Anda di halaman 1dari 7

9/6/22, 6:18 AM https://bansm.kemdikbud.go.

id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2

LAPORAN VISITASI AKREDITASI


SMP/MTS
(Laporan Individu)

Nama Sekolah : MTSS AL-HILAAL DIAN PULAUNPSN 60105622


Alamat Sekolah : Jalan Pendidikan Dian Pulau
Nama Asesor : IVATUL LAILY KURNIAWATI

Nilai Butir (Level)


No Kesimpulan
DIA Asesor
1 2 3 4
Siswa telah memahami adanya tanggung jawab yang diberikan dengan mengerjakan
tugas dan mengumpulkan tugas meskipun masih diingatkanuntuk mengumpulkan
3 3 3 tepat waktu. Siswa juga menunjukkan sikap kuat
pendirian, tidak mudah dikalahkan, tabah, dan tahan dengan berusaha
mengerjakan tugas sebaik mungkin dan akan bertanya pada guru atau orang
tua apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
Selama ini tidak ada tindakan menyakiti atau membuat orang lain tidak nyaman, baik
dalam bentuk kekerasan sosial, fisik, seksual, verbal; sepertimengucilkan,
4 3 3 menyebarkan gosip, mengancam, mendorong, memukul, menendang, menjambak,
mencuri atau merusak barang milik korban,
SEkolah berusaha mencegah perundungan dengan mengingatkan siswaperundungan
adalah akhlak yang tidak baik di setiap pelajaran dan memberikan pembinaan apabila
ada kasus perundungan pada pelaku
Prestasi akademik siswa cukup baik yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai ujian
dan nilai rapor selama 3 tahun terakhir dengan dukungan dari sekolah berupa bantuan
10 3 3 untuk mempersiapkan diri dalam ujian dengan memberikan soal-soal latihan dan
tambahan. Hal ini memengaruhi persepsimasyarakat yang positif terhadap prestasi
akademik siswa, sebab banyak lulusan yang bisa melanjutkan di sekolah favorit di kota
kabupaten.
Guru telah melakukan penilaian proses pada proses pembelajaran. Penilaian
proses dilakukan melalui prosedur dengan menggunakan metode dan instrumen yang
sesuai dan penilaian hasil belajar untuk mengetahui tingkatpenguasaan siswa
13 3 3 terhadap kompetensi yang telah ditetapkan, melalui
prosedur dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk mengetahui tingkat
capaian pembelajaran siswa. Belum semua guru membuat kisi-kisi soal dan kriteria
penilaian.
Pada pembelajaran ada interaksi yang baik antara siswa dengan teman sejawat dan
dengan guru. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran,terlibat secara kognitif,
15 4 3 fisik dan emosional dalam proses belajar melalui berpikir, bergerak, dan perasaan
untuk mencapai tujuan pembelajaran,
antusias dalam menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi. Suasana belajarterlihat
menyenangkan dan aktif
Guru belum mampu menyusun RPP yang memfasilitasi seluruh siswa belajarseperti:
merancang penelitian sederhana, melakukan tugas proyek tertentu berdasarkan ide-
ide siswa sendiri dan mengoptimalkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar serta
memanfaatkan TIK atau cara lain yang sesuai dengan konteksnya. Guru juga belum
19 4 2 mampu menyusun RPP secara sistematis, tetapi mampu menyususn RPP yang
memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, kreatif dan inovatif yang dapat dilihat dari
aktivitas kegiatan
belajar mengajar (KBM) yang menempatkan siswa sebagai subyek dalamkegiatan
pembelajaran,

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 1/5
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931

Guru mengimplementasikan prosedur pembelajaran dengan menggunakanstrategi


dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sehingga
dapat menstimulasi minat belajar dan ketertarikan bagi siswa untuk terlibatsecara aktif
22 3 3 dalam pembelajaran. Siswa juga memanfaatkan media
pembelajaran yang tersedia secara inovatif dan kreatif sehingga mendorongsiswa
belajar aktif berdampak terhadap peningkatan mutu pembelajaran
dan capaian hasil belajar siswa.
Kepala sekolah memiliki kompetensi supervisi akademik yang ditunjukkandengan
telah merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran di madrasah , sehingga dapat berjalan secara efektif dalam rangka
membantu guru mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah juga
24 3 2
melakukan tindak lanjut atas hasil supervisi akademik kepada guru. Kinerja guru
membaik setelah supervisi,sayangnya supervisi yang dilakukan Kepala SEkolah
belum terprogam
dengan baik
Sekolah relatif aman dari gangguan keamanan dari luar, memilii suasana yang
kondusif bagi siswa untuk belajar, tidak bising dan nyaman. Sekolah menunjukkan
suasana aman, tertib, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah karena pembiasaan
27 4 4 pada warga sekolah untuk tertib dan menjagakondisi lingkungan sekolah sehingga
mampu menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman, tenteram.
Masyarakat memiliki
persepsi yang positif terhadap lingkungan sekolah.
Kepala sekolah telah menerjemahkan lebih luas struktur kurikulum dan standar isi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah secara sistematis, kreatif ,inovatif, dan efektif ke
dalam bentuk dokumen kurikulum yang disusun dan ditetapkan serta menjalankan
program pendidikan sekolah yang telah
29 2 2 direncanakan. Kepala sekolah kurang maksimal dalam melakukan evaluasi secara
efektif yang berkesinambungan untuk memperoleh umpan balik secara kuantitatif
maupun kualitatif atas implementasi kurikulum yang telahdijalankan oleh sekolah,
Hasil dari pelaksanaan kurikulum adalah nilai
akademik siswa yang meningkat

September 06, 2022


Asesor II,*

( IVATUL LAILY
KURNIAWATI )

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 2/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931

FORMAT D

SARAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil visitasi, tuliskan saran-saran dalam rangka pembinaan,


pengembangan, dan peningkatan mutu sekolah/madrasah. Saran-saran untuk
komponen akreditasi hendaknya yang bersifat spesifik sesuai dengan hasil
temuan.

1. Komponen Mutu Lulusan


Siswa belum menunjukkan kompetensi abad ke-21 yang meliputi kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama, berpikir kritis, mencipta, mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan informasi yang relevan, memikirkan alternatif solusi, dan
membuat kesimpulan yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran dan hasil
karya siswa baik lisan maupun tulisan secara terbatas. Siswa belum
menunjukkan budaya sikap disiplin, sikap kerja keras, tangguh, dan
tanggung jawab serta pengamalannya dalam aktivitas di dalam dan luar
sekolah, dan belum terlibat secara aktif dalam pencegahan perundungan di
sekolah

Keterampilan Abad 21 meliputi pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi,


kreativitas, literasi informasi dan media, kolaborasi, dan keterampilan manajemen
diri (OECD, 2016). Semua keterampilan tersebut diperlukan oleh seseorang agar
berhasil menghadapi tantangan, kehidupan yang semakin kompleks (Redhana,
2019). Keterampilan ini diperoleh dari proses latihan, belajar, atau pengalaman
(El Islami et al., 2016). Pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan
dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral
dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam
upaya mencegah perilaku yang dilarang (Santrock, 2007). Nilai-nilai pendidikan
karakter yang dikembangkan di Indonesia di antaranya: religius, disiplin, kerja
keras, dan bebas perundungan. Perundungan adalah perilaku tidak menyenangkan
secara verbal fisik ataupun sosial, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Tindakan perundungan ini membuat seseorang merasa tidak nyaman dan
tertekan, baik dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. tindakan apa saja
yang termasuk perundungan, antara lain memukul, menampar, mendorong,
menggigit, menendang, mencubit, mencakar hingga pelecahan seksual dan lain-
lain, mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memanggil
dengan julukan atau kecacatan fisik, perundungan melalui media elektronik.

Mutu lulusan yang kurang baik dipengaruh oleh Kepala sekolah yang dalam
kepemimpinannya tidak memprogramkan budaya sekolah yang bermutu,
sehingga sikap-sikap yang dimiliki oleh lulusan hanya terlihat di sekolah, belum
konsisten, dan belum nampak dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru
kurang maksimal dalam membiasakan kompetensi abad 21 yang perlu dikuasai
oleh lulusan melalui pembelajaran. guru juga kurang menerapkan
pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter, sehingga
karakter disiplin dan kerja keras siswa kurang terbentuk. Kurangnya

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 3/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931

keterlibatan siswa dalam aksi anti perundungan karena kepala sekolah dan guru
kurang maksimal dalam memberikan pengertian dan pemahaman mengenai
bahaya perundungan.

Untuk itu guru perlu mengimplementasikan strategi pembelajaran yang dapat


dengan maksimal membantu siswa menguasai sikap-sikap positif dan
keterampilan abad 21, seperti mengimplementasikan pembelajaran berbasis
masalah, pembelajaran berbasis proyek, memberi kesempatan pada siswa
untuk berargumentasi secara ilmiah, membawa fenomena dan
permasalahan terkini yang sesuai dengan materi ke dalam kelas dan
mendorong siswa memberikan solusi atas permasalahan tersebut yang
bisa dilakukan secara individu maupun dengan berkolaborasi bersama
teman. Implementasi pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sehingga meningkatkan hasil belajar
siswa. Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran tersebut
diperlukan dukungan kepala sekolah untuk membuat kebijakan yang relevan
dalam mendukung program budaya sekolah bermutu, memberikan motivasi
konkret seperti memfasilitasi guru dalam mengupgrade pengetahuan dan
informasi untuk selalu up to date dan siap dibawa ke kelas. Kepala sekolah dapat
menyediakan wifi khusus untuk guru atau memberikan tambahan sedikit insentif
untuk membantu guru memenuhi kebutuhan kuota data. Siswa dapat terlibat
secara aktif dalam pencegahan perundungan dapat dilakukan dengan cara guru
mengembangkan budaya relasi atau pertemanan yang positif, melibatkan siswa
dalam membantu teman yang menjadi korban, selalu mengingatkan siswa untuk
memahami dan menerima perbedaan tiap individu di lingkungan sebaya, selalu
membiasakan siswa untuk saling mendukung satu sama lain dan merangkul
teman yang menjadi korban perundungan. Kepala sekolah dapat membuat dan
menegakkan aturan sekolah terkait pencegahan perundungan.

2. Komponen Proses Pembelajaran


Guru kurang maksimal melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
dilaksanakan melalui pengalaman yang konkret. Belum semua guru membuat
kisi-kisi soal dan kriteria penilaian. Guru belum melaksanakan program remedial
dan pengayaan secara terprogram dan terencana sesuai kebutuhan. Pada
pembelajaran ada interaksi yang baik antara siswa dengan teman sejawat dan
dengan guru, namun peningkatan prestasi belajar siswa belum maksimal. Guru
membiasakan literasi baca tulis pada siswa tetapi belum berdampak pada
kebiasaan siswa untuk suka membaca. Guru telah mengimplementasikan prosedur
pembelajaran yang memperhatikan keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan
kemudahan, tetapi tidak melibatkan siswa secara langsung.
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi
antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Melalui
pembelajaran siswamelakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran
yang telah diprogramkan. Remedial adalah program pembelajaran yang
diberikan kepada peserta didik yang dinyatakan belum mencapai KKM pada satu
Kompetensi Dasar tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah
peserta didik diketahui belum mencapai KKM. Sedangkan pengayaan merupakan

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 4/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931

aktiviti tambahan kepada aktiviti asas pembelajaran yang dilakukan sama ada
semasa sesi persekolahan atau di luar waktu persekolahan. Tujuan program
pengayaan ialah untuk meluaskan pengetahuan dan pengalaman di
sampingmengukuhkan kemahiran yang sedang dipelajari. Komponen literasi
adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan dan tertarik pada teks dalam mencapai tujuan, membangun
pengetahuan dan potensi, serta berpartisipasi secara penuh di masyarakat (OECD,
2019).
Kualitas pembelajaran yang kurang baik dipengaruhi oleh kepemimpinan Kepala
sekolah yang kurang maksimal dalam melakukan supervisi kegiatan guru,
kurang maksimal dalam melakukan penjaminan mutu, dan kurang maksimal
dalam tindak lanjut evaluasi kurikulum sekolah. Sedangkan guru kurang
maksimal dalam mengelola kelas, sehingga kemampuan siswa dalam bepikir
tingkat tinggi, prestasi siswa, literasi, dan hasil belajar siswa tidak dapat
ditingkatkan dengan lebih baik. Guru juga tidak maksimal dalam memperoleh
manfaat dari penilaian yang disusunnya, karena tidak maksimal dalam
penyusunan serta pelaksanaan penilaian proses pembelajaran. Guru juga tidak
meyusun program remidial dan pengayaan dengan maksimal. Guru kurang
maksimal dalam melaksanakan program literasi. Pembelajaran bermutu akan
terjadi apabila siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran dan mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal.

Untuk hal ini, tugas guru adalah menyiapkan skenario pembelajaran,


menyediakan sumber belajar yang mudah diakses, mengelola pembelajaran yang
melibatkan seluruh siswa, menyiapkan soal atau tugas terkait kompetensi yang
diharapkan dicapai, melaksanakan tes akhir kepada siswa dan memberikan
penilaian. Penyusunan RPP, penilaian, program remidi dan pengayaan
merupakan kemampuan yang harus dikuasai guru dan harus terus berkembaang,
oleh karena itu guru perlu melakukan kegiatan penyegaran atau upgrade melalui
pelatihan-pelatihan secara berkala. Selain guru, kepala sekolah perlu
memotivasi, memfasilitasi, dan membantu guru mengembangkan kegiatan
pembelajaran dengan merencanakan, melaksanakan, dan menindaklanjuti hasil
supervisi untuk meningkatkan mutu pembelajaran, menugaskan guru untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan profesi diri. Kepala sekolah
membuat kebijakan yang relevan dalam mendukung
Gerakan literasi sekolah, melakukan evaluasi rutin terhadap program kegiatan
literasi, membuka kerja sama dengan media-media literasi untuk memberi
kesempatan pada siswa mempublikasikan karyanya.

3. Komponen Mutu Guru

Guru belum maksimal melakukan evaluasi dan refleksi diri untuk mengetahui,
mengukur atau menilai kemampuan dirinya terkait dengan pekerjaan atau tugas-
tugasnya sebagai guru terutama dalam hal mengajar. Guru menyusun RPP yang
memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
memyenangkan, tetapi belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran, seperti: merancang penelitian sederhana, melakukan tugas proyek
tertentu berdasarkan ide-ide siswa sendiri dan mengoptimalkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar serta memanfaatkan TIK atau cara lain yang sesuai dengan

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 5/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931

konteksnya. Guru belum maksimal melakukan pengembangan profesi


berkelanjutan atas inisiatif sendiri dengan dukungan dari sekolah karena kegiatan
yang diikuti masih terbatas, yaitu diklat dan pelatihan yang dilakukan oleh Depag,
ditambah MGMP yang tidak aktif. Guru belum maksimal mengimplementasikan
prosedur pembelajaran dengan menggunakan strategi dan menggunakan media
pembelajaran terutama yang memanfaatkan TIK.

Mutu guru yaitu pendidik yang professional, yang tugas utamanya ialah
mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan dan mampu menghasilkan keluaran
lulusan yang memenuhi empat ompetensi siswayaitu kompetensi akademik,
kompetensi profesional, kompetensi nilai dan sikap, dan kompetensi untuk
menghadapi perubahan.

Mutu guru yang kurang baik dipengaruhi oleh guru yang belum maksimal dalam
meningkatkan ilmu dan kompetensinya, kepala sekolah yang belum
mengimplementasikan kebijakan untuk memaksa guru mengembangkan
profesionalismenya, serta kurangnya perhatian dari para pemangku kepentingan,
sehingga kegiatan-kegiatan pelatihan, MGMP kurang maksimal.

Strategi pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-


kegiatan yang bertujuan untuk meng-upgrade kemampuan dan keterampilan guru,
yaitu dengan mengikuti pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran,
melakukan praktek mengajar bersama teman sejawat, dan membuat Karya Tulis
untuk menuangkan konsep-konsep dan gagasan yang dapat dijadikan portofolio
atau bahkan menjadi sumber inspirasi bagi guru-guru lainnya. Kegiatan
pengembangan profesi guru juga memerlukan kebijakan strategis dari kepala
sekolah, terutama mengenai pembiayaan dan motivasi (dalam bentuk uang) bagi
guru untuk menulis.

4. Komponen Manajemen Sekolah/Madrasah


Kepala sekolah memang telah mengembangkan visi, misi, dan tujuan sekolah
sesuai dengan hasil evaluasi diri dan kebutuhan sekolah dengan melibatkan
stakeholder dan guru, tetapi hingga kini belum ada lagi perbaikan visi misi
hingga 7 tahun kepemimpinannya. Kurangnya sosialisasi visi, misi, dan tujuan
sekolah. Supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah belum terprogam dengan
baik.
Kepala sekolah belum maksimal dalam mengimplementasikan visi misi dan
tujuan sekolah.

Sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel,
serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara
internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah
secara efektif dan efesien (Sulfam & Arsyad, 2022).
Manajemen sekolah dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Sesuai
dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik,
peran kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Pada
umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 6/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931

pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan dan personalia


staf, hubungan masyarakat,
administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.

Kualitas manajemen sekolah yang kurang baik dipengaruhi karena kepala sekolah
yang kurang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks
dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang
yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah, mengimplementasikan
visi misi, dan melakukan supervise, sehingga mempengaruhi kualitas mutu
lulusan, proses pembelajaran, dan mutu guru. Kepala sekolah untuk terus
mengawasi kinerja guru dengan memberikan penghargaan kepada guru yang
berprestasi, memberikan perhatian baik dari segi materi maupun non materi,
melibatkan guru dalam menyusun program dan visi sekolah, mendengarkan ide-
ide guru serta memberi rasa aman untuk guru sehingga mereka merasa nyaman
dan memiliki potensi terhadap peningkatan sekolah. Kepala sekolah/madrasah
agar senantiasa memotivasi guru dan mencari solusi yang tepat terhadap
permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah. Pengawas sekolah agar memberikan pengarahan, keterampilan dan
pengetahuan kepada guru tentang manajemen sekolah yang tepat dalam
meningkatkan mutu pendidikan.

https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 7/10

Anda mungkin juga menyukai