Anda di halaman 1dari 5

Dalam hal produksi, pola konsumsi dan selera konsumen harus bisa dicermati oleh produsen furnitur di

Indonesia. Dalam upaya mendorong industri furnitur selain menyangkut ketersediaan bahan baku, SDM,
teknologi, ada hal lain yang harus terus ditumbuhkembangkan yaitu kreasi dan inovasi. Produsen harus
bisa melakukan inovasi produk melalui inovasi penggunaan bahan (tidak hanya mengandalkan kayu saja,
tetapi juga kombinasi bahan baku lainnya sesuai selera konsumen).

https://bkperdag.kemendag.go.id/media_content/2017/11/Isi_BRIK_Furnitur.pdf

Secara umum, karakteristik konsumen yang berubah menjadi tantangan tersendiri bagi industri furnitur.
Saat ini, konsumen furnitur di dunia didominasi oleh generasi milenial (usia 18-34 tahun) yang memiliki
pendekatan berbeda terkait kebutuhan kepemilikan perumahan dan furnitur. Selera dan kebutuhan 100
Niki Barenda Sari furnitur berubah menjadi produk multifungsi dan hemat ruang, sesuai dengan gaya
hidup perkotaan yang dinamis. Furnitur dengan desain ramah lingkungan juga menjadi tren masa kini.
Hal ini akan menciptakan tren permintaan baru yang perlu diikuti oleh industri furnitur kita. Konsumen
furnitur, dewasa ini lebih memi

Lem untuk kayu khusus digunakan untuk keperluan mengelem kayu atau
material berbahan serat alam lainnya. Formula bahan tentu saja disesuaikan
dengan kebutuhan kerekatan, kekentalan dan daya sebar lem. Saat ini, Anda
dapat dengan mudah membeli lem kayu di tok di sekitar Anda. Namun
sebaiknya lebih selektif lagi dalam memilih, karena kandungan bahan pada lem
umumnya sangat berpengaruh pada saat digunakan.

1. Lem PVAc

Lem PVAc (Polyvinyl Acetate) adalah salah satu lem kayu yang umum
digunakan oleh masyarakat. Lem ini dapat dengan mudah dijumpai di pasaran.
Harganya juga tergolong terjangkau. Lem PVAc ini dikenal secara umum
dengan sebutan ‘lem putih’ atau ‘lem kuning’. Lem ini diklaim mudah
dibersihkan dengan air sehingga mudah terangkat. Namun, ada jenis lem PVAc
yang tahan air salah satunya adalah lem PVAc yang terbuat dari bahan water
based.

Salah satu lem yang cukup serbaguna untuk kayu yang juga sering digunakan
banyak orang yaitu lem epoxy. Lem tersebut umumnya mengandung resin dan
pengeras (hardener) sehingga baunya cukup menyengat. Karena mengandung
pengeras maka lem harus segera direkatkan dan mendapat tekanan yang
cukup.

2. Lem Epoxy

Karena lem jenis epoxy ini mengandung hardener dan resin maka lem ini cukup


tahan pada temperatur yang tinggi. Lem epoxy ini bisa digunakan untuk
keramik, kaca, besi dll. Hal ini karena formula lem yang cukup kuat dan tahan
untuk berbagai media.
Lem Epoxy
Lem epoxy digunakan untuk menyatukan berbagai material yang berbeda termasuk pipa
ledeng, batu atau keramik. Namun lem epoxy lebih rumit untuk diaplikasikan karena
prosesnya menggabungkan dua komponen yang berbeda yaotu resin dan hardener
(pengeras). Keuntungan menggunakan lem spoxy adalah karena bahannya yang tahan air
setelah kering, yang mana bertolak belakang dengan lem PVAc.
Pada konstruksi furnitur kayu, lem epoxy kebanyakan digunakan untuk sambungan kayu
dengan bahan lain.

Bahan yang membuat lem kayu PVAc efektif adalah - seperti namanya, polyvynyl acetate -
polimer karet yang membentuk ikatan keras saat mengering. Kelebihan jenis lem ini untuk
bahan kayu adalah saat lem meresap ke dalam serat kayu yang berpori (dan bahan lainnya
yang berpori), dan menciptakan ikatan yang kuat saat lem kering dan mengeras.
Untuk itulah ketika menggunakan lem kayu PVAc, sambungan perlu ditahan dengan klem
selama 30-60 menit sampai lem 'kering sentuh'. Dan untuk mendapatkan tingkat kekeringan
maksimal, dibutuhkan 18 hingga 24 jam untuk membuat sambungan lem benar-benar kuat.

Tips bekerja dengan lem kayu PVAc


Beberapa faktor penting yang membantu menentukan kualitas hasil pengeleman kayu
menggunakan lem PVAc.

1. Tetap kering.
Lem PVAc mengeras saat mengering, jadi ketika kelembaban di udara dan kayu rendah,
maka lem PVAc ini akan lebih cepat mengering. Jangan biarkan berada di tempat basah
atau lembab.

2. Suhu hangat atau panas.


Suhu yang lebih hangat atau panas, secara umum mempercepat proses pengeringan
karena kandungan air akan menguap. Tergantung pada ukuran sambungan kayu,
meniupkan udara panas pada bagian sambungan dengan lem PVAc menggunakan hair
dryer (pengering rambut) dapat mempercepat pengeringan dan pengerasan lem.

3. Ventilasi.
Pengelemen yang dilakukan di ruang berventilasi baik cenderung lebih cepat kering dan
membantu membuang bahan kimia yang terlepas ke udara lebih cepat.

4. Permukaan sambungan atau media kayu bersih.


Paling tidak debu atau kotoran lainnya seperti serbuk gergaji, serpihan pahat dan lainnya
dibersihkan dahulu sebelum merekatkan potongan kayu sehingga lem bisa metesap
dengan baik. Jika ada minyak atau lemak di permukaan, sebaiknya dikeringkan dengan
kain katun atau dengan mengampelasnya. Beberapa kayu keras seperti katu Jati
menghasilkan minyaknya sendiri yang dapat mengganggu penetrasi lem ke dalam pori-pori
kayu, anda bisa menambahkan bahan pengencer secukupnya agar lem lebih mudah
meresap.

5. Jumlah lem secukupnya.


Lebih banyak lem bukan berarti kualitas sambungan akan lebih baik, batasi jumlah lem
sesuai kebutuhan dan oleskan lem pada kedua permukaan komponen yang akan
disambung. Lem berlebih hanya akan memperpanjang waktu pengeringan dan juga dapat
menghasilkan ikatan yang lebih lemah atau kurang efektif.

Anda mungkin juga menyukai