Mempertahankan mobilisasi dan
gerak fungsi sendi/posisi normal
ekstremitas dan menurunkan
5. Berikan perawatan kulit
terjadinya vena yang statis
dengan cermat, masase dengan
pelembab 5. Meningkatkan sirkulasi dan
elastisitas kulit dan menurunkan
risiko terjadinya ekskoriasi kulit.
4. Perubahan persepsi Perubahan persepsi 1. Kaji kesadaran sensorik 1. Informasi penting untuk
sensori b/d edema otak sensori teratasi seperti respon sentuhan, keamanan pasien. Semua sistem
dengan kriteria: panas/dingin, benda sensorik dapat terpengaruh dengan
- Pasien tidak tajam/tumpul dan kesdaran adanya perubahan yang melibatkan
mengalami terhadap gerakan dan letak peningkatan atau penurunan
fotosensitivitas tubuh. Perhatikan adanya sensitivitas atau kehilangan
- Tidak mengalami masalah penglihatan atau sensasi/kemampuan untuk menerima
perubahan dalam sensasi yang lain dan berespon secara sesuai pada
menanggapi suatu stimulasi
rangsang
2. Fungsi serebral bagian atas
- Mampu 2. Evaluasi/pantau secara
biasanya terpengaruh lebih dahulu
berkonsentrasi teratur perubahan orienatasi,
oleh adnaya gangguan sirkulasi,
dengan baik kemampuan berbicara, alam
oksigenasi. Kerusakan dapat terjadi
perasaan/afektif, sensorik, dan saat trauma awal atau kadang-
proses pikir kadang berkembang setelahnya
akibat dari pembengkakan atau
perdarahan. Perubahan motorik,
persepsi, kognitif, dan kepribadian
mungkin berkembang dan menetap
dengan perbaikan respon secara
perlahan-lahan atau tetap bertahan
secara terus-menerus pada derajat
tertentu
gangguan sensorik
6. Risiko tinggi terhadap Tidak terjadi trauma 1. Pantau adanya 1. Mencerminkan adanya iritasi
trauma b/d aktivitas dengan kriteria: kejang/kedutan pada tangan, SSP secara umum yang memerlukan
kejang umum kaki, dan mulut atau otot evaluasi segera dan intervensi yang
- Klien mampu
mungkin untuk mencegah
beraktivitas secara wajah yang lain komplikasi
mandiri
2. Melindungi pasien jika terjadi
- Kebutuhan klien kejang
2. Berikan keamanan
dapat terpenuhi
pada pasien dengan memberi
- Klien mampu penghalang tempat tidur,
mengkoordinasika pertahankan penghalang
n pergerakan tempat tidur tetap terpasang
tubuhnya dan pasang jalan napas buatan
plastik atau gulungan lunak 3. Menurunkan risiko
4. Kolaborasi dengan
dokter tentang pemberian obat
sesuai indikasi misalnya
fenitoin, valium, fenobarbital
7. Risiko tinggi terhadap Tidak terjadi infeksi 1. Berikan tindakan isolasi 1. Pada fase awal meningitis
infeksi b/d statis cairan yang ditandai dengan: sebagai tindakan pencegahan meningokokkus atau infeksi
ensefalitis lainnya, isolasi mungkin
- Tekanan darah
diperlukan sampai mikroorganisme
normal
diketahui/dosis yang cocok telah
11.40
7. Memberikan penjelasan pada
pasien/keluarga jika tidak kerusakan
otak itu menjadi permanen maka kejang
akan hilang bersamaan dengan adanya
proses penyembuhan
1. 30/09/05 08.00 S:
- Pasien masih mengeluh
sakit kepala.
- Pasien masih
mengatakan nyeri dirasakan konstan dan berdenyut
O:
- Ekspresi wajah nampak
meringis.
- Pasien memegangi
kepalanya yang sakit
- Klien nampak pucat
- Klien merintih menahan
rasa nyeri
- Klien nampak gelisah
- Otot-otot nampak tegang
2. 30/09/05 08.05 S:
- Pasien mengeluh sakit
kepala.
- Pasien masih
mengatakan nyeri dirasakan konstan dan berdenyut
O:
- Ekspresi wajah nampak
meringis.
- Pasien memegangi
kepalanya yang sakit
- Klien merintih menahan
rasa nyeri
- Klien nampak gelisah
A : Nyeri belum teratasi.
P : Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dilanjutkan.
5. 1/10/05 08.30 S:
- Klien masih mengatakan
sangat takut terhadap kondisi dirinya
O:
- Ketakutan/
ketidakpastian hasil
- Stimulasi simpatis
- Gelisah
A: Ansietas belum teratasi.
P : Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dilanjutkan
S:
6. 1/10/05 09.30
- Pasien masih
mengatakan sangat lemah
O:
- Kekuatan otot masih
melemah
- Tidak mampu
mengkordinasikan keseimbangan tubuhnya
A: Risiko trauma masih ada
P : Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dilanjutkan
S:
7 1/10/05 09.35
- Pasien mengatakan
tubuhnya masih sangat lemah
O:
- TTV
o TD: 90/60 mmHg
o P : 28 X/menit
o S : 37, 3 OC
o Nadi : 90 X/menit
A: Risiko tinggi terhadap infeksi masih ada
P : Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Baughman C, Diane dan Hackley C, Joann. Keperawatan Medikal Bedah. Buku saku
Brunner and Suddarth. Jakarta : EGC, 2000.
Prince, Sylvia Anderson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Buku 2.
Ed. 4. Jakarta : EGC, 1995.
Pearce C, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta, 1979.
Smeltze C, Suzanne dan Bare G, Brenda. Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 3. Ed. 8.
Jakarta : EGC, 2000.
KATA PENGANTAR
Puja dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
ini dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang kami rencanakan, untuk memenuhi tugas
yang diberikan dosen yang bersangkutan kepada mahasiswa agar kami dapat mengenal
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami
meminta dengan hormat kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada dosen
pembimbing dan berbagai pihak yang telah banyak membantu kami secara material
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Pengertian ............................................................................................ 1
B. Etiologi................................................................................................. 1
C. Patofisiologi.......................................................................................... 1
D. Manifestasi Klinik................................................................................ 2
E. Pemeriksaan diagnostik........................................................................ 2
F. Penatalaksanaan.................................................................................... 3
G. Prognosis............................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA