Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRODUKTIVITAS
Dosen Pengampu : Fatlina, S.E., M.Bus

Disusun Oleh :

Nita Mardhatillah
C30120152

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 13 Mei 2023

Nita Mardhatillah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Sejarah Produktivitas........................................................................................................ 2
B. Produktivitas Nasional dan Industri ................................................................................. 3
C. Pengukuran Produktivitas ................................................................................................ 3
D. Peningkatan Produktivitas Kerja ...................................................................................... 4
E. Balance Scorecard ............................................................................................................ 7
BAB III ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk
menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan
menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.

Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan


yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk
menggunakan sumber-sumber secara efisien, dam tetap menjaga adanya kualitas yang
tinggi. Produktivitas mengikut sertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya
manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi, energi, dan
sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk
seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta total. Produktivitas
mempunyai pengertiannya lebih luas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik
manajemen, yaitu sebagai suatu philosopi dan sikap mental yang timbul dari motivasi
yang kuat dari masyarakat, yang secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas
kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah produktivitas
2. Apa itu produktivitas nasional dan industry
3. Bagaimana pengukuran produktivitas
4. Apa itu program peningkatan produktivitas
5. Apa itu Balance Scorecard

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah produktivitas
2. Memahami konsep produktivitas nasional dan industry
3. Memahami pengukuran produktivitas
4. Mengetahui program peningkatan produktivitas
5. Memahami konsep balance scorecard
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Produktivitas

Kata produktivitas merupakan suatu kata yang sering dibicarakan disetiap


permasalahan baik dibidang perindustriaan, penbankkan, pendidikan, hiburan ataupun
pertanian. Pertama kali secara formal kata “ produktivitas “ ditemukan artikel milik
Quesnay pada tahun 1766. Lalu pada tahun 1883, Littre mendefinisikan produktivitas
sebagai kemampuan untuk berproduksi. Dan pada tahun 1950, sebuah organisasi yaitu
Organization For European Cooperation (OEEC) mengusulkan definisi formal untuk
produktivitas, yaitu : hasil bagi yang diperoleh dengan membagi keluaran (output)
dengan salah satu dari factor - faktor produksi.

Kendrick and Creamer (1965) : definisi fungsional dari produktivitas total parsial
dan total faktor. Sumanth (1976) : produktivitas total merupakan rasio dari keluaran nyata
dengan masukan nyata. Pada tahun 1980 pengertian produktifitas sudah berkembang
secara beragam, yaitu :

1. R.Saint-Paul (Asian Producticity Congress, 1980).


Definisi produktivitas secara sederhana, yaitu : hubungan antara kualitas
yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapainya.
2. Productivity Improvement Handbook (George J.Washnis, john wiley & Sons,
1981).
Suatu pendapat menyatakan produktivitas mencakup dua konsep dasar,
yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektifitas). Efisiensi mengambarkan
tingkat sumber-sumber manusia, dana dan alam yang digunakan untuk hasil
tertentu dan efektivitas mengabarkan akibat yang terjadi.
3. Managemen Handbook (Paul mali, Jonh Wiley & Sons. 1981).
Untuk menentukan produktivitas, seseorang harus empersoalkan dua hal,
yaitu : apakah hasil yang diingikan tercapai? dan sumber-sumber apa yang
digunakan untuk mencapai hasil tersebut? Sehingga dapat disimpulkan bahwa

2
produktifitas adalah segala keluaran/ hasil yang didapat dengan membandingkan
segala sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan keluaran.

B. Produktivitas Nasional dan Industri


1. Produktivitas Nasional
Produktivitas Nasional adalah tingkat efisiensi, efektivitas, dan kualitas secara
total dari seluruh proses produksi barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh seluruh
komponen bangsa, baik pemerintah maupun swasta.
2. Produktivitas Industri
Di bidang industri, produktivitas mempunyai arti ukuran yang relatif, nilai atau
ukuran yang ditampilkan oleh daya produksi, yaitu sebagai campuran dari produksi
dan aktivitas sebagai ukuran yaitu seberapa baik kita menggunakan sumber daya
dalam mencapai hasil yang diinginkan.6 Sedangkan menurut Hasibuan Produktivitas
adalah perbandingan antara hasil (output) dengan masukan (input). Jika produktivitas
naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu, bahan,
tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari
tenaga kerjanya

C. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui
sejauhmana tingkat efisiensi dan efektifitas tenaga kerja dalam menghasilkan suatu hasil
kerja dalam sebuah perusahaan. Semakin produktif tenaga kerja maka hasil pekerjaannya
akan terlihat baik. Sedangkan tingkat produktivitas dapat diukur dengan :
1. Penggunaan waktu :
Penggunaan waktu kerja yang digunakan tenaga kerja untuk menghasilkan
output dan sebagai alat ukur produktivitas kerja meliputi :
a. Kecepatan waktu kerja
b. Penghematan waktu kerja
c. Kedisiplinan waktu kerja
d. Tingkat absensi
2. Output yang dihasilkan:

3
Banyaknya output yang dihasilkan oleh tenaga kerja juga digunakan sebagai
alat ukur produktivitas kerja dimana semakin banyak output yang dihasilkan
pekerja maka produktivitas kerja dan tenaga kerja akan semakin baik. Banyaknya
output yang dihasilkan pun harus diikuti dengan kualitas barang yang diproduksi.
Pengukuran produktivitas kerja inilah yang digunakan sebagai sarana untuk
menganalisa dan mengukur efisiensi produksi. Selain itu juga digunakan untuk
menentukan target pada produksi berikutnya serta untuk menentukan upah tenaga
kerja yang memproduksi barang tersebut.
Tujuan dari pengukuran produktivitas kerja itu sendiri yaitu untuk
membandingkan pertambahan hasil produksi dari waktu ke waktu, pertambahan
pendapatan dari waktu ke waktu, pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke
waktu, membandingkan jumlah hasil sendiri dengan orang lain, serta komponen
prestasi sendiri dengan prestasi orang lain.
Produktivitas kerja juga dapat diukur dengan menggunakan dua cara yaitu
Physical Producivity dan Value Productivity. Physical Productivity yaitu
produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size), berat, panjang, berat,
banyaknya unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja. Sedangkan Value
Productivity yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang.

D. Peningkatan Produktivitas Kerja

Sebuah perusahaan atau sistem produksi lainnya menerapkan kombinasi kebijakan,


rencana sumber-sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan
khususnya. Kombinasi-kombinasi kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan bentuan
faktor-faktor produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat perusahaan, faktor-faktor
tersebut hampir seluruhnya direflesikan dalam sumber pokok, yakni: manusia dan bahan-
bahan atau melalui :

1. Tenaga kerja
2. Manajemen dan organisasi
3. Modal pokok, bahan mentah

4
Contoh : Pengaruh faktor-faktor seperti pendidikan dan latihan terlihat pada keahlian
dan sikap pekerja. Kemajuan teknologi dan litbang jika direalisasikan pada tingkat
perusahaan hanyalah melalui tenaga kerja trampil, perlengkapan serta manajemen
yang lebih baik, dengan kata lain melalui sumber-sumber manusia dan material.
Faktor-faktor lingkungan seperti siklus perdagangan, ekonomi skala serta kondisi
melalui tenaga kerja (pekerja lapangan dan pekerja kantor tata usaha maupun
manajemennya) dan modal.

Jadi peningkatan produktivitas terutama berkaitan dengan tiga jenis sumber:

1. Modal (Perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan)


2. Tenaga kerja.
3. Manjemen dan organisasi.
Salah satu area potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah
mengurangi jam kerja yang tidak efektif. Lamanya buruh bekerja, dan proporsi
penempatan waktu yang produktif sangat tergantung kepada cara pengaturan, latihan,
pengaturan dan motivasinya. Beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa waktu yang
produktif berkisar 25% sampai 30% sedangkan yang tidak produktif karena kejelekan
manajemennya kadang-kadang mencapai 50% lebih dan sisanya disebabkan adanya
pekerjaan yang sia-sia ataupun karena sikap pekerjaannya.
a. Struktur Waktu Kerja
Analisa dan studi yang berhati-hati terhadap semua komponen dan
penggunaan waktu yang tidak efektif menyebabkan manajemen dan pengawasan
mampu mengurangi sebab-sebab utama dari kerugian waktu serta membantu
merencanakan teknik-teknik peningkatan produktivitas bagi kepentingan individu
atau kelompok pelaksanaan.
b. Peningkatan Efektifitas Dari Waktu Kerja
Masalah berikutnya adalah cara melaksanakan teknik peningkatan
produktivitas menggunakan manajemen, penambahan material, perencanaan dan
organisasi kerja yang lebih baik, latihan dan pendidikan, kepuasan tugas serta
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja maupun
memanfaatkan cadangan-cadangan.

5
Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia terletak
pada kemampuan individu sikap individu dalam bekerja serta manajemen maupun
organisasi kerja dengan kata lain, dalam mengkaji produktivitas pekerja
individual paling sedikit kita harus menjawab dari pertanyaan pokoknya:
mampukah buruh bekerja lebih baik dan tertarikkah pekerja untuk bekerja lebih
giat? Untuk menjawab kita harus mengecek dua kelompok syarat bagi
produktivitas perorangan yang tinggi.

Yang pertama sedikitnya meliputi:

 Tingkat pendidikan dan keahlian.


 Jenis teknologi dan hasil produksi.
 Kondisi kerja.
 Kesehatan, kemampuan fisik dan mental.

Kelompok kedua mencakup:

 Sikap (terhadap tugas), teman sejawat dan pengawas).


 Keaneka ragaman tugas.
 Sistem insentif (sistem upah dan bonus).
 Kepuasan kerja keamanan kerja.
 Kepastian pekerjaan.
 Perspektif dari ambisi dan promosi.

Jadi setiap tindakan perencanaan peningkatan produktivitas individual paling


sedikit mencakup tiga tahap berikut ini:

1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.


2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.
3. Merncanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan pekerja
dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama produktivitas.
c. Insentif (Perangsang)

6
Yang paling penting, program peningkatan produktivitas yang berhasil itu
ditandai dengan adanya andil yang luas dari keuangan dan tunjangan-tunjangan
lain diseluruh organisasi. Setiap pembayaran kepada perorangan harus ditentukan
oleh andilnya bagi produktivitas, sedangkan kenaikan pembayaran harus
dianugerahkan teruatama berdasarkan hasil produktivitas.
Untuk menjadi seorang motivator yang efektif pemberian bonus haruslah
dihubungkan secara langsung dengan tujuan pencapaian malalui cara yang
sederhana mungkin, sehingga penerima segera dapat mengetahui berapa rupiah
yag dia peroleh dari upayanya. Bentuk pemberian bonus yang berorientasi pada
penampilan adalah proyek pemberian bonus, dimana hasil kerja yang baik segera
diberi hadiah dengan bonus yang sesuai. Hal tersebut lebih aktif dibandingkan
menunggu berapa bulan tanpa pemberitahuan yang nyata sampai saat pemberian
bonus diakhir tahun ketika suasana “semua menrima” akan membuang semua
pengaruh motivasi selama tahun berjalan.
Penghargaan serta penggunaan motivator yang tepat akan menimbulkan
suasana kondutif atau berakibat kepada produktivitas yang lebih tinggi. Semua itu
mencakup sistem pemberian insentif dan usaha-usaha manambah kepuasab kerja
melalui sarana yang beraneka macam.

E. Balance Scorecard

Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau Strategic


based responsibility accounting system yang menjabarkan misi dan strategi suatu
organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja. Konsep balanced scorecard
dipaparkan oleh Robert Kaplan dan David Norton dari Harvard University pada tahun
1990-an dan kini telah berkembang dari alat pengukur kerja yang sederhana untuk daerah
non-keuangan menjadi alat perencanaan dan manajemen strategis yang kompleks.

Dalam pendekatan balanced scorecard, penekanan adalah pada perbaikan yang


berkesinambungan (continuous improvement) bukan hanya mencapai tujuan khusus

7
seperti laba sekian milyar rupiah. Apabila suatu organisasi tidak melakukan perbaikan
yang berkesinambungan, organisasi tersebut mungkin akan kalah bersaing.

Konsep Balanced Scorecard pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan


tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka, yang kemudian diukur dan
dimonitor secara berkelanjutan. Konsep Balanced Scorecard mengukur kinerja suatu
organisasi dari empat perspektif yaitu :

1. Perspektif Keuangan
Dalam balanced scorecard, perspektif keuangan atau finansial dapat
mempermudah pengukuran finansial dan memberikan ringkasan konsekuensi
dari tindakan ekonomis yang sudah diambil oleh perusahaan. Ukuran kinerja
finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak pada peningkatan laba
perusahaan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan dalam balanced
scorecard merupakan hal yang penting. Tujuan adanya perspektif finansial
berhubungan dengan profit perusahaan, misalnya laba operasi, Return On
Capital Employed (ROCE) atau yang paling baru, nilai tambah ekonomis
(economic value added). Tujuan finansial lainnya mungkin berupa pertumbuhan
penjualan yang cepat atau terciptanya arus kas.
Ada tiga tolak ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
a. Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis
berlangsung.
b. Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi
investasi.
c. Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja.
Ketiga tolak ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan
bisnis. Dengan begitu, pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana
perusahaan tersebut berada.
2. Perspektif Pelanggan

8
Perspektif pelanggan adalah perspektif kedua yang digunakan pada
balanced scorecard dan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani
pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan dengan layak
sehingga pelanggan mendapatkan rasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan.
Adanya pelayanan yang baik akan membantu meningkatkan loyalitas
konsumen kepada perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan memberikan
pelayanan yang buruk, pasti konsumen mencari perusahan lain yang memiliki
sistem atau pelayanan yang lebih baik.
Ukuran yang dapat diterapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan adalah :
a. Seberapa besar omzet penjualan.
b. Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
c. Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
d. Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
e. Tingkat kepuasan pelanggan.
f. Kebutuhan pelanggan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada balanced scorecard, Perspektif Proses Bisnis Internal melakukan
penilaian mengenai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja.
Jadi, penilaian fokus kepada internal perusahaan.
Untuk mengukur nilai dengan perspektif ini, pemimpin perusahaan harus
rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Kemampuan
dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis
internal yang bagus.
Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang
didapat perusahaan juga akan bertambah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:
a. Proses Inovasi
Dalam sebuah proses produksi, proses inovasi umumnya menjadi
bagian terpenting. Namun, tidak sedikit juga perusahaan yang

9
menempatkan proses ini di luar proses produksi. Proses inovasi ini
terdiri dari dua komponen, yaitu:
 Identifikasi keinginan pelanggan
 Merancang produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Penting untuk diketahui bahwa kedua proses tersebut tidak
memberikan tambahan pendapatan bagi perusahaan. Namun, berbagai
inisght yang didapatkan dari identifikasi keinginan pelanggan dapat
berkontribusi besar pada produk Anda dan memberikan nilai yang
didambakan oleh konsumen Anda.
b. Proses Operasi
Proses operasi merupakan kegiatan yang diakukan oleh perusahaan
yang dapat dilihat dari perencanaan produk, pengoalahan bahan baku,
hingga transaksi antara perusahaan dan pembeli.
Proses ini berfokus pada distribusi produk kepada pelanggan
secara tepat waktu, dan seefisien mungkin. Inilah mengapa proses
operasi umum menjadi fokus utama dalam sebuah organisasi.
c. Pelayanan Pasca Penjualan
Pelayanan Pasca Penjualan adalah layanan dari perusahaan yang
menjamin kualitas barang yang telah dibeli oleh konsumen. Contoh
bentuk layanan pasca penjualan adalah :
 Layanan konsultasi
 Garansi
 Perbaikan
 Perawatan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam perspktif ini, karyawan menjadi aset berharga perusahaan yang
harus dijaga. Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan akan menghadapi banyak kendala. Selain itu, karyawan juga
menjadi faktor pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Di sisi
lain, perusahaan juga perlu memperhatikan sistem dan prosedur kerja yang
seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan.

10
Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik
sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung. Terdapat tiga hal yang
dijadikan tolak ukur dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, antara
lain:
a. Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
b. Kemampuan mengelola sistem informasi
c. Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan


yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk
menggunakan sumber-sumber secara efisien, dam tetap menjaga adanya kualitas yang
tinggi.

Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui


sejauhmana tingkat efisiensi dan efektifitas tenaga kerja dalam menghasilkan suatu hasil
kerja dalam sebuah perusahaan. Semakin produktif tenaga kerja maka hasil pekerjaannya
akan terlihat baik. Sedangkan tingkat produktivitas dapat diukur dengan penggunaan
waktu dan output yang di hasilkan. Peningkatan produktivitas berkaitan dengan tiga jenis
sumber yaitu modal (Perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan), tenaga kerja,
dan manajemen dan organisasi.
Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau Strategic
based responsibility accounting system yang menjabarkan misi dan strategi suatu
organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja.
Konsep Balanced Scorecard mengukur sebuah kinerja suatu kelompok atau
organisasi dari 4 perspektif yaitu Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif
Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Arvan. 2016. “Definisi Produktivitas dan Metode Pengukuran Produktivitas”,

https://www.academia.edu/25178417/Makalah_Produktivitas, diakses pada 13 Mei 2023

UIN-Suska. “Bab 2 Landasan Teori”,

https://repository.uin-suska.ac.id/4187/3/BAB%20II%282%29.pdf, diakses 13 Mei 2023

Ladzinrank, Akil, 2020. “Makalah Produkivitas”,

https://www.scribd.com/doc/147505720/Makalah-Produktivitas#, diakses 13 Mei 2023

UIN-Suska. “Bab 3”,

https://repository.uin-suska.ac.id/8915/4/BAB%20III.pdf, diakses pada 13 Mei 2023

Lembaga Produktivitas Nasional. 2023. “Produktivitas Nasional”,

https://paralegal.id/pengertian/produktivitas-nasional/, diakses pada 13 Mei 2023

13

Anda mungkin juga menyukai