NIM : 1930202225 Kelas : Fiqih 1 Mata Kuliah : Masail Fiqhiyah Dosen Pengampu : Raudatul Jannah, M.Hum.
Kontes Ratu Kecantikan
Pagelaran kontes kontes ratu kecantikan bagi kaum perempuan dibolehkan oleh syari’ah Islam bila pelaksanaanya sesuai dengan tuntunannya. Dibolehkan ini dimaksudkan karena mereka pantas melakukan pagelaran. Namun dibalik kebolehan melakukan pagelaran itu, Islam melarang pelaksanaan kontes ratu kecantikan, jika dilakukan menyimpang dari tuntunan syari’ahnya. Jika dilihat dari penampilan maka itu jelas menyimpang, karena mereka hanya menggunakan bikini, pakaian setengah telanjang, dan super minim bahan. Pelarangan ini bukan pada kontesnya, melainkan pada modelnya yang mungkin dapat dikatakan bahwa sebagian besar aurat mereka terbuka. Dan mempertontonkannya baik secara perorangan apalagi dihadapan publik. Rosulullah SAW bersabda: ”dari Abi Hurairah ra. Rasulullah SAW. Bersabda bahwa laki-laki tidak melihat aurat laki-laki, dan perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan (HR. Muslim).” Menurut madhab Maliki, aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Dan menurut madhab Syafi’i dan Hambali bahwa wajah dan kedua telapak tangan bagian dari aurat, karena wajah merupkan alat ukur ketampanan seorang perempuan, pemikat dan merupkan sumbar fitnah apabila tidak dijaga. Dan bila dilihat dari dampaknya, kegiatan ini mengundang fitnah dan membangkitkan nafsu birahi. Dilihat dari segi kedudukannya, kontes ratu kecantikan adalah suatu aktifitas yang secara jelas tidak ditemukan dalil yang melarangnya, tetapi cara dan penampilannya dalam kontes tersebut diperhadapkan dengan hukum syari’ah. Kenyataanya implikasi dari kontes harapannya untuk meraih penghargaan yang tertinggi sehingga segala cara dilakukan. Mengenai kontes ratu kecantikan ini, akan kita lihat dari sudut pandang islam. Untuk mengetahui kecantikan seseorang wanita, dibenarkan oleh islam. Namun ada tujuannya, yaitu untuk memilih calon istri. Karena wanita itu dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Dapat dimaknai bahwa wanita boleh dilihat dan memperlihatkan diri, apabila ada pria yang ingin melihatnya untuk dijadikan isteri, dengan pengharapan perkawinannya nanti akan langgeng, tidak putus di tengah jalan. Namun anggota badan tertantu saja yang dapat dilihat, yakni telapak tangan dan muka. Dari seluruh penjelasan yang sudah tersebut di atas, maka sejatinya kontes ratu kecantikan yang saat ini sering digelar di muka public adalah merukan hal yang dilarang dalam islam. Karena sekalipun selama ini mereka mengatakan bahwa intelektuallah yang paling menentukna kemenangan, namun tetap saja penampilan mereka sangat diperhatikan hingga harus memperlihatkan hampir keseluruhan kesempurnaan tubuh mereka. Dan sudah dijelaskan dimuka tadi, bahwa kontes demikin diperbolehkan selama tidak menyimpang dari syariah islam. Jadi dapat dikatakan bahwa kontes ratu kecantikan dalam islam yang sekarang ini terjadi tidak boleh. Karena bukan ukuran bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, ukuran bagian-bagian tubuh, akan islam menjadikan hal yang sudah tertuliskan dalam Al-Quran dan Sunnah Rosul sebagai tolak ukurnya. Bisa diidentifikasi sendiri, dipilah sendiri mana yang sesuai dan tidak. Realita sekarang ini dalam kontes ratu kecantikan adalah sesuatu yang perlu kita koreksi. Kefulgaran kontestan dan kriterian penilainya bila dipandang dalam islam tidak dibenarkan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kontes ratu kecantikan seperti Miss Universe adalah haram menurut hukum Islam karena alasan sebagai berikut, dalam Kontes ratu kecantikan seperti Miss Universe terdapat praktek di mana para peserta dituntut untuk membuka sebagian besar tubuhnya. Peserta yang dituntut untuk membuka sebagian besar tubuhnya dilihat atau ditonton oleh laki-laki bukan muhrimnya baik mereka itu adalah panitia, juru, atau penonton. Hal demikian bertentangan dengan hukum Islam yang mengharuskan menutup aurat dan melarang melihat aurat. Dalam Kontes ratu kecantikan terdapat praktek di mana laki-laki melihat, memandang dan menatap wanita peserta dan mencari siapa yang paling cantik di antara para peserta tersebut. Hal demikian bertentangan dengan hukum Islam yang melarang laki-laki secara sengaja memandang dan menatap wanita baik dengan syahwat ataupun tidak. Dalam Kontes ratu kecantikan terdapat praktek-praktek Tabařuj di mana para wanita berusaha memperlihatkan kemolekan dirinya kepada kaum laki-laki dan berusaha menarik perhatian mereka. Hal ini bertentangan dengan hukum Islam yang melarang kaum wanita melakukan Tabařuj