id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 1/5
9/6/22, 6:18 AM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
FORMAT D
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 2/5
9/6/22, 6:18 AM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
Mutu lulusan yang kurang baik dipengaruh oleh Kepala sekolah yang dalam
kepemimpinannya tidak memprogramkan budaya sekolah yang bermutu, sehingga sikap-
sikap yang dimiliki oleh lulusan hanya terlihat di sekolah, belum konsisten, dan belum
nampak dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru kurang maksimal dalam
membiasakan kompetensi abad 21 yang perlu dikuasai oleh lulusan melalui
pembelajaran. guru juga kurang menerapkan pembelajaran yang mengintegrasikan
pendidikan karakter, sehingga karakter disiplin dan kerja keras siswa kurang
terbentuk. Kurangnya keterlibatan siswa dalam aksi anti perundungan karena kepala
sekolah dan guru kurang maksimal dalam memberikan pengertian dan pemahaman
mengenai bahaya perundungan.
Untuk itu guru perlu mengimplementasikan strategi pembelajaran yang dapat dengan
maksimal membantu siswa menguasai sikap-sikap positif dan keterampilan abad 21,
seperti mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran
berbasis proyek, memberi kesempatan pada siswa untuk berargumentasi secara
ilmiah, membawa fenomena dan permasalahan terkini yang sesuai dengan
materi ke dalam kelas dan mendorong siswa memberikan solusi atas
permasalahan tersebut yang bisa dilakukan secara individu maupun dengan
berkolaborasi bersama teman. Implementasi pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa. Untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran tersebut
diperlukan dukungan kepala sekolah untuk membuat kebijakan yang relevan dalam
mendukung program budaya sekolah bermutu, memberikan motivasi konkret seperti
memfasilitasi guru dalam mengupgrade pengetahuan dan informasi untuk selalu up to
date dan siap dibawa ke kelas. Kepala sekolah dapat menyediakan wifi khusus untuk guru
atau memberikan tambahan sedikit insentif untuk membantu guru memenuhi kebutuhan
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 3/5
9/6/22, 6:18 AM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
kuota data. Siswa dapat terlibat secara aktif dalam pencegahan perundungan dapat
dilakukan dengan cara guru mengembangkan budaya relasi atau pertemanan yang
positif, melibatkan siswa dalam membantu teman yang menjadi korban, selalu
mengingatkan siswa untuk memahami dan menerima perbedaan tiap individu di
lingkungan sebaya, selalu membiasakan siswa untuk saling mendukung satu sama lain
dan merangkul teman yang menjadi korban perundungan. Kepala sekolah dapat
membuat dan menegakkan aturan sekolah terkait pencegahan perundungan.
Untuk hal ini, tugas guru adalah menyiapkan skenario pembelajaran, menyediakan
sumber belajar yang mudah diakses, mengelola pembelajaran yang melibatkan seluruh
siswa, menyiapkan soal atau tugas terkait kompetensi yang diharapkan dicapai,
melaksanakan tes akhir kepada siswa dan memberikan penilaian. Penyusunan RPP,
penilaian, program remidi dan pengayaan merupakan kemampuan yang harus dikuasai
guru dan harus terus berkembaang, oleh karena itu guru perlu melakukan kegiatan
penyegaran atau upgrade melalui pelatihan-pelatihan secara berkala. Selain guru,
kepala sekolah perlu memotivasi, memfasilitasi, dan membantu guru mengembangkan
kegiatan pembelajaran dengan merencanakan, melaksanakan, dan menindaklanjuti hasil
supervisi untuk meningkatkan mutu pembelajaran, menugaskan guru untuk mengikuti
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 4/5
9/6/22, 6:18 AM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
Guru belum maksimal melakukan evaluasi dan refleksi diri untuk mengetahui, mengukur
atau menilai kemampuan dirinya terkait dengan pekerjaan atau tugas- tugasnya sebagai
guru terutama dalam hal mengajar. Guru menyusun RPP yang memfasilitasi seluruh
siswa belajar aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan memyenangkan, tetapi belum melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti: merancang penelitian sederhana,
melakukan tugas proyek tertentu berdasarkan ide-ide siswa sendiri dan mengoptimalkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar serta memanfaatkan TIK atau cara lain yang
sesuai dengan konteksnya. Guru belum maksimal melakukan pengembangan profesi
berkelanjutan atas inisiatif sendiri dengan dukungan dari sekolah karena kegiatan yang
diikuti masih terbatas, yaitu diklat dan pelatihan yang dilakukan oleh Depag, ditambah
MGMP yang tidak aktif. Guru belum maksimal mengimplementasikan prosedur
pembelajaran dengan menggunakan strategi dan menggunakan media pembelajaran
terutama yang memanfaatkan TIK.
Mutu guru yaitu pendidik yang professional, yang tugas utamanya ialah
mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni melalui pendidikan dan mampu menghasilkan keluaran lulusan yang memenuhi
empat ompetensi siswayaitu kompetensi akademik, kompetensi profesional, kompetensi
nilai dan sikap, dan kompetensi untuk menghadapi perubahan.
Mutu guru yang kurang baik dipengaruhi oleh guru yang belum maksimal dalam
meningkatkan ilmu dan kompetensinya, kepala sekolah yang belum
mengimplementasikan kebijakan untuk memaksa guru mengembangkan
profesionalismenya, serta kurangnya perhatian dari para pemangku kepentingan, sehingga
kegiatan-kegiatan pelatihan, MGMP kurang maksimal.
Sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta
mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun
eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien
(Sulfam & Arsyad, 2022).
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 5/5
9/6/22, 6:18 AM https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2
Manajemen sekolah dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan
proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka
pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Sesuai dengan ciri-ciri sekolah
sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik, peran kepala sekolah seharusnya
dilihat dari berbagai sudut pandang. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung
jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi
kesiswaan dan personalia staf, hubungan masyarakat,
administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.
Kualitas manajemen sekolah yang kurang baik dipengaruhi karena kepala sekolah yang
kurang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung
jawab untuk memimpin sekolah, mengimplementasikan visi misi, dan melakukan
supervise, sehingga mempengaruhi kualitas mutu lulusan, proses pembelajaran, dan
mutu guru. Kepala sekolah untuk terus mengawasi kinerja guru dengan memberikan
penghargaan kepada guru yang berprestasi, memberikan perhatian baik dari segi materi
maupun non materi, melibatkan guru dalam menyusun program dan visi sekolah,
mendengarkan ide-ide guru serta memberi rasa aman untuk guru sehingga mereka
merasa nyaman dan memiliki potensi terhadap peningkatan sekolah. Kepala
sekolah/madrasah agar senantiasa memotivasi guru dan mencari solusi yang tepat
terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah. Pengawas sekolah agar memberikan pengarahan, keterampilan dan
pengetahuan kepada guru tentang manajemen sekolah yang tepat dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
https://bansm.kemdikbud.go.id/sispena2020/penilaian/cetak_laporan_individu/295930/n2 6/5