Anda di halaman 1dari 4

Sumatera Selatan

Upacara Adat

Bekawang Iwak

Bekawang iwak merupakan salah satu upacara adat yang berasal dari
Palembang, tepatnya di Kecamatan Gandus. Bekawang dalam bahasa
Palembang artinya adalah menangkap, sementara iwak merupakan ikan

Tarian Adat

 Tari Gending Sriwijaya. Daerah: Kota Palembang


 Tari Tanggai. Daerah: Kota Palembang
 Tari Erai-Erai
 Tari Setudung Sedulang
 Tari Sambut Silampari
 Tari Kebagh
 Tari Tepak Keraton

Baju Adat

Pakaian adat Sumatera Selatan aesan gede didominasi warna merah


dengan benang emas dari tenunan kain songket. Unsur keemasan dan
gemerlap ini sesuai dengan citra Sumatera di masa lalu yang dikenal
sebagai swarnadipa atau pulau emas. Busana aesan gede untuk
pengantin wanita berupa baju kurung warna merah. Baju kurung ini
berhiaskan motif bertabur bunga bintang keemasan yang dipadukan
dengan kain songket lepus bersulam emas. Busana ini dilengkapi dengan
penutup dada, perhiasan dan mahkota dengan untaian bunga.
Sedangkan busana pria berupa jubah bertabur bunga emas, celana, dan
kain songket serta songkok emas sebagai penghias kepala.

Makanan Daerah

 Mie Celor
 Kue 8 Jam
 Brengkes Tempoyak
 Lenggang
 Tekwan
 Laksan
 Celimpungan
 Malbi
 Burgo
 Kemplang
Rumah adat

Rumah Limas adalah rumah tradisional Provinsi


Sumatera Selatan. Gaya Rumah Limas seperti
rumah panggung, memiliki lima tingkat yang
berfilosofi dengan menyesuaikan geografi, dan
kepercayaan masyarakat setempat. Sesuai dengan
namanya, Rumah Limas adalah rumah tradisional
berbentuk limas yang dibuat dengan gaya
panggung.

Fakta unik

 Memiliki banyak suku bangsa

Sumatera Selatan dengan luas wilayah 91.592 kilometer persegi, dan dihuni lebih dari 8 juta
penduduk, memiliki keberagaman suku bangsa. Setidaknya, ada 12 suku yang mendiami wilayah
Sumatera Selatan. Diantaranya; Gumai, Lahat, Komering, Semendo, Lintang, Kubu, Lematang, Ogan,
Palembang, Pasemah, Kayu Agung, dan Sekayu.

 Ampera, menjadi jembatan paling panjang di Asia Tenggara

Sebagai ikon Kota Palembang, Sumatera Selatan, Jembatan Ampera dibangun pada April tahun 1962
dan diresmikan pada 30 September 1965, oleh Letjen Ahmad Yani. Jembatan ini juga merupakan
hadiah dari Presiden RI, Suekarno. Oleh sebab itu, awalnya jembatan tersebut diberinama 'Bung
Karno'. Memiliki panjang 1.177 meter dan membelah Sungai Musi, jembatan ini juga sekaligus
memiliki peranan penting dalam menghubungkan arus perekonomian masyarakat wilayah Seberang
Ilir dan Ulu. Bahkan, pada era tersebut, Ampera menjadi jembatan yang terpanjang di Asia Tenggara.

Flora dan Fauna

Flora di Sumatera Selatan

1. Duku (Lansium domesticum)


Duku merupakan tanaman yang masuk ke dalam suku Meliaceae. Masih memiliki kedekatan
dengan tanaman langsat, kokosan, pisitan dan lain sebagainya. Duku termasuk tumbuhan
bertajuk menengah dan biasanya tumbuh dengan baik di dalam sebuah kebun campuran
atau wanatani.
2. Tembesu (agrea fragrans Roxb)
Tembesu atau dalam bahasa inggris yaitu ironwood adalah salah satu jenis tanaman yang
dapat tumbuh di hutan rawa atau tanah gambut sekalipun. Tembesu termasuk tanaman
lokal yang hanya tumbuh di Sumatera Selata, Jambi, Lampung hingga Kalimantan Barat, jadi
tembesu tidak akan ditemukan di tempat lain.

Fauna di Sumatera Selatan

1. Ikan Belida
Ikan yang mempunyai nama lain ikan lopis masuk ke dalam suku Notopteridae atau ikan
berpunggung pisau. Nama belida lebih populer di kalangan masyarakat dan nama tersebut
berasal dari nama salah satu sungai yang ada di Sumatera Selatan di mana sungai tersebut
adalah tempat ikan tersebut berasal.
2. Harimau Sumatera
Harimau ini hanya dapat ditemukan di Sumatera yang merupakan habitat aslinya dan
termasuk satu dari 6 subspesies harimau yang masih hidup hingga saat ini, meskipun telah
masuk ke dalam daftar hewan yang terancam punah. Di alam liar setidaknya terdapat 400 –
500 ekor yang hidup di beberapa Taman Nasional di Sumatera. Harimau sumatera
merupakan subspesies terkecil dengan warna bulu paling gelap di antara semua subspesies
harimau yang ada, pola hitamnya lebih lebar dengan jarak yang cukup rapat.
3. Burung Bangau Migran Bluwok (Mycteria cinerea)
Burung ini sering berada di wilayah perairan dangkal, pantai berpasir, rawa, sungai hingga
sawah berlumpur. Hal ini disebabkan karena makanan utamanya yaitu ikan, katak dan
hewan – hewan air lainnya. Panjang tubuh dari burung bangau bluwok yaitu sekitar 110 cm
dengan ciri paruh yang panjang dan besar. Bulu burung berwarna putih dengan bercak hitam
di sayap primer serta muka serta kaki berwarna merah muda. Burung Bluwok banyak
tersebar di Malaysia, Sumatera, Jawa dan Indocina, namun mereka akan berkembang biak di
pesisir timur Sumatera Selatan saja. Tidak heran jika setiap tahunnya, burung bangau bluwok
akan datang ke Sumatera Selatan hanya untuk berkembang biak.

Hari Raya Besar di Pulau Sumatera


Tradisi Mangongkal Holi – Sumatera Utara

Image: lumbanlobu.blogspot.co.id

Mangongkal Holi adalah salah satu tradisi Batak yang masih dilestarikan oleh sebagian etnis Batak
sampai saat ini.

“Mangongkal” dalam bahasa Indonesia artinya menggali, sedangkan “Holi” artinya tulang, sehingga
mangongkal holi adalah menggali tulang – dalam hal ini menggali kuburan manusia untuk
memindahkan tulang orang yang sudah lama meninggal dunia ke kuburan baru.

Menurut kepercayaan, orang yang telah meninggal dunia, maka bukanlah “tiada” melainkan mereka
menuju ke proses yang sempurna di alam keabadian dan berkumpul dengan arwah satu keluarga.
Sehingga dengan adanya kepercayaan yang telah turun temurun, maka etnis Batak pun melakukan
prosesi upacara Mangongkal Holi. Seringkali, Mangongkal Holi, bukan hanya sekeda memindahkan
ke kuburan yang baru, tetapi membuat “Tugu Marga”.

Anda mungkin juga menyukai