Anda di halaman 1dari 35

Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria

Kabupaten Fakfak

3.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH


3.1.1. Kondisi Geografis Dan Fisik Dasar Kabupaten Fakfak
3.1.1.1. Posisi Geografi Dan Pembagian Wilayah Administrasi Kab. Mimika

Kabupaten Fakfak yang dimekarkan menjadi Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana
berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 12 November 2002, secara geografis
terletak pada 1310 531 0311 BT - 1330 291 1911 BT dan 20 301 5811 - 30 571 5111 LS. Luas
Kabupaten Fakfak setelah pemekaran berdasarkan UU No. 26/2002 adalah 14.320 Km2 yang terdiri
dari 4 (empat distrik) yang kemudian dimekarkan menjadi 9 (sembilan) Distrik dan terbagi dalam 106
kampung/desa pada tahun 2004. Kabupaten Fakfak mempunyai luas 14.320 Km2, dengan wilayah yang
mempunyai luas terbesar adalah Distrik Karas 17,40 % dari luas total wilayah Kabupaten.

Kabupaten Fakfak berbatasan secara administrasi sebagai berikut :


 Sebelah utara : Teluk Bintuni
 Sebelah selatan : Laut Arafura dan Kabupaten Kaimana
 Sebelah Barat : Laut Seram dan Teluk Berau
 Sebelah Timur : Kabupaten Kaimana

Laporan Pendahuluan III-1


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

3.1.1.2. Kondisi Topografi Kabupaten Fakfak


Kondisi topografis Kabupaten Fakfak bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai dengan
daerah perbukitan. Dilihat dari aspek topografisnya, Kabupaten Fakfak didominasi oleh wilayah
dengan kondisi kemiringan > 40% yaitu seluas 2297,964 ha, yang disusul dengan wilayah dengan
kemiringan 0-15% seluas 1434,636 ha. Sedangkan yang lainnya adalah wilayah dengan kemiringan
berkisar antara 15-40%.
Kabupaten fakfak berada pada ketinggian yang bervariasi untuk masing-masing daerahnya,
dengan pengelompokkan sebagai berikut :
1) Datar, terletak pada ketinggian 0 – 50 m dpl di wilayah barat pada sebagian besar Distrik
Fakfak, Fakfak barat, Fakfak Timur dan Kokas.
2) Berbukit, terletak pada ketinggian antara 100 – 1000 m dpl
3) diantara Fakfak dan Kokas.
4) Pegunungan dengan ketinggian diatas 1000 m dpl terletak dibagian utara Kabupaten Fakfak.

3.1.1.3. Kondisi Geologi Kabupaten Fakfak


Kabupaten Fakfak termasuk bagian selatan kepala burung dari papua barat dimana secara
geologis kaw ini termasuk daerah yg stabil dibandingkan dengan daerah Sorong dan Manokwari.
Berdasarkan analisa kemampuan lahan Kabupaten Fakfak umumnya memilki kemampuan lereng dan
drainase baik; hanya sebagian dinilai relatif kurang dengan adanya kondisi lerang yagn terjal sehingga

Laporan Pendahuluan III-2


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

kestabilan kurang yaitu sekitar utara Fakfak dan Fakfak tegah dan adanya jenis tanah yg kedap air di
beberapa tempat sehingga drainase kurang baik di sekitar Karas dan Bomberay. Jenis tanah di sekitar
Bomberay dan Karas menunjukan kesesuaian bagi pertanian.

3.1.1.4. Kondisi Klimatologi Kabupaten Fakfak


Kondisi iklim suatu wilayah, selain ditentukan oleh letak bujur dan lintang juga ditentukan oleh
ketinggian tempat dari permukaan laut. Unsur-unsur iklim yang penting adalah curah hujan, suhu dan
kelembaban udara serta angin. Kabupaten Fakfak mempunyai curah hujan yang bervariasi untuk
masing-masing daerah. Berdasarkan data pada Tahun 2004, bahwa jumlah curah hujan di Kabupaten
Fakfak adalah sebesar 3586 mm/tahun dan Tahun 2005 adalah sebesar 3209 mm/tahun, dengan
jumlah hari hujan pada tahun 2005 adalah sebanyak 232 hari
Berdasarkan hasil wawancara dengan badan meteorologi dan geofisika Kabupaten Fakfak
bahwa curah hujan yang paling tinggi terdapat di Distrik Fakfak, Fakfak Timur dan Fakfak Barat yaitu
sebesar 3500 mm/tahun, sedangkan curah hujan yang termasuk kriteria sedang terdapat di Distrik
Kokas, Teluk Patipi, Kramomongga dan Bomberay. Disamping itu, ada pula daerah yang mempunyai
curah hujan yang sangat rendah yaitu terdapat di dataran Otoweri sebelah utara Distrik Kokas.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Fakfak adalah 29 oC pada tahun 2005 dengan suhu udara
minimal adalah 26,4 oC dan maksimum 30,9 oC. Sedangkan rata-rata kelembaban udara pada thn
2005 adalah 85,3 % sedangkan kecepatan angin adalah berkisar 03-05 knot.

3.1.1.5. Kondisi Hidrologi Kabupaten Fakfak


Ketersediaan sumberdaya air di Kabupaten Fakfak sangat banyak yang berasal dari beberapa
sumber, baik air tanah maupun air permukaan. Hal ini disebabkan karena letak wilayahnya yang
berbukit-bukit dan didominasi oleh hutan, sehingga ketersediaan air di wilayah perencanaan sangat
banyak. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akan air bersih, penduduk pada umumnya
menggunakan air permukaan.
Kondisi hidrologi yang ada di Kabupaten Fakfak ditandai dengan terdapatnya beberapa sungai
yang melintasi wilayahnya. Umumnya Sungai-sungai di Kabupaten Fakfak berbentuk Dendritik.
Adapun sungai-sungai di maksud antara lain, Sungai Bomberay, Sungai Werba, Sungai Air Besar,
Sungai Budidi, Sungai Tetar dan Sungai Kayuni Sungai Otoweri, Sungai Kalimati, Kampung Sungai.
dimana yang dimanfaatakan sebagai sumber bahan baku untuk air PDAM adalah berasal dari Sungai
Air Besar, kalimati, dan Sungai kampung Sungai. Fungsi Sungai yang ada di Kabupaten Fakfak pada
umumnya berfungsi :
 Sebagai Prasarana Perhubungan bagi Penduduk yang bermukiman di pesisir pantai dan yang
tinggal di Daerah pedalaman.

Laporan Pendahuluan III-3


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

 Tempat dan mata pencaharian penduduk setempat.


 Sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten, bahwa sumber air baku yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat adalah bersumber dari Air Besar dengan debet 4000 l/dtk,
kampung Sungai dengan debet 6 l/dtk dan kalimati dengan debet 30 l/dtk. Dari ke semua sumber ini
belum dimanfaatkan secara optimal, karena sampai tahun 2006 (saat pelaksanaan survai), yang baru
dimanfaatkan untk Kampung Sungai baru 50%, kalimati baru dimanfaatkan 67% sedangkan Air besar
baru dimanfaatkan 0,5%. Melihat kondisi ini, dilihat dari aspek ketersediaan sumberdaya air di wilayah
perencanaan, hal ini bukan merupakan suatu kendala untuk pengembangan wilayah di masa yang akan
datang, karena masih bisa menampung kegiatan.
Gambar 1. Visualisasi Sumber Air di Kabupaten Fakfak

3.1.1.6. Jenis Tanah Dan Bentuk Lahan


Secara garis besar jenis tanah di Kabupaten Fakfak berdasarkan data Regional Physical Planning
Foor Program Transmigration meliputi :
 Latosol dan Aluvial
 Pedsolik Merah Kuning
 Pedsolik Coklat Kelabu
 Organosol (Tanah Gambut)
 Mediteren Merah Kuning
Bentuk dan jenis lahan di Kabupaten Fakfak dibedakan atas 6 (enam) kelompok yaitu Aluvial,
Marin, Dataran, Perbukitan, Pegunungan, dan Karst.
Alufial : Dengan Penyebaran pada Jalur aliran sungai Kelembaban yang sempit dan berada pada
rawa-rawa yang tergenang, terdapat di wilayah datar, gelombang dan Berbukit. Dataran : Bentuk
lahan sistim dataran tersusun dari bahan induk Deposit, Alufium, Napal, Batu Pasir dan konglomerat,
Sistim ini mempunyai bentuk wilayah berombak dan bergelombang, berbukit kecil dengan
bergelombang sampai berlereng agak Curam. Kondisi Topografi Kabupaten Fakfak terlihat pada
gambar 1.3.
Perbukitan : Terletak pada perbukitan dan kaki punggung-punggung yang tertoreh, Bentuk
lahan sistim perbukitan tersusun dari bahan induk batu pasir, dan serpih.

Laporan Pendahuluan III-4


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Pegunungan : Bentuk lahan Sistim Pegunungan penyebaran terletak pada gunung dan perbukitan
punggung yang Pararel, Perbukitan dan gunungan Kapur, Punggung-punggung kapur yang Pararel,
Gunung yang terjal dan Bertoreh, Bentuk lahan dari sistim pegunungan ini tersusun dari Bahan Induk
Sepertinik, Peridalit, Batu Pesisir, Batu Gamping dan Napal, sekis, filit dan Andesit. Bentuk wilayah
umumnya mempunyai bentukhnya wilayahnya Berbukit dan Berlereng Terjal.
Karst : Sistim Karst penyebaranya terletak pada perbukitan, perbukitan kapur berbentuk
kerucut, bentuk lahan sistem karst ini tersusun dari lahan Induk batu Gamping, batu pasir dan napal.

3.1.2. Perkembangan Penduduk

Penduduk di Kabupaten Fakfak mengalami fluktuasi dalam interval waktu Tahun 2000 – 2005,
yaitu pada tahun 2000 jumlah penduduk di Kabupaten Fakfak sebesar 80,263 Jiwa dan jumlah
penduduk pada Tahun 2005 adalah sebesar 67.680 jiwa, hal ini disebabkan karena terjadinya
pemekaran kabupaten Kakfak menjadi Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana. Berdasarkan data
terakhir tahun 2009 Jumlah penduduk Kabupaten Fakfak Adalah 77.930 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Fakfak dapat dilihat sebagai sumberdaya pembangunan
dan tenaga kerja; pada periode tahun 1980 sampai tahun 1990 laju pertumbuhan penduduk sebesar
3,41% pertahun dan periode tahun 1990 sampai tahun 2000 sebesar 3,61% pertahun, meningkat
setelah pemekaran kan sebesar 4,19 % pertahun.
Dilihat dari distribusi penduduk di setiap Distrik terlihat bahwa pada tahun 2008 jumlah
penduduk terbesar adalah di Distrik Fakfak dengan jumlah 35.686 jiwa (49,16 %) dan jumlah
pennduduk terkecil terdapat di Dsitrik Karas dengan jumlah 2.955 jiwa (8,28%); hal ini
menggambarakan konsentrasi penduduk terdapat di bagian barat Kabupaten Fakfak.
Jumlah penduduk di wilayah perkotaan dan perdesaan relatif seimbang; di perkotaan adalah
40.609 jiwa (55,94 %) pada tahun 2008 sedangkan di perdesaan sebesar 31.985 jiwa (44,06%);
penduduk perkotaan terutama tersebar di tiga kota yang ada yaitu Fakfak, Fakfak Tengah, dan
Kampung baru/kokas.

A. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur


Berdasarkan kelompok umur Kabupaten Fakfak tahun 2008 maka potensi angkat kerja cukup
tingga. Kelompok anak-anak (0-14 tahn) sebesar 16.513 jiwa atau 22,75%, dewasa (15-64 tahun)
sebesar 55.630 jiwa atau 76,63% serta penduduk lanjut usia (>65) sebesar 451 jiwa (0,62%).
B. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Laporan Pendahuluan III-5


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Tingkat pendidikan penduduk menunjukan kondisi positif di mana angka partisipasi murni
sekolah untuk SD dan SMP tinggi dan di atas 90% yang bebrarti masyrakat terserap di tingkat
pendidikan sesuai dengan umurnya. Untuk SMA relatif lebih rendah yaitu 72%
C. Struktur Penduduk Menurut Penganut Keyakinan Agama
Kabupaten Fakfak merupakan Kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memiliki jumlah
penduduk agama islam lebih banyak dibandingkan dengan yang beragama kristen. Dimana
penduduk agama islam paling banyak yaitu di Distrik Fakfak sebesar 20.279 Jiwa.
Kabupaten Fakfak dan Kaimana merupakan kabupaten di papua yang agak berbeda dari sisi
komposisi penduduk menurut agama, yaitu proporsi penduduk yang beragama islam lebih
banyak dibandingkan dengan yang beragama kristen. Pada tingkat kabupaten, lebih dari separoh
jumlah penduduk beragama islam (59,00%), kemudian Kristen protestan (23,78%), Kristen
katholik (16,46%), hindu dan budha (0,76%).
D. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian rumahtangga penduduk di daerah-daerah pedesaan umumnya adalah
petani/nelayan, sedangkan di daerah perkotaan adalah pedagang, industri rumahtangga,
pelayanan jasa, tukang/buruh, pegawai negeri sipil/TNI/POLRI.
Petani/nelayan mencapai 58% dari total penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja. Dari
jumlah tersebut, hampir 75% berada di daerah-daerah pedesaan. Jumlah pegawai
negeri/TNI/POLRI menduduki posisi kedua dalam mata pencaharian, yaitu 17,5%, 85%
diantaranya berada di daerah perkotaan dan hanya 15% berada di daerah-daerah pedesaan.
Jumlah pedagang mencapai 10,6%, dan 65% dari jumlah tersebut berada di perkotaan. Industri
rumahtangga mencapai 5%, sebagian berada di daerah pedesaan (84,8%) dan selebihnya di
daerah perkotaan (15,2%). Pelayanan jasa/tukang/buruh mencapai 5,6%, dan 78% berada di
perkotaan.

3.1.3. Perkembangan Ekonomi

Meningkatnya pertumbuhan pendapatan ekonomi regional seuatu wilayah merupakan salah satu
indikasi makin meningkatnya meningkatnya kegiatan ekonomi pada daerah tersebut, PDRB
merupakan slaha satu indikator umum yang dapat mengagambarkan struktur kegiatan ekonomi suatu
daerah dalam jangka waktu tertentu.
Struktur ekonomi Kabupaten Fakfak terutama di dukung oleh sektor :
 Pertanian 30,09% (data tahun 2007)
 Bangunan 15,08%
 Perdagangan 13,91%
 Pengangkutan 8,56%

Laporan Pendahuluan III-6


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

 Selebihnya sektor lain terutama jasa2 dan industri


Sektor industri menyumbang sekitar 7 dan 6 % tahun 2006 dan 2007 dapat dikatakan cukup
baik sebagai indikasi perkembangan industri di Kabupaten Fakfak yang terdiri dari industri kecil
maupun industri besar menengah. Industri kecil cukup banyak jumlahnya dengan agro dan hasil hutan.
Pertumbuhan eknomi sacara riil dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB berdasakan harga
konstan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor riil di Kabupaten Fakfak adalah sebesar 6,82%
(tahun 2005-2006) dan 4,46% (tahun 2006-2007); dengan sektor riil yang menunjukan pertumbuhan
adalah (PDRB 2003-2007) :
 Sektor bangunan mengalami pertumbuhan tinggi dan relatif konstan sebesar 12,88%, dengan
porsi sumbangan sebesar 15,08%
 Sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 9,41%
 Sektor pengangkutan dan kominikasi mengalami pertumbuhan sebesar 9,24%
 Sektor pertanian tumbuh denagn angka laju relatif rendah sejak tahun 2003 dan sedikit
fluktuaktif, rata-rata sebesar 1,52% (2003-2007). Sektor ini didukung terutama oleh sub sektor
yang menyumbang tertinggi kehutanan, perikakan dan perkebunan. Sub sektor perikanan sejak
2003-2006 tumbuh dengan laju tinggi, akan tetapi tahun 2007 dengan angka smentara minus
4,1%. Sub sektor kehutanan relatif tumbuh negatif beberapa tahun belakangan, baru tahun 2009
tumbuh positif 1,55%
Analisa shift share menunjukan beberapa sektor di Kabupaten Fakfak termasuk sektor yang
berperan dan progresif yaitu pertanian terutama perikanan; bangunan, kontruksi; perdagangan;
keuangan dan jasa-jasa. Sektor pengangkutan termasuk kelompok sektor yang lamban karena daya
saing rendah.
1. Potensi Sumber Daya Alam Dan Perekonomian
A. Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting untuk masyarakat di Kabupaten Fakfak.
Wilayah bagian distrik Kabupaten Fakfak mayoritas mempunyai lahan pertanian yang cukup luas
seperti di Distrik Bomberay, Kramongmongga, Karas dan Distrik Fakfak Barat. Lahan pertanian yang
berupa tanaman holtikultura cukup menunjang petani di Kabupaten Fakfak. Untuk Distrik Bomberay
sedang dilakukan pembukaan lahan Sawah dan Kedelai. Sub sector pertanian tanaman pangan lokal
yang berkembang di Kabupaten Fakfak mencakup tanaman lokal (komoditi ubi kayu, ubi jalar, kacang-
kacangan, bayam) dan buah-buahan (Durian, Langsat, mangga, rambutan, pisang). Umbi-umbian
merupakan tanaman yang menonjol dan ditanam oleh masyarakat namun jumlah dan produksinya
masih belum terukur secara baik. Tahun 2012 jenis komoditi berupa hasil pertanian pangan (jenis padi
dan jagung) selain umbi-umbian di Kabupaten Fakfak mengalami peningkatan seperti tampak pada

Laporan Pendahuluan III-7


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

tabel 3.2. Hal ini diikuti dengan pembukaan lahan pertanian di Distrik Bomberay yang merupakan
upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian, Pemerintah Kabupaten Fakfak
telah mencanangkan program Agropolitan yang berlokasi di Distrik Bomberay dan Agrowisata yang
berada pada Distrik Kramongmongga. Dengan adanya kawasan ini diharapkan pemerintah Kabupaten
Fakfak tidak kehilangan produksi hasil pertanian bahkan meningkatkan hasil pertanian baik kualitas
maupun produktivitasnya.
Gambar 2. Visualisasi Lahan Pertanian di Distrik Bomberay
Kabupaten Fakfak

B. Perikanan dan Kelautan


Sektor perikanan di Kabupaten Fakfak mempunyai potensi perikanan yang cukup besar
terutama pada perikanan laut. Potensi sumberdaya alam pesisir dan kelautan merupakan
sumberdaya yang paling menonjol di Kabupaten Fakfak terutama dengan keberadaan hutan
mangrove, estuaria, terumbu karang dan padang lamun yang masih alami yang menjadi tempat
berkembangbiak dan tumbuh hidup aneka ikan dan biota laut.
Dari data tahun 2012, jumlah penduduk di Kabupaten Fakfak yang bermata pencarian nelayan
terutama di distrik mendominasi dengan rata-rata produksi hasil perikanan dan kelautan sebesar
1.059,17 ton dan nilai jual sekitar 5,1 milyard. Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Fakfak
terdiri dari tiga sumber yaitu pelagik, demersal, dan biota laut lainnya sedangkan potensi
perikanan dengan berbagai jenis ikan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan lokal maupun eksport
seperti ikan kerapu, ikan cakalang, udang lobster dan rumput laut sangat potensial.

Laporan Pendahuluan III-8


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Gambar 3. Visualisasi Hasil Tangkapan Ikan di Kabupaten Fakfak

Produksi ikan dan udang di Kabupaten Fakfak sangat memiliki nilai ekonomis dan berpotensi
menghasilkan PAD Fakfak, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Fakfak berkomitmen untuk
mengembangkan Minapolitan Weri di Distrik Fakfak Timur sebagai upaya mengoptimalkan
pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan yang ada.
Potensi Sumberdaya pesisir dan laut lainnya dengan adanya pulau-pulau kecil yang memiliki
potensi untuk dijadikan tempat pariwisata bahari yang dapat meningkatkan pendapatan daerah
dari sektor pariwisata. Untuk Pertumbuhan sektor perikanan laut ini sangat potensial dan
diharapkan kedepan ada banyak pengusaha yang tertarik berinvestasi di bidang industri perikanan
dan kelautan antara lain industri pengalengan ikan, pengasinan dan pengasapan ikan serta budidaya
ikan.

C. Peternakan
Sektor peternakan di Kabupaten Fakfak yang telah dikembangkan mencakup produksi ternak
besar, ternak kecil, dan unggas. Kegiatan peternakan yang telah dikembangkan meliputi
peternakan Sapi, Babi dan Kambing. Sementara jenis ternak unggas yang dikembangkan meliputi
Ayam buras, ayam potong dan ayam petelur.

Kegiatan peternakan yang menonjol adalah peternakan Sapi yang dipusatkan Di Distrik
Bomberay dan menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Fakfak untuk mengembangkan
Bomberay menjadi Distrik Agribisnis Peternakan. Luas Areal untuk kegiatan peternakan sangat
potensial dan populasi Ternak Sapi saat ini meningkat dengan penyiapan Ranc-ranc ternak.
Sementara bantuan untuk pengembangan sektor peternakan dari pemerintahan pusat dan
provinsi terus dilakukan untuk meningkatkan kawasan ini sebagai sentral swasembada Daging
mencukupi kebutuhan Indonesia Bagian Timur. Oleh karenanya, terjadi peningkatan populasi
ternak sapi yang cukup tinggi dalam dua tahun terakhir.

Laporan Pendahuluan III-9


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

D. Perkebunan
Komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan berupa Pala, cengkeh, Kelapa, Kopi, dan coklat
serta beberapa produk-produk ikutannya dan hasil-hasilnya. Untuk seluruh jenis tanaman
perkebunan tersebut telah dikembangkan merata di seluruh wilayah Kabupaten Fakfak. Namun
dari jenis tanaman ini yang, hasil perkebunan yang utama dan menonjal adalah tanaman pala. Hasil
tanaman pala ini merupakan komoditas andalan karena sebagain besar penduduk lokal memiliki
lahan tanaman ini, bahkan Kabupaten Fakfak mendapat julukan Kota Pala karena hasil pala yang
cukup melimpah. Jika dilihat grafiknya, tampak ada peningkatan hasil tanaman pala tahun 2012
dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya.
Gambar 4. Visualisasi Hasil Pertanian di Kabupaten Fakfak

Luas total areal perkebunan tahun 2012 sekitar 12.103,83 ha yang diperkirakan terus
meningkat dengan pembukaan lahan baru. Khusus komoditas tanaman Perkebunan Unggulan pala
luas areal sebesar 6.383 Ha. Penyebaran Tanaman Pala tersebar di 8 Distrik yaitu
Kramongmongga, Kokas, Teluk Patipi, Fakfak Tengah, Karas, dan Distrik Fakfak Barat.
Hasil produksi tanaman pala berupa biji pala, fuli/bunga pala, dan daging pala dengan tingkat
produksi rata-rata pertahun sebesar 1.885,712 ton yang di Ekspor ke Pulau Jawa dan Sulawesi.
Sedangkan industri pengolahan ikutan dari tanaman ini adalah berupa produk manisan, dodol pala
dan Sirup Pala. Komitmen Pemerintah daerah Kabupaten Fakfak untuk mengembangkan
Agrowisata di Distrik Kramomongga dengan fokus tanaman eksport berupa komoditi pala.

E. Kehutanan
Kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Fakfak sangat berpotensi. Di wilayah pegunungan
dan hutan pantai ditumbuhi mangrove karena hampir seluruh wilayah Kabupaten Fakfak masih di
dominasi oleh hutan sekitar 81,5 % dari seluruh luas wilayah Fakfak. Berbagai jenis vegetasi kayu
yang heterogen, flora dan fauna tersebar hampir di seluruh wilayah. Potensi hutan yang
dimanfaatkan secara signifikan masih terbatas pada potensi kayu dengan penebangan yang hanya
memanfaatkan potensi alami. Potensi-potensi lain dari hutan berupa produk non kayu (rotan,
damar, kulit kayu, kopal, nipah, akar-akaran tanaman obat, aneka tanaman eksotik) seperti

Laporan Pendahuluan III-10


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

tanaman hias dan anggrek, fauna-fauna endemik dan khas seperti buaya, berbagai aneka tanaman
obat belum diupayakan secara optimal. Hasil hutan yang telah dimanfaatkan sebatas kegiatan
penebangan kayu oleh masyarakat,
pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuhan.
Dari data yang ada sektor kehutanan, memberikan kontribusi sebesar 7 % dari PDRB
Kabupaten Fakfak pada tahun 2012 (BPS Fakfak, 2012) bila di bandingkan dengan lima tahun
sebelumnya yang meningkat sampai 13 %, baik yang berasal dari kayu bulat maupun industri
pengolahan kayu hulu (plywood). Ini menunjukkan bahwa industri pengolahan kayu belum
memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Fakfak. Total luas Hutan Menurut TGHK sebesar 1.131.988 Ha, yang terdiri dari
Hutan Lindung 48.572 Ha, Cagar Alam 79.036 Ha, Hutan Produksi tetap 472.197 Ha, Hutan
Produksi Terbatas 268.386 Ha, Hutan Produksi Konversi 238.732 Ha, dan APL (Areal
Pemanfaatan Lain) 25.064 Ha.

F. Pertambangan dan Energi


Potensi pertambangan di Kabupaten Fakfak berdasarkan Peta geologi merupakan potensi
cadangan gas dan mineral cukup besar, dengan penyebaran potensi-potensi kegiatan
pertambangan yang belum tergali antara lain meliputi Gas bumi terdapat di Distrik Fakfak Timur,
Karas, Bomberay dan Distrik Kokas sedangkan Emas, biji besi dan batubara sedang dilakukan
suvey di beberapa Distrik Kabupaten Fakfak.
Kegiatan pertambangan di Kabupaten Fakfak meliputi pertambangan golongan C, Kegiatan
pertambangan lainnya masih pada tahap sesmic dan eksplorasi gas bumi di Distrik Bomberay,
Distrik Kokas dan pada Block Samai di wilayah Distrik Fakfak Timur dan Distrik Karas.
Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah dan sesuai dengan PP Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan dalam Pengelolaan bidang pertambangan dan
pemanfaatan sumber daya mineral, energi serta air bawah tanah menjadikan Peluang investasi dan
perdagangan sector pertambangan yang makin terbuka. Daerah juga memiliki kewenangan dalam
pemberian ijin usaha inti pertambangan umum lintas Kabupaten Kota yang meliputi eksplorasi dan
eksploitasi. Selain itu, daerah juga memiliki kewenangan dalam pengelolaan sumber daya mineral
dan energi non migas pada wilayah laut dari 4 mil s/d 12 mil.

G. Perindustrian
Sektor perindustrian di Kabupaten Fakfak terfokus pada industri pengolahan yang terdiri dari
industri sedang, industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri di Kabupaten Fakfak yang
kelihatan terkonsentrasi pada kegiatan yang mengelola potensi sumber daya alam yang ada di

Laporan Pendahuluan III-11


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

sekeliling penduduk misalnya industri pengolahan ikan di Distrik Kokas, Industri Pala di Distrik
Fakfak dan Teluk Patipi dan industri kerajinan rumah tangga berupa anyam-anyaman di Teluk
Patipi dan Kokas.
Industri yang paling menonjol adalah Industri dalam mengelola buah pala dengan berbagai
produk unggulan mulai dari produk bumbu dapur, produk makanan dan minuman yang telah
dikemas menjadi oleh-oleh khas Fakfak. Secara keseluruhan industri Pala sudah sangat terkenal
sehingga Kabupaten Fakfak sering di sebut sebagai KOTA PALA karena memiliki produksi
tanaman pala yang dieksport.

3.1.4. Kondisi Sistem Transportasi


3.1.4.1. Aksesibilitas
Penduduk dengan segala aspek kehidupan, disatu pihak merupakan salah satu potensi untuk
perkembangan daerah, tetapi di pihak lain membutuhkan suatu kebutuhan pelayanan guna menunjang
kegiatan ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Dalam perwujudannya, tuntutan terhadap pelayanan ini
berupa penyediaan prasarana dan sarana. Tingkat pelayanan yang harus disediakan ini disesuaikan
dengan perkembangan penduduk (terutama kualitas) akan menuntut penyediaan fasilitas yang lebih
banyak dan beraneka ragam, selain itu faktor tingkat pelayanan yang optimal.
Pembangunan jaringan transportasi merupakan bagian integral dari pembangunan daerah.
Pembangunan jaringan transportasi merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan
ketersediaan jaringan transportasi yang memadai akan memunjukkan kualitas kehidupan masyarakat.
Kebutuhan akan infrastruktur meliputi sektor perhubungan khususnya transportasi (transportasi
darat, laut dan udara), kelistrikan telekomunikasi, sarana perumahan dan permukiman seperti air
minum dan sanitasi serta sumberdaya air (irigasi).

A. Sistem Jaringan dan Moda Transportasi Darat

Wilayah Kabupaten Fakfak telah dilayani dengan infrastruktur pergerakan guna mendukung
kelancaran pergerakan orang dan barang; terdapat beberapa moda jaringan transportasi, yaitu
jaringan transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.
Jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Fakfak sepanjang 543.112 km terdiri dari jalan tanah,
jalan kerikil dan jalan aspal dengan kondisi baik, sedang, rusak, rusak berat, dengan klasifikasi baik
jalan provinsi maupun jalan negara; sebagian termasuk jalan kehutanan.
Moda transportasi di Kabupaten Fakfak terdiri dari angkutan umum yang menghubungkan antar
kawasan dalam wilayah perencanaan. Jumlah moda angkutan umum di Kabupaten Fakfak pada tahun
2008 adalah sebanyak 8.773 unit armada, yang terdiri dari 8 (delapan) trayek.

Laporan Pendahuluan III-12


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Kegiatan transportasi darat di Kabupaten Fakfak di dominasi oleh angkutann umum (angkot),
dimana keberadaan dari angkot tersebut memiliki trayek tersendiri yaitu Trayek A (kuning), B
(Merah), C1,C2 dan C3 (putih), D1 dan D2 (hijau) serta Trayek E (biru), angkot di Kabupaten fakfak
berjumlah 424 unit. Keberadaan dari angkutan umum (angkot) tersebut di dukung dengan prasarana
yang mendukung dalam trasportasi darat.
Adapun trayek yang dilayani oleh bus damri adalah sebagai berikut :
1. Terminal Thumburuni – Ubadari – Kramomongga – Mamur – Nambukteb – Kayuni –
Teluk/Tetar.
2. Pasar seberang (Wambar) – Newewikarya/Raduria – Brongkendik/Air Besar – Mandopma –
Pasir Putih – Wayati – Kalamanuk – Kwama – Kotam – Wambar.
3. Terminal Dulanpokpok (Werpigan) – Sekru – Kiat – Wereba/Perwasak –
Werpigan/Warebuan.
Sedangkan untuk mencapai ke wilayah lainnya di Kabupaten Fakfak dapat dilakukan dengan jalan
laut, karena belum memadainya akses dan ketersediaan jaringan jalan darat.

B. Sistem Jaringan dan Moda Transportasi Laut

Selain transportasi darat, di Kabupaten Fakfak juga telah dikembangkan transportasi laut yang
menghubungkan antara Fakfak dengan wilayah yang ada di sekitarnya, baik dalam satu kabupaten, satu
provinsi maupun provinsi lain (nasional).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Fakfak, bahwa jumlah
kunjungan kapal ke Kabupaten Fakfak tahun 2008 adalah 468 kapal dengan jenis kapal cargo, kapal
penumpang, kapal perintis, kapal rakyat dan kapal lainnya.
Pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Fakfak terdiri dari 2 buah, yaitu pelabuhan di Distrik
Fakfak dan dermaga/pelabuhan di Kokas. Pelabuhan di Fakfak melayani kapal PELNI, diantaranya kapal
KM. Cirimai, KM. Dorolonda, KM. Bukit Siguntang, KM. Kelimatu, KM. Tatamailau.
Adapun rute-rute yang dilayani oleh kapal perintis adalah sebagai berikut :
• Kaswari Pasifik I dengan rute FakFak – Babo – Bintuni – Monokwari (PP) dan FakFak – Karas –
Kaimana (PP)
• Makoka Ehe dengan trayek FakFak – Bula – Geser – Gorom – Kesui – Banda – Ambon (PP)
dan FakFak – Kaimana – Timika – Tual – Agas – Merauke (PP)
• Ledy Mariyana dengan rute FakFak – Gorom – Geser – Babo – Bintuni – Sorong (PP) dan
FakFak – Kaimana – Timika – Tual – Agas – Bade – Merauke (PP)
• Manusela, dengan rute FakFak – Bula – Kupesonta – Sorong (PP) dan FakFak – Gorong –
Geser – Banda – Amahai – Ambon – Leksu (PP).

Laporan Pendahuluan III-13


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

C. Sistem Jaringan dan Moda Transportasi Udara

Transportasi udara merupakan angkutan penumpang dan barang yang terdapat di Kabupaten
FakFak yang menghubungkan antara kabupaten
FakFak dengan Ambon – Jakarta dan Sorong –
Jakarta.
Transportasi udara di Kabupaten Fakfak
didukung dengan ketersediaan prasarana Bandara
Torea dengan frekuensi penerbangan 4 (empat) kali
seminggu untuk datang dan berangkat.

3.1.4.2. Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sebagian wilayah sudah dilayani jaringan telepon di Kabupaten FakFak dikelola oleh PT.Telkom
mencakup STO dan beberapa warung telekomunikasi .
Permasalahan :
 Jaringan pelayanan masih terbatas di Fakfak kota dan sekitarnya; telekomunikasi akan sangat
dibutuhkan sehubungan dengan pengembangan sektor maupun kawasan baru.
 Pengembangan jaringan akan menemui kendala fisik karena kondisi wilayah yang luas dan
berpencar, masih sulit dijangkau di beberapa lokasi permukiman penduduk.

Laporan Pendahuluan III-14


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

3.1.4.3. Sistem Jaringan Listrik

Tingkat pelayanan listrik di Kabupaten FakFak merupakan salah satu sistem pelayanan
prasarana yang relatif lebih baik meskipun masih terdapat kelemahan. Hampir semua distrik/kampung
sudah ada listrik, akan tetapi untuk pengembangan berbagai sektor, kondisi saat ini masih sangat
kurang. Sangat diperlukan pengembangan pusat energi yang mencukupi dan stabil terutama
mendukung pertambangan, dan agropolitan di Bomberay dsk.
Sebagai salah satu informasi yang mendukung pengembangan energi di Kabupaten Fakfak dan
Papua umumnya, yaitu dengan posisi strategis bumi Papua diantara Pacific ocean & Indian ocean
memiliki potensi besar konversi energi ombak (wave energy conversion) sepanjang garis pantai,
menjadi daya listrik.
Bentuk karakteristik ombak (wave) mirip dengan bentuk s sinusoidal gelombang alternating
current (AC) & radio frequency (RF), a.l. sama-sama penyimpan energi (energy storage).
Karakter pasang-surut (tidal) wilayah Indonesia (begitu juga sumber energinya) relatif mudah
diprediksi, terkait dengan siklus putaran bulan & bumi terhadap matahari.
Dengan demikian dapat menjadi alternatif dalam pengembangan wilayah dan pengembangan
sumber energi wilayah, yaitu pengembangan pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO); dalam hal
ruang disepanjang garis pantai yang diperlukan maka di Kabupaten Fakfak alokasi ruang tersebut tidak
terlalu sulit.
Sebagai gambaran, potensi energi kelautan Indonesia diperkirakan oleh para ahli mencapai
240.000 MW, dan tentu halnya sama di bumi Papua mempunyai potensi besar karena garis pantainya
panjang.

3.1.4.4. Sistem Jaringan Prasarana Air Bersih

Penyediaan air bersih cukup mudah di wilayah barat kabupaten mengingat sumber air
melimpah. Beberapa kawasan di timur kabupaten diperkirakan masih memerlukan peningkatan
pelayanan air bersih seperti di Karas, Tg. Purkadi dan Weri, juga di pesisir utara Bomberay.
Sistem pelayanan air bersih di Kabupaten Fakfak dapat dilayani melalui sambungan PDAM
khusus untuk daerah kawasan perkotaan yang mencakup Distrik Fakfak, Fakfak Tengah dan sebagian
Fakfak Barat.
Permasalahan
1. Pada musim kemarau panjang persediaan air akan berkurang dan akan menjadi masalah untuk
kegiatan-kegiatan yang mengandalkan supply air. Satu sisi disaat kemarau panjang akan
kekurangan air, tetapi apabila musim penghujan datang terus menerus dapat menyebabkan
banjir.

Laporan Pendahuluan III-15


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Daerah yang tidak terlayani sambungan PDAM, air bersih dapat diperoleh langsung melalui
sungai dengan menggunakan sambungan pipa langsung dari sumber air (hulu sungai).

3.1.5. Profil Kawasan RTBL

3.1.5.1. Deliniasi Kawasan


Kawasan perencanaan secara administrasi termasuk dalam Kelurahan Danaweria,
Distrik Fakfak Tengah. Secara geografis Distrik Fakfak Tengah terletak pada koodinat antara 20,49”-
30,05” LS dan 240,10”-1320,23”BT. Luas keseluruhan Distrik Fakfak Tengah 705km2. Secara
geografis kawasan perencanaan berbatasan dengan :
 Sebelah Utara : Distrik Kramomongga.
 Sebelah Timur : Distrik Fakfak Timur.
 Sebelah Selatan : Laut Arafuru
 Sebelah Barat : Distrik Fakfak
Distrik Fakfak Tengah terdiri dari 1 Kelurahan, dan 11 Kampung antara lain :
Tabel 1. Luas Wilayah Kampung/ Kelurahan
NO Kelurahan / Kampung Luas (KM)
1 Danaweria 36
2 Kayu Merah 72
3 Katemba 12
4 Nemewikarya 13
5 Raduria 105
6 Brongkendik 95
7 Air Besar 80
8 Kanatare 72
9 Mandopma 75
10 Pasir Putih 14
11 Pirma 69
12 Sekartemin 62
Sumber : BPS Kab. Fakfak 2014

Kawasan perencanaan terletak pada posisi strategis yang dapat memberikan akses /
kemudahan dalam melakukan hubungan dengan kawasan disekitarnya. Kondisi ini akan membuat
kawasan perencanaan mempunyai peluang berkembang yang cukup besar yang didukung oleh oleh
fungsi penggunaan lahan disekitarnya.

Laporan Pendahuluan III-16


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

3.1.5.2. Kondisi Fisik Lingkungan


Kondisi topografi di Distrik Fakfak Tengah berada pada ketinggian antara 0-100m di atas
permukaan laut dan juga terletak di pesisir pantai. Proses pengembangan kawasan perencanaan akan
terus meningkat hal ini dilihat dari keadaan topografi yang cenderung mendukung serta tingkat
kemiringan yang tidak terlalu curam.

3.1.5.3. Kondisi Sosial Budaya dan Kependudukan


Dalam kelompok masyarakat terdapat suatu pola interaksi yang membentuk suatu
kepribadian dan budaya dari lingkungan tempat tinggal mereka, dalam hal ini Kabupaten Fakfak yang
memiliki 7 kerajaan atau pertuanan serta terdiri dari beberapa suku asal yaitu suku Mbaham, suku
Ma’ta, suku Mor, suku Onim, suku Irarrutu dan suku Arguni serta memiliki bahasa masing-masing,
pada awalnya Kabupaten Fakfak tertutup terdapat pengaruh yang berasal dari luar lingkungannya.
Dalam kurun waktu yang cukup lama akhirnya Masyarakat Kabupaten Fakfak dapat menerima budaya
yang berasal dari luar wilayah serta karena pengaruh era globalisasi. Keterbukaan masyarakat
Kabupaten Fakfak terhadap budaya luar dapat memperkaya budaya dan akan menunjang dalam
kegiatan perencanaan pembangunan wilayah.
Adat istiadat di Kabupaten Fakfak khususnya komunitas yang tinggal di Kampung-Kampung
masih bersifat mengikat. Namun dengan adanya perubahan dinamika lingkungan yang terjadi seperti
meningkatnya akses dalam memperoleh informasi, serta komunikasi maka nampaknya mulai terjadi
interaksi sosial sehingga adat istiadat yang tadinya mengikat berangsur mengarah kepada adat-istiadat
yang bersifat transisi. Di Kabupaten Fakfak terdapat beberapa suku, yaitu suku Mbaham, suku Ma’ta,
suku Mor, suku Onim, suku Irarrutu dan suku Arguni dan setiap suku memiliki bahasa tersendiri.
Sedangkan untuk aspek pemerintahan, di Kabupaten Fakfak terdapat 7 (tujuh) Kerajaan atau Petuanan
yang terdiri dari : Petuanan Ati-Ati di Werpigang, Petuanan Fatagar di Fakfak, Petuanan Arguni di
Arguni, Petuanan Sekar di Kokas, Petuanan Wertuar di Kokas,Petuanan Rumbati di Rumbati dan
Petuanan Patipi di Patipi Pasir, dimana hal ini sangat mempengaruhi pada kehidupan sosial dan
pemeritahan di Kabupaten Fakfak. Kehidupan sosial masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh adat
istiadat adalah upacara “Tombor mage” atau taruh harta untuk acara perkawinan.
Kondisi adat istiadat di Kabupaten Fakfak masih kental, yang terdiri dari 7 (tujuh) Kerajaan atau
Petuanan yang terdiri dari : Petuanan Ati-Ati di Werpigang, Petuanan Fatagar kepemilihan lahannya di
Fakfak, Petuanan Arguni dengan kepemilikan lahannya di Arguni yang berada di kawasan Bomberay,
Petuanan Sekar dengan kepemilikan lahan di Kokas, Petuanan Wertuar dengan kepemilikan lahan di
Kokas,Petuanan Rumbati di Rumbati dan Petuanan Patipi dengan kepemilikan lahan Patipi

Laporan Pendahuluan III-17


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Pasir.dengan demikian sistem kepemilikan lahan di kabupaten Fakfak dilakukan oleh 7 kerajaan atau
petuanan.
Kabupaten Fakfak yang terdiri dari 7 kerajaan atau petuanan memiliki pola kekerabatan yang
kental, sikap hormat menghormati, tolong menolong serta tenggang rasa yang masih tinggi. Meskipun
pola kekerabatan yang kental tidak membuat masyarakat Kabupaten Fakfak tertutup terhadap
pendatang, justru masyarakatnya memiliki sifat yang ramah dan tolong menolong terhadap pendatang.
Hal yang demikian membuat masyarakat di Kabupaten Fakfak tidak terdapat suatu konflik yang
memakan banyak korban seperti dengan daerah disekitarnya.

Laporan Pendahuluan III-18


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

A. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk di Distrik Fakfak Tengah di Tahun 2013 berjumlah 10.820 jiwa dimana
penyebaran penduduk tersebar berada di Keluarahan Danaweria dengan jumlah penduduk sebesar
4.643 jiwa (42,9%) dengan luas wilayah sebesar 36km2, sehingga dapat dikatakan bahwa kepadatan
penduduk di Kelurahan Danaweria sebesar 128,97 penduduk per kilometer persegi (km2).

3.1.5.4. Struktur dan Penggunaan Lahan Kawasan Perencanaan


Struktur dan penggunan lahan pada kawasan RTBL terdiri dari komponen yang berperan
penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan / tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam
kawasan perencanaan RTBL berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Fakfak yang telah
ditetapkan.
Dalam Peraturan Perundangan Tentang Penataan Ruang yaitu UU No. 26 Tahun 2007 Bab I
Pasal 1 dijelaskan bahwa struktur ruang adalah :
1. Merupakan susunan pusat-pusat permukiman
2. Merupakan sistem jaringan sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis mempunyai hubungan fungsional
Struktur ruang pada Kawasan RTBL antara lain berfungsi sebagai :
1. Susunan pusat-pusat aktivitas (nodes)
2. Sistem jaringan pergerakan
3. Pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis mempunyai hubungan
fungsional
Penggunaan lahan di kawasan perencanaan yang terletak pada jalur utama sebagian besar
merupakan lahan terbangun yang pada umumnya yaitu permukiman, pasar dll. Penggunaaan lahan
terbangun tersebut kemudian telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya, juga
tersedianya sarana dan prasarana lingkungan.
Visualisasi Kondisi Penggunaan Lahan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016


Adapun penjabaran dari kondisi pengguaan lahan pada kawasan perencanaan dijelaskan
sebagai berikut.
A. Perumahan

Laporan Pendahuluan III-19


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Karakteristik bangunan rumah milik penduduk pada wilayah perencanaan cukup bervariasi,
yaitu bangunan semi modern maupun bangunan modern. Pada bangunan semi modern sudah
terdapat beberapa perubahan dari bangunan tradisional yang ada, biasanya modifikasi yang
dilakukan adalah bangunan rumah sudah tidak lagi menggunakan kayu sebagai penyangga
bangunan, akan tetapi pondasi bangunan sudah menggunakan beton. Sedangkan pada
bangunan modern sudah mulai banyak dijumpai di Koridor jalan arteri utama lokal primer,
terutama bangunan baru yang banyak didominasi oleh bangunan modern, baik yang
diperuntukkan sebagai perdagangan dan jasa maupun rumah tinggal. Bangunan modern pada
wilayah perencanaan mempunyai jumlah lantai bangunan yang bervariasi, mulai dari 1 lantai
hingga 2 lantai, hal ini dikarenakan peruntukan kawasan sebagai kawasan perdagangan dan
jasa, sehingga bangunan baru yang ada cenderung mempunyai jumlah lantai lebih dari 1.
Visualisasi Fasilitas Perumahan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

B. Perdagangan Jasa
Yang termasuk dalam perdagangan dan jasa di kawasan paerencanaan adaah pasar,
pertokoaan, warung makan dll. Secara lebih terperinci kegiatan yang dilakukan pada kawasan
perdagangan di kawasan paerencanaan diantaranya :
- Kegiatan perbelanjaan di pasar sebagai wadah jual beli (baik hasil pertanian wilayah
hinterland, dan hasil kegiatan lainnya), toko/pertokoan, dll.
- Kegiatan penyediaan jasa seperti perbankan, KUD dll
- Kegiatan perdagangan skala kecil seperti warung dan toko tersebar merata dilingkungan
permukiman

Laporan Pendahuluan III-20


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Visualisasi Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

C. Perkantoran
Fasilitas perkantoran yang terdapat di Kawasan Perencanaan berupa perkantoran
pemerintah Kantor Kelurahan juga perkantoran swasta berupa kantor partai.
Visualisasi Fasilitas Perkantoran di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

D. Sarana Pelayanan Umum


1. Sarana Pendidikan
Secara umum penyebaran fasilitas pendidikan di kawasan perencanaan telah merata,
dimana sarana pendidikan yang telah tersedia yaitu mulai dari TK, SD dan SMP. Fasilitas
SD terdapat 3 unit dan SMP yaitu 1 unit.

Laporan Pendahuluan III-21


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Visualisasi Fasilitas Pendidikan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

2. Sarana Peribadatan
Perencanaan sarana peribadatan secara struktural lebih ditekankan pada inisiatif
masyarakat setempat. Namun untuk menunjang setiap kegiatan masayarakat dilingkungan
permukiman sekitar, pemerintah daerah harus memperhatikan setiap pusat lingkungan
harus tersedia sarana-sarana peribadatan seperti masjid dan gereja yang mempunyai nilai
historis dan monumental. Jumlah sarana peribadatan yang terdapat di kawasan
perencanaan yaitu terdapat 4 unit masjid dan 2 unit gereja.
Visualisasi Fasilitas Peribadatan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

3. Sarana Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdapat di kawasan perencanaan yaitu berupa Balai Pengobatan
Umum, Balai Fatima juga posyandu yang terdapat pada lingkungan permukiman sekitar.
Balai pengobatan tersebut mempunyai skala pelayanan melayani hingga seluruh
masyarakat Kabupaten Fakfak yang mempunyai kapasitas yang cukup memadai.

Laporan Pendahuluan III-22


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

E. Visualisasi Fasilitas Kesehatan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

3.1.6. Tata Bangunan


1. Struktur dan Bahan Bangunan
Pada dasarnya kondisi dan struktur bangunan yang berada pada kawasan perencanaan yaitu
bangunan permanen modern juga semi modern dan juga semi permanen dengan fungsi yang
beragam seperti permukiman penduduk dan sarana lingkungan, perdagangan dan jasa, dll.
Visualisasi struktur dan bahan bangunan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

2. Intensitas pemanfaatan lahan


Intensitas pemanfaatan lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum
bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya
3. Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luas lantai dasar
terbangun dengan luas persil yang ditunjukkan dengan satuan presentase (%).
 Untuk kawasan perdagangan eksisting angka KDB yaitu 60%. Pengadaan fasilitas
perdagangan dan jasa harus mempertimbangkan ruang terbuka untuk kebutuhan
penghijauan dan aktivitas parkir. Oleh sebab itu kedepannya perlu suatu persyaratan
tentang perizinan usaha yang perlu dilengkapi dengan kebutuhan parkir.
 Untuk bangunan yang berfungsi sebagai perumahan/hunian memiliki KDB rata-rata
berkisar 30 - 40% bagi bangunan rumah yang berkembang di sepanjang koridor jalan
utama. Sedangkan bangunan rumah yang berada di daerah lapis kedua atau di

Laporan Pendahuluan III-23


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

belakang koridor kawasan memiliki KDB berkisar antara 20 - 60%.


 Bangunan pendidikan di kawasan perencanaan umumnya memiliki KDB yang berkisar
antara 30 - 40%.
 Bangunan peribadatan di kawasan perencanaan umumnya memiliki KDB yang berkisar
antara 40 - 50%.
 Bangunan fasilitas kesehatan di kawasan perencanaan berupa Balai Pengobatan Ini
dengan KDB 40%.
Visualisasi Koefisien Dasar Bangunan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

4. Koefisien Lantai Bangunan dan Ketinggian Bangunan


Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu angka desimal perbandingan antara jumlah seluruh
luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah/ perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai KLB ditentukan atas dasar kepentingan pengendalian kepadatan
populasi, kepentingan ekonomi, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan dan
umum, serta keselamatan dan kenyamanan umum.
Dari kondisi di lapangan diidentifikasi bahwa nilai KLB cukup beragam, yaitu pada umumnya
bangunan di sepanjang koridor utama memiliki jumlah lantai mulai dari satu sampai tiga lantai
dengan penggunaan sebagian besar untuk fungsi perdagangan dan jasa.
Sedangkan untuk fungsi permukiman/hunian KLB didominasi dengan ketinggian bangunan
rata-rata satu lantai tapi juga terdapat beberapa bangunan rumah yang memiliki dua lantai.
Visualisasi KLB dan Tinggi Bangunan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

Laporan Pendahuluan III-24


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

5. Garis Sempadan Bangunan


Garis Sempadan Bangunan (GSB) merupakan pembatas bangunan terhadap as jalan, yang
dihitung dari as jalan secara tegak lurus dengan batas terluar muka bangunan dengan fungsi
sebagai pembatas ruang serta untuk menjaga keselamatan antar bangunan dari bahaya
kebakaran, pencahayaan dan bencana alam lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan di kawasan perencanaan, garis sempadan bangunan yang
terdapat di kawasan perencanaan pada umumnya mempunyai garis sempadan bangunan
berkisar antara 4 - 6 meter terutama di sepanjang utama sedangkan di sepanjang jalan
lingkungan bervariasi karena ada beberapa ruas jalan terutama pada ruas yang umumnya
berkisar antara 4 - 13 meter. Bangunan di daerah lapis kedua/enclave dengan dominasi fungsi
permukiman rata-rata memiliki garis sempadan bangunan juga berkisar antara 1 - 2 meter.
Pada umumnya bangunan-bangunan yang ada tidak memiliki garis sempadan samping karena
saling berimpitan.
Visualisasi Garis Sempadan Bangunan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

6. Garis Sempadan Pagar (GSP)


Garis Sempadan Pagar (GSP) dihitung dari tepi got terluar sepanjang minimal 1 meter
terhadap pagar. Pada daerah ini khusus dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau (open space)
tanpa adanya pemanfaatan lain seperti tempat parkir atau kegiatan perdagangan yang bersifat
temporer atau sejenisnya disepanjang core area. Pelaksanaan terhadap ketentuan ini ternyata
belum efektif pada beberapa titik poin di koridor kawasan terutama pada bangunan di
sepanjang koridor, kondisi ini menimbulkan beberapa pelanggaran terhadap GSP, pada
umumnya terjadi pada bangunan perniagaan yang memanfaatkan halaman depan rumah
(space yang langsung berhubungan dengan jalan/trotoar).
Upaya pengaturan diterapkan pada bangunan - bangunan yang tidak memiliki GSP dan pada
bangunan - bangunan baru yang pembangunannya belum maksimal, diharapkan GSP ini
didukung oleh penghijauan atau taman sehingga mengurangi kesemrawutan pola penggunaan
GSP di beberapa titik kawasan.

Laporan Pendahuluan III-25


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Visualisasi Garis Sempadan Pagar di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

7. Tata Letak Bangunan (Setting) dan Orientasi Bangunan


Tata letak/setting massa suatu bangunan pada tiap kavling, sebagai optimasi pemanfaatan
lahan untuk kegiatan usaha adalah:
 Dimensi dan luas tapak
 Kondisi tapak
 Bentuk dan dimensi massa yang ditata
Kecenderungan penataan massa bangunan sebagai usaha optimasi kegiatan bernilai bisnis
yang sangat bervariasi sesuai penguasaan perpetakan lahan. Setting massa jamak hanya
terlihat pada massa bangunan yang perpetakan lahannya luas.
1. Komposisi Antar Massa Bangunan
Komposisi massa bangunan adalah hasil susunan peletakan massa-massa bangunan pada suatu
lingkungan, dengan pertimbangan faktor geografi, visual lingkungan dan fungsi bangunan.
Gubahan massa bangunan didasarkan pada ketentuan intensitas pemanfaatan lahan,
aksesibilitas, KDB, KLB, GSB, GSP, ketinggian bangunan, orientasi dan selubung bangunan.
Komposisi bangunan diharapkan tercipta irama yang baik, meminimalisir kemonotonan dan
keseimbangan komposisi didasarkan pada fungsi yang ingin ditampilkan (simetris atau
asimetris).
 Komposisi antar massa bangunan juga dapat diidentifikasikan sebagai suatu komposisi
ruang luar terbuka yang “acceptable” atau “unacceptable”.

 Untuk mempermudah identifikasi apakah suatu komposisi itu “acceptable” atau


“unacceptable”, komposisi pada koridor kawasan perencanaan hendaknya dilihat secara
terpisah (berdasarkan kecenderungan blok) dalam kerangka yang utuh, di dalam hal arah
(orientasi) letak massa bangunan.

Di sepanjang koridor kawasan perencanaan, bentuk dan fungsi bangunan sangat beragam
(bangunan hunian, perniagaan, perkantoran, pendidikan dan sosial budaya), sehingga
kesan monoton masih dapat dihindari. Namun berdasarkan hasil identifikasi kondisi

Laporan Pendahuluan III-26


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

faktual menunjukkan bahwa komposisi antar massa bangunan masih belum mempunyai
“format irama” yang acceptable dalam membentuk ruang luar terbuka, karena banyaknya
arah (orientasi) letak massa bangunan yang tidak beraturan.

Dengan adanya penataan dan penertiban pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukan
tata ruang, maka komposisi massa bangunan akan tercipta lebih variatif.

2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan sebagian besar ke arah jalan raya, tata bangunan yang lebih
memanfaatkan lahan secara maksimal cenderung menghadap ke jalan. Pada bangunan jamak
lebih berorientasi pada pada jalan.

Visualisasi Komposisi Antar Masa Bangunan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

3.1.7. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung


Sistem sirkulasi dan jalur penghubung merupakan jaringan jalan dan pergerakan yang
menghubungkan aktivitas-aktivitas didalam maupun diluar kawasan perencanaan.
1. Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan
Ditinjau dari konstruksi permukaannya, jaringan jalan yang terdapat di kawasan perencanaan
terdiri dari jalan aspal, dan jalan makadam. Jaringan jalan yang konstruksinya terbuat dari aspal
dengan kondisi baik adalah pada jalan lokal primer (jalan warahmade) dengan lebar 6 meter.
Sedangkan untuk jalan makadam terdapat pada jalan lingkungan yang menghubungkan
permukiman penduduk.
Pada beberapa lokasi terdapat kerusakan yang mengakibatkan jalan berlubang. Oleh sebab itu
kedepannya diharapkan segera ada perbaikan jalan pada beberapa lokasi. Dengan seiring
terjadinya peningkatan aktivitas masyarakat diharapkan akan ditingkatkan lagi kondisinya.
Peningkatan kondisi jalan yang ada merupakan usaha untuk mengantisipasi perkembangan
kawasan perencanaan saat ini maupun di masa yang akan datang. Selain itu dadat melancarkan

Laporan Pendahuluan III-27


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

pola pergerakan orang dan barang.

Visualisasi Jaringan Jalan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey,


2016

2. Sirkulasi Kendaraan Umum


Sarana transportasi untuk mendukung aktivitas pergerakan baik pergerakan orang maupun
pergerakan barang di kawasan perencanaan. Masyarakat memanfaatkan jasa angkutan kota.
Jumlah angkutan kota yang terdapat dikawasan perencanaan sudah melebihi kebutuhan. Ini
terlihat dari jumlah penumpang yang akan dilayani tidak sebanding dengan angkutan yang ada
dan juga saat ini sedang berkembang jasa ojek motor yang lebih digemari oleh masyarakat oleh
sebab efisiensi waktu perjalanan.
Visualisasi Sirkulasi Angkutan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

3. Sirkulasi Kendaraan Pribadi


Secara umum sirkulasi jalur kendaraan pribadi sama halnya dengan sirkulasi kendaraan umum
yaitu melewati ruas jalan utama lokal primer.

Laporan Pendahuluan III-28


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

4. Sirkulasi Pejalan Kaki


Pada wilayah perencanaan belum dilengkapi dengan fasilitas untuk para pejalan kaki baik itu
pada ruas jalan utama maupun jalan lingkungan. Para pejalan kaki biasanya memanfaatkan
badan jalan untuk berjalan kaki. Hal ini sangat mengganggu kelancaran mobilitas kendaraan
oleh karena disebabkan jalur pejalan kaki menjadi satu dengan jalur kendaraan. Hal ini
menimbulkan rasa kurang nyaman dan rasa tidak aman karena menjadi satunya antara jalur
pejalan kaki dengan jalur kendaraan.
Visualisasi Pejalan Kaki di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

5. Sistem dan Sarana Transit


Sarana transit merupakan tempat naik dan turunnya penumpang sementara. Sistem dan sarana
transit di wilayah perencanaan yaitu berupa terminal pemberhentian sementara (terminal
bayangan). Terminal bayangan penumpang jalur Kota – Distrik Fakfak Tengah (Sebrang) –
Distrik Fakfak Timur berada tepat di depan Pasar Danaweria. Selain itu juga terminal
bayangan tersebut terdapat pangkalan ojek.
Visualisasi Sarana Transit di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

6. Sistem Parkir
Jenis parkir yang terdapat di wilayah perencanaan terdapat dua macam, yaitu :

 On street parking

Laporan Pendahuluan III-29


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

On street parking atau parkir tepi badan jalan yaitu sistem perparkiran yang menggunakan
badan jalan sebagai tempat berhentinya kendaraan sementara/parkir. Sistem parkir
seperti inl dapat ditemukan di sepanjang jalan. Adapun lahan yang digunakan adalah bahu
jalan sebelah kanan maupun kiri.

Posisi kendaraan yang parkir sejajar dengan pola jalan/180o. Tapi pada saat tertentu yaltu
pada pick hours, on street parking ini dapat menimbulkan hambatan sehingga secara tidak
langsung akan menghambat laju kendaraan yang metewati jalan utama kawasan
perencanaan. Parkir yang menggunakan badan jalan ini pada salah satu titik telah menjadi
terminal sementara atau terminal bayangan bagi angkutan/ kendaraan umum yang
melewati kawasan ini yaitu terdapat di ruas jalan warahmade depan Pasar Danaweria.
Visualisasi On Street Parking di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

 Off street parking


Off Street Parking atau parkir dalam kavling yaitu sistem perparkiran yang tidak
menggunakan badan jalan sebagai tempat berhentinya kendaraan untuk sementara waktu,
dengan kata lain parkir jenis ini menggunakan lahan tersendiri untuk melayani kegiatan
yang ada di daerah tersebut. Sistem parkir ini terdapat di area perdagangan dan jasa, area
fasilitas umum seperti bank, kantor maupun sekolah.

3.1.8. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau


Ruang terbuka hijau merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus diperhatikan
dalam merencanakan dan mengembangan suatu kawasan perencanaan. Di kawasan perencanaan
belum terlihat secara optimal penyediaan ruang terbuka hijau, baik berupa taman, median jalan
dll. Padahal untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik lagi pada kawsan perencanaan
diuapayakan harus disediakan lingkungan yang aman, sehat, menarik serta berwawasan ekologis,
melalui penciptaan berbagai jenis ruang terbuka dan pola tata hijau.
Jenis-jenis ruang terbuka yang dipertimbangkan untuk perancangannya pada kawasan
perencanaan antara lain:
- Ruang terbuka yang bersifat umum (publik)

Laporan Pendahuluan III-30


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

- Ruang terbuka terbuka yang bersifat tidak umum namum terbuka untuk umum
- Ruang terbuka yang bersifat terbuka untuk umum
- Aspek keterpaduan antara ketiga jenis ruang terbuka ini, secara fungsional, sosial dan
iklim dan ekologi lingkungan
- Pola tata hijau
Visualisasi Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016


3.1.9. Tata Kualitas Lingkungan

Dalam penataan tata kualitas lingkungan pola tata hijau dan iklim mikro merupakan unsur penting
dalam perancangan ruang terbuka terutama dilingkungan tropis seperti pada kawasan
perencanaan. Konsep tata hijau pada kawasan perencanaan belum terlihat teratur
penganturannya. Oleh sebab itu dianjurkan penanaman pohon tropis yang memiliki cabang dan
daun rimbun. Tata hijau harus mampu memberikan kesatuan antar blok-blok permukiman yang
ada. Unsur air dan sirkulasi udara alami merupakan aspek perancangaan ruang luar yang baik.
Pola tata hijau yang diutamakan pada fungsi perdagangan dan jasa diharapkan dapat berkarakter
formal.

3.1.10. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan


1. Jaringan Air Bersih
Sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan,
yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan
terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas.
Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan Perencanaan hampir semua masyarakat sudah
terlayani oleh PDAM. Selain PDAM pemenuhan kebutuhan air bersih juga bersumber dari
air hujan dengan sistem penampungan secara perseorangan pada lingkungan rumah masing-
masing. Karena kawasan perencanaan merupakan salah satu lokasi pembukaan lahan baru
untuk pengembangan kawasan permukiman maka kebutuhan akan Air bersih mengalami
peningkatan pada tiap tahunnya. Hal ini terlihat dari upaya pemerintah kabupaten Fakfak
yang saat ini sedang mengembangkan jaringan pipanisasi secara makro yang juga melewati

Laporan Pendahuluan III-31


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

kawasan perencanaan.
Visualisasi Jaringan Air Bersih di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

2. Air Limbah
Sistem penanganan air limbah di kawasan perencanaan menggunakan sistem
setempat (onsite sanitation) dan belum memiliki jaringan air kotor/limbah cair secara
khusus. Pembuangan air kotor maupun limbah rumah tangga masih dikelola sendiri
oleh masyarakat dan menggunakan jaringan sanitasi setempat yaitu dengan
mengandalkan saluran pembuangan septictank juga jaringan drainase pada jalur
jaringan utama yang terhubung langsung ke pantai karena pada kawasan perencanaan
mempunyai kontur wilayah yang agak landai.
Visualisasi Jaringan Air Bersih di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

Laporan Pendahuluan III-32


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

3. Jaringan Drainase
Jaringan drainase yang ada di Kawasan Perencanaan saat ini belum terintegrasi dengan baik.
Hal ini terlihat dari adanya saluran-saluran yang terputus dan tidak jelas pada arah alirannya.
Pada kawasan permukiman sebagian kecil sudah memiliki jaringan drainase sederhana yang
bercampur dengan jaringan air kotor. Limpahan air hujan dan saluran air limbah rumah
tanggan umumnya langsung dialirkan pada jaringan yang ada berupa selokanatau parit-parit
kecil, kolam, ke laut bahkan ada juga yang ke kawasan yang tidak mempunyai sistem
jaringan drainase atau air kotor dimana mereka langsung memanfaatkan tanah untuk
penyerapannya. Berdasarkan kondisi ini maka perlu pengembangan jaringan drainasae
terutama disepanjang jalan dan kawasan permukiman untuk menghindari terjadinya
genangan air. Sedangkan untuk kawasan pasar perlu ditata kembali jaringan drainase yang
telah ada.
Visualisasi Jaringan Drainase di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

4. Jaringan Persampahan
Sistem persampahan berperan sebagai sarana dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.
karakteristik sampah diwilayah perencanaan bersumber dari kegiatan domestik (rumah
tangga) dan non domestik (pasar). Saat ini upaya penanganan sampah belum terlihat sistem
pengelolaan sampah yang optimal. Pengelolaan sampah saat ini dilakukan masih secara
individual yaitu dengan cara dibakar, ditimbun, dibuang ke pantai, dan tertimbun di tepi
jalan. Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan menurunnya estetika
lingkungan dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Laporan Pendahuluan III-33


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Visualisasi Jaringan Persampahan di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

5. Jaringan Listrik
Kebutuhan akan pemenuhan jaringan energi dan listrik saat ini merupakan hal paling mutlak,
oleh karena seluruh aktivitas keseharian masyarakat yang memiliki ketergantungan
terhadap energi. Secara umum pada Kawasan Perencanaan telah teraliri listrik yang
bersumber dari PLN hingga menjangkau pada seluruh kawasan permukiman dan juga
terlihat pada beberapa titik ruas jalan mulai ruas jalan utama di kawasan perencanaan hingga
jalan-jalan lingkungan berupa gang telah dijumpai tiang-tiang listrik sebagai tanda telah
terjangkaunya permukiman dengan jaringan listrik dari PLN. Pada beberapa titik,
keberadaan tiang listrik juga diintegrasikan dengan penyediaan lampu penerangan jalan baik
tiang-tiang listrik yang berada di ruas jalan utama kawasan perencanaan maupun tiang listrik
yang tersebar di dalam jalan lingkungan.
Permasalahan terkait jaringan energi dan listrik saat ini secara umum yang meliputi seluruh
wilayah Kabupaten Fakfak yaitu terjadi krisis energi yang diakibatkan oleh jumlah pengunaan
energi yang terlalu konsumtif dan tidak sebanding dengan jumlah daya energi yang tersedia.
Oleh sebab itu sering terjadi pemadaman listrik secara bergilir, kedepannya sangat
diharapkan penambahan kapasitas daya tampung listrik agar secara keseluruhan terpenuhi
aliran listrik yang memadai.

Laporan Pendahuluan III-34


Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Danaweria
Kabupaten Fakfak

Visualisasi Jaringan Listrik di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

6. Jaringan Telekomunikasi
Komunikasi dan modernisasi saat ini telah berkembang sangat kuat bahkan sampai pada
daerah terpencil sekalipun. Jaringan komunikasi yang berkembang pada masyarakat di
kawasan perencanaan saat ini didominasi oleh pengunaan saluran telepon selelur. Adapun
pengunaan telepon kabel saat ini masih digunakan hanya saja pada terdapat pada fasilitas
perkantoran, jasa dan industri kecil lainnya.
Visualisasi Jaringan Telekomunikasi di Kawasan Perencanaan

Sumber : hasil survey, 2016

Laporan Pendahuluan III-35

Anda mungkin juga menyukai