Panduan MFK 5.1
Panduan MFK 5.1
MUTIARA HATI
PRINGSEWU
PANDUAN
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3,
DAN PENGEMASAN LIMBAH B3
EDISI 1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Segala Berkat Dan Anugerah Yang
Telah Diberikan Kepada Penyusun, Sehingga Buku Panduan Persyratan Dan Tata Cara Penyimpanan
Limbah B3 Dan Pengemasan Limbah B3 di RSIA Mutiara Hati ini dapat selesai disusun.
Buku Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam menjalankan program
Persyratan Dan Tata Cara Penyimpanan Limbah B3 Dan Pengemasan Limbah B3 di RSIA Mutiara Hati.
Dalam panduan ini diuraikan tentang Petunjuk pelaksanaan Persyratan Dan Tata Cara Penyimpanan
Limbah B3 Dan Pengemasan Limbah B3 di RSIA Mutiara Hati.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Persyratan Dan Tata Cara Penyimpanan Limbah B3
Dan Pengemasan Limbah B3 di RSIA Mutiara Hati.
Tim Penyusun
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : /SK/DIR/RSIA-MH/I/2019
TENTANG
PERSYRATAN DAN TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3
DAN PENGEMASAN LIMBAH B3
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUTIARA HATI
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur Rsia Mutiara Hati Tentang Persyratan Dan Tata Cara
Penyimpanan Limbah B3 Dan Pengemasan Limbah B3 di RSIA Mutiara
Hati.
Kedua : Memberlakukan Panduan Persyratan Dan Tata Cara Penyimpanan
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
MUTIARA HATI
Jl. Raya Tambahsari No. 15, Gadingrejo Kab. Pringsewu – Lampung
Telp. (0729) 333122 – Fax (0729) 333092
Ditetapkan di :Pringsewu
Pada tanggal :26 Januari 2019
RSIA Mutiara Hati
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
SK DIREKTUR NO. /SK/DIR/RSIA-MH/I/2019 TENTANG PANDUAN.......................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................iv
BAB I DEFINISI
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup................................................................................................................................2
B. Batasan Operasional........................................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA
A. Petugas Penanggung Jawab.............................................................................................................5
B. Perangkat Kerja...............................................................................................................................5
C. Tata Laksana....................................................................................................................................5
BAB IV DOKUMENTASI
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam
melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis
maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga
terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua
bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman
bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi
pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar Rumah Sakit. Skrining dapat
terjadi di sumber rujukan, pada saat transportasi emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit.
Kontak pertama adalah dimana pasien diterima untuk pertama kalinya di Rumah Sakit, biasanya
pasien pertama kali datang ke Unit Rawat Jalan ataupun Instalasi Gawat Darurat.
B. Tujuan
Pasien diterima sesuai dengan sumber daya yang tersedia di rumah sakit sehingga pasien
dapat dilayani sesuai dengan fasilitas yang tersedia di RS. Melalui skrining awal sangat perlu
dilakukan untuk menentukan dan mengambil keputusan tentang pengobatan dan tindak lanjut.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6), sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain
dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama. Dengan demikian keberhasilan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat
ditentukan oleh:
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
1) Ditempat kejadian
2) Dalam perjalanan ke rumah sakit
3) Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
A. PetugasPenanggungJawab
Dokter Jaga IGD, Dokter Instalasi Rawat Jalan, Perawat IGD maupun IRJ, Petugas
Pendaftaran.
B. PerangkatKerja
1. Formulir Pendaftaran
2. Stetoscope
3. Tensimeter
4. Thermometer
5. Status medis
C. Tata LaksanaSkrining
1. Skrining di luar rumah sakit
a. Menanyakanidentitasrumahsakit asal
b. Menanyakan diagnose kerja di rumahsakitsetempatatau di dokterpenanggung jawab
c. Menanyakankondisipenderitaselengkap mungkin
d. MenanyakanmengapapasienperludirujukkeRSIA MutiaraHati
e. Menanyakanke unit terkaitsesuaikebutuhanatautujuanpasiendirujuk.
2. Skrining di dalam rumah sakit
a. Skrining pasien di Pendaftaran
1) Skrining kebutuhan pelayanan
Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan pasien mendapat
pelayanan sesuai kebutuhan
2) Skrining prioritas pelayanan
Skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan dilaksanakan melalui
evaluasi visual atau pengamatan oleh petugas rekam medis. Evaluasi visual atau
pengamatan merupakan salah satu kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau
pengamatan untuk menentukan apakah pasien ini membutuhkan penanganan segera atau
tidak(prioritas penanganan pasien). Setelah dilakukan evaluasi visual atau pengamatan
dapat ditentukan sebagai berikut :
a) Kesadaran
(1) Sadar penuh
(2) Tampak mengantuk, gelisah, bicara tidak jelas
(3) Tidak sadar
Pada kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak dapat memberikan pelayanan maka
pemeriksaan diagnostik dapat tidak dilakukan.