Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARIODILLAH
JL. Ariodillah No. 2102 Palembang, Sumatera Selatan
Telepon : (0711) 317308 Kode Pos : 30128, E-mail:pkmariodillah@gmail.com

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, Pedoman Program Pengobatan Tradisional (BATRA) di
Puskesmas Ariodillah Palembang telah dapat diselesaikan.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam menyusun pedoman
ini. Saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbaikkan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi petugas dalam
menjalankan setiap kegiatan program pengobatan tradisional di wilayah kerja
Puskemas Ariodillah.

Kepala Puskesmas Ariodillah

drg Purnamawati
NIP. 196809071999032001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Tujuan Pedoman............................................................................
C. Sasaran Pedoman..........................................................................
D. Ruang Lingkup Pedoman...............................................................
E. Batasan Operasional Pedoman......................................................

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia..................................................


B. Distribusi Ketenagaan.....................................................................
C. Jadwal Kegiatan.............................................................................

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah.............................................................................................
B. Standar Fasilitas.............................................................................

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan............................................................................
B. Metode...........................................................................................
C. Langkah Kegiatan...........................................................................

BAB V LOGISTIK............................................................................................

BAB VI KESELAMATAN SASARAM PROGRAM..........................................

BAB VII KESELAMATAN KERJA..................................................................

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU..................................................................

BAB IX PENUTUP...........................................................................................

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia......................................................
Tabel 2. Latar Belakang Penanggungjawab Program Pengobatan Tradisional
Tabel 3. Jadwal kegiatan Program Pengobatan Tradisional ...........................
Tabel 4. Fasilitas Penunjang Program Pengobatan Tradisional ......................
Tabel 5. Uraian Kegiatan ................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat
dalam mencari pengobatan atau mengatasi masalah kesehatannya. Pelayanan
kesehatan tradisional telah dikenal sejak dahulu dan hingga kini terus
berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi disertai dengan peningkatan
pemanfaatannya oleh masyarakat sebagai perwujudan dari semangat untuk
kembali menggunakan hal-hal yang bersifat alamiah (back to nature). Program
Pengobatan Tradisional adalah salah satu upaya pengobatan dan atau
perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi kesehatan,
pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan
keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan, dikembangkan dan diawasi
untuk digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Masyarakat perlu diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
menggunakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional. Oleh
karena itu pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan yang baik sehingga masyarakat terhindar dari hal-hal yang
merugikan akibat informasi yang menyesatkan atau pelayanan yang tidak
dapat dipertanggung jawabkan. Bahkan diantara para penyehat tradisonal ada
yang melakukan publiksi secara gencar melalui media-media walaupun
metode dan bahan/alat yang digunakan belum terbukti keamanan dan
manfaatnya dalam membantu masyarakat di bidang kesehatan tradisional.
Ditambah lagi dinyatakan dalam Permenkes Nomor 61 Tahun 2016 tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris bahwa setiap penyehat tradisional
yang melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional harus memiliki Surat
Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT) serta mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman turun temurun atau
pendidikan non formal. Selain itu, kualitas pengobat tradisional Indonesia baik
dalam metode, sarana/obat maupun tenaganya perlu ditingkatkan. Salah satu
peran pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
tradisional dengan membentuk wadah yang melakukan pengkajian terhadap
pengobatan tradisional yang berkembang di masyarakat sehingga dapat
menjadi pengobatan alternatif atau berdampingan dengan pengobatan modern
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, yang disebut dengan
Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional
(SP3T).
Pemanfaatan tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan
gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum seperti demam panas,
batuk, sakit perut dan gatal-gatal. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek
samping,karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari tanaman yang
bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah akar, batang, buah, daun
dan bunga. Dalam undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
disebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral atau campuran bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah diterima secara luas di
negara-negara yang tergolong berpenghasilan rendah sampai sedang. Bahkan
di beberapa negara berkembang obat tradisional telah dimanfaatkan dalam
pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan strata pertama.
Sementara di banyak negara maju penggunaan obat tradisional makin populer.
Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya
bangsa dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak berabad-abad yang
lalu.
Pemerintah perupaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
setiap orang. Pemerintah juga harus secara terus menerus memberikan
perhatian bagi penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan
kesehatan. Penyelenggaraan pembangunan nasional tentunya harus didukung
dengan jaminan atas pemeliharaan kesehatan dan ditingkatkannya
profesionalisme. Kegiatan kegiatan tersebut sudah tentu memerlukan
perangkat hukum kesehatan yang memadai. Perangkat hukum kesehatan
dimaksudkan agar kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik
bagi penyelenggara kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan
kesehatan. Pengaturan pengobatan tradisional juga ditunjang dan dirumuskan
oleh WHO pada tahun 2000 telah menetapkan bahwa pengobatan tradisional
adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktik-praktik yang
berdasarkan pada teoriteori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan
dalam pemeliharaan kesehatannserta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan
atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 disebutkan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Hal ini mengandung makna bahwa semua upaya pengobatan dan
perawatan yang diberikan kepada masyarakat harus dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya dan selalu dapat
ditingkatkan dan dikembangkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan tersebut diatas. Adapun upaya kesehatan yang diselenggarakan
puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan pelayanan
kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena itu
upaya pengobatan trasisional merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas, maka
puskesmas wajib menyelenggarakan upaya pengobatan tradisional.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
Sebagai pedoman pelaksanaan dan pemantauan cakupan serta
peningkatan pembinaan kegiatan pengobatan tradisional dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan penggunaan obat-
obat tradisional secara terus menerus diwilayah kerja Puskesmas
Ariodillah Palembang.

2. Tujuan Khusus
1) Terbinanya penyehat tradisonal yang mempunyai perizinan resmi di
wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
2) Mendapatkan dukungan baik dari lintas program dan lintas sektor
3) Memunculkan kembali pengobatan asli Indonesia sesuai dengan
kearifan lokal masyarakat.
4) Mendorong masyarakat agar dapat memanfaatkan lahan kosong
dihalaman rumah mereka sebagai tempat penanaman Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)
5) Memberikan informasi agar masyarakat dapat dengan bijak
memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

C. Sasaran Pedoman
1. Penyehat tradisional yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional
kepada masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Ariodillah Palembang.
2. Masyarakat yang memiliki Tanaman Obat Kelurga (TOGA) diwilayah kerja
Puskesmas Ariodillah Palembang.
3. Petugas Pemegang Program Pengobatan Tradisional Puskesmas
Ariodillah Palembang

D. Ruang Lingkup Pedoman


a. Sosialisasi Program Batra dengan penyehat tradisional yang telah di data
diwilayah Puskesmas Ariodillah Palembang
b. Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait Pembinaan
Tanaman Obat Keluarga
c. Pendataan Jumlah Tanaman Obat Keluarga yang telah di dilakukan
pembinaan
d. Mengidentifikasi jenis pelayanan oleh penyehat tradisional
e. Pendataan penyehat tradisional yang memiliki ijin dan tidak memiliki ijin
diwilayah Puskesmas Ariodillah Palembang
f. Pelatihan penyehat tradisional dan masyarakat yang menanam tanaman
obat keluarga terkait manfaat, jenis tanaman obat keluarga dan budidaya
tanaman obat keluarga di lahan yang sempit.

E. Batasan Operasional
Batasan operasional pedoman ini meliputi batasan pelaksanaan kegiatan
program pengobatan tradisional di Puskesmas Ariodillah Palembang, yaitu:
1. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di Puskesmas.
2. Pengobatan Tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan
cara obat dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman
keterampilan turun menurun dan atau pendidikan dan pelatihan yang
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat
3. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman,
4. Pijat tradisional adalah penekanan pada bagaian –bagian tubuh tertentu
dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit yang diderita dan
mengembalikan tubuh menjadi segar bugar kembali.
5. Akupresur adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan
pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Berguna untuk
mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi
ketegangan, kelelahan dan penyakit.
6. Bekam adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis
(kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam
dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah
darinya.
7. Pijat patah tulang/keseleo adalah proses pemijatan / Tahap perbaikan
dengan Menggunakan Bahan Tradisional yang dilakukan dengan Proses
manual, dengan cara di Pijat di sekitar daerah tulang yang patah.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini kualifikasi sumber daya manusia dan realisasi tenaga
penanggungjawab program pengobatan tradisional yang ada di Puskesmas
Ariodillah Palembang:

Tabel 1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kondisi di
Kegiatan Kualifikasi SDM
Puskesmas
Pelaksanaan Program Pendidikan minimal
Pengobatan Tradisional D III 1 orang

B. Distribusi ketenagaan
Penanggungjawab program pengobatan tradisional dan latar belakang
pendidikannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Latar Belakang Penanggungjawab Program BATRA


Kegiatan Petugas Pendidikan Terakhir
Penggungjawab
Program S1 Apoteker
apt.Yulechah,S.Farm
Pengobatan
Tradisional

C. Jadwal kegiatan
Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya pengobatan
tradisional dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Ariodillah Palembang.
Adapun jadwal kegiatan pengobatan tradisional terlampir pada tabel dibawah
ini.

Tabel 3. Jadwal Kegiatan Program Pengobatan Tradisional


Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1 √
Kegiatan
Pelaksanaan
2 √ √
Kegiatan
Pelaporan dan
3 Rencana Tindak √ √
Lanjut
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Wilayah kerja
Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah Palembang
- Kelurahan Sungai Pangeran
- Kelurahan duapuluh ilir tiga

B. Standar fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan program Pengobatan Tradisional
Puskesmas Ariodillah Palembang memiliki fasilitas penunjang terlampir pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4. Fasilitas Penunjang Program Pengobatan Tradisional
Kegiatan Program Batra Fasilitas Penunjang
Pendataan Jumlah Toga yang  ATK
telah dilakukan pembinaan  Laptop
diwilayah kerja Puskesmas
Ariodillah
Pendataan penyehat  ATK
tradisional di wilayah kerja  Laptop
Puskesmas Ariodillah
Palembang
Kunjungan dan pembinaan ke  ATK
penyehat tradisional dan  Leaflet
Sarana TOGA di wilayah kerja  Permenkes Nomor 61 Tahun 2016
Puskesmas Ariodillah tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris yg telah diprint

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Kunjungan ke tempat Pengobatan Tradisional yang dibina di wilayah kerja
Puskesmas Ariodillah Palembang.
Adapun uraian kegiatan pengobatan tradisional dijelaskan dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 5. Uraian Kegiatan
No Kegiatan
Uraian Kegiatan
Pokok
1 Persiapan - Melakukan identifikasi jenis pelayanan
Kegiatan kesehatan tradisional
- Melakukan pendataan pelayanan kesehatan
tradisional
- Menentukan tempat pembinaan tanaman obat
keluarga
- Mengajak kader berperan serta dalam
melakukan kegiatan
2 Pelaksanaan - Melakukan kegiatan kunjungan ke penyehat
tradisional sesuai dengan jadwal yang ada
- Melakukan kunjungan ke masyarakat yang
memiliki tanaman obat keluarga
- Memberikan pembinaan dan penyuluhan
tentang jenis TOGA dan cara membudi
dayakannya
3 Tindak Lanjut - Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota
hasil dari pelaksanaan kegiatan

B. Metode
Penyelenggaraan pengobatan tradisional yang dilakukan oleh para penyehat
tradisional dengan metode pijat urut, bekam dan terapi di wilayah kerja
Puskesmas Ariodillah Palembang dilakukan pendataan, pembinaan,
pengawasan dan sosialisasi oleh penanggungjawab program pengobatan
tradisional. Kemitraan yang diarahkan untuk meningkatkan mutu, manfaat, dan
keamanan pengobatan tradisional.

C. Langkah kegiatan
1. Perencanaan
Penanggungjawab program merencanakan kegiatan program pengobatan
tradisional.Perencanaan akan menghasilkan penentuan prioritas, rumusan
tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan kegiatan pendataan, pembinaan dan sosialisasi kegiatan
program pengobatan tradisional di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah
Palembang.
Kegiatan perencanaan terdiri dari berikut ini.
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan upaya yang akan dilakukan sesuai dengan
rencana kegiatan. Kegiatannya merupakan implementasi dari kegiatan
terpilih. Mekanisme pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagai berikut:
1. Sosialisasi jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan
melalui pertemuan lokakarya mini Puskesmas Ariodillah, lokakarya
mini lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada
sasaran program.
2. Pelaksanaan kegiatan

3. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pencapaian dan pelaksanaan pembinaan Batra di wilayah kerja
Puskesmas Ariodillah Palembang. Monitoring dapat dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan baik dalam gedung maupun di luar gedung.
Mekanisme monitoring dapat dilakukan dengan cara melakukan pelaporan
pelaksanaan dan pembinaan penyehat tradisional yang dilakukan
pemegang program pengobatan tradisional di Puskesmas Ariodillah
Palembang, yang kemudian hasilnya disampaikan oleh pemegang
program pengobatan tradisional kepada Kepala Puskesmas Ariodillah
Palembang (secara langsung ataupun melalui lokakarya mini bulanan
puskesmas).

4. Evaluasi
Evaluasi kegiatan pelaksanaan kunjungan dan pembinaan ke sarana batra
di wilayah kerja Puskesmas Ariodillah dilakukan setelah kegiatan
pelaksanaan, evaluasi dilakukan oleh penanggungjawab program
pengobatan tradisional Puskesmas Ariodillah Palembang kemudian
dibahas bersama-sama dengan lintas program dan lintas sektor, terkait
hasil evaluasi dan analisa pelaksanaan program kemudian dibuat rencana
tindak lanjut. Laporan akan disusun setelah kegiatan dan laporan akan
dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Palembang.
5. Pelaporan
Menyampaikan laporan Kunjungan Pengobatan Tradisional setiap
bulannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang. Laporan
Kunjungan Pengobatan Tradisional setiap bulannya merupakan bahan
pertimbangan untuk memantau berapa banyak masyarakat yang
memanfaatkan pengobatan tradisional dalam wilayah kerja Puskesmas
Ariodillah Palembang.
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program
pengobatan tradisional kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
Puskesmas Ariodillah Palembang. Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh
penanggungjawab program pengobatan tradisional yang berkoordinasi dengan
petugas pengelola barang dan meminta persetujuan Kepala Puskesmas
Ariodillah Palembang.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun
resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan
pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi
sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya.

Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain:


1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program pengobatan tradisonal sebelum melaksanakan
kegiatan harus mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.

3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko


Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya
resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk
mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

4. Rencana Upaya Pencegahan


Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat
dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.

5. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan.
Adapun identifikasi resiko keselamatan sasaran kegiatan pengobatan
tradisional sebagai berikut:
Identifikasi Resiko Keselamatan
Upaya Pencegahan
Sasaran
Kesalahanpahaman atau salah persepsi Melakukan kegiatan sesuai
terhadap pembinaan yang dilakukan dengan SOP
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan
sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan. Keselamatan kerja bagi petugas pelaksana
pelayanan Program Pengobatan Tradisional disini lebih terkait pada
perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam Undang-Undang
Kesehatan No 36 Tahun 2009 setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Setiap kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan pasien sampai
selesai dapat menimbulkan bahaya atau resiko terhadap petugas. Untuk
mengurangi dan mencegah bahaya yang akan terjadi, setiap pemegang
program harus mengerjakan pekerjaannya dengan hati-hati mengenali bahan
potensial berbahaya dan penanggungannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja Bebarapa hal yang perlu di perhatikan antara lain :
1. Kesehatan dan keselamatan kerja yang bersifat umum
2. Kesehatan dan keselamatan kerja yang bersifat khusus.

Adapun identifikasi keselamatan kerja bagi petugas Puskesmas Ariodillah


Palembang dalam kegiatan program pengobatan tradisional sebagai berikut:
Identifikasi Resiko
No Upaya Pencegahan
Keselamatan Kerja Petugas
1. Petugas menggunakan Mematuhi rambu-rambu lalu
kendaraan beroda dua menuju lintas dan menggunakan alat
rumah penyehat tradisional, perlindungan sesuai dengan
tempat pengobatan tradisonal standar (menggunakan helm
atau sarana Toga, resikonya SNI, jaket, sepatu dan sarung
berupa kecelakaan lalu lintas tangan jika menggunakan
dalam perjalanan. motor, menggunakan sabuk
pengaman jika menggunakan
mobil)
2. Saat penyampaian maksud Melakukan kegiatan sesuai
pembinaan di tempat penyehat dengan SOP
tradional atau tempat
pengobatan tradisional, atau
sarana Toga, pemilik salah
paham mengenai maksud dan
tujuan kegiatan, sehingga
menimbulkan resiko terhadap
keamanan keselamatan
petugas (dapat terjadi tindakan
kekerasan atau tidak
diinginkan)

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manjemen mutu merupakan suatu
sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pasien. Pengendalian
mutu pada pelayanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan
terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui
berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang
dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Actinon) yang akan
menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) atau
kaizen mutu pelayan kesehatan.
Yoseph M, jurusan terkenal dengan konsep “Trilogy” mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan.
1. Perencanaan mutu meliputi siapa pelanggan, apa kebutuhannya,
meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk
suatu produksi.
2. Pengendalian mutu mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi
perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan
3. Peningkatan mutu membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu.

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu


1. Merencanakan (Plan)
Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan tujuan dan apa kriteria
keberhasilan
2. Pelaksanaan (Do)
Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan, termasuk proses
pengumpulan data / informasi untuk memantau perubahan yang terjadi dan
mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan pelsanaan solusi.
3. Cek (Check)
Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa yang
diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
4. Bertindak (Action)
Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan pelajaran yang diperoleh dari
tindakan yang sudah diambil.

Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,


diperlukan bakuan mutu berupa pedoman yang tertulis dan dapat dijadikan
pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pedoman yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa
dan bagaimana prosuder untuk melakukan suatu aktifitas
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelaksanaan bagi tenaga
pelaksana baru yang akan mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan mengikuti prosedur yang tertulis akan
menjamin konsistensi hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab program.
5. Standar opersional prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh penanggung
jawab program.
6. Audit internal dilakukan oleh tim audit.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelaksanaan Program Pengobatan Tradisional (BATRA) ini
dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan Pengobatan
Tradisional di Puskesmas Ariodillah Palembang, penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi yang ada di Puskesmas Ariodillah Palembang,
tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman
yang berlaku secara nasional. Perubahan untuk perbaikan dan kesempurnaan
masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada
hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan kegiatan Program Pengobatan Tradisional di Puskesmas
Ariodillah Palembang agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.

LAMPIRAN
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARIODILLAH
JL. Ariodillah No. 2102 Palembang, Sumatera Selatan
Telepon : (0711) 317308 Kode Pos : 30128, E-mail:pkmariodillah@gmail.com
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ARIODILLAH
JL. Ariodillah No. 2102 Palembang, Sumatera Selatan
Telepon : (0711) 317308 Kode Pos : 30128, E-mail:pkmariodillah@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai