id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 1/5
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931
( IVATUL LAILY
KURNIAWATI )
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 2/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931
FORMAT D
Mutu lulusan yang kurang baik dipengaruh oleh Kepala sekolah yang dalam
kepemimpinannya tidak memprogramkan budaya sekolah yang bermutu,
sehingga sikap-sikap yang dimiliki oleh lulusan hanya terlihat di sekolah, belum
konsisten, dan belum nampak dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru
kurang maksimal dalam membiasakan kompetensi abad 21 yang perlu dikuasai
oleh lulusan melalui pembelajaran. guru juga kurang menerapkan
pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter, sehingga
karakter disiplin dan kerja keras siswa kurang terbentuk. Kurangnya
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 3/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931
keterlibatan siswa dalam aksi anti perundungan karena kepala sekolah dan guru
kurang maksimal dalam memberikan pengertian dan pemahaman mengenai
bahaya perundungan.
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 4/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931
aktiviti tambahan kepada aktiviti asas pembelajaran yang dilakukan sama ada
semasa sesi persekolahan atau di luar waktu persekolahan. Tujuan program
pengayaan ialah untuk meluaskan pengetahuan dan pengalaman di
sampingmengukuhkan kemahiran yang sedang dipelajari. Komponen literasi
adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan dan tertarik pada teks dalam mencapai tujuan, membangun
pengetahuan dan potensi, serta berpartisipasi secara penuh di masyarakat (OECD,
2019).
Kualitas pembelajaran yang kurang baik dipengaruhi oleh kepemimpinan Kepala
sekolah yang kurang maksimal dalam melakukan supervisi kegiatan guru,
kurang maksimal dalam melakukan penjaminan mutu, dan kurang maksimal
dalam tindak lanjut evaluasi kurikulum sekolah. Sedangkan guru kurang
maksimal dalam mengelola kelas, sehingga kemampuan siswa dalam bepikir
tingkat tinggi, prestasi siswa, literasi, dan hasil belajar siswa tidak dapat
ditingkatkan dengan lebih baik. Guru juga tidak maksimal dalam memperoleh
manfaat dari penilaian yang disusunnya, karena tidak maksimal dalam
penyusunan serta pelaksanaan penilaian proses pembelajaran. Guru juga tidak
meyusun program remidial dan pengayaan dengan maksimal. Guru kurang
maksimal dalam melaksanakan program literasi. Pembelajaran bermutu akan
terjadi apabila siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran dan mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal.
Guru belum maksimal melakukan evaluasi dan refleksi diri untuk mengetahui,
mengukur atau menilai kemampuan dirinya terkait dengan pekerjaan atau tugas-
tugasnya sebagai guru terutama dalam hal mengajar. Guru menyusun RPP yang
memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
memyenangkan, tetapi belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran, seperti: merancang penelitian sederhana, melakukan tugas proyek
tertentu berdasarkan ide-ide siswa sendiri dan mengoptimalkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar serta memanfaatkan TIK atau cara lain yang sesuai dengan
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 5/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931
Mutu guru yaitu pendidik yang professional, yang tugas utamanya ialah
mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan dan mampu menghasilkan keluaran
lulusan yang memenuhi empat ompetensi siswayaitu kompetensi akademik,
kompetensi profesional, kompetensi nilai dan sikap, dan kompetensi untuk
menghadapi perubahan.
Mutu guru yang kurang baik dipengaruhi oleh guru yang belum maksimal dalam
meningkatkan ilmu dan kompetensinya, kepala sekolah yang belum
mengimplementasikan kebijakan untuk memaksa guru mengembangkan
profesionalismenya, serta kurangnya perhatian dari para pemangku kepentingan,
sehingga kegiatan-kegiatan pelatihan, MGMP kurang maksimal.
Sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel,
serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara
internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah
secara efektif dan efesien (Sulfam & Arsyad, 2022).
Manajemen sekolah dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Sesuai
dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik,
peran kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Pada
umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 6/10
9/6/22, 10:54 PM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931
Kualitas manajemen sekolah yang kurang baik dipengaruhi karena kepala sekolah
yang kurang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks
dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang
yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah, mengimplementasikan
visi misi, dan melakukan supervise, sehingga mempengaruhi kualitas mutu
lulusan, proses pembelajaran, dan mutu guru. Kepala sekolah untuk terus
mengawasi kinerja guru dengan memberikan penghargaan kepada guru yang
berprestasi, memberikan perhatian baik dari segi materi maupun non materi,
melibatkan guru dalam menyusun program dan visi sekolah, mendengarkan ide-
ide guru serta memberi rasa aman untuk guru sehingga mereka merasa nyaman
dan memiliki potensi terhadap peningkatan sekolah. Kepala sekolah/madrasah
agar senantiasa memotivasi guru dan mencari solusi yang tepat terhadap
permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah. Pengawas sekolah agar memberikan pengarahan, keterampilan dan
pengetahuan kepada guru tentang manajemen sekolah yang tepat dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_kelompok/295931 7/10