Anda di halaman 1dari 61

Pemerintah Provinsi Papua Barat

Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama


Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN FAKFAK


3.1.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Fakfak
3.1.1.1. Kondisi Geografis Dan Fisik Dasar Kabupaten Fakfak

Kabupaten Fakfak yang dimekarkan menjadi Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana berdasarkan
UU Nomor 26 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 12 November 2002, secara geografis terletak pada
1310 531 0311 BT - 1330 291 1911 BT dan 20 301 5811 - 30 571 5111 LS. Luas Kabupaten Fakfak
setelah pemekaran berdasarkan UU No. 26/2002 adalah 14.320 Km2 yang terdiri dari 4 (empat
distrik) yang kemudian dimekarkan menjadi 9 (sembilan) Distrik dan terbagi dalam 106 kampung/desa
pada tahun 2004. Kabupaten Fakfak mempunyai luas 14.320 Km2, dengan wilayah yang mempunyai
luas terbesar adalah Distrik Karas 17,40 % dari luas total wilayah Kabupaten.

Kabupaten Fakfak berbatasan secara administrasi sebagai berikut :


 Sebelah utara : Teluk Bintuni
 Sebelah selatan : Laut Arafura dan Kabupaten Kaimana
 Sebelah Barat : Laut Seram dan Teluk Berau
 Sebelah Timur : Kabupaten Kaimana

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-1


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Gambar 3.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Fakfak

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-2


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.1.1.2. Kondisi Topografi Kabupaten Fakfak


Kondisi topografis Kabupaten Fakfak bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai dengan daerah
perbukitan. Dilihat dari aspek topografisnya, Kabupaten Fakfak didominasi oleh wilayah dengan
kondisi kemiringan > 40% yaitu seluas 2297,964 ha, yang disusul dengan wilayah dengan kemiringan 0-
15% seluas 1434,636 ha. Sedangkan yang lainnya adalah wilayah dengan kemiringan berkisar antara
15-40%.
Kabupaten fakfak berada pada ketinggian yang bervariasi untuk masing-masing daerahnya, dengan
pengelompokkan sebagai berikut :
1) Datar, terletak pada ketinggian 0 – 50 m dpl di wilayah barat pada sebagian besar Distrik
Fakfak, Fakfak barat, Fakfak Timur dan Kokas.
2) Berbukit, terletak pada ketinggian antara 100 – 1000 m dpl
3) diantara Fakfak dan Kokas.
4) Pegunungan dengan ketinggian diatas 1000 m dpl terletak dibagian utara Kabupaten Fakfak.

3.1.1.3. Kondisi Geologi Kabupaten Fakfak


Kabupaten Fakfak termasuk bagian selatan kepala burung dari papua barat dimana secara geologis
kaw ini termasuk daerah yg stabil dibandingkan dengan daerah Sorong dan Manokwari. Berdasarkan
analisa kemampuan lahan Kabupaten Fakfak umumnya memilki kemampuan lereng dan drainase baik;
hanya sebagian dinilai relatif kurang dengan adanya kondisi lerang yagn terjal sehingga kestabilan
kurang yaitu sekitar utara Fakfak dan Fakfak tegah dan adanya jenis tanah yg kedap air di beberapa
tempat sehingga drainase kurang baik di sekitar Karas dan Bomberay. Jenis tanah di sekitar Bomberay
dan Karas menunjukan kesesuaian bagi pertanian.

3.1.1.4. Kondisi Klimatologi Kabupaten Fakfak


Kondisi iklim suatu wilayah, selain ditentukan oleh letak bujur dan lintang juga ditentukan oleh
ketinggian tempat dari permukaan laut. Unsur-unsur iklim yang penting adalah curah hujan, suhu dan
kelembaban udara serta angin. Kabupaten Fakfak mempunyai curah hujan yang bervariasi untuk
masing-masing daerah. Berdasarkan data pada Tahun 2004, bahwa jumlah curah hujan di Kabupaten
Fakfak adalah sebesar 3586 mm/tahun dan Tahun 2005 adalah sebesar 3209 mm/tahun, dengan
jumlah hari hujan pada tahun 2005 adalah sebanyak 232 hari
Berdasarkan hasil wawancara dengan badan meteorologi dan geofisika Kabupaten Fakfak bahwa curah
hujan yang paling tinggi terdapat di Distrik Fakfak, Fakfak Timur dan Fakfak Barat yaitu sebesar 3500
mm/tahun, sedangkan curah hujan yang termasuk kriteria sedang terdapat di Distrik Kokas, Teluk
Patipi, Kramomongga dan Bomberay. Disamping itu, ada pula daerah yang mempunyai curah hujan
yang sangat rendah yaitu terdapat di dataran Otoweri sebelah utara Distrik Kokas.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-3


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Fakfak adalah 29 oC pada tahun 2005 dengan suhu udara minimal
adalah 26,4 oC dan maksimum 30,9 oC. Sedangkan rata-rata kelembaban udara pada thn 2005 adalah
85,3 % sedangkan kecepatan angin adalah berkisar 03-05 knot.

3.1.1.5. Kondisi Hidrologi Kabupaten Fakfak


Ketersediaan sumberdaya air di Kabupaten Fakfak sangat banyak yang berasal dari beberapa sumber,
baik air tanah maupun air permukaan. Hal ini disebabkan karena letak wilayahnya yang berbukit-bukit
dan didominasi oleh hutan, sehingga ketersediaan air di wilayah perencanaan sangat banyak.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akan air bersih, penduduk pada umumnya
menggunakan air permukaan.
Kondisi hidrologi yang ada di Kabupaten Fakfak ditandai dengan terdapatnya beberapa sungai yang
melintasi wilayahnya. Umumnya Sungai-sungai di Kabupaten Fakfak berbentuk Dendritik. Adapun
sungai-sungai di maksud antara lain, Sungai Bomberay, Sungai Werba, Sungai Air Besar, Sungai Budidi,
Sungai Tetar dan Sungai Kayuni Sungai Otoweri, Sungai Kalimati, Kampung Sungai. dimana yang
dimanfaatakan sebagai sumber bahan baku untuk air PDAM adalah berasal dari Sungai Air Besar,
kalimati, dan Sungai kampung Sungai. Fungsi Sungai yang ada di Kabupaten Fakfak pada umumnya
berfungsi :
 Sebagai Prasarana Perhubungan bagi Penduduk yang bermukiman di pesisir pantai dan yang
tinggal di Daerah pedalaman.
 Tempat dan mata pencaharian penduduk setempat.
 Sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten, bahwa sumber air baku yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat adalah bersumber dari Air Besar dengan debet 4000 l/dtk, kampung Sungai
dengan debet 6 l/dtk dan kalimati dengan debet 30 l/dtk. Dari ke semua sumber ini belum
dimanfaatkan secara optimal, karena sampai tahun 2006 (saat pelaksanaan survai), yang baru
dimanfaatkan untk Kampung Sungai baru 50%, kalimati baru dimanfaatkan 67% sedangkan Air besar
baru dimanfaatkan 0,5%. Melihat kondisi ini, dilihat dari aspek ketersediaan sumberdaya air di wilayah
perencanaan, hal ini bukan merupakan suatu kendala untuk pengembangan wilayah di masa yang akan
datang, karena masih bisa menampung kegiatan.

Gambar 3.2. Visualisasi Sumber Air di Kabupaten Fakfak

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-4


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.1.1.6. Jenis Tanah Dan Bentuk Lahan


Secara garis besar jenis tanah di Kabupaten Fakfak berdasarkan data Regional Physical Planning Foor
Program Transmigration meliputi :
 Latosol dan Aluvial
 Pedsolik Merah Kuning
 Pedsolik Coklat Kelabu
 Organosol (Tanah Gambut)
 Mediteren Merah Kuning
Bentuk dan jenis lahan di Kabupaten Fakfak dibedakan atas 6 (enam) kelompok yaitu Aluvial, Marin,
Dataran, Perbukitan, Pegunungan, dan Karst.
Alufial : Dengan Penyebaran pada Jalur aliran sungai Kelembaban yang sempit dan berada pada rawa-
rawa yang tergenang, terdapat di wilayah datar, gelombang dan Berbukit. Dataran : Bentuk lahan
sistim dataran tersusun dari bahan induk Deposit, Alufium, Napal, Batu Pasir dan konglomerat, Sistim
ini mempunyai bentuk wilayah berombak dan bergelombang, berbukit kecil dengan bergelombang
sampai berlereng agak Curam. Kondisi Topografi Kabupaten Fakfak terlihat pada gambar 1.3.
Perbukitan : Terletak pada perbukitan dan kaki punggung-punggung yang tertoreh, Bentuk lahan
sistim perbukitan tersusun dari bahan induk batu pasir, dan serpih.
Pegunungan : Bentuk lahan Sistim Pegunungan penyebaran terletak pada gunung dan perbukitan
punggung yang Pararel, Perbukitan dan gunungan Kapur, Punggung-punggung kapur yang Pararel,
Gunung yang terjal dan Bertoreh, Bentuk lahan dari sistim pegunungan ini tersusun dari Bahan Induk
Sepertinik, Peridalit, Batu Pesisir, Batu Gamping dan Napal, sekis, filit dan Andesit. Bentuk wilayah
umumnya mempunyai bentukhnya wilayahnya Berbukit dan Berlereng Terjal.
Karst : Sistim Karst penyebaranya terletak pada perbukitan, perbukitan kapur berbentuk kerucut,
bentuk lahan sistem karst ini tersusun dari lahan Induk batu Gamping, batu pasir dan napal.
3.1.2. Perkembangan Penduduk
Penduduk di Kabupaten Fakfak mengalami fluktuasi dalam interval waktu Tahun 2000 – 2005, yaitu
pada tahun 2000 jumlah penduduk di Kabupaten Fakfak sebesar 80,263 Jiwa dan jumlah penduduk
pada Tahun 2005 adalah sebesar 67.680 jiwa, hal ini disebabkan karena terjadinya pemekaran
kabupaten Kakfak menjadi Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana. Berdasarkan data terakhir
tahun 2009 Jumlah penduduk Kabupaten Fakfak Adalah 77.930 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Fakfak dapat dilihat sebagai sumberdaya pembangunan dan
tenaga kerja; pada periode tahun 1980 sampai tahun 1990 laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,41%
pertahun dan periode tahun 1990 sampai tahun 2000 sebesar 3,61% pertahun, meningkat setelah
pemekaran kan sebesar 4,19 % pertahun.
Dilihat dari distribusi penduduk di setiap Distrik terlihat bahwa pada tahun 2008 jumlah penduduk
terbesar adalah di Distrik Fakfak dengan jumlah 35.686 jiwa (49,16 %) dan jumlah pennduduk terkecil

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-5


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

terdapat di Dsitrik Karas dengan jumlah 2.955 jiwa (8,28%); hal ini menggambarakan konsentrasi
penduduk terdapat di bagian barat Kabupaten Fakfak.
Jumlah penduduk di wilayah perkotaan dan perdesaan relatif seimbang; di perkotaan adalah 40.609
jiwa (55,94 %) pada tahun 2008 sedangkan di perdesaan sebesar 31.985 jiwa (44,06%); penduduk
perkotaan terutama tersebar di tiga kota yang ada yaitu Fakfak, Fakfak Tengah, dan Kampung
baru/kokas.
3.1.2.1. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Berdasarkan kelompok umur Kabupaten Fakfak tahun 2017 maka potensi angkat kerja cukup tingga.
Kelompok anak-anak (0-14 tahn) sebesar 16.513 jiwa atau 22,75%, dewasa (15-64 tahun) sebesar
55.630 jiwa atau 76,63% serta penduduk lanjut usia (>65) sebesar 451 jiwa (0,62%).
3.1.2.2. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk menunjukan kondisi positif di mana angka partisipasi murni sekolah
untuk SD dan SMP tinggi dan di atas 90% yang bebrarti masyrakat terserap di tingkat pendidikan
sesuai dengan umurnya. Untuk SMA relatif lebih rendah yaitu 72%
3.1.2.3. Struktur Penduduk Menurut Penganut Keyakinan Agama
Kabupaten Fakfak merupakan Kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memiliki jumlah penduduk
agama islam lebih banyak dibandingkan dengan yang beragama kristen. Dimana penduduk agama islam
paling banyak yaitu di Distrik Fakfak sebesar 20.279 Jiwa.
Kabupaten Fakfak dan Kaimana merupakan kabupaten di papua yang agak berbeda dari sisi komposisi
penduduk menurut agama, yaitu proporsi penduduk yang beragama islam lebih banyak dibandingkan
dengan yang beragama kristen. Pada tingkat kabupaten, lebih dari separoh jumlah penduduk beragama
islam (59,00%), kemudian Kristen protestan (23,78%), Kristen katholik (16,46%), hindu dan budha
(0,76%).
3.1.2.4. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian rumahtangga penduduk di daerah-daerah pedesaan umumnya adalah petani/nelayan,
sedangkan di daerah perkotaan adalah pedagang, industri rumahtangga, pelayanan jasa, tukang/buruh,
pegawai negeri sipil/TNI/POLRI.
Petani/nelayan mencapai 58% dari total penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja. Dari jumlah
tersebut, hampir 75% berada di daerah-daerah pedesaan. Jumlah pegawai negeri/TNI/POLRI
menduduki posisi kedua dalam mata pencaharian, yaitu 17,5%, 85% diantaranya berada di daerah
perkotaan dan hanya 15% berada di daerah-daerah pedesaan. Jumlah pedagang mencapai 10,6%, dan
65% dari jumlah tersebut berada di perkotaan. Industri rumahtangga mencapai 5%, sebagian berada di
daerah pedesaan (84,8%) dan selebihnya di daerah perkotaan (15,2%). Pelayanan jasa/tukang/buruh
mencapai 5,6%, dan 78% berada di perkotaan.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-6


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-7


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-8


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-9


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-10


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.1.2.5. Kondisi Kependudukan


Jumlah penduduk Kabupaten Fakfak tahun 2014 sebesar 72.189 jiwa dengan rumah tangga sebanyak
16.884 rumah tangga. Kondisi ini mengalami peningkatan setiap tahunnya bila dibandingkan dengan
hasil sensus Penduduk (SP) Tahun 2000 sebesar 45.489 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut dominan
untuk proporsi perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, memiliki besaran yang
hampir seimbang. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 38.033 jiwa (52,69 %) sedangkan
perempuan 34.156 jiwa (47,31 %).
Bila dilihat penduduk berdasarkan umur, terdapat golongan umur bayi dan anak-anak 0-4 (8.850 jiwa)
dan 5-9 (8.724 jiwa) cukup tinggi, diikuti golongan usia angkatan kerja, golongan usia 20-24 (7.064
jiwa), Usia 25-29 (7.585 jiwa). Angka ini menandakan angka pencari kerja cukup tinggi di Kabupaten
Fakfak. Dari tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Fakfak 5,04 orang per km², kepadatan
penduduk terbesar di Distrik Fakfak yaitu 78 orang per km² yaitu sebanyak 18.138 jiwa penduduk
sedangkan kepadatan terendah berada beberapa distrik di wilayah perdesaan yaitu Distrik Fakfak
Timur, Distrik Karas, Bomberay dan Distrik Furwage dengn rata-rata 1 penduduk per km². Rata-rata
laju pertumbuhan penduduk 2014 sebesar 1,82 .

Tabel 3.1 Indikator Kependudukan Kabupaten Fakfak


Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Penduduk 69.098 66.828 71.069 70.902 72.189
2 Laki-laki 35.983 35.409 37.659 35.409 38.033
3 Perempuan 33.115 31.419 33.410 31.419 34.156
4 Sex Ratio (L/P) (%) 109 113 112,7 112,2 111.4
5 Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 4,83 4,67 4,96 4,95 5.04
Jumlah Rumah Tangga 16.683 14.354 16.095 16.524 16.884

Sumber :
Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Fakfak
Luas Kepadatan
Jmlh Rumah
No Nama Distrik Wilayah Jml Pddk Penduduk
Kampung Tangga
(Km2) (km²)
1 Fakfak 3 233 3.512 18.138 78
2 Fakfak Timur 6 1.020 234 1400 1
3 Fakfak Barat 9 679 651 2.900 4
4 Kokas 14 788 737 3013 4
5 Fakfak Tengah 13 705 2.276 10.433 15
6 Karas 7 2.491 612 2.667 1
7 Kramongmongga 10 746 311 1540 2
8 Teluk Patipi 13 786 714 3189 4
9 Bomberay 7 1.023 382 1.398 1

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-11


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

10 Pariwari 6 587 3.771 17.865 30


11 Wartutin 6 1.006 353 1.669 2
12 Fakfak Timur Tengah 10 701 421 2212 3
13 Arguni 5 334 233 977 3
14 Mbahamdandara 7 664 305 1102 2
15 Kayauni 9 732 324 1316 2
16 Furwagi 8 938 211 905 1
17 Tomage 9 887 378 1465 2
Total 142 14.320 16.884 72.189 5
Sumber :

3.1.2.6. Proyeksi Pendudukan Kabupaten Fakfak 5 Tahun Kedepan


Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan maka pada tahun 2020 dapat, diproyeksikan penduduk
Kabupaten Fakfak akan mencapai sebesar 80.072 jiwa yang tersebar di 17 wilayah Distrik.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tersebut, maka pada tahun 2020 Kabupaten Fakfak akan
mengalami penambahan jumlah penduduk dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 7.883 jiwa.
Selengkapnya proyeksi Penduduk Kabupaten Fakfak tahun 2015 s/d 2020.

Tabel 3.3. Proyeksi Penduduk Kabupaten Fakfak

Tahun Proyeksi (Jiwa)

No Nama Distrik 2015 2016 2017 2018 2019 2020


1 Fakfak 18.468 18.798 19.128 19.458 19.789 20.119

2 Fakfak Timur 1.425 1.451 1.476 1.502 1.527 1.553


3 Fakfak Barat 2.953 3.006 3.058 3.111 3.164 3.217
4 Kokas 3.068 3.123 3.178 3.232 3.287 3.342
5 Fakfak Tengah 10.623 10.813 11.003 11.193 11.382 11.572
6 Karas 2.716 2.764 2.813 2.861 2.910 2.958
7 Kramongmongga 1.568 1.596 1.624 1.652 1.680 1.708
8 Teluk Patipi 3.247 3.305 3.363 3.421 3.479 3.537
9 Bomberay 1.423 1.449 1.474 1.500 1.525 1.551
10 Pariwari 18.190 18.515 18.840 19.166 19.491 19.816
11 Wartutin 1.699 1.730 1.760 1.791 1.821 1.851
12 Fakfak Timur Tengah 2.252 2.293 2.333 2.373 2.413 2.454
13 Arguni 995 1.013 1.030 1.048 1.066 1.084
14 Mbahamdandara 1.122 1.142 1.162 1.182 1.202 1.222
15 Kayauni 1.340 1.364 1.388 1.412 1.436 1.460
16 Furwagi 921 938 954 971 987 1.004
17 Tomage 1.492 1.518 1.545 1.572 1.598 1.625
Total 73.503 74.817 76.131 77.444 78.758 80.072
Sumber : Kabupaten Fakfak Dalam Angka 2017

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-12


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.1.3. Perkembangan Ekonomi

Meningkatnya pertumbuhan pendapatan ekonomi regional seuatu wilayah merupakan salah satu
indikasi makin meningkatnya meningkatnya kegiatan ekonomi pada daerah tersebut, PDRB
merupakan slaha satu indikator umum yang dapat mengagambarkan struktur kegiatan ekonomi suatu
daerah dalam jangka waktu tertentu.
Struktur ekonomi Kabupaten Fakfak terutama di dukung oleh sektor :
 Pertanian 30,09% (data tahun 2007)
 Bangunan 15,08%
 Perdagangan 13,91%
 Pengangkutan 8,56%
 Selebihnya sektor lain terutama jasa2 dan industri
Sektor industri menyumbang sekitar 7 dan 6 % tahun 2006 dan 2007 dapat dikatakan cukup
baik sebagai indikasi perkembangan industri di Kabupaten Fakfak yang terdiri dari industri kecil
maupun industri besar menengah. Industri kecil cukup banyak jumlahnya dengan agro dan hasil hutan.
Pertumbuhan eknomi sacara riil dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB berdasakan harga
konstan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor riil di Kabupaten Fakfak adalah sebesar 6,82%
(tahun 2005-2006) dan 4,46% (tahun 2006-2007); dengan sektor riil yang menunjukan pertumbuhan
adalah (PDRB 2003-2007) :
 Sektor bangunan mengalami pertumbuhan tinggi dan relatif konstan sebesar 12,88%, dengan
porsi sumbangan sebesar 15,08%
 Sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sebesar 9,41%
 Sektor pengangkutan dan kominikasi mengalami pertumbuhan sebesar 9,24%
 Sektor pertanian tumbuh denagn angka laju relatif rendah sejak tahun 2003 dan sedikit
fluktuaktif, rata-rata sebesar 1,52% (2003-2007). Sektor ini didukung terutama oleh sub sektor
yang menyumbang tertinggi kehutanan, perikakan dan perkebunan. Sub sektor perikanan sejak
2003-2006 tumbuh dengan laju tinggi, akan tetapi tahun 2007 dengan angka smentara minus
4,1%. Sub sektor kehutanan relatif tumbuh negatif beberapa tahun belakangan, baru tahun 2009
tumbuh positif 1,55%
Analisa shift share menunjukan beberapa sektor di Kabupaten Fakfak termasuk sektor yang
berperan dan progresif yaitu pertanian terutama perikanan; bangunan, kontruksi; perdagangan;
keuangan dan jasa-jasa. Sektor pengangkutan termasuk kelompok sektor yang lamban karena daya
saing rendah.
3.1.3.1. Potensi Sumber Daya Alam Dan Perekonomian
A. Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting untuk masyarakat di Kabupaten Fakfak.
Wilayah bagian distrik Kabupaten Fakfak mayoritas mempunyai lahan pertanian yang cukup luas

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-13


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

seperti di Distrik Bomberay, Kramongmongga, Karas dan Distrik Fakfak Barat. Lahan pertanian yang
berupa tanaman holtikultura cukup menunjang petani di Kabupaten Fakfak. Untuk Distrik Bomberay
sedang dilakukan pembukaan lahan Sawah dan Kedelai. Sub sector pertanian tanaman pangan lokal
yang berkembang di Kabupaten Fakfak mencakup tanaman lokal (komoditi ubi kayu, ubi jalar, kacang-
kacangan, bayam) dan buah-buahan (Durian, Langsat, mangga, rambutan, pisang). Umbi-umbian
merupakan tanaman yang menonjol dan ditanam oleh masyarakat namun jumlah dan produksinya
masih belum terukur secara baik. Tahun 2012 jenis komoditi berupa hasil pertanian pangan (jenis padi
dan jagung) selain umbi-umbian di Kabupaten Fakfak mengalami peningkatan seperti tampak pada
tabel 3.2. Hal ini diikuti dengan pembukaan lahan pertanian di Distrik Bomberay yang merupakan
upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian, Pemerintah Kabupaten Fakfak
telah mencanangkan program Agropolitan yang berlokasi di Distrik Bomberay dan Agrowisata yang
berada pada Distrik Kramongmongga. Dengan adanya kawasan ini diharapkan pemerintah Kabupaten
Fakfak tidak kehilangan produksi hasil pertanian bahkan meningkatkan hasil pertanian baik kualitas
maupun produktivitasnya.

Gambar 3.3. Visualisasi Lahan Pertanian di Distrik Bomberay Kabupaten Fakfak

B. Perikanan dan Kelautan


Sektor perikanan di Kabupaten Fakfak mempunyai potensi perikanan yang cukup besar
terutama pada perikanan laut. Potensi sumberdaya alam pesisir dan kelautan merupakan
sumberdaya yang paling menonjol di Kabupaten Fakfak terutama dengan keberadaan hutan
mangrove, estuaria, terumbu karang dan padang lamun yang masih alami yang menjadi tempat
berkembangbiak dan tumbuh hidup aneka ikan dan biota laut.
Dari data tahun 2012, jumlah penduduk di Kabupaten Fakfak yang bermata pencarian nelayan
terutama di distrik mendominasi dengan rata-rata produksi hasil perikanan dan kelautan sebesar
1.059,17 ton dan nilai jual sekitar 5,1 milyard. Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Fakfak
terdiri dari tiga sumber yaitu pelagik, demersal, dan biota laut lainnya sedangkan potensi
perikanan dengan berbagai jenis ikan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan lokal maupun eksport
seperti ikan kerapu, ikan cakalang, udang lobster dan rumput laut sangat potensial.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-14


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Gambar 3.4. Visualisasi Hasil Tangkapan Ikan di Kabupaten Fakfak

Produksi ikan dan udang di Kabupaten Fakfak sangat memiliki nilai ekonomis dan berpotensi
menghasilkan PAD Fakfak, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Fakfak berkomitmen untuk
mengembangkan Minapolitan Weri di Distrik Fakfak Timur sebagai upaya mengoptimalkan
pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan yang ada.
Potensi Sumberdaya pesisir dan laut lainnya dengan adanya pulau-pulau kecil yang memiliki
potensi untuk dijadikan tempat pariwisata bahari yang dapat meningkatkan pendapatan daerah
dari sektor pariwisata. Untuk Pertumbuhan sektor perikanan laut ini sangat potensial dan
diharapkan kedepan ada banyak pengusaha yang tertarik berinvestasi di bidang industri perikanan
dan kelautan antara lain industri pengalengan ikan, pengasinan dan pengasapan ikan serta budidaya
ikan.

C. Peternakan
Sektor peternakan di Kabupaten Fakfak yang telah dikembangkan mencakup produksi ternak
besar, ternak kecil, dan unggas. Kegiatan peternakan yang telah dikembangkan meliputi
peternakan Sapi, Babi dan Kambing. Sementara jenis ternak unggas yang dikembangkan meliputi
Ayam buras, ayam potong dan ayam petelur.

Kegiatan peternakan yang menonjol adalah peternakan Sapi yang dipusatkan Di Distrik Bomberay
dan menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Fakfak untuk mengembangkan Bomberay menjadi
Distrik Agribisnis Peternakan. Luas Areal untuk kegiatan peternakan sangat potensial dan
populasi Ternak Sapi saat ini meningkat dengan penyiapan Ranc-ranc ternak. Sementara bantuan
untuk pengembangan sektor peternakan dari pemerintahan pusat dan provinsi terus dilakukan
untuk meningkatkan kawasan ini sebagai sentral swasembada Daging mencukupi kebutuhan
Indonesia Bagian Timur. Oleh karenanya, terjadi peningkatan populasi ternak sapi yang cukup
tinggi dalam dua tahun terakhir.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-15


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

D. Perkebunan
Komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan berupa Pala, cengkeh, Kelapa, Kopi, dan coklat
serta beberapa produk-produk ikutannya dan hasil-hasilnya. Untuk seluruh jenis tanaman
perkebunan tersebut telah dikembangkan merata di seluruh wilayah Kabupaten Fakfak. Namun
dari jenis tanaman ini yang, hasil perkebunan yang utama dan menonjal adalah tanaman pala. Hasil
tanaman pala ini merupakan komoditas andalan karena sebagain besar penduduk lokal memiliki
lahan tanaman ini, bahkan Kabupaten Fakfak mendapat julukan Kota Pala karena hasil pala yang
cukup melimpah. Jika dilihat grafiknya, tampak ada peningkatan hasil tanaman pala tahun 2012
dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya.

Gambar 3.5. Visualisasi Hasil Pertanian di Kabupaten Fakfak

Luas total areal perkebunan tahun 2012 sekitar 12.103,83 ha yang diperkirakan terus
meningkat dengan pembukaan lahan baru. Khusus komoditas tanaman Perkebunan Unggulan pala
luas areal sebesar 6.383 Ha. Penyebaran Tanaman Pala tersebar di 8 Distrik yaitu
Kramongmongga, Kokas, Teluk Patipi, Fakfak Tengah, Karas, dan Distrik Fakfak Barat.
Hasil produksi tanaman pala berupa biji pala, fuli/bunga pala, dan daging pala dengan tingkat
produksi rata-rata pertahun sebesar 1.885,712 ton yang di Ekspor ke Pulau Jawa dan Sulawesi.
Sedangkan industri pengolahan ikutan dari tanaman ini adalah berupa produk manisan, dodol pala
dan Sirup Pala. Komitmen Pemerintah daerah Kabupaten Fakfak untuk mengembangkan
Agrowisata di Distrik Kramomongga dengan fokus tanaman eksport berupa komoditi pala.

E. Kehutanan
Kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Fakfak sangat berpotensi. Di wilayah pegunungan
dan hutan pantai ditumbuhi mangrove karena hampir seluruh wilayah Kabupaten Fakfak masih
di dominasi oleh hutan sekitar 81,5 % dari seluruh luas wilayah Fakfak. Berbagai jenis vegetasi
kayu yang heterogen, flora dan fauna tersebar hampir di seluruh wilayah. Potensi hutan yang
dimanfaatkan secara signifikan masih terbatas pada potensi kayu dengan penebangan yang hanya
memanfaatkan potensi alami. Potensi-potensi lain dari hutan berupa produk non kayu (rotan,

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-16


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

damar, kulit kayu, kopal, nipah, akar-akaran tanaman obat, aneka tanaman eksotik) seperti
tanaman hias dan anggrek, fauna-fauna endemik dan khas seperti buaya, berbagai aneka
tanaman obat belum diupayakan secara optimal. Hasil hutan yang telah dimanfaatkan sebatas
kegiatan penebangan kayu oleh masyarakat,
pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuhan.
Dari data yang ada sektor kehutanan, memberikan kontribusi sebesar 7 % dari PDRB
Kabupaten Fakfak pada tahun 2012 (BPS Fakfak, 2012) bila di bandingkan dengan lima tahun
sebelumnya yang meningkat sampai 13 %, baik yang berasal dari kayu bulat maupun industri
pengolahan kayu hulu (plywood). Ini menunjukkan bahwa industri pengolahan kayu belum
memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Fakfak. Total luas Hutan Menurut TGHK sebesar 1.131.988 Ha, yang terdiri dari
Hutan Lindung 48.572 Ha, Cagar Alam 79.036 Ha, Hutan Produksi tetap 472.197 Ha, Hutan
Produksi Terbatas 268.386 Ha, Hutan Produksi Konversi 238.732 Ha, dan APL (Areal
Pemanfaatan Lain) 25.064 Ha.

F. Pertambangan dan Energi


Potensi pertambangan di Kabupaten Fakfak berdasarkan Peta geologi merupakan potensi
cadangan gas dan mineral cukup besar, dengan penyebaran potensi-potensi kegiatan
pertambangan yang belum tergali antara lain meliputi Gas bumi terdapat di Distrik Fakfak Timur,
Karas, Bomberay dan Distrik Kokas sedangkan Emas, biji besi dan batubara sedang dilakukan
suvey di beberapa Distrik Kabupaten Fakfak.
Kegiatan pertambangan di Kabupaten Fakfak meliputi pertambangan golongan C, Kegiatan
pertambangan lainnya masih pada tahap sesmic dan eksplorasi gas bumi di Distrik Bomberay,
Distrik Kokas dan pada Block Samai di wilayah Distrik Fakfak Timur dan Distrik Karas.
Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah dan sesuai dengan PP Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan dalam Pengelolaan bidang pertambangan dan
pemanfaatan sumber daya mineral, energi serta air bawah tanah menjadikan Peluang investasi dan
perdagangan sector pertambangan yang makin terbuka. Daerah juga memiliki kewenangan dalam
pemberian ijin usaha inti pertambangan umum lintas Kabupaten Kota yang meliputi eksplorasi dan
eksploitasi. Selain itu, daerah juga memiliki kewenangan dalam pengelolaan sumber daya mineral
dan energi non migas pada wilayah laut dari 4 mil s/d 12 mil.

G. Perindustrian
Sektor perindustrian di Kabupaten Fakfak terfokus pada industri pengolahan yang terdiri dari
industri sedang, industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri di Kabupaten Fakfak yang
kelihatan terkonsentrasi pada kegiatan yang mengelola potensi sumber daya alam yang ada di

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-17


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

sekeliling penduduk misalnya industri pengolahan ikan di Distrik Kokas, Industri Pala di Distrik
Fakfak dan Teluk Patipi dan industri kerajinan rumah tangga berupa anyam-anyaman di Teluk
Patipi dan Kokas.
Industri yang paling menonjol adalah Industri dalam mengelola buah pala dengan berbagai produk
unggulan mulai dari produk bumbu dapur, produk makanan dan minuman yang telah dikemas
menjadi oleh-oleh khas Fakfak. Secara keseluruhan industri Pala sudah sangat terkenal sehingga
Kabupaten Fakfak sering di sebut sebagai KOTA PALA karena memiliki produksi tanaman pala
yang dieksport.

3.1.4. Kondisi Sarana dan Prasarana


3.1.4.1. Kondisi Sistem Transportasi
A. Aksesibilitas
Penduduk dengan segala aspek kehidupan, disatu pihak merupakan salah satu potensi untuk
perkembangan daerah, tetapi di pihak lain membutuhkan suatu kebutuhan pelayanan guna menunjang
kegiatan ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Dalam perwujudannya, tuntutan terhadap pelayanan ini
berupa penyediaan prasarana dan sarana. Tingkat pelayanan yang harus disediakan ini disesuaikan
dengan perkembangan penduduk (terutama kualitas) akan menuntut penyediaan fasilitas yang lebih
banyak dan beraneka ragam, selain itu faktor tingkat pelayanan yang optimal.
Pembangunan jaringan transportasi merupakan bagian integral dari pembangunan daerah.
Pembangunan jaringan transportasi merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan
ketersediaan jaringan transportasi yang memadai akan memunjukkan kualitas kehidupan masyarakat.
Kebutuhan akan infrastruktur meliputi sektor perhubungan khususnya transportasi (transportasi
darat, laut dan udara), kelistrikan telekomunikasi, sarana perumahan dan permukiman seperti air
minum dan sanitasi serta sumberdaya air (irigasi).
B. Sistem Jaringan dan Moda Transportasi Darat
Wilayah Kabupaten Fakfak telah dilayani dengan infrastruktur pergerakan guna mendukung
kelancaran pergerakan orang dan barang; terdapat beberapa moda jaringan transportasi, yaitu
jaringan transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.
Jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Fakfak sepanjang 543.112 km terdiri dari jalan tanah, jalan
kerikil dan jalan aspal dengan kondisi baik, sedang, rusak, rusak berat, dengan klasifikasi baik jalan
provinsi maupun jalan negara; sebagian termasuk jalan kehutanan.
Moda transportasi di Kabupaten Fakfak terdiri dari angkutan umum yang menghubungkan antar
kawasan dalam wilayah perencanaan. Jumlah moda angkutan umum di Kabupaten Fakfak pada tahun
2008 adalah sebanyak 8.773 unit armada, yang terdiri dari 8 (delapan) trayek.
Kegiatan transportasi darat di Kabupaten Fakfak di dominasi oleh angkutann umum (angkot), dimana
keberadaan dari angkot tersebut memiliki trayek tersendiri yaitu Trayek A (kuning), B (Merah),

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-18


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

C1,C2 dan C3 (putih), D1 dan D2 (hijau) serta Trayek E (biru), angkot di Kabupaten fakfak berjumlah
424 unit. Keberadaan dari angkutan umum (angkot) tersebut di dukung dengan prasarana yang
mendukung dalam trasportasi darat.
Adapun trayek yang dilayani oleh bus damri adalah sebagai berikut :
1. Terminal Thumburuni – Ubadari – Kramomongga – Mamur – Nambukteb – Kayuni –
Teluk/Tetar.
2. Pasar seberang (Wambar) – Newewikarya/Raduria – Brongkendik/Air Besar – Mandopma –
Pasir Putih – Wayati – Kalamanuk – Kwama – Kotam – Wambar.
3. Terminal Dulanpokpok (Werpigan) – Sekru – Kiat – Wereba/Perwasak –
Werpigan/Warebuan.
Sedangkan untuk mencapai ke wilayah lainnya di Kabupaten Fakfak dapat dilakukan dengan jalan
laut, karena belum memadainya akses dan ketersediaan jaringan jalan darat.

C. Sistem Jaringan dan Moda Transportasi Laut


Selain transportasi darat, di Kabupaten Fakfak juga telah dikembangkan transportasi laut yang
menghubungkan antara Fakfak dengan wilayah yang ada di sekitarnya, baik dalam satu kabupaten, satu
provinsi maupun provinsi lain (nasional).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Fakfak, bahwa jumlah
kunjungan kapal ke Kabupaten Fakfak tahun 2008 adalah 468 kapal dengan jenis kapal cargo, kapal
penumpang, kapal perintis, kapal rakyat dan kapal lainnya.
Pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Fakfak terdiri dari 2 buah, yaitu pelabuhan di Distrik
Fakfak dan dermaga/pelabuhan di Kokas. Pelabuhan di Fakfak melayani kapal PELNI, diantaranya kapal
KM. Cirimai, KM. Dorolonda, KM. Bukit Siguntang, KM. Kelimatu, KM. Tatamailau.
Adapun rute-rute yang dilayani oleh kapal perintis adalah sebagai berikut :
• Kaswari Pasifik I dengan rute FakFak – Babo – Bintuni – Monokwari (PP) dan FakFak – Karas –
Kaimana (PP)
• Makoka Ehe dengan trayek FakFak – Bula – Geser – Gorom – Kesui – Banda – Ambon (PP)
dan FakFak – Kaimana – Timika – Tual – Agas – Merauke (PP)
• Ledy Mariyana dengan rute FakFak – Gorom – Geser – Babo – Bintuni – Sorong (PP) dan
FakFak – Kaimana – Timika – Tual – Agas – Bade – Merauke (PP)
• Manusela, dengan rute FakFak – Bula – Kupesonta – Sorong (PP) dan FakFak – Gorong –
Geser – Banda – Amahai – Ambon – Leksu (PP).

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-19


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

D. Sistem Jaringan dan Moda Transportasi Udara


Transportasi udara merupakan angkutan
penumpang dan barang yang terdapat di Kabupaten
FakFak yang menghubungkan antara kabupaten FakFak
dengan Ambon – Jakarta dan Sorong – Jakarta.
Transportasi udara di Kabupaten Fakfak
didukung dengan ketersediaan prasarana Bandara
Torea dengan frekuensi penerbangan 4 (empat) kali
seminggu untuk datang dan berangkat.

3.1.4.2. Sistem Jaringan Telekomunikasi


Sebagian wilayah sudah dilayani jaringan telepon di Kabupaten FakFak dikelola oleh PT.Telkom
mencakup STO dan beberapa warung telekomunikasi .
Permasalahan :
 Jaringan pelayanan masih terbatas di Fakfak kota dan sekitarnya; telekomunikasi akan sangat
dibutuhkan sehubungan dengan pengembangan sektor maupun kawasan baru.
 Pengembangan jaringan akan menemui kendala fisik karena kondisi wilayah yang luas dan
berpencar, masih sulit dijangkau di beberapa lokasi permukiman penduduk.

3.1.4.3. Sistem Jaringan Listrik


Tingkat pelayanan listrik di Kabupaten FakFak merupakan salah satu sistem pelayanan
prasarana yang relatif lebih baik meskipun masih terdapat kelemahan. Hampir semua distrik/kampung
sudah ada listrik, akan tetapi untuk pengembangan berbagai sektor, kondisi saat ini masih sangat

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-20


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

kurang. Sangat diperlukan pengembangan pusat energi yang mencukupi dan stabil terutama
mendukung pertambangan, dan agropolitan di Bomberay dsk.
Sebagai salah satu informasi yang mendukung pengembangan energi di Kabupaten Fakfak dan
Papua umumnya, yaitu dengan posisi strategis bumi Papua diantara Pacific ocean & Indian ocean
memiliki potensi besar konversi energi ombak (wave energy conversion) sepanjang garis pantai,
menjadi daya listrik.
Bentuk karakteristik ombak (wave) mirip dengan bentuk s sinusoidal gelombang alternating
current (AC) & radio frequency (RF), a.l. sama-sama penyimpan energi (energy storage).
Karakter pasang-surut (tidal) wilayah Indonesia (begitu juga sumber energinya) relatif mudah
diprediksi, terkait dengan siklus putaran bulan & bumi terhadap matahari.
Dengan demikian dapat menjadi alternatif dalam pengembangan wilayah dan pengembangan
sumber energi wilayah, yaitu pengembangan pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO); dalam hal
ruang disepanjang garis pantai yang diperlukan maka di Kabupaten Fakfak alokasi ruang tersebut tidak
terlalu sulit.
Sebagai gambaran, potensi energi kelautan Indonesia diperkirakan oleh para ahli mencapai
240.000 MW, dan tentu halnya sama di bumi Papua mempunyai potensi besar karena garis pantainya
panjang.

3.1.4.4. Sistem Jaringan Prasarana Air Bersih


Penyediaan air bersih cukup mudah di wilayah barat kabupaten mengingat sumber air
melimpah. Beberapa kawasan di timur kabupaten diperkirakan masih memerlukan peningkatan
pelayanan air bersih seperti di Karas, Tg. Purkadi dan Weri, juga di pesisir utara Bomberay.
Sistem pelayanan air bersih di Kabupaten Fakfak dapat dilayani melalui sambungan PDAM
khusus untuk daerah kawasan perkotaan yang mencakup Distrik Fakfak, Fakfak Tengah dan sebagian
Fakfak Barat.
Permasalahan
1. Pada musim kemarau panjang persediaan air akan berkurang dan akan menjadi masalah untuk
kegiatan-kegiatan yang mengandalkan supply air. Satu sisi disaat kemarau panjang akan
kekurangan air, tetapi apabila musim penghujan datang terus menerus dapat menyebabkan
banjir.
Daerah yang tidak terlayani sambungan PDAM, air bersih dapat diperoleh langsung melalui
sungai dengan menggunakan sambungan pipa langsung dari sumber air (hulu sungai).

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-21


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.2. PROFIL KAWASAN PARIWISATA FAKFAK


3.2.1. Destinasi Kawasan Wisata Kabupaten Fakfak
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang juga dapat dikembangkan di wilayah
Kabupaten Fakfak pada masa yang akan datang . Jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan
meliputi wisata peninggalan sejarah, wisata budaya hingga wisata alam. Untuk rencana pengembangan
wisata alam (ecotourism) sebagai bagian dari strategi untuk memanfaatkan kekayaan alam di wilayah
Kabupaten Fakfak tanpa merusak lingkungan.
Pengembangan kawasan pariwisata didasarkan pada wilayah-wilayah yang memiliki obyek dan
daya tarik wisata serta memungkinkan dibangun akses dan prasarana sarana dengan memadai.
Pengembangan kawasan pariwisata ini bertujuan:
 Mendukung lingkungan atau kelestarian alam (ekosistem) dan budaya setempat.
 Mendukung perekonomian wilayah.
Kawasan yang dikembangkan dengan peruntukkan sebagai pariwisata adalah kawasan dengan
kriteria:
 Memiliki keindahan dan panorama alam.
 Memiliki kebudayaan yang bernilai tinggi.
 Memiliki bangunan sejarah.
Rencana pengembangan pariwisata dari dinas pariwisata Kabupaten Fakfak, menetapkan
rencana perwilayahan kawasan pengembangan pariwisata (KPP) yaitu:
1. KPP A, meliputi Distrik Fakfak, Distrik Fakfak Tengah dan Distrik Fakfak Barat dengan
terdapat berbagai objek wisata, baik wisata alam, wisata peninggalan sejarah, dan wisata
budaya.
2. KPP B, meliputi Distrik Teluk Patipi, Distrik Kokas, Distrik Kramongmongga, Distrik
Bomberay juga tersebar berbagai objek wisata, baik wisata alam, wisata peninggalan sejarah,
dan wisata budaya.
3. KPP A, meliputi Fakfak Timur dan Distrik Kokas dengan didominasi berbagai objek wisata
alam.
Sedangkan untuk rencana pengembangan paket wisata telah ditetapkan sebagai berikut:
 Jalur paket wisata petualangan bahari yang mencakup : Pantai/Teluk Weri- Pulau
Ukmeir-Pulau Samai-Kawasan Pantai Pasir Putih 3-Pantai Wayop-Pulau Tubbir Seram-
Kepulauan Ugar Arguni Kokas-Pulau Tuturuga dan Pulau Pisang. Adapun objek wisata
dan daya tarik wisata yang dapat dinikmati untuk paket wisata petualangan bahari ini
mencakup: pantai pasir putih 3, Pulau Ukmeir, Pulau Samai, Pantai Wayop, Kep. Ugar
Arguni Kokas, Pulau Tuturuga dan Pulau Pisang, pantai Weri serta Pulau Tubir Seram.
Sedangkan aktivitas wisata yang dikembangkan antara lain: Wisata petualangan bahari

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-22


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

seperti diving dan snorkeling, wisata minat khusus penelitian ekologi terumbu karang,
dan wisata rekreasi.
 Jalur paket wisata rekreasi pantai yang mencakup: Pantai Wayob, Pantai Pasir Putih,
Pantai Wambar dan Pantai Weri. Adapun objek wisata dan daya tarik wisata yang
dapat dinikmati untuk paket wisata rekreasi pantai mencakup: Pantai Pasir Putih, Pantai
Petawarna, Pantai Wambar, Pantai Wayob dan Pantai Weri. Sedangkan aktivitas yang
dikembangkan adalah wisata rekreatif di pantai untuk menikmati pemandangan pantai,
olah raga pantai, dan mandi di pantai.
 Jalur paket wisata eksplorasi hutan alam yang mencakup: cagar alam pegunungan
Fakfak. Adapun objek wisata dan daya tarik wisata yang dapat dinikmati untuk paket
wisata eksplorasi hutan alam adalah cagar alam pegunungan Fakfak. Sedangkan aktivitas
yang dikembangkan adalah wisata minat khusus dengan menjelajah hutan dan
pengamatan satwa dan tumbuhan.
Jalur paket wisata pengembangan sejarah dan religi yang mencakup : peninggalan Raja Ugar-
Gambar Telapak Tangan Prasejarah-Gereja Tua Pikpik- Benteng Pertahanan Tentara Jepang Kokas-
Mesjid Tua Patimburak-Tugu Perjuangan Bumi Merah Putih. Adapun objek wisata dan daya tarik
wisata yang dapat dinikmati untuk paket wisata peninggalan sejarah dan religi adalah : Benteng
Pertahanan Tentara Jepang Kokas, peninggalan Raja Ugar, Gambar Telapak Tangan Prasejarah, Tugu
Perjuangan Bumi Merah Putih, Pulau Tubir Seram, Gereja Tua Pikpik dan Mesjid Patimburak.
Sedangkan aktivitas yang dikembangkan adalah wisata tinggal bersama masyarakat Kokas di
Patimburak, Wisata ziarah, wisata sejarah dan Pendidikan
Fakfak adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Wilayah ini
terletak di kepala burung, Papua Barat sehingga letaknya sangat strategis dan dapat dicapai dari kota
Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Di Kabupaten Fakfak Anda akan disuguhkan dengan berbagai
tempat wisata menarik dan indah seperti wisata budaya, keindahan bawah laut, peninggalan pra
sejarah serta keindahan alamnya yang cantik dan memesona untuk dinikmati.
Kabupaten Fakfak dikenal dengan sebutan Kota Pala karena wilayah ini terkenal sebagai penghasil
buah Pala. Ada banyak tempat wisata menarik yang dapat di kunjungi di kota ini. Wisatawan dapat
menikmati pemandangan alam yang pastinya akan meninggalkan kesan pada pengalaman perjalanan
Wisatawan di kota Fakfak.
Potensi sejarah dan budaya yang dimiliki Kabupaten Fakfak sangat beragam dan begitu menarik untuk
Wisatawan jelajahi. Kabupaten Fakfak sendiri merupakan Kabupaten Tertua di tanah Papua yang
memiliki banyak sejarah peninggalan zaman penjajahan Belanda dan Jepang saat terjadinya Perang
Dunia II. Selain itu bukti peninggalan zaman prasejarah peradaban kuno masih dapat Wisatawan lihat
berupa cap tangan yang berada pada dinding batu pada gugusan pulau karstdi Distrik Kokas.
Berikut 10 Tempat Wisata Menarik Di Kabupaten Fakfak ;

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-23


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

1. Air Terjun Maredred adalah salah satu keindahan alam Fakfak yang sangat indah
menakjubkan yang dapat Wisatawan nikmati saat berlibur ke Fakfak, Papua. Disini Wisatawan
dapat menikmati pemandangan aliran sungai dengan tebing batu yang mengapit dikedua
sisinya. Selain dapat menikmati keindahan air terjun, Ditempat ini Wisatawan juga akan
disuguhkan dengan panorama kebun pala serta pemandangan hutan hujan tropis Papua
dengan aneka kicauan burung yang akan mengiringi perjalanan Wisatawan seperti kicauan
Burung Nuri, Burung Kakatua dan juga Burung Cendrawasih.

2. Air Terjun Kayuni merupakan tempat wisata andalan Kabupaten Fakfak yang sering
dikunjungi oleh wisatawan. Selain memiliki panorama alam yang masih asri dan menakjubkan,
tempat wisata ini juga mudah dijangkau dan berada tidak jauh dari jalan utama. sehingga
Wisatawan dengan sangat mudah untuk menjangkaunya untuk menikmati keindahan alamnya.

3. Air Terjun Kitikiti adalah air terjun yang langsung terjun ke laut dengan keindahannya yang
memesona. Selain itu disekitar air terjun terpampang keindahan bawah laut yang sangat indah
dengan terumbu karang yang cantik dengan dikelilingi oleh ikan warna warni yang
menakjubkan.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-24


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Sementara bagi Wisatawan yang hobi memancing, tempat ini juga menawarkan sensasi
memancing yang tidak ada ditempat lainnya. Selain memiliki spot memancing yang sangat
beragam, tempat ini juga memiliki spot menyelam dan snorkeling.
Berlibur ke Air Terjun Kitikiti pastinya akan memanjakan mata Wisatawan dan menjadi
pengalaman yang tak terlupakan seumur hidup.

4. Tempat wisata selanjutnya yang dapat Wisatawan kunjungi saat berlibur ke Kabupaten Fakfak,
Papua adalah Kali Kuali, Disini Wisatawan bisa menghabiskan waktu untuk bersantai sambil
menikmati suasana alam yang asri dan alami dengan airnya yang jernih dimana Wisatawan bisa
berenang didalamnya.
Lokasi Kali Kuali adalah spot dimana bebatuan besar membentuk kolam raksasa dengan
kedalaman yang lumayan. Wisatawan bisa berenang diairnya yang jernih dan cukup deras
sebelum mengalir ke laut lepas.

5. selanjutnya yang dapat Wisatawan kunjungi adalah Kali Ubaidari. Tempat ini merupakan
objek wisata berupa aliran air yang mengalir seperti anak tangga. Air begitu tenang dan dingin
akan Wisatawan rasakan saat berendam atau sekedar mandi untuk menyegarkan tubuh. Kali
yang berada di Kampung Ubadari, Distrik Kramongmongga, Kabupaten Fakfak, Papua Barat
layak untuk Wisatawan kunjungi saat berlibur ke Fakfak.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-25


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Airnya yang jernih, segar dan tempatnya yang sunyi akan membuat Wisatawan nyaman
berlibur ke tempat ini.

6. Di Kabupaten Fakfak, Wisatawan juga akan disuguhkan dengan Gugusan Pulau Karst yang
cantik dan menawan. Disalah satu tebing karang laut Kokas ini terdapat celah dengan sebuah
kotak yang terbuat dari semen. Pada kotak tersebut dipenuhi dengan tengkorak dan tulang
belulang.
Gugusan pulau ini bukanlah sekedar gugusan pulau, Konon menurut masyarakat setempat
tempat ini adalah kuburan atau tempat tidur Putri Laut atau yang biasa juga disebut dengan
Hantu Laut oleh masyarakat sekitar.

7. Masjid Tua Patimburak adalah sebuah masjid tua bersejarah yang berada di Distrik Kokas,
Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah Islam di
Pulau Papua dan menjadi salah satu pusat agama Islam di Kabupaten Fakfak.
Masjid yang dibangun pada tahun 1870 ini memiliki keunikan pada arsitekturnya. yaitu adanya
perpaduan antara bentuk Masjid dan Gereja.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-26


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

8. Gua ini merupakan saksi sejarah peninggalan penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II.
Gua ini dibuat oleh masyarakat sekitar dengan sistem kerja paksa. Gua yang terletak di
Distrik Kokas merupakan basis pertahanan tentara Jepang melawan sekutu pada masa Perang
Dunia II. Jika dilihat dari luar, Kita tidak akan menyangka bahwa tempat ini merupakan sebuah
gua persembunyian. Dari luar Wisatawan hanya akan melihat tiga buah bunker pengintai
berukuran 4 meter persegi. Namun begitu Wisatawan masuk kedalamnya, Maka Wisatawan
akan menemukan gua yang dibangun tepat menghadap laut. Dahulu, setiap kapal sekutu yang
merapat di perairan Kokas dapat dipantau dengan sangat mudah oleh tentara Jepang melalui
gua ini.
Hingga saat ini Gua Jepang Kokas masih terlihat asli dan tidak ada perubahan berarti kecuali
pada pintu pagar di ketiga mulut gua. Pemerintah setempatpun telah menjadikan Gua Jepang
Kokas sebagai tempat wisata yang patut untuk Wisatawan kunjungi saat berlibur ke
Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-27


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

9. Di Kabupaten Fakfak, Wisatawan juga akan disuguhkan dengan pemandangan bukit padang
rumput yang terbentang luas sejauh mata memandang. Jika Wisatawan berminat datanglah ke
Distrik Bomberay, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua, Indonesia untuk menikmati
keindahannya.

10. Kokas adalah sebuah distrik di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, Indonesia atau
berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat kota. Kokas banyak menyimpan peninggalan masa
lalu dari peninggalan pra sejarajh hingga sejarah modern Indonesia. Disini juga terdapat Masjid
Tertua di Kabupaten Fakfak yaitu Masjid Tua Patimburak.
Sementara itu didaerah Andamata, Fior, Forir, Darembang dan Goras, Wisatawan bisa
menemukan berbagai cap tangan berwarna oker kemerahan yang melekat pada dinding-
dinding batu tepi laut. Tempat ini juga dikenal sebagai Situs Purbakala Kokas atau oleh
masyarakat setempat disebut Tampurarang. Selain itu ditempat ini juga terdapat gua
persembunyian tentara Jepang, Peninggalan masa perang fasifik (1941-1945).

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-28


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.3. GAMBARAN UMUM WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN KAIMANA


3.3.1. Letak Geografis Dan Administrasi
Secara astronomis Kabupaten Kaimana terletak pada posisi di antara 02 o52’51”' - 04o15’01’'
Lintang Selatan dan 132o46’59’' - 135o02’15’' Bujur Timur, tepat berada di bawah garis khatulistiwa
dengan ketinggian 0 – 100 meter di bawah permukaan laut. Secara geografis terletak di bagian selatan
wilayah kepala burung dan pesisir Selatan ProvinsiPapua Barat, berbatasan dengan:
● Sebelah Utara : Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten
Nabire
● Sebelah Selatan : Laut Arafura dan Kabupaten Maluku Tenggara
● Sebelah Timur : Kabupaten Mimika
● Sebelah Barat : Kabupaten Fakfak
Luas wilayah Kabupaten Kaimana adalah 36.000 km², terdiri dari wilayah laut 17.500 km² dan
wilayah daratan 18.500 km². Luas wilayah masing-masing distrik dapat dilihat pada tabel

Tabel 3. 4 Wilayah Kabupaten Kaimana Berdasarkan Distrik

Sebelumnya Kabupaten Kaimana terbagi menjadi 4 Distrik, yaitu Distrik Kaimana, Distrik Teluk
Arguni, Distrik Buruway, dan Distrik Teluk Etna. Kemudian pada tahun 2006 ditetapkan 3 Distrik
pemekaran baru yaitu Distrik Kambrau (pemekaran Distrik Kaimana), Distrik Arguni Bawah
(Pemekaran Distrik Teluk Arguni), dan Distrik Yamor (Pemekaran Distrik Teluk Etna). Saat ini
Kabupaten Kaimana terbagi menjadi 7 (tujuh) distrik yaitu Distrik Kaimana, Kambrauw, Buruway,
Teluk Etna, Teluk Arguni Bawah, Teluk Arguni dan Yamor. Sedangkan untuk jumlah kampung ada 88
kampung yang tersebar di tujuh Distrik, 2 kelurahan di Distrik Kaimana (Kelurahan Kaimana Kota
dan Kelurahan Krooy), serta 1 kelurahan di Distrik Arguni Bawah (Kelurahan Genova). Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-29


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-30


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.5 Wilayah Pembagian Kabupaten Kaimana

3.3.2. FISIK DASAR


3.3.2.1. Fisiografi
Fisiografi lahan di wilayah Kabupaten Kaimana terbagi dalam tiga satuan, yaitu (1) pematang
perbukitan Karst hingga pematang bergunung, (2) perbukitan bergelombang, dan (3) dataran aluvial.
Satuan fisiografi pematang perbukitan karst hingga bergunung memiliki kelerengan antara 41%-
60% (topografi berbukit dan bergunung), topografi berbukit terjal dengan kelerengan >60% dengan
elevasi antara 100-1400 m dpl hingga tertinggi mencapai 2100 m dpl. Satuan fisiografi perbukitan
berliku hingga medan bergunung memiliki elevasi 16%-25% (topografi bergelombang dan
bergelombang berat) hingga 26%-40% topografi bergelombang berat dan bergunung dengan elevasi
antara 20-800 m dpl. Sedang perbukitan bergelombang dataran aluvial memiliki kelerengan antara
<2% (topografi landai), 2-8% (topografi datar), hingga 9-15% (topografi datar dan bergelombang
ringan) dengan elevasi antara 0-400 m ppl hingga elevasi tertinggi dapat mencapai 550-600 m dpl.

3.3.2.2. Jenis dan Tekstur Tanah


Berdasarkan hasil kajian terhadap Peta Land System/Land Suitability, skala 1 : 50.000 (RePProT,
1988), Kabupaten Kaimana terdiri dari 33 jenis Land System/Satuan Lahan, dengan jenis tanah yang
dominan sesuai padanan dari PPTA (Pusat Penelitian Tanah danAgroklimat, Bogor, 2000) sebanyak 9
jenis tanah. Uraian dari masing-masing jenis tanah seperti berikut :
1. Organosol : tanah ini merupakan hasil pelapukan bahan organik (sisa tumbuhan), dengan drainase
terhambat hingga sangat terhambat, kedalaman bahan organik (gambut) > 100cm. Sesuai dengan
tingkat pelapukan bahan organiknya, jenis tanah ini dapat dibedakan menjadi fibrik, hemik dan
saprik. Jenis tanah ini tersebar luas di semua Distrik dan terluas di Distrik Teluk Etna.
2. Regosol : Jenis ini tanah bertekstur kasar (pasir) sampai agak kasar, kedalaman solum > 50 cm,
dan biasanya merupakan bahan endapan aluvium pantai. Jenis tanah ini terdapat sepanjang pantai,
terutama di Distrik Buruway (Kambala, Yarona, Edor dan desa lainnya.
3. Aluvial : Jenis tanah ini dicirikan oleh adanya solum yang berlapis sesuai bahan yangbdiendapkan,
baik oleh sungai maupun oleh air laut. Solum tanah termasuk dalam >b100 cm, tekstur agak

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-31


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

kasar (lempung) – halus (liat berlempung), drainase agakbterhambat hingga baik. Jenis tanah ini
terdapat pada daerah di sepanjang aliranbsungai
4. Gleisol : Tanah-tanah yang tergenang yang ditandai oleh adanya lapisan tanahbberwarna kelabu
(gleik), tekstur agak kasar hingga halus, solum dalam > 100 cm. Jenis tanah ini banyak terdapat
pada daerah aliran sungai dan daerah rawa, dengan drainase terhambat. Jenis tanah terbanyak
terdapat di Distrik Teluk Etna.
5. Kambisol : Jenis tanah ini ditandai oleh adanya horizon penentu kambik (terjadi peningkatan
kadar liat pada lapisan bawah). Tanah ini berada pada daerah relatif tinggi, dengan drainase agak
cepat hingga baik dan solum tanah termasuk dalam. Penyebaran jenis tanah ini sangat luas mulai
dari dataran datar hingga wilayah perbukitan dan bahkan sampai ke pegunungan.
2. Podsolik : Ciri utama dari jenis tanah ini adanya horizon argilik dimana pada lapisan bawah terjadi
peningkatan kandungan liat 2 kali kandungan liat pada tanah lapisan bawah (2t). Tanah ini
mempunyai tekstur agak halus hingga halus, drainase agak cepat hingga baik. Jenis tanah ini
penyebarannya pada daerah-daerah bergelombang yang terdapat di 4 distrik.
3. Latosol : adalah tanah yang telah mengalami perkembangan profil matang, yang ditandai dengan
tekstur halus (liat) hampir pada semua lapisan dan struktur remah, solum dalam > 100 cm,
drainase agak cepat hingga baik. Penyebaran jenis tanah ini pada daerah-daerah perbukitan.
4. Mediteran : Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk kapur, dengan solum dalam hingga
dangkal, tekstur agak halus hingga halus, drainase agak cepat hingga baik. Jenis tanah ini tersebar
pada daerah-daerah perbukitan.
5. Litosol : solum tanah dangkal sampai sangat dangkal < 50 cm, tekstur agak kasar hingga batuan.
Drainase agak cepat hingga cepat. Penyebaran jenis tanah ini pada daerah perbukitan hingga
pegunungan dengan kemiringan lereng > 40%. Dari 9 (sembilan) jenis tanah yang ada di
Kabupaten Kaimana, dimana 3 (tiga) jenis tanah yaitu, Organosol, Regosol dan Litosol tidak
sesuai untuk pengembangan pertanian tanaman pangan, sedang jenis tanah lainnya sesuai untuk
pertanian tanaman pangan.

3.3.2.3. Geologi
Kondisi geomorfik Kabupaten Kaimana dapat dibagi menjadi tiga satuan geomorfik yaitu 1)
satuan perbukitan berlereng terjal (>40 %); 2) satuan perbukitan berlereng sedang ( 9 – 40 %); dan
satuan perbukitan berlereng landai (0 – 8 %). Satuan perbukitan berlereng terjal hampir merata di
bagian timur wilayah Kabupaten Kaimana, khususnya di distrik Teluk Etna, Kaimana, dan Arguni,
sedangkan di bagian barat menempati bagian paling ujung distrik Buruway. Satuan perbukitan
berlereng sedang menempati bagian barat Kabupaten Kaimana, di daerah Distrik Buruway,
sedangkan satuan perbukitan berlereng landai menempati sebagain Distrik Teluk Etna dan sebagian
kecil Distrik Buruway yang umumnya berupa daerah rawa air payau. Pola aliran sungai di bagian timur

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-32


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Kabupaten Kaimana, didaerah Distrik Kaimana dan Teluk Etna adalah trellis yang berhubungan erat
dengan kondisi struktur geologi yang berupa perlipatan (jalur lipatan Lengguru), sedangkan di bagian
Barat Kabupaten Kaimana, di daerah Distrik Buruway dan Arguni adalah trellis hingga dendritik yang
juga dikontrol oleh struktur lipatan ataupun kondisi batuan dasar sungai (bed stream) yang relatif
homogen.
Kondisi stratigrafi Kabupaten Kaimana menurut Peta Geologi Lembar Kaimana 1 : 250.000,
Tobing, Robinson dan Ryburn,1990) terdiri dari formasi formasi batuan (litostratigrafi) yang berumur
Paleozoikum (Primer), Mesozoikum (Sekunder) dan Kenozoikum (Tersier) dan Kwarter (gambar
3.2). Formasi formasi batuan tertua yang berumur Paleozoikum (Perm) adalah Granit Kwatisore
(PRk) dan Formasi Aiduna (Pa).
Formasi formasi batuan yang berumur Mesozoikum antara lain Formasi Tipuma (TRJt) yang
berumur Trias hingga Jura, Formasi Kopai ( Jko) yang berumur Jura, Batupasir Woniwogi (JKw) yang
berumur Jura, Batulumpur Piniya (Kp) yang berumur Kapur, Batupasir Ekmai (Kue) yang berumur
Kapur, Kelompok Kembelangan (JKk) yang berumur Jura hingga Kapur, sedangkan formasi formasi
batuan yang berumur Kenozoikum antara lain Batugamping Imskin (KTi), Formasi Waripi (KTew),
Kelompok Paniai (KTmp), Batugamping Lengguru (Tpml), Formasi Klasafet (Tmk), Kelompok Besar
Batugamping New Guinea (KTmn),
Kelompok Melange (Tmx), Diorit Pariri (Tmpp), Formasi Steenkool (TQs). Formasi formasi
batuan yang berumur Kwarter antara lain Batuan gunung api Jamur ( Qpj), Fanglomerat (Qf),
Terumbu koral terangkat (Qc), dan Aluvium (Qa). Berikut ini akan diuraikan masing formasi dan
penyusunnya dari yang tertua hingga termuda.
a. Formasi formasi batuan yang berumur Paleozoikum
1. Granit Kwatisore (PRk), terdiri dari granit biotit kelabu, berukuran butir sedang sampai
kasar, mengandung feldspar berwarna abu-abu dan merah muda.
2. Formasi Aiduna (Pa) yang hanya terdapat pada penampang geologi, terdiri dari
batulempung lanauan, setempat batulempung pasiran dan sedikit sisipan batupasir.
b. Formasi formasi batuan yang berumur Mesozoikum
1. Formasi Tipuma (TRJt), terdir dari batulumpur, batulanau, serpih, dan batupasir berlapis
baik, berwarna sawo matang, ungu, kelabu, hijau, dan sedikit konglomerat dan sudah
mengalami metamorphose.
2. Formasi Kopai (Jko), terdiri dari batulumpur dan serpih gampingan, berlapis baik, terdapat
konglomerat alas, sedikit batugamping dan terdapat fragmen pirit, agak termetamorfose.
3. Batupasir Woniwogi (JKw), terdiri dari orthokwarsit puritan, glaukonitan, berlapis dengan
sisipan tipis batulumpur dan serpih di bagian atas, sudah mengalami metamorphose.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-33


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

4. Batulumpur Piniya (Kp), terdiri dari batulumpur mikaan, batulumpur glaukonitan, batupasir
dan batulanau lumpuran glaukonitan, dan serpih. Di bagian timur telah mengalami
metamorphose.
5. Batupasir Ekmai (Kue), terdiri dari batupasir kwarsa dan batulanau pejal, berlapis tebal,
batupasir kwarsa glaukonitan, batupasir dan batulanau karbonan, batulumpur dan serpih. Di
bagian Timur agak termetamorfose.
6. Kelompok Kembelangan (JKk), terdiri dari batulumpur, serpih, batulanau dengan sisipan
batupasir, dan batugamping.
c. Formasi formasi batuan yang berumur Kenozoikum
1. Batugamping Imskin (KTi), terdiri dari batugamping pelagik, berlapis baik, terdapat sisipan
batugamping porus, batunapal, batugamping piritan, mikrokristalin batugamping.
2. Formasi Waripi (KTew), terdiri dari kalkarenit dan biokalkarenit pasiran, berlapis, banyak
dijumpai oolit, batupasir kwarsa dan batulanau gampingan, seringkali glaukonitan, sedikit
batulumpur dan kalsilutit.
3. Kelompok Paniai (KTmp), terdiri dari biomikrit ganggang foraminifera, berlapis baik dan
pejal.
4. Batugamping Lengguru (Tpml), terdiri dari kalkarenit, biokalkarenit, biomikrit ganggang
foraminifera, kalsilutit, kalkarenit pasiran, biokalsirudit, batupasir gampingan glaukonitan,
batulanau, sedikit batukapur, jarang ditemukan rijang.
5. Formasi Klasafet (Tmk), terdiri dari batunapal, batulumpur gampingan dan sisipan kalsilutit.
6. Kelompok Besar Batugamping New Guinea (KTmn), terdiri dari batugamping, sedikit
serpih, batulempung, batupasir dan batunapal.
7. Kelompok Melange (Tmx), terdiri dari percampuran material berukuran pasir hingga
bongkah, luasnya hingga beberapa kilometer yang terdiri dari Batugamping Imskin, Formasi
Kopai, Formasi Tipuma dan mungkin batuan Paleozoikum.
8. Diorit Pariri (Tmpp), terdiri dari diorit, diorit kwarsa dan diorit porfir.
9. Formasi Steenkool (TQs), terdiri dari batulumpur atau serpih mikaan, batupasir, sedikit
konglomerat dan lapisan lignit.
d. Formasi formasi batuan yang berumur Kwarter
1. Batuan Gunungapi Jamur (Qpj), terdiri dari lava andesit mengandung biotit.
2. Fanglomerat (Qf), terdiri dari konglomerat polemik, sedikit batupasir, batulumpur.
3. Terumbu Koral terangkat (Qc), terdiri dari batugamping koral.
4. Aluvium (Qa), terdiri dari kerikil, pasir, lumpur dan gambut.
Kondisi struktur geologi Kabupaten Kaimana tidak lepas dengan pengaruh pergerakan
konvergen antara lempeng Pasifik ( Lempeng Caroline) yang bergerak menukik ke arah Selatan Barat
Daya menuju lempeng Australia sebesar 10-12 cm/th, sedangkan di bagian Selatan dan Barat Daya

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-34


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

lempeng Australia terdapat lempeng Asia yang relatif menahan pergerakan konvergen tersebut.
Akibatnya di daerah Kabupaten Kaimana didominasi oleh struktur sabuk lipatan Lengguru (Lengguru
Fold Belt) yang dicirikan oleh lipatan lipatan rebah dan tidak simetri yang disertai banyak patahan naik
(thrust fault) yang berarah Utara-Selatan hingga Barat Laut – Tenggara. Pola sesar turun umumnya
berarah Barat Daya - Timur Laut, hingga Utara - Selatan yang disebabkan oleh gaya tarik (ektension
force) akibat sesar Aiduna dan sesar Ransiki. Kondisi tektonik di daerah Kabupaten Kaimana dan
sekitarnya memang sangat komplek, dimana di bagian Barat dibatasi oleh sesar naik Arguni (Arguni
Thrust), di bagian Timur dibatasi oleh sesar geser sinistral Ransiki (Ransiki Fault), di bagian Utara
dibatasi oleh sesar geser sinistral Sorong (Sorong Fault), dan di bagian Selatan dibatasi oleh sesar
geser sinistral Aiduna (Aiduna Fault).

3.3.2.4. Hidrologi
Air sebagai sumber daya alam yang sangat penting nilainya bagi kehidupan masyarakat. Di
beberapa distrik di Kabupaten Kaimana mempunyai potensi yang sangat kecil dan pada waktu-waktu
tertentu mengalami kekurangan air, baik kuantitas maupun kualitas airnya. Sungai-sungai yang ada di
Kabupaten Kaimana disamping berfungsi untuk prasarana transportasi juga sebagai tempat mata
pencaharian penduduk sekitar. Sungaisungai yang mengalir di Kabupaten Kaimana sebanyak 15 buah,
diantaranya:
1. Sungai-sungai yang mengalir di Distrik Kaimana, yaitu Sungai Air Tiba, Sungai Air Merah dan
Sungai Bantami. Ketiga sungai ini mengalir sepanjang tahun, dan pada musim penghujan air sungai
meluap dan menggenangi wilayah hilir.
2. Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Arguni, yaitu Sungai Endrofa, Sungai Warso, Sungai
Bianoga, Sungai Rofa, dan Sungai Barari.
3. Sungai yang mengalir di Distrik Buruway, yaitu Sungai Tenggiri, Sungai Buruway, Sungai Kambala,
Sungai Mandewi, dan Sungai Fewan.
5. Sungai yang mengalir di Distrik Teluk Etna, yaitu Sungai Urema dan Sungai Omba.
Semua sungai yang ada di Kabupaten Kaimana mempunyai pola yang sama, yaitu airnya meluap
pada musim penghujan sehingga menggenangi daerah hilir, dan airnya berkurang pada musim kemarau
tapi tidak sampai kering. Meluapnya air sungai pada waktu musim penghujan karena adanya pasang
surut air laut.
Di samping sungai sebagai sumber air bersih, di Kabupaten Kaimana juga terdapat 7 buah danau
yang sangat potensial sebagai sumber air bersih. Ketujuh danau tersebut adalah Danau Kamakawalar,
Danau Lamara, dan Danau Aiwasa (terdapat di Distrik Kaimana), Danau Seweki (terletak di Distrik
Teluk Arguni), Danau Yamur, Danau Mbuta, dan Danau Nanami (terletak di Distrik Teluk Etna).

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-35


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-36


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-37


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.3.2.5. Klimatologi
Iklim di wilayah Kaimana hampir sama dengan sebagian besar wilayah lain di Papua yaitu tropis.
Suhu udara berkisar antara 15º C-34ºC, tekanan udara 1006,2 mbs – 1009,3 mbs dan kelembaban
rata-rata 83,92%. Kecepatan angin dan arah angin berkisar antara 3 knot dan 180º sampai 05 knot
dan 340º. Kondisi alam Kaimana dipengaruhi oleh dua musim yaitu, musim kemarau pada bulan
Oktober-April yang ditandai dengan angin Barat, dan musim hujan pada bulan April-Oktober yang
ditandai dengan angin Timur.
Berdasarkan data curah hujan di Kabupaten Kaimana, curah hujan per tahun tidak menentu dan
bervariasi antara 1500 mm-4000 mm. Dari data curah hujan pada tahun 2006,curah hujan tertinggi
jatuh pada bulan Januari, dan terendah terjadi pada bulan Agustus. Untuk jumlah hari hujan, tertinggi
pada bulan Februari dan Desember, serta yang terendah pada bulan Juni dan September.
Selengkapnya, curah hujan hujan di Kabupaten Kaimana tahun 1999 – 2006 disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 3.6 Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Kaimana

3.3.3. SUMBER DAYA MINERAL


Berdasarkan struktur batuannya, Robinson et al (1990) melaporkan bahwa wilayah di Kaimana
tidak memiliki potensi logam dasar atau logam mulia. Lipatan Lengguru dan cekungan Bintuni
merupakan tempat yang terbesar rembesan hidrokarbon. Pada lipatan Lengguru, kemungkinan besar
memiliki potensi tambang batubara dan gas bumi. Di Pulau Lakahia dijumpai batuan lignit (brown
coal), juga terdapat waduk-waduk yang baik sebagai tempat rembesan minyak dan gas bumi, seperti
halnya di sekitar muara Teluk Arguni dan Teluk Bicsari.
Potensi tambang secara umum yang ada di wilayah Kabupaten Kaimana yang telah banyak
diusahakan adalah galian C terutama batu kapur sebagai bahan baku semen. Sedangkan untuk minyak
bumi dan gas alam pada tahun 2006 telah dilakukan drilling untuk pertambangan minyak bumi
berskala besar oleh Korea National Oil Corporation (KNOC), dan ditemukan cadangan minyak 671
juta barel. Selain itu, kegiatan seismig oleh Chevron Oil di Blok Kambrau Selatan dan Sabakor.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-38


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Adapun untuk potensi emas ada di Distrik Teluk Etna dan saat ini juga ditemukan penambangan
secara liar (PETI) di kawasan tersebut. Untuk potensi batu bara ditemukan di Distrik Teluk Arguni
dan Buruway.

3.3.4. Rawan Bencana


Kabupaten Kaimana memiliki beberapa kawasan rawan bencana, terutama yang diakibatkan
oleh gempa bumi dan tanah . Bencana tanah longsor sangat mungkin terjadi, karena kondisi topografi
Kabupaten Kaimana sebagian besar merupakan daerah berbukit kapur dengan kemiringan lereng >
40%, disamping itu batuan penyusun/bahan induknya berupa napal yang mempunyai sifat labil yaitu :
licin bila kena air dan pecah bila kering. Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terjadinya tanah
longsor.

3.3.5. Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di Kabupaten Kaimana didominasi oleh hutan dengan luasan hutan terbanyak
adalah berupa hutan primer dengan luas 1.061.314 Ha (80,23%). Sedangkan penggunaan lahan terkecil
adalah pemukiman dengan presentasi 0,01% dari luas wilayah Kabupaten Kaimana. Berikut tipe
penggunaan lahan di Kabupaten Kaimana.

Tabel 3.7 Penggunaan Lahan di Kabupaten Kaimana

3.3.6. Kondisi Sosial Kependudukan


3.3.6.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah masalah
kependudukan, yang mencakup antara lain: jumlah, komposisi, sebaran dan laju pertumbuhan
penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan apabila kualitasnya baik,
namun sebaliknya akan dapat menjadi beban pembangunan apabila kualitasnya rendah.
Penduduk merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam proses
pembangunan, disamping juga sebagai konsumen dalam pembangunan. Dalam konteks penduduk

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-39


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

sebagai potensi SDM, mengandung arti bahwa penduduk atau manusia memiliki peranan dalam
pengelolaan sumber daya alam (SDA). Peranan penduduk akan dapat berhasil apabila memiliki
kemampuan dalam menjawab tantangan dalam pembangunan.
Pada tahun 2004, jumlah distrik di Kabupaten Kaimana berjumlah 4 Distrik, yaitu Distrik
Buruway, Kaimana, Teluk Etna, dan Teluk Arguni. Kemudian pada tahun 2006 terjadi pemekaran
wilayah sejumlah 3 Distrik, yaitu Distrik Kambrau, Arguni Bawah, dan Yamor. Distrik Kambrau
merupakan pemekaran dari Distrik Kaimana dan Distrik Arguni Bawah merupakan pemekaran dari
Distrik Teluk Arguni. Sedangkan Distrik Yamor merupakan pemekaran dari Distrik Teluk Etna.
Berdasarkan data tahun 2004 dan 2005 data penduduk untuk 3 Distrik baru belum ada karena belum
terjadi pemekaran wilayah. Untuk mendapatkan data lebih lengkap, maka dibuatlah perkiraan hitungan
agar dari tahun 2004 – 2005, jumlah penduduk di ketiga Distrik dapat muncul meskipun pada waktu
itu belum pecah.
Dari data tahun 2007 dapat diketahui jumlah penduduk terbanyak tetap ada di Distrik Kaimana,
dengan jumlah penduduk 21.017 jiwa atau 55,09% dari total penduduk Kabupaten Kaimana.
Banyaknya penduduk di Distrik Kaimana disebabkan distrik ini merupakan pusat pemerintahan dan
perekonomian Kabupaten Kaimana. Sementara itu jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Distrik
Yamor dengan jumlah penduduk sebanyak 1.663 orang atau hanya sekitar 4,36% dari total penduduk
Kabupaten Kaimana. Adapun jumlah penduduk di Kabupaten Kaimana pada tahun 2004 - 2007 dapat
dilihat pada tabel

Tabel 3.8 Jumlah Penduduk di Kabupaten Kaimana

Berdasarkan rasio antara jumlah penduduk dan luas wilayah tahun 2007, diperoleh angka
kepadatan penduduk Kabupaten Kaimana. Pada tahun 2007, kepadatan penduduk Kabupaten Kaimana
sekitar 2,06 jiwa/km2. Selanjutnya apabila dilihat tingkat kepadatan penduduk per Distrik, Distrik
Kaimana merupakan yang terpadat dengan kepadatan penduduk sekitar 10,03 jiwa/km2. Sedangkan
Distrik Yamor merupakan daerah dengan tingkat kepadatan terendah, yaitu hanya sekitar 0,44
jiwa/km2.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-40


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.9 Kepadatan Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Kaimana

3.3.6.2. Pertumbuhan Penduduk


Pemekaran wilayah di Kabupaten Kaimana pada tahun 2006 terjadi di Distrik Kaimana, Teluk
Etna dan Teluk Arguni. Berdasarkan perhitungan dan hasil analisis studio, diperoleh jumlah penduduk
pada tahun 2004 untuk ketiga distrik hasil pemekaran wilayah. Dari hasil perhitungan, diperoleh
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kaimana mulai tahun 2004 sampai 2007. pada tahun 2007
jumlah penduduk Kaimana sebanyak 38.150 jiwa.
Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2004 yang berjumlah 33.717 jiwa, maka
penduduk pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan secara absolut sebanyak 4.433 jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk dari tahun 2004 sampai tahun 2007 sebesar 4,20%. Laju pertumbuhan
penduduk tertinggi terdapat di Distrik Kaimana, sedangkan pertumbuhan paling rendah terdapat di
Distrik Buruway, yaitu -16,30%.
Pertumbuhan penduduk yang negatif (turun) disebabkan karena beberapa hal. Sebelumnya di
distrik Buruway terdapat perusahaan kelapa hibrida dan kayu, tetapi karena terjadi illegal logging
maka banyak perusahaan yang rugi dan menutup perusahaan mereka sehingga berdampak bagi tenaga
kerja yang bekerja di perusahaan tersebut (terjadi PHK). Rata-rata penduduk yang bekerja di
perusahaan kayu tersebut berasal dari Jawa dan Sumatera. Karena terjadi PHK maka mereka pulang
ke daerah asalnya masing-masing untuk mencari pekerjaan lain. Begitu juga untuk Distrik Teluk Etna
banyak terdapat perusahaan kayu dan ikan, tetapi karena terjadi illegal logging, maka banyak
penduduk yang pulang kampung untuk mencari pekerjaan lain. Hal ini juga berdampak pada
pertumbuhan penduduk selama kurun waktu tahun 2004 sampai 2007 terjadi penurunan
(pertumbuhan negatif). Agar lebih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-41


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.10 Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kaimana

3.3.6.3. Proyeksi Penduduk


Pemahaman terhadap perkembangan laju pertumbuhan penduduk merupakan elemen dasar
dalam proses proyeksi penduduk. Berdasarkan karakteristik perkembangan laju pertumbuhan
penduduk, akan dapat diperkirakan kecenderungan (trend) pola perkembangan penduduk. Selanjutnya
dapat disajikan skenario pengembangan kependudukan Kabupaten Kaimana, yaitu skenario proyeksi
jumlah penduduk berdasarkan pertimbangan pola kecenderungan perkembangan jumlah penduduk
pada masa yang lalu (rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kaimana per tahun selama lima
tahun terakhir sebesar 1,36 %).
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Kaimana dari tahun 2007 sampai dengan tahun terakhir
perencanaan (tahun 2031) pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Kaimana dilakukan dengan
menggunakan angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Kaimana selama lima tahun terakhir serta
menggunakan persamaan geometrik sebagai berikut :

Pt = P0 (1+ r) t

Keterangan :
Pt : jumlah penduduk pada tahun ke t
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
r : rata-rata laju pertumbuhan
t : jumlah selisih tahun proyeksi

Hingga akhir tahun perencanaan (2031) jumlah penduduk Kabupaten Kaimana diperkirakan
sebanyak 1.303.649 jiwa dengan sebaran paling banyak terdapat di Kecamatan Kaliwungu Selatan
sebanyak 112.155 jiwa, disusul kemudian oleh Kecamatan dengan penduduk sebanyak 109.206 jiwa.
Sedangkan sebaran penduduk paling rendah terdapat di Kecamatan Pagerruyung sebanyak 41.970
jiwa. Sebaran penduduk ini juga mempunyai konsekuensi bagi Pemerintah Daerah untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat, sehingga pemerataan kebutuhan sarana dan
prasarana wilayah dapat tercapai. Hasil perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Kaimana hingga
tahun 2030 ditampilkan pada tabel.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-42


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.11 Proyeksi Penduduk di Kabupaten Kaimana

3.3.7. KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH


3.3.7.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB (Produk Domestik Bruto) menggambarkan besarnya produksi barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh perekonomian suatu wilayah atau regional dalam jangka waktu tertentu tanpa
memperhatikan siapa pemilik faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi barang dan jasa
akhir tersebut. Angka PDRB dibedakan menjadi dua, yaitu PDRB Nominal yang didasarkan pada harga
berlaku dan PDRB Riil yang didasarkan pada harga tetap atau konstan tahun tertentu. Angka PDRB
Nominal menunjukkan gambaran tentang gejolak harga disamping peningkatan produksi barang dan
jasa akhir. Sedangkan angka PDRB Riil menunjukkan gambaran tentang peningkatan jumlah produksi
barang dan jasa akhir dari sektor-sektor perekonomian yang ikut serta dalam proses produksi.
PDRB merupakan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah.
Perekonomian Kabupaten Kaimana selama tahun 2002 – 2006 mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Besaran nilai PDRB Kabupaten Kaimana atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
besarnya kenaikan produksi dan mencerminkan pertumbuhan ekonomi di daerah Kaimana. Pada
tahun 2006 PDRB Kabupaten Kaimana mencapai 287.130,75 juta rupiah, menunjukkan peningkatan
21.199,13 juta rupiah dari tahun 2005 yang mencapai 265.931,62 juta rupiah.

3.3.7.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor


Salah satu indikator yang sangat umum digunakan untuk mengukur dan atau menentukan arah
suatu kebijaksanaan adalah pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga tercermin dari sasaran/tujuan
pembangunan nasional, yang salah satu diantaranya adalah diupayakannya pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator yang sangat penting, karena angka pertumbuhan
ekonomi menunjukkan produktivitas riil baik sumber daya manusia maupun alam. Perhitungan angka
ini tidak dipengaruhi faktor perubahan harga dan hanya menunjukkan pertumbuhan produksinya saja.
Tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah menggambarkan tingkat produktivitas penduduk di
dalam menghasilkan barang dan jasa di daerah tersebut pada suatu periode. Secara makro
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaimana dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-43


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Harga Konstan 2000. Pada tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaimana yang diukur
berdasarkan Harga Konstan 2000 adalah sebesar 7,9%, lebih cepat bila dibandingkan tahun 2005 yang
hanya mencapai 6,6%.
Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaiknya bila
negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaimana dari tahun
2000 sampai dengan tahun 2006 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif disesuaikan dengan
kemampuan dari setiap sektor PDRB dalam mempertahankan eksistensinya. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Kaimana tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 8,37% dan terendah terjadi pada tahun
2004 sebesar 5,51%.
3.3.7.3. Struktur Perekonomian Kabupaten Kaimana
Struktur perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh besarnya peranan masing-masing
sektor ekonomi dalam pembentukan nilai tambah PDRB. Sampai tahun 2006, perekonomian di
Kabupaten Kaimana masih bercorak agraris, dimana peranan sektor pertanian masih cukup dominan
dalam memberikan andil terhadap perekonomian Kabupaten Kaimana. Walaupun andil sektor
pertanian sangat besar (56,15%) pengaruhnya terhadap pembentukan nilai tambah PDRB Kabupaten
Kaimana, akan tetapi sejak tahun 2001 andilnya terus mengalami penurunan. Pada sektor ini,
subsektor kehutanan memberikan andil yang terbesat yaitu 21,01%. Urutan kedua yang memberikan
andil terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kaimana adalah sektor industri pengolahan
dengan andil sebesar 9,09%. Pada sektor ini, subsektor industri industri besar/sedang memberikan
andil yang terbesar yaitu 9,35%.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan ketiga pembentukan PDRB
Kabupaten Kaimana dengan andil sebesar 9,80%. Subsektor perdagangan besar dan eceran sangat
mempengaruhi sektor ini dengan memberikan andil sebesar 9,13%. Dan urutan keempat pembentuk
PDRB Kabupaten Kaimana adalah sektor jasa-jasa. Andil sektor ini pada tahun 2006 sebesar 8,27%.
Peranan ekonomi sektoral PDRB Kabupaten Kaimana tahun 2002 – 2006 selengkapnya disajikan
dalam tabel berikut:

Tabel 3.12 Peranan Ekonomi Sektoral PDRB Kabupaten Kaimana

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-44


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.3.7.4. Fasilitas Perekonomian


Fasilitas perdagangan lain yang menunjang kegiatan perekonomian masyarakat adalah dengan
tersedianya pasar sebagai tempat jual beli (transaksi) antara pedagang dan pembeli. Berdasarkan data
dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, dari ketujuh Distrik di Kabupaten Kaimana, ada
dua Distrik yaitu Distrik Kambrau dan Yamor yang tidak terdapat fasilitas pasar. Sedangkan untuk
Distrik Kaimana terdapat dua jenis pasar, yaitu pasar desa dan tradisional. Pasar yang ada tersebut
sebagai tempat berjualan sayur dan hasil laut, dengan bermacam-macam jenis ikan. Selebihnya untuk
mendapatkan kebutuhan sehari-hari, masyarakat di beberapa kampung juga dapat membeli melalui
pedagang keliling yang berjualan keliling setiap hari. Sampai saat ini karena keterbatasan aksesibilitas
jalan dan transportasi menuju pasar sulit dijangkau oleh beberapa kampung, maka pasar yang ada
hanya untuk melayani masyarakat sekitarnya saja. Selengkapnya, sarana perdagangan di Kabupaten
Kaimana tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.13 Sarana Perdagangan di Kabupaten Kaimana

3.3.8. PERTANIAN DAN PERKEBUNAN


3.3.8.1. Tanaman Pangan
Sistem pertanian di Kabupaten Kaimana dapat dikelompokkan atas sistem pertanian menetap
dan sistem pertanian ladang berpindah. Sistem pertanian menetap yang telah diterapkan oleh
penduduk umumnya untuk mengusahakan tanaman tahunan seperti pala, kelapa, kakao, durian,
mangga dan rambutan. Sedangkan sistem pertanian ladang berpindah umumnya untuk mengusahakan
tanaman bahan makanan seperti umbi-umbian, jagung dan tanaman sayuran seperti kol, sawi, bayam
dan kangkung. Usaha tanaman bahan makanan dan tanaman umumnya diusahakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi keluarga sendiri (corak subsisten).
Komoditas pertanian Kaimana, dimana konsentrasi kegiatan terutama di Teluk Arguni dan
Kaimana, menghasilkan tanaman palawija berupa jagung, ubi kayu, ubi jalar dan keladi. Produk yang
dihasilkan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Keempat jenis tanaman tersebut tersebar di

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-45


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

semua distrik dengan perkiraan luas produksi pada tahun 2006 seluas 10 ha untuk jagung, 17 ha untuk
ubi kayu, 12 ha untuk ubi jalar dan 40 ha untuk keladi. Produksi hasil pertanian tanaman pangan
tersebut sekitar 27 ton untuk jagung, 40 ton ubi kayu, 26 ton ubi jalar dan 120 ton keladi. Luas lahan
pertanian masing-masing tanaman pangan mengalami kenaikan dari tahun 2005, dengan kenaikan luas
lahan terbesar pada tanaman keladi. Secara rinci sebaran luas lahan dan produksinya per distrik
termuat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.14 Luas Panen dan Produksi Jagung, Ubi Kayu Jalar dan Keladi di Kabupaten
Kaimana

3.3.8.2. Buah – buahan


Produksi buah-buahan di Kabupaten Kaimana antara lain pisang, mangga, rambutan, pepaya,
markisa dan lain sebagainya. Luas panen terbesar ada di Distrik Teluk Arguni. Total dari luas panen
dan rata-rata produksi buah-buahan mengalami kenaikan pada tahun 2006. Produksi buah-buahan
mengalami peningkatan yang pesat dari 22,5 ton menjadi 102 ton. Dari data yang ada, Distrik Teluk
Arguni mencapai produksi paling tinggi

Tabel 3.15 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Buah-buahan di Kabupaten
Kaimana

3.3.8.3. Sayuran
Produksi pertanian di Kabupaten Kaimana selain tanaman pangan juga terdapat sayur-sayuran
seperti kubis, lombok, tomat, ketimun, terong, kacang panjang dan lain sebagainya. Tanaman sayur-
sayuran tersebar di semua distrik dengan lokasi terluas di Distrik Kaimana. Dibandingkan dari tahun

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-46


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

2005, maka total luas panen mengalami kenaikan namun rata-rata produksi mengalami penurunan.
Sampai tahun 2006 rata-rata produksi tanaman sayuran adalah 2,9 ton/ha, dengan rata-rata produksi
tertinggi di Distrik Kaimana. Di antara penyebab terjadinya penurunan produksi tanaman sayur adalah
karena pengolahan yang masih tradisional dan adanya hama yang menyerang tanaman sayur.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.16 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Kaimana

3.3.8.4. Perkebunan
Komoditas yang dihasilkan oleh perkebunan adalah pala, cengkeh, kopi, kelapa, dan coklat,
telah banyak diusahakan di Distrik Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, dan Teluk Etna. Sektor ini cukup
berpotensi untuk dikembangkan. Kondisi fisik di masing-masing distrik tersebut cocok untuk
pengembangan komoditas kelapa dan kakao. Area yang tersedia untuk kelapa dan kakao masing-
masing adalah 570 Ha dan 79 Ha. Sementara Teluk Etna terkenal dengan kekayaan hutan. Berbagai
komoditas seperti pala hutan, kayu gaharu, kayu masohi, cinnamomum culilawan dan binuang
ditemukan di Teluk Etna. Lahan perkebunan pala yang ada di Distrik Kaimana sekitas 3.490 Ha.
Akhir-akhir ini telah dicoba untuk dibudidayakan vanilli, karena dulu Kaimana merupakan salah satu
penghasil vanili.
Tabel 3.17 Luas Area dan Produksi Tanaman Kelapa di Kabupaten Kaiana

Luas area tanaman perkebunan besar dan perkebunan rakyat di Kabupaten Kaimana terbagi
menjadi kriteria muda/belum menghasilkan, menghasilkan, tidak menghasilkan dan baru. Untuk luas

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-47


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

area tanaman perkebunan besar dengan jenis tanaman kelapa paling banyak terdapat di Kaimana.
Begitu pula untuk jenis tanaman kakao. Sedangkan untuk perkebunan raykat mencapai 3.483 Hektar,
dengan jenis tanaman pala paling banyak. Selengkapnya luas area tanaman perkebunan besar dan
perkebunan rakyat, dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.18 Luas Area Tanaman Perkebunan Besar di Kabupaten Kaimana

Tabel 3.19 Luas Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Kaimana

3.3.9. Peternakan Dan Perikanan


3.3.9.1. Peternakan
Pemeliharaan ternak di Kabupaten Kaimana secara umum masih bersifat budidaya subsisten
sehingga perkembangan ternak masih sangat lambat. Tidak semua ternak dapat ditemukan di semua
distrik di Kabupaten Kaimana kecuali ayam buras dan babi. Sekalipun babi dapat ditemukan di semua
distrik, sebetulnya penyebarannya hanya pada kampungkampung tertentu.
Ternak kambing yang dipelihara penduduk berasal dari jenis kambing kacang. Selain kambing,
ternak sapi bali (Bos sondaicus) merupakan ternak ruminansia yang juga tersebar di seluruh distrik
Ternak babi yang dipelihara oleh masyarakat adalah jenis babi lokal (Suspapuaniensis) kecuali di
Distrik Teluk Etna, babi yang dipelihara penduduk adalah jenis babi putih (Chester White). Sebagai
salah sumber makanan adalah tumbuhan hijau. Hijauan dan leguminosa yang dapat ditemukan hampir
di semua distrik adalah rumput pahitan (Paspalum conjugatum), rumput teki (Cyperus rotundus),
gamal (Glirisida sepium), lamtoro (Leucaena glauca) dan berbagai rumput alam yang tahan naungan.
Sistem pemeliharaan ternak di Kabupaten Kaimana secara umum bersifat ekstensif, yaitu
ternak dipelihara apa adanya tanpa memperhatikan kebutuhan ternak akan kecukupan pakan,
kebutuhan kandang dan perawatan kesehatan ternak. Banyak ternak sapi, babi dan kambing yang
biasanya hanya diikat/diumbar di halaman rumah atau tegalan tanpa diberi pakan hijauan yang
berkualitas. Berdasarkan data tahun 2005 sampai 2006, jumlah populasi ternak sapi dan kambing pada

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-48


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

tahun 2006 mengalami penurunan masing-masing sebanyak 248 ekor dan 151 ekor. Sedangkan
ternak babi mengalami kenaikan sampai 153 ekor. Populasi sapi dan kambing paling banyak terdapat
di Distrik Kaimana. Populasi masingmasing jenis ternak per distrik dari tahun 2005-2006 seperti
dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.20 Populasi Ternak menurut Distrik di Kabupaten Kaimana

Seiring dengan penurunan populasi ternak sapi dan kambing di Kabupaten Kaimana, maka
dapat dilihat produksi daging juga mengalami penurunan. Untuk produksi daging sapi mengalami
penurunan dari 2.320 Kg menjadi 2.700 Kg. Begitu juga untuk produksi daging kambing juga
mengalami penurunan menjadi 1.736 Kg. Sedangkan untuk ternak babi, terjadi peningkatan produksi
dagingnya

Tabel 3.21 Produksi Daging Ternak di Kabupaten Kaimana

Selain ternak sapi, kambing dan babi, terdapat pula ternak unggas yang hampir tersebar di
semua distrik. Ayam bukan ras (kampung) merupakan ternak potensial karena tersebar di hampir
seluruh distrik di Kaimana. Adapun populasi ternak unggas di Kabupaten Kaimana mengalami
peningkatan untuk ternak ayam kampung dan itik. Sedangkan untuk jenis ayam petelur dan entok
mengalami penurunan. Populasi ternak ayam kampung mengalami peningkatan hampir dua kali lipat
dibanding tahun sebelumnya. Secara rinci, jumlah populasi unggas disajikan pada tabel

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-49


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.22 Populasi Unggas di Kabupaten Kaimana

Produksi telur ayam kampung juga mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan populasi
ternak ayam kampung. Pada tahun 2006, produksi telur unggas di Kabupaten Kaimana mengalami
peningkatan dengan peningkatan terbanyak ada di Distrik Kaimana. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel
Tabel 3.23 Produksi Telur di Kabupaten Kaimana

Sistem pemeliharaan ternak di Kabupaten Kaimana secara umum masih bersifat ekstensif, yaitu
ternak dipelihara apa adanya tanpa memperhatikan kebutuhan ternak akan kecukupan pakan,
kebutuhan kandang dan perawatan kesehatan. Ternak unggas (ayam buras, itik dan entok) dalam
proses pemeliharaannya dibiarkan mencari pakan sendiri di sekitar rumah atau tempat lain. Sebagian
masyarakat di Distrik Kaimana kota telah menyediakan kandang sederhana untuk ayam buras yang
mereka pelihara tanpa menyediakan pakan yang memadai. Pagi hari ayam ini dikeluarkan dari kandang
untuk mencari makan dan sore hari dikandangkan kembali, sementara itik dan entog tidak disediakan
kandang.
3.3.9.2. Perikanan
Kabupaten Kaimana merupakan salah satu sentra produksi perikanan terbesar, demikian juga
saat masih tergabung dengan Kabupaten Fakfak. Sebagian penduduk Kaimana yang bekerja sebagai
nelayan tradisional, umumnya memiliki armada dan alat tangkap ukuran kecil, tertinggal jauh dari
nelayan pendatang (perusahaan) yang umumnya menggunakan peralatan modern dan ukuran kapal
lebih besar. Berbagai jenis komoditi seperti ikan pelagis, ikan demersal/karang, udang, kerang,
mutiara, penyu, hiu, dan tiram merupakan komoditi unggulan yang diharapkan dapat menjadi salah

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-50


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

satu sumber pertumbuhan ekonomi sekaligus menarik sektor swasta khususnya dalam hal
peningkatan penanaman modal di bidang perikanan, seperti usaha penangkapan, budidaya, pengolahan,
pemasaran dan kegiatan lain yang dapat mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi di
Kabupaten Kaimana. Kabupaten Kaimana memiliki potensi sumberdaya perikanan yang besar yang
dapat ditingkatkan menjadi sektor unggulan. Besarnya potensi perikanan di daerah ini berhubungan
dengan letaknya yang secara geografis berhadapan langsung dengan Laut Arafura yang kaya akan
sumberdaya perikanan. Kegiatan pemanfaatan perikanan yang menonjol yaitu kegiatan perikanan
tangkap dan budidaya kerang perikanan. Kegiatan perikanan tangkap dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat dengan orientasi perikanan pesisir yang bersifat tradisional, dan perusahaan komersial yang
lebih terkonsentrasi pada perairan laut.
Nelayan Kaimana telah mempunyai pengetahuan yang baik tentang musim penangkapan ikan di
suatu daerah. Pada daerah-daerah yang terlindung seperti teluk, estuari dan sungai, kegiatan
penangkapan dapat dilakukan sepanjang tahun. Pada perairan laut terbuka, musim penangkapan
mengikuti musim dan kondisi cuaca (musim barat yaitu antara bulan Mei-Oktober dan musim timur
antara pertengahan Oktober-April). Jumlah nelayan di Kabupaten Kaimana sampai dengan tahun 2006
mengalami peningkatan yang tajam. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.24 Jumlah Rumah Tangga Nelayan dan Nelayan di Kabupaten Kaimana

Selain perikanan tangkap, juga terdapat kegiatan budidaya kerang mutiara di Teluk Bicari dan
Teluk Etna. Benih kerang mutiara berasal dari pembenihan di Dobo (Maluku Tenggara Timur). Jenis
kerang yang dibudidayakan adalah jenis kerang mutiara (Pinctada maxima). Perikanan komersial
diusahakan oleh PT. AVONA MINA LESTARI (AML), dengan komodiri utama adalah udang yang
diekspor ke Cina (dalam bentuk utuh) dan ke Jepang (dalam bentuk tanpa kepala). Sedangkan
kegiatan budidaya kerang mutiara dikelola oleh PT. AMERANUS yang dirintis mulai tahun 2001,
dengan dua lokasi budidaya yang terletak di Kayu Merah Distrik Teluk Etna dan di Teluk Bicsari
Distrik Kaimana Kota. Perkembangan komoditi ekspor sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten
Kaimana selengkapnya dapat dilihat pada tabel.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-51


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.25 Perkembangan Komoditi Ekspor Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Kaimana

Produksi perikanan rakyat di Kabupaten Kaimana meliputi ikan dengan berbagai jenis ikan,
serta biota laut dengan kulit lunak (seperti udang dan kepiting), serta kulit keras (seperti cumi-cumi).
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kaimana tahun 2006, dapat diketahui
produksi perikanan, dimana jenis udang windu dan dogol paling banyak terdapat di Kabupaten
Kaimana. Sedangkan untuk jenis ikan, yang paling banyak terdapat di Kabupaten Kaimana adalah jenis
ikan kembung, dengan jumlah produksi mencapai 224.900 kg. Masing-masing jenis ikan dijual dengan
harga yang berbeda-beda. Di antara sekian banyak jenis ikan yang ada, yang paling rendah harga
jualnya adalah jenis ikan hiu, yaitu hanya 500 rupiah. Selengkapnya, produksi perikanan rakyat di
Kabupaten Kaimana dijelaskan pada tabel

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-52


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.26 Produksi Perikanan Rakyat Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Kaimana

3.3.10. POTENSI DAN OBJEK WISATA


Kabupaten Kaimana memiliki potensi yang besar dalam wisata ekoturisme. Wilayah Kaimana
memiliki fisiografi lahan yang unik yaitu perpaduan bukit-bukit yang terjal, diselingi lembah curam
serta dasar lembah yang landai dengan juluran teluk jauh ke darat, diselingi gisik-gisik pantai dan
tebing batu karang. Wisata alam unggulan lainnya adalah panorama senja di Kaimana. Panorama alam
yang indah ditemukan di 4 perairan teluk yaitu Teluk Bicari, Teluk Etna, Teluk Triton dan Teluk
Arguni.
Selain keindahan alam, di perairan teluk banyak dijumpai pulau-pulau kecil dengan bukit dan
tebing karang sehingga perairan cenderung tenang bebas dari ombak dan angin sangat baik untuk
olahraga ski dan jet ski. Potensi alam lainnya adalah keindah an pulaupulau kecil seperti adanya satwa
migran seperti pelikan (dari Australia) di Pulau Venu.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-53


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Pulau kecil lainnya seperti di Kepualauan Triton dan Pulau Aiduma juga banyak ditemukan ikan
Napoleon (Cheilinius undulates) dan ikan hias angelfish (Pemacantus sp) yang dapat dijadikan wisata
alam dan snorkeling. Selain potensi ikan hias, perairan di Kaimana juga memiliki pantai yang berpasir
putih dan terumbu karang yang indah. Adapun kawasan yang banyak terdapat terumbu karangnya ada
di kawasan Lobo, Pulau Adi, dan Pulau Venue yang masih terjaga secara alami.
Potensi wisata budaya di Kaimana diantaranya adalah ritual dan kearifan lokal dalam melindungi
dan melestarikan kekayaan alam yang tinggi nilainya sebagai potensi wisata. Sedangkan untuk potensi
situs sejarah dan kepurbakalaan, di Kaimana terdapat beberapa tempat situs searah yang telah
diketahui dan memerlukan penelitian secara cermat, yaitu situs sejarah keberadaan ”Burung Garuda”
sebagai cikal bakal lambang NKRI dan Tugu Fort Du Bus yang merupakan benteng pertama pasukan
Hindia Belanda yang berdiri di Papua, pada tanggal 24 Agustus 1828. Untuk pengembangan sektor
pariwisata, Pemerintah Daerah berupaya menggali dan mengembangkan berbagai kesenian tradisional
berupa tari-tarian yang menjadi ciri khas Kaimana, seperti tarian sirosa (tarian untuk mensyukuri
rahmat Tuhan), tarian sawat dan furiar (tarian penyambutan tamu/para pembesar) serta tarian tifa
panjang sebagai tari pergaulan.
Berkaitan dengan adat dan budaya, dalam struktur masyarakat Kaimana hingga saat ini masih
berlaku beberapa jabatan adat yang tetap dijunjung tinggi seperti Raja, Kapitan, Warnemen, Sangaji,
Majur/Mayor, Orang Kaya, Orang Tua, Sufuy, Sda, Dimora, Mewara, Sendawan, dan Prisi. Jabatan-
jabatan tersebut merupakan jabatan dalam pemerintahan adat, serta jabatan orang-orang berpengaruh
yang mempunyai kharisma tersendiri dan dipandang terhormat di masyarakat. Pemberlakuan jabatan
dan tingkatan adat ini hampir ada di setiap kampung, namun dalam peristilahannya di masing-masing
kampung terdapat perbedaan. Potensi wisata selegkapnya disajikan pada tabel berikut:

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-54


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

Tabel 3.27 Potensi Obyek Wisata di Kabupaten Kaimana

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-55


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3.4. PROFIL PARIWISATA KABUPATEN KAIMANA


3.4.1. Destinasi Wisata Kab. Kaimana
Adapun jumlah wisata yang ada di Kabupaten Kaimana sebagai berikut :
1. Yang pertama adalah Danau Kamaka. Danau ini memiliki panjang sekitar 30 km dan berlokasi di
Desa Limira, di Teluk Triton, Kaimana. Danau Kamaka bisa dibilang sebagai salah satu danau unik
yang berada di Indonesia. Karena danau ini memiliki periode pasang surut 5 hingga 8 tahun sekali.
Ketika sedang pasang, masyarakat setempat akan berprofesi sebagai nelayan, dan alih provesi
sebagai petani ketika Danau Kamaka sedang dalam masa surut. Danau Kamaka adalah danau unik
yang mungkin ada di Indonesia. Danau yang memiliki panjang 30km ini dikatakan unik karena
memiliki masa pasang surut 5 sampai 8 tahun sekali. Ketika masa surut tiba, masyarakat akan
beralih profesi sebagai petani dan ketika masa pasang tiba masyarakat akan menjadi nelayan. Di
danau ini dapat ditemukan berbagai jenis ikan air tawar dan lobster.

2. Kemudian Wisatawan juga berwisata sejarah dengan mengunjungi Benteng Fort du Bus, yang
berlokasi di Kampung Lobo. Berdasarkan informasi, benteng ini dibangun ketika dalam masa
kolonial Belanda. Nama benteng ini sendiri diambil dari nama Jenderal Hindia Belanda, Leonard
Piere Joseph Burggraaf du Bus de Gisignes. Benteng ini diresmikan bertepatan dengan ulang tahun
Raja Willem I, yakni pada 24 Agustus 1828. Akan tetapi kemudian semua pasukan Belanda ditarik
dari benteng ini pada tahun 1835 karena adanya wabah penyakit malaria. Benteng Fort du Bus
adalah benteng peninggalan Belanda yang berada di sebuah kampung kecil bernama Lobo. Benteng
ini didirikan sebagai bukti kekuasaan Belanda atas Nieuw Guinea. Nama benteng ini diambil dari
nama jenderal Hindia Belanda yang bernama Leonard Piere Joseph Burggraaf du Bus de Gisignes.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-56


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

3. Ada juga Kolam Sisir, destinasi wisata yang bisa dikatakan baru di Kaimana. Berkunjung ke Kolam
Sisir akan membuatmu merasakan ketenangan dan kedamaian bersama dengan indahnya alam
ciptaan Tuhan. Air kolam yang berwarna kehijauan ditambah dengan perbukitan yang
mengelilinginya akan memberikan suasana yang berbeda.
Sebagai obyek wisata baru di Kaimana, Kolam Sisir seakan-akan menjadi obyek wisata yang wajib
dikunjungi. Akses menuju obyek wisata ini dikatakan sangat baik jika dibandingkan akses menuju
Wisata Alam KM14 yang jalannya masih berbatu.

4. Diyakini lukisan yang ada di dinding batu di Kampung Tanjung Bisyari dan Kampung Mai-Maiini ini
sudah ada sejak zaman prasejarah. Di sana kamu akan menjumpai berbagai macam bentuk lukisan,
mulai dari kapak, ikan, telapak tangan, hingga bunga. Lukisan dinding batu yang ada di Kaimana
merupakan lukisan yang diyakini telah ada sejak zaman prasejarah. Lukisan dinding batu ini dapat
dijumpai di Tanjung Bisyari dan Kampung Mai-Mai. Banyak corak yang dapat dijumpai pada lukisan
dinding batu yang ada di Kaimana seperti gambar telapak tangan, gambar ikan, gambar cecak,

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-57


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

gambar udang, gambar bunga dan gambar-gambar lainnya. Saat ini, lukisan dinding batu yang ada di
Kaimana sedang di teliti oleh Balai Arkeologi.

5. Nah, ini dia pantai terbaik yang ada di Kaimana, yakni Pantai Ermun yang berlokasi di Teluk Triton.
Pantai ini memiliki ombak yang menenangkan, ditambah dengan air laut yang berwarna biru dan
menyejukkan mata. Di sana Wisatawan juga akan menemukan karang berlubang yang menjadi ikon
Pantai Ermun.

6. Ada juga Pulau Venue, yang secara lokasi berada di Distrik Buruway. Pulau ini memiliki pasir putih
bersih yang halus, dan di sana kabarnya menjadi habitat penyu belimbing yang kini terancam punah
akibat perburuan. Berada di Pulau Venue Wisatawan bersyukur tinggal di Indonesia, negara
dengan sejuta keindahan. Pulau Venue termasuk dalam administrasi wilayah Distrik Buruway.
Pulau Venue memiliki pantai yang berpasir putih dan kabarnya terumbu karang disekitar pulau ini
termasuk kategori baik. Pulau Venue adalah ini seakan-akan rumah yang aman bagi para penyu

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-58


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

untuk bertelur. Disiang hari wisatawan dapat melihat puluhan bahkan ratusan ekor kelelawar
bergantungan dipohon sambil menunggu datangnya malam.

7. Kaimana memiliki pemandangan senja yang sangat eksotis, dan beberapa alasan pendukung yang
lainnya. Saking indahnya, sempat ada lagu yang berjudul ‘Senja di Kaimana’ yang sempat populer
pada tahun 1970’an. Dengan senja yang indah, Kaimana bisa dikatakan sebagai kota yang romantis
untuk dinikmati bersama dengan pasangan.
Kabupaten Kaimana dikenal dengan julukannya sebagai Kota Senja. Banyak alasan yang melatar
belakangi julukan tersebut, salah satunya adalah senjanya yang begitu indah dan mungkin jarang
dijumpai diwilayah manapun.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-59


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

8. Selain benteng dan lukisan dinding, Wisatawan juga bisa berwisata sejarah di Situs Kerajaan
Namatota, yang berlokasi di Desa Namatota, Kaimana. Jika kamu berkunjung ke sana, Wisatawan
akan menjumpai barang-barang peninggalan kerajaan dan juga kolonial belanda, selain itu ada juga
makam para raja. Situs Kerajaan Namatota merupakan situs bersejarah yang ada di Kampung
Namatota, Kabupaten Kaimana. Situs yang dapat dijumpai disini berupa makam raja, senjata-
senjata peninggalan Belanda dan lain sebagainya. Masyarakat di kampung ini masih sangat menjaga
adat istiadat dengan baik. Mayoritas masyarakat yang tinggal di kampung ini beragama Islam.

9. Di Kaimana juga ada, tepatnya di Teluk Triton. Di sana kamu juga bisa melihat gugusan pulau
karang yang berdiri kokoh menghiasi lautan. Kondisi Teluk Triton masih terjaga kealamian dan
kebersihannya, karena memang wilayah ini masih masuk ke dalam Kawasan Konservasi Laut
Daerah (KKLD) Kabupaten Kaimana. Siapa bilang hanya Raja Ampat yang memiliki gugusan pulau
yang indah? Di obyek wisata Teluk Triton, wisatawan dapat menemukan suasana yang relatif sama.
Sebagai obyek wisata yang menjadi primadona Kaimana, Teluk Triton ternyata memiliki keunikan
sendiri. Pasalnya daerah ini termasuk bagian dari Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Kabupaten Kaimana sehingga kondisi lingkungannya sangat terjaga. Adapula beberapa ikan dan
jenis karang yang merupakan endemik khas Kaimana di kawasan wisata ini.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-60


Pemerintah Provinsi Papua Barat
Sekretariat Daerah Biro Perekonomian dan Kerjasama
Kajian Pengembangan Promosi Destinasi Wisata di Kabupaten Fakfak dan Kaimana
TA. 2019

10. Yang terakhir adalah Wisata Alam KM14. Wisata alam ini memiliki pemandangan yang
menyejukkan, pohon-pohon besar tumbuh rindang disertai dengan suara burung yang bersaut-
sautan. Wisata Alam KM14 tak ubahnya seperti hutan lindung, karena memang kawasan itu
memiliki kekayaan hayati yang melimpah. Tak hanya bisa menikmati kondisi alamnya yang masih
asri, Wisatawan juga bisa mendirikan tenda alias camping di Wista Alam KM14.
Wisata Alam KM14 ini adalah obyek wisata yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah
setempat. Dengan mengandalkan suasana alam yang masih alami serta udara yang sejuk membuat
obyek wisata ini sangat digemari oleh wisatawan lokal. Di obyek wisata ini terdapat gazebo dan
toilet umum, hanya saja kondisinya sudah tidak memadai. Selain mandi dan bermain air wisatawan
dapat juga melakukan aktivitas lainnya seperti memancing.

Laporan Pendahuluan – BAB 3 Hal ; 3-61

Anda mungkin juga menyukai