Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Jumat, 18 September 2020

Biologi Dasar (BIO102) Waktu : 13.00 – 15.30


Nama : Yasinta Salsabila
NIM : A2401201094
Kelompok : VIII
PJP : Hirmas Fuady P., S.Si.,
M.Si.
Asisten : 1. Aldy M Zulfiqri
G34180021
2. Ridwan Putra Firmansyah
G84180030
3. Siti Halimatussadiah
G34170062
4. Adrian Leonardo H
G34170108

KEANEKARAGAMAN ORGANISME MIKROSKOPIS

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mempelajari organisme yang tidak kasat mata dari
kelompok bakteri, Protista dan cendawan dengan bantuan alat pembesar, yaitu
mikroskop cahaya.

Hasil

1. Pengamatan pada bakteri


Bakteri E. Coli adalah bakteri yang berbentuk batang pendek, bersifat
anaerob dan termasuk kedalam bakteri Gram negatif (Gomes et al., 2011).
Sedangkan bakteri Staphylococcus merupakan bakteri yang berbentuk bulat dan
termasuk kedalam bakteri Gram positif (Karimela et al., 2017).
Pada saat melakukan pengamatan terhadap bakteri sebaiknya dilakukan
proses pewarnaan terlebih dahulu karena pada umumnya sel bakteri tidak
berwarna sehingga akan sulit untuk diamati.
Pewarnaan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pewarnaan
bakteri menggunakan pewarnaan sederhana dan pewarnaan Gram sama-sama
menunjukkan hasil yang berwarna, akan tetapi pada pewarnaan sederhana hanya
terdapat satu warna saja, sedangkan pada pewarnaan Gram akan terdapat dua
warna yang dapat kita amati. Pada pewarnaan sederhana, zat warna yang
bermuatan positif (kationik) akan berikatan dengan sel bakteri sehingga bakteri
terwarnai. Sedangkan zat warna yang mengandung muatan negatif tidak dapat
diikat oleh sel bakteri seehingga yang terwarnai adalah bagian latar belakangnya.
Pewarnaan Gram menggunakan empat larutan, yaitu larutan zat warna
basa, mordant, pencuci zat warna basa, dan satu zat warna lain yang berbeda
warna dari zat warna pertama. Bakteri yang berwarna biru-ungu adalah bakteri
gram-positif sedangkan bakteri yang berwarna merah muda adalah bakteri gram-
negatif.
Stuktur bagian bakteri yang menentukan hasil pewarnaan gram terletak
pada bagian dinding sel bakteri. Bakteri Gram positif berwarna merah karena
dinding sel bakteri memiliki lapisan peptidoglikan tebal dan asam teictoic yang
banyak. Sehingga dapat mempertahankan warna ungu kebiruan. Sedangkan
bakteri Gram negarif menunjukan warna merah muda setelah di beri pewarnaan
Gram karena dinding sel nya hanya memiliki satu lapis peptidoglikan yang
menempel pada membrane luar asymmetric lipopolysaccharide-
phospholipid bilayer yang berselang seling dengan protein. Membrane luar ini
akan hancur oleh alcohol decolorizer yang akan mengakibatkan keluarnya crystal
violet-iodine compex dan digantikan oleh counterstain (Garcia, 2010)
Jenis pewarnaan yang dapat digunakan untuk mengamati keberadaan
kapsul pada bakteri adalah pewarnaan kapsul yang menggunakan larutan Kristal
violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna
biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan
kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana
biru gelap.
Prosedur yang digunakan jika kita ingin mengamati motilitas bakteri yaitu
uji motilitas dengan menggunakan media SIM. Untuk mengamati motilitas bakteri
Isolat dari medi MRS agar ditusukkan pada medium SIM tegak kemudian
diinkubasi. Jika terdapat rambahan-rambahan di sekitar bekas tusukan jarum pada
medium berarti bakteri tersebut bersifat motil dan jika tidak terdapat rambahan-
rambahan bararti bakteri tersebut bersifat non motil (Detha et al, 2019)
Saat melakukan pengamatan pada bakteri kita dapat memulainya dari
perbesaran 10x, kemudian 40 x, lalu terakhir perbesaran 100x. Jika kita
melakukan pengamatan menggunakan minyak imersi maka lensa objektif yang
kita gunakan adalah lensa dengan perbesaran sebanyak 100x. Ketika melakukan
pengamatan dengan perbesaran 100x menggunakan minyak imersi lensa kita akan
terkena minyak imersi . Kita harus membersihkannya setelah selaesai melakukan
pengamatan sebelum disimpan kembali karena minyak imersi yang terdapat pada
lensa objektif akan mengaburkan lensa dan membuat debu menempel.
2. Pengamatan pada Paramecium dan Euglena

Gambar 1 Morfologi dan bagian-bagian Paramecium


https://www.microscopemaster.com/images/512px-
Paramecium_diagram.png

Paramecium memeperoleh nutrisi dari tempat hidupnya dengan cara


menggetarkan silianya, dengan menggetarkan silianya terjadi aliran air keluar dan
masuk mulut sel bersamaan dengan masuknya bakteri bahan organik atau hewan
multiseluler sebagai makanannya.
Pada Paramecium terdapat organel vakuola kontraktil yang berfungsi
untuk pengaturan tekana osmosis, makronukleus untuk mengawasi kegiatan
metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi, sednagkan mikronukleus berfungsi
untuk mengendalikan kegiatan reproduksi.
Paramecium memperoleh nutrisi secara heterotof karena mereka memakan
organisme lain sedangkan Euglena dapat memperoleh nutrisinya secara heterotof
dan autotrof. Euglena memperoleh nutrisi secara heterotof dengan cara memakan
organisme lain dan memperoleh nutrisi secara autotrof karena memiliki kroloplas
yang dapat digunakan untuh berfotosintesis.

Gambar 2 Morfologi dan bagian-bagian Euglena


https://cdn.britannica.com/s:1500x700,q:85/97/181797-004-25CFBABD/Euglena-
anatomy.jpg
3. Pengamatan pada cendawan

Gambar 3 Morfologi dan bagian-bagian Rhizopus


https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9a/
Structure_of_Rhizopus_spp.-english.JPG
Cendawan Rhizopus memiliki spora seksual yang disebut zygosporangium
yang merupakan hasil dari fusi antara hifa (+) dan hifa (-). Spora aseksual pada
cendawan Rhizopus disebut sporangiofora yang dibentuk dalam sporangium.
Spora bersifat seksual Rhizopus bersifat haploid. Cendawan Rhizopus dan
Pilobolus memperoleh nutrisi dari tempat hidupnya dengan cara menyerap nutrisi
dari substrat yang mereka tempati, baik itu kotoran hewan maupun organisme
yang sudah mati.
Cendawan Pilobolus memiliki spora yang disebut dengan sporangium .
Topi yang di tembakan oleh Pilobolus adalah sporanya dan Pilobolus
menembakkan topinya ke arah datangnya cahaya. Pilobolus merupakan salah satu
cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan, cendawan-cendawan yang tumbuh
pada kotoran hewan dikenal dengan istilah cendawan saprob atau cendawan
koprofil. Jenis somatik pada Rhizopus dan pilobolus adalah.

Daftar Pustaka

Detha, A., Datta, F.U, Beribe, E., Foeh, N., Ndaong, N. 2019.
Characteristics of Lactic Acid Bacteria from Sumba Mares Milk. Jurnal Kajian
Veteriner . 7 (1) :88

Karimela, E.J, Ijong, F.G, Dien, H.A, 2017. Characteristics of


Staphylococcus aureus Isolated Smoked Fish Pinekuhe from Traditionally
Processed from Sangihe District. Jurnal pengolahan hasil perikanan Indonesia.20
(1) : 188
Garcia, L.S. 2010. Third edition Clinical Microbiology Procedures
Handbook Vol.1, American Society for Microbiology Press, Washington DC

Gomes, T.A., Hernandes, R.T., Torres, A.G., Salvador, F.A., Guth, B.E.C.,
Vaz, T.M., Irino, K., Silva, R.M., & Vieira, M.A. (2011). Adhesin-encoding genes
from Shiga toxin-producing Escherichia coli are more prevalent in atypical than in
typical enteropathogenic E. coli. Journal of Clinical Microbiology,
(49):3334±333710. DOI: 10.1128/JCM.00779-11.

Karimela, E.J, Ijong, F.G, Dien, H.A, 2017. Characteristics of


Staphylococcus aureus Isolated Smoked Fish Pinekuhe from Traditionally
Processed from Sangihe District. Jurnal pengolahan hasil perikanan Indonesia.20
(1) : 188

Anda mungkin juga menyukai