Anda di halaman 1dari 4

KEBUDAYAAN LOKAL YANG DIANGKAT

MENJADI KEBUDAYAAN NASIONAL

DISUSUN OLEH :
1. Refa
2. Rozi
3. Latif
4. Ziho

SD NEGERI MEGULUNGLOR

TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023


BATIK MEGA MENDUNG

A. BATIK MEGA MENDUNG


Batik Mega Mendung merupakan karya seni batik yang identik
dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon dan
daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang
tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada
di Cirebon dan merupakan mahakarya, Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk
mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.
Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas
sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif
megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar
negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan
Belanda bernama Pepin van Roojen.
Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang
berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi
juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini
berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di
Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik
Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:
“Motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur
dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung
sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya.
Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif
megamendung diproduksi, tapi lebih kepada ketidaksetujuan
penggunaan motif megamendung untuk barang-barang yang
sebenarnya kurang pantas, seperti misalnya pelapis sandal di hotel-
hotel”.
B. SEJARAH MUNCULNYA MOTIF BATIK MEGA MENDUNG
Sejarah Munculnya Motif Batik Mega Mendung Dikisahkan bahwa
Sunan Gunung Jati yang tengah menyebarkan agama Islam di wilayah
Cirebon pada abad ke-16 menikahi Ong Tien, putri dari Kaisar Hong
Gie dari Dinasti Ming di Tiongkok. Ia kemudian membawa beberapa
benda seni Tiongkok pada saat itu, seperti keramik, piring dan kain
berhiaskan bentuk awan. Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ong
Tien tersebut menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi
Tiongkok ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan
budaya dan tradisi Tiongkok ke dalam motif batik yang mereka buat,
tetapi dengan sentuhan khas Cirebon. Ada perbedaan antara motif
mega mendung dari Tiongkok dan yang dari Cirebon. Misalnya, garis
awan pada motif mega mendung Cina berupa bulatan atau lingkaran.
Sedangkan motif Cirebon cenderung lonjong, lancip, dan segitiga.
Dalam paham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas.
Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas, dan
mempunyai makna ketuhanan. Konsep mengenai awan juga
berpengaruh di dunia seni rupa Islam pada abad ke-16, yang
digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Motif batik mega mendung kemudian berkembang menjadi salah satu
batik pesisir. Salah satu sentra industri batik pesisir adalah Trusmi.
Trusmi berjarak sekira delapan kilometer ke arah barat dari pusat
Keraton Kesepuhan Cirebon. Keberadaan desa ini dikaitkan dengan
nama Ki Gede Trusmi, seorang pemimpin agama Islam yang juga
pengikut setia Sunan Gunung Jati. Dialah yang mengajarkan seni
membatik sebagai sarana menyiarkan agama Islam. Di masa lalu,
penduduk Trusmi membuat batik untuk memenuhi permintaan
keraton. Dalam perkembangannya, Trusmi menjadi pusat pembuatan
batik di Cirebon. Pengrajin batik Trusmi bukan hanya memproduksi
batik keraton tapi juga mengembangkan motif-motif lainnya, seperti
mega mendung.

C. FILOSOFI DI BALIK MOTIF BATIK MEGA MENDUNG


Motif batik mega mendung memiliki filosofi bahwasannya setiap
manusia harus dapat menahan amarah pada dirinya saat dalam
kondisi terpuruk, sedih, maupun tertekan. Bisa dikatakan, motif batik
Mega Mendung  menunjukkan, bahwa manusia harus selalu bersikap
bijaksana dalam kondisi apa pun, layaknya awan yang mendung, yang
menyejukkan suasana. Sesuai dengan namanya, yakni "Mega" yang
berarti Awan, dan "Mendung" yang berarti cuaca yang sejuk. Motif yang
ada dalam batik mega mendung ini juga menggambarkan sebuah
kesan maskulin, lugas, dinamis, dan terbuka.
Motif mega mendung dulunya dibuat dengan warna biru saja.
Namun seiring berkembangnya zaman dan permintaan pasar, gradasi
serta komposisi warna batik mega mendung pun kian variatif.
Harganya pun beragam, tergantung teknik yang digunakan. Harga
sehelai batik tulis motif mega mendung premium berkisar dari Rp 1,8
hingga Rp 5,9 juta. Hingga kini pewarnaan batik tulis mega mendung
masih dilakukan secara manual, sehingga warna batik tidak bisa
merata seutuhnya.

D. BATIK MEGA MENDUNG DALAM KULTUR POP INTERNASIONAL


Di luar negeri, popularitas motif megamendung pun tak kalah
sangar. Ada sebuah buku terbitan luar negeri karya Pepin van Roojen
yang menggunakan motif megamendung sebagai covernya. Tak sedikit
artis luar negeri yang menggunakan batik bermotif mega mendung di
acara-acara formal maupun non-formal. Bahkan banyak yang
mengatakan kalau motif gambar awan pada jubah di film anime Naruto
yang terkenal itu adalah motif awan di batik megamendung. Semua itu
menyiratkan bahwa motif megamendung sudah tak asing lagi di dunia
internasional. Sepak terjang batik megamendung telah membuktikan
bahwa bukan hanya objek wisata kota Cirebon saja yang dicari oleh
wisatawan, tapi juga karya budaya masyarakatnya yang membuat
orang mengaguminya.

Anda mungkin juga menyukai